Ulil Albab KEMAMPUAN PERFORMANSI BAHASA DAN GRAMATIKA
TESIS KEMAMPUAN PERFORMANSI BAHASA DAN GRAMATIKA BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA KEDUA
Diajukan kepada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Promosi Magister
OLEH:
ULIL ALBAB 11.2.00.0.18.01.0133
PEMBIMBING: DR. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag
NIP: 19681023 199303 1 002
KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB PROGRAM STUDI PENGKAJIAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan tesis ini dapat
diselesaikan. Segala nikmat yang Allah berikan telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan seluruh keluarganya, sahabat, dan pengikut sunnahnya.
Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menguraikan tentang pembelajaran gramatika bahasa Arab sangat mempengaruhi kualitas performansi bahasa. Penulis menganggap bahwa pembelajaran gramatika bukan hanya sekedar formalitas dalam sebuah sekolah akan tetapi berkonstribusi dalam mengurangi kesalahan gramatika pada ujaran-ujaran penutur bahasa. Tesis ini ditulis sebagai pengembangan keilmuan dalam pendidikan bahasa khususnya pendidikan bahasa Arab.
Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini sangat banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa semua ini dapat dihadapi berkat dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Komaruddin Hidayat selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof. Azyumardi Azra selaku direktur SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga
kepada seluruh jajaran pimpinan SPs, Prof. Suwito, M.A., Dr. Yusuf Rahman, M.A., seluruh karyawan dan karyawati tata usaha, dan perpustakan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. DR. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag., selaku pembimbing dan promotor dalam penulisan tesis ini. Masukan, saran, dan kritikan yang telah diberikan sangat berguna sebagai bentuk pengembangan pengetahuan bagi penulisan tesis ini juga seluruh dosen yang telah memberikan gagasan- gagasan pemikiran demi berkualitasnya penulisan tesis ini.
3. Kepada seluruh keluarga, orang tuaku yang tersayang abi Hambali Yusuf, SH, M.Hum., dan umi Dra. Siti Hasanah Sri, M.Pd.I., yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan doa yang sangat berharga tanpa kenal lelah hingga selesainya penulisan tesis ini. Kepada adik-adikku yang telah menghibur dikala susah Ahmad Ma’arij A’la, Zata Ismah, Dhia Urrif’at, Rahmatusyifa, dan Muflihah Dini terima kasih telah memberikan semangat mudah-mudahan ayuk menjadi contoh yang husnul khotimah buat kalian.
4. Buat sahabat-sahabatku ayunda Herlina, Uni Sarah Abdillah, Tya, Iffa, mbak Zahra, Icha, Dila, kak Ita dan teman-teman angkatan 2012 SPS UIN Syarif Hidayatullah yang telah bersama-sama berjuang memberikan masukan-masukan pada penulisan tesis ini semoga kita dipertemukan lagi di lain waktu.
Semoga tesis ini dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa tesis ini
mempunyai banyak kekurangan untuk itu diharapkan tesis ini dapat memberikan ide bagi peneliti lain untuk membuat perkembangan penelitian lebih lanjut.
Jakarta, 08 Juli 2014/ Ramad}an 1435
Ulil Albab
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Ulil Albab
NIM : 11.2.00.0.18.01.0133 TTL : Palembang, 15 Mei 1989 Menyatakan bahwa Tesis yang berjudul ‚Kemampuan Performansi Bahasa dan Gramatika Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kedua ‛ adalah benar merupakan karya orisinil saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti ditemukannya unsur-unsur plagiasi, saya siap menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang diberlakukan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya.
Jakarta, 08 Juli 2014
Ulil Albab
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul ‚Kemampuan Performansi Bahasa dan Gramatika Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kedua ‛ yang ditulis oleh Ulil Albab, NIM: 11.2.00.0.18.01.0133, telah melalui proses bimbingan dan bisa dimajukan untuk Ujian Promosi.
Jakarta, 08 Juli 2014 Pembimbing,
DR. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
Tesis yang berjudul ‚Kemampuan Performansi Bahasa dan Gramatika Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kedua ‛, yang ditulis oleh Ulil Albab, NIM: 11.2.00.0.18.01.0133, telah lulus
dalam Ujian Pendahuluan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 30 Juni 2014, dan telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari Dewan Penguji. Selanjutnya tesis ini dapat dimajukan dalam Ujian Promosi Magister.
Jakarta, 08 Juli 2014 Dewan Penguji:
1. Prof. Dr. Suwito, MA .............................................. (Ketua Sidang/Meragkap Penguji) Tanggal................................
2. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA ..............................................
(Penguji) Tanggal................................
ABSTRAK
Tesis ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran gramatika secara formal di
dalam kelas terhadap kemampuan performa bahasa. Hal ini didasarkan pada uji statistik yang membuktikan bahwa antara nilai Pvalue pada skor performansi bahasa lebih kecil dari nilai
pada pembelajaran gramatika secara formal. Tesis ini merupakan kritik terhadap teori yang
digagas oleh John Truscott (2005), dan Krashen (2005), yang menyatakan bahwa pembelajaran gramatika secara formal merupakan suatu yang sia-sia karena dapat diperoleh secara natural. Pembelajaran gramatika secara formal juga mempunyai dampak yang sangat lemah, karena pelajar hanya mengingat pelajaran dalam waktu singkat setelah pembelajaran. Tesis ini juga mengkritik pendapat Joseph Webbe yang mengatakan bahwa gramatika bisa diperoleh hanya dengan berkomunikasi, latihan membaca, menulis juga berbicara.
Sebaliknya tesis ini mendukung teori H.G Widdowson (2005), Fahad Khali>l Zayid (2006), Vivian Cook (2008), yang menyatakan bahwa pengajaran gramatika membantu siswa dalam penulisan. Tesis ini juga mendukung pendapat Jianyun Zhang (2006) yang menyatakan gramatika adalah sesuatu yang penting, gramatika tidak diperoleh secara alami dan perlu diajarkan.
Berdasarkan kajian penelitian ini, semakin tinggi frekuensi pengetahuan struktur/gramatika yang dipelajari oleh peserta didik, dan penerapan gramatika tersebut dalam penggunaan bahasa secara kontinyu maka semakin dapat menghasilkan ujaran-ujaran bahasa yang benar dan terhindar dari kesalahan-kesalahan gramatika yang berlaku.
Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi nilai gramatika dan observasi secara individual terhadap kemampuan performa bahasa Arab peserta didik kelas akhir pada Madrasah Aliyah yang dapat dilihat melalui keterampilan berbicara.
ايسمر لصفلا في دعاوقلا سيردت ينب ةلاد ةقلاع ةثم ه نأ ثحبلا اذه تبثأ ب ةجيتن ينب نأ دكؤت تيلا ةيئاصحلإا ىلع ءانب كلذو .يوغللا ءادلأا ةءافكو .ايسمر دعاوقلا ميلعت في % 01 α ةجيتن نم لقأ يوغللا ءادلأا ةجيتن في (Pvalue)
ينشارك و، (2005) Truscott توكسورت ة يرظن ىلع دقن ثحبلا اذه .ةدئاف ةيأ ديفي لا يسمر لكش ب دعاوقلا سيردت ن إ لوقي يذ لا ) 5112 Krashen ( ايرثأت رث ؤي هنأ كلذ لىإ فضأو .ايعيبط اه يلع لوصلحا نكيم دعاوقلا نلأ كلذو ثحبلا اذهو .سيردتلا دعب قيض تقو في سردلا نوركذي بلاطلا نإ ثيح ، يفا عض دعا وقلا نأ ىأر يذلا Joseph Webbe ببيو فسوي يأر ىلع — اضيأ – دقن .ةثدالمحاو ةباتكلاو ةءارقلا بيردتو لصاوتلا للاخ نم اهل ي ص تح نكيم
H.G. Widdowson نوسودو .ج.ـه يأر ثحبلا اذه دكؤيو في ) 5112 ( Vivian Cook كوك نايفيفو ) 5112 ( دياز ليلخ دهف )، 5112 ( دكؤي ،كلذ ىلع
و ة لو .ةباتكلا ىلع بلاطلا دعاسي دعاوقلا سيردت نأ مهتلاقم ع لا نأ ن م ) 5112 ( Jianyun Zhang جناز نويناييج هيلإ بهذ ام ثحبلا اذه يغبني دعاوقلا ه إفن ،كلذ بجوبمو .ايعيبط اهليصتح نكيم لاو ّماه رمأ دعاوقلا .اهسيردت تيلا دعاوقلا ىلع درفلا ةفرعم تدادزا املك نأ ثحبلا اذه نم اقلاطنإ و قطنلا ةحص تدادزا املك رمتسم لكش ب ةثدالمحا في اه لمعتسيو ب و لا طلا اه و ملعتي .ةيدعاوقلا ءاطخلأا في عوقولا نع دعبلا دادزاو ةغللا في ةظحلالماو دعاوقلا جئ اتن قئاثو يه ثحبلا اذه في اهيلع دمتعلما رداصلماو ةراهم للاخ نم ةيلاعلا ةسردلما يرخلأا ىوتسلما في بلاطلل ةيبرعلا ةغللا ءاد لأ ةيدرفلا . ملاكلا
ABSTRACT
The study shows a significant correlation between formal grammar teaching in class and language performance
and competence proven by statistical measurement that indicates Pvalue value on language performance score is smaller than 10% on formal grammar teaching. Based on this study the higher frequency of grammatical competence obtained by the students and its application in continuous language practices the more they can produce correct utterances and avoid grammatical errors and mistakes.
This thesis criticizes the theory proposed by Truscott (2005), and Krashen (2005) arguing that formal grammar teaching is an useless effort as it can be acquired naturally. Formal grammar teaching has negative effects because students only remember what has been taught in short time. After that they forget. The thesis is also a critic for Joseph Webbe stating that grammar can be obtained through communication, reading, writing and speaking practices.
Instead this thesis support theories of H.G. Widdowson (2005), Khali>l Fahad Zayid (2006), Vivian Cook
(2008) and pointing out that grammar teaching assists student writing and Jianyun Zhang (2006) said that the grammar is so pivotal and need to taught.
The data sources of this research are grammar mark documentation and individual direct observation to Arabic language performance and competence of the higher-class students in senior high school viewed from their speaking skills.
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi Arab – Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
= ت s = س q = ق th
= ث sh = ش k = ك j
ص l = ل h{
s{ =
= ح d{ = ض m = م kh
t{ =
z{ =
dh = ذ
gh =
B. Vokal
1. Vokal Tunggal Tanda
Nama Huruf Latin Nama َ
Fathah
Kasrah
Dhammah UU
2. Vokal Rangkap Tanda
Nama Gabungan Nama Huruf ى... َ
Fathah dan Ai
a dan i
ya
a dan w wau Contoh : ييسح : H{usain
و… َ Fathah dan Au
لو ح : H{aul
C. Maddah Tanda
a dan garis di atas يى
آى Fathah dan alif
a>
i dan garis di atas وى
Kasrah dan ya
i>
Dhammah dan
u dan garis diatas wau
u>
D. Ta’ marbutah ( ة) Transliterasi ta ’ marbutah ditulis dengan ‚h‛ baik dirangkai dengan kata sesudahnya maupun tidak contoh mar’ah ( ةأره) madrasah (ةسرده) Contoh: ةرونولا ةنيدولا : al-Madinah al-Munawwarah
E. Shaddah Shaddah/tasydi>d di transliterasi ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf bersaddah itu. Contoh:
: rabbana
: nazzal
F. Kata Sandang Kata sandang ‚ لا‛ dilambangkan berdasar huruf yang mengikutinya, jika diikuti huruf syamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan, dan ditulis ‚al‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah. Contoh : سوشلا: ash-Shams
: al-Qalam
G. Pengecualian Transliterasi Adalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan di dalam bahasa Indonesia, seperti الله, asma>’ al- husna> dan ibn, kecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan dengan pertimbangan konsistensi dalam penulisan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii Pernyataan Bebas Plagiasi
v Persetujuan Pembimbing
vi Persetujuan Dewan Penguji
vii Abstrak Indonesia
viii Abstrak Arab
ix Abstrak Inggris
x Transliterasi Arab Latin
xi Daftar Isi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
C. Kerangka Berpikir
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
E. Hipotesis Penelitian
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II GRAMATIKA DAN PERFORMANSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
A. Gramatika sebagai Hasil Pemerolehan Nature 25
B. Gramatika sebagai Hasil Pemerolehan Nurture 27
C. Urgensi Belajar Gramatika dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
D. Konsep Performansi
1. Pengertian Penilaian Performansi
2. Urgensi Penilaian Performansi terhadap Penilaian Pelajaran Gramatika
3. Desain Penilaian Performansi
BAB III KEMAMPUAN GRAMATIKA BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA KEDUA
A. Profil Objek Penelitian
B. Sistem Pembelajaran Gramatika
C. Pembelajaran Gramatika Sebagai Penunjang Performa Bahasa
1. Peran Penyajian Gramatika Secara Formal 57
2. Peranan Lingkungan Formal
3. Peranan Lingkungan Informal
D. Kemampuan Pembelajaran Gramatika Peserta Didik
BAB IV KEMAMPUAN PERFORMANSI DAN KORELASI PEMBELAJARAN GRAMATIKATERHADAP KEMAMPUAN PERFORMA BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA KEDUA
A. Model Penilaian Performansi Gramatika Bahasa Arab sebagai Bahasa Kedua
B. Gramatika dan Kemampuan Performa Bahasa
1. Gramatika Sebagai Proses Akuisisi Alam Bawah Sadar/Natural
2. Gramatika Sebagai Proses Kesadaran 125
C. Hubungan Kemampuan Gramatika secara Formal dan Kemampuan Performa Bahasa
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan 133
2. Saran 134
DAFTAR PUSTAKA 135 LAMPIRAN-LAMPIRAN 151 GLOSSARY 161 INDEX
163 RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa kedua bagi peserta didik tentunya
tidak mudah. Menurut Asghar Ali Ansari pengajaran bahasa kedua harus diajarkan secara efektif, perlu kesabaran dan kerja keras serta metodologi yang diciptakan sesuai bagi
peserta didik. 1 Penelitian lain menunjukkan bahwa para pelajar bahasa kedua seringkali melakukan kesalahan dalam
bidang sintaksis, morfologis pengucapan dan ejaan. 2 Dalam pembelajaran bahasa kedua pembelajaran
gramatika secara formal masih diperdebatkan. Pendapat yang telah menghiasi perdebatan ini di antaranya pendapat
ekstrim yang menyatakan bahwa pembelajaran gramatika sama sekali tidak perlu diajarkan, karena penguasaannya akan terjadi dengan sendirinya sebagai akibat dari interaksi
dan komunikasi yang dilakukan. 3 Roger Hawkey juga memandang bahasa adalah apa yang dibicarakan oleh native
spekears dan bukan tentang bahasa itu sendiri. 4 Robert Lado berpendapat bahwa hafalan-hafalan qawa> ‘id hanya
1 Asghar Ali Ansari, ‚Teaching of English to Arab Students: Problems and Remedies‛, Educational Research Vol. 3(6) June (2012)
(accessed June 30, 2014) 2 Loae Fakhri Ahmad Jdetawy, ‚Problems Encountered by Arab
EFL Learners‛, Language in India Volume 11 : 3 March 2011 ISSN 1930-2940 (accessed June 30, 2014)
3 Marianne Celce-Murcia, Grammar Pedagogy in Second and Foreign Language Teaching, TESOL Quarterly dalam I Made Sutama,
‚Pengintegrasian Pembelajaran Gramatika ke Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia, ‛Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2 TH. XXXXI April 2008, ISSN 0215 – 8250 (diakses
1 Juni 2013). 4 Roger Hawkey, ‚A Modular Aproach to Testing English
Language Skill: The Development of the Certificate in English Skills (CELS) Examinitions ,‛The Linguistic, Language Teaching and Language Testing Background. (Cambridge: Cambridge University Press) 7.
mengakibatkan bahasa Arab 5 dipandang sukar, sulit dan
6 momok. Pernyataan Robert Lado yang mengatakan bahasa Arab dipandang sukar bukanlah satu-satunya. Dalam buku Buhu>thu fi Qaw ā’id al-Lughah al-‘Arabiyah bahasa Arab
yang sulit karena mempunyai bentuk yang setiap hurufnya itu mempunyai harakat, dan di dalamnya mempunyai kata pengecualian yang tidak bisa berubah ( mamnu‘ mina as}- s{arfi) kalimat mabni dan mu’rab serta kaidah-kaidah yang
sulit dipahami dibandingkan dengan bahasa lain. 7 Menurut Krashen pembelajaran gramatika mempunyai dua proses, yang pertama adalah akuisisi yaitu proses
perolehan di bawah alam sadar dan yang kedua belajar secara alami atau natural. Kedua proses itu tidak mempunyai
5 Bahasa Arab adalah bahasa Semitik yang dipakai oleh lebih dari 330 juta orang sebagai bahasa ibu di daerah Arab/Teluk Persia di
Timur sampai ke Atlantik Samudera di Barat. Selain itu bahasa ini juga dipakai 1,4 miliar umat muslim di seluruh dunia untuk melaksanakan s}alat mereka, bahasa Arab adalah bahasa yang sangat terstruktur dan derivative dimana morfologi memainkan peran yang sangat penting. Lihat: Khaled Shaalan ‚Rule-Based Approach in Arabic Natural Language Processing,‛ International Journal on Information and Communication Technologies, Vol. 3, No. 3, June 2010 (accessed July
14, 2013). Bahasa Arab mempunyai keistimewaan yang di dalamnya mempunyai ungkapan-ungkapan yang indah dan kata serapan makna dan kehati-hatian dalam bentuk yang rinci. Lihat: Markazu Nu>nu Lita’li>fi> wa at-Tarjamah, Buhu>thu fi Qaw ā’id al-Lughah al-‘Ara>biyah (al-halaqahal- u>l ā), (Jami‘ah al-Ma‘ārif al-Islāmiyah ath-Thaqāfiyah: 2010) www.almaaref.org (diakses 12 Juli 2013). Keistimewaan yang lain jika dilihat dari sejarah bahwa gramatika bahasa Arab ini berusia ribuan tahun dan mengandung sumber daya yang luar biasa kecanggihannya. Lihat: Karin C. Ryding, Reference Grammar of Modern Standard Arabic (New York: Cambridge University Press, 2005) (accessed July 14, 2013)
6 Abdul Mu’in Analisis Kontranstif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia (Tela’ah Terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta: Pustaka
Al –Husna Baru, 2004) 127. 7 Markazu Nu>nu Lita’li>fi> wa at-Tarjamah, Buhu>thu fi Qaw ā’id
al-Lughah al- ‘Ara>biyah (al-halaqah al-u>l ā), (Jami‘ah al-Ma‘ārif al- Isl āmiyah ath-Thaqāfiyah: 2010) www.almaaref.org (diakses 12 Juli 2013).
interaksi. Pendapat Krashen ini banyak dikritik oleh para
peneliti bahasa di antaranya adalah McLaughlin. Dalam jurnalnya Krashen juga mengatakan bahwa pengajaran
gramatika tidak mempunyai pengaruh terhadap keterampilan berbicara (masih terpinggirkan) dan masih rapuh. 9
John Broadus Watson tidak menerima/mengakui konsep alam sadar dan alam tak sadar/bawah sadar pada kegiatan mental manusia. Menurutnya pada bayi terdapat 3
reaksi yang tidak perlu dipelajari yakni: ketakutan, kasih sayang, dan marah. Konsep dasar Watson (Stimulus – Respon) ini diterima oleh berbagai pihak dan diperkuat oleh
para pengikutnya antara lain; Edwin B. Holt, Edward Chase Tolman, E.L. Thorndike, B. Leonard Bismark. 10
Hubungan antara Stimulus yang menimbulkan reaksi otot dan neuron sebagai pusat otot yang melekat pada
korteks (bagian dalam tengkorak kepala) mempunyai hubungan erat sekali dengan kesadaran dan bahasa. Menurut Bloomfield setiap bahasa merupakan sistem ujaran dan ujaran mempunyai struktur ujaran yang direkam harus
dianalisis. 11 Pendapat Krashen yang mengatakan bahwa gramatika
diperoleh melalui alam bawah sadar juga mendapat sanggahan dar i Jianyun Zhang. Zhang mengatakan bahwa tata bahasa adalah dasar bagi bahasa yang tidak diperoleh secara alami, perlu diajarkan dan diinstruksikan oleh guru.
8 Renu Singh, ‚Controversies in Teaching English Grammar,‛ Academic Voices A Multidisciplinary Journal, Vol. 1, No. 1,
2011(accessed May 21, 2013). 9 Stephen D. Krashen, ‚The Effect of Formal Grammar
Teaching: Still Peripheral,‛ TESOL QUARTERLY, Volume 27, No 4 Winter 1993 (accessed July 1, 2013).
10 Felysianus Sanga, ‚Analisis Kontrastif Mengatasi Kesulitan Guru Bahasa di Provinsi Nusa Tenggara Timur, ‛ Linguistika Vol. 15,
No. 28, Maret 2008 (diakes 13 Maret 2014) 11 Felysianus Sanga, ‚Analisis Kontrastif Mengatasi Kesulitan
Guru Bahasa di Provinsi Nusa Tenggara Timur ‛, Linguistika Vol. 15, No. 28, Maret 2008 (diakes 13 Maret 2014)
Tata bahasa mengatur tingkatan-tingkatan kalimat yang
mana diperbolehkan atau tidak. Menurut Rod Ellis adanya banyak kontroversi ini
membutuhkan lebih banyak juga penelitian. Ellis memberikan saran bahwa pengajaran gramatika harus fokus
pada struktur gramatika yang diketahui menjadi masalah daripada mencoba mengajarkan seluruh aspek gramatika. Idealnya pengajaran gramatika ini diajarkan juga dalam
komunikasi. 13 Jika kita lihat lagi definisi gramatika menurut kamus Oxford adalah suatu studi atau ilmu yang mempunyai aturan atau bentuk-bentuk kata (morfologi). Kamus Longman Dictionary of Contemporary English mendefinisikan gramatika sebagai studi tentang penggunaan aturan
pengubah bentuk menjadi kalimat. 14 Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mengkaji konstruksi-konstruksi yang
bermodalkan kata. 15 Kemudian W. Nelson Francis mengatakan ada tiga pengertian gramatika, Pertama
gramatika adalah seperangkat pola-pola aturan tata bahasa yang disusun dalam menyampaikan makna yang lebih besar, kedua gramatika adalah sebuah cabang ilmu linguistik mempunyai formula dan pola bahasa formal, ketiga gramatika adalah etika linguistik atau etika berbahasa untuk
12 Jianyun Zhang, ‚Necessity of Grammar Teaching, ‛International Education Studies Vol.2, No. 2 May 2009. www.ccsenet.org/journal.html (accessed May 21, 2013)
13 Rod Ellis, ‚Current Issue in the Teaching of Grammar: An SLA Perspective,‛ TESOL QUARTERLY Vol. 40, No. 1 March 2006
(accessed July, 14 2013) 14 R. Bastone, Grammar dalam Shih-Chuan Chang, ‚A
Contrastive Study of Grammar Translation Method and Communicative Approach in Teaching English Grammar, ‛ English Language Teaching, Vol. 4, No. 2, June 2011. www.ccsenet.org/elt.(accessedJune 1, 2013)
15 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab Frasa-Klausa-Kalimat (Malang: Misykat, 2004) 26.
lebih baik dalam pengucapan. 16 Definisi-definisi di atas menunjukkan
dipelajari untuk membenarkan atau seperangkat aturan dalam penggunaan bahasa yang tentu saja menghindari kesalahpahaman dari lawan bicara.
bahwa
gramatika
Menurut sejarah pembelajaran gramatika telah ada semenjak periode Yunani dan Romawi bahkan studi bahasa saat itu lebih memfokuskan kepada gramatika. Hal ini
bertujuan untuk memungkinkan para pembelajar membaca dan menulis dengan benar. Para ahli bahasa juga memberikan perhatian khusus terhadap pengajaran gramatika. Banyak
penelitian kelas yang telah dilakukan dan terbukti bahwa pengajaran gramatika yang efektif dapat meningkatkan akurasi pelajar bahasa Inggris dalam penggunaan ketatabahasaan seperti yang dilakukan oleh Cardierno (1995), Doughty (1991), Thornbury (1991), dan Tom Hutchinson. Mereka mempunyai pendapat yang sama bahwa pengetahuan tentang gramatika sangat penting ketika murid
akan menggunakan bahasa Inggris secara kreatif. 17 Chomsky berpendapat bahwa sebagian besar para
praktisi/akademisi masih belum percaya diri ketika mengajar gramatika sehingga menjadikan pengajaran gramatika ini
kurang efektif. 18 Ketika pengajaran gramatika kurang efektif maka yang terjadi adalah murid kurang memahami dan
menguasai tentang gramatika. Menurut Roberta Stathis dan Patrice Gotsch pengajaran gramatika berarti mengajarkan
16 W. Nelson Francis, ‚Revolution in Grammar dalam Patrick Hartwell, ‚Grammar, Grammars, and the Teaching Grammar,‛ College
English, Vol. 47, No. 2 (Feb., 1985), pp. 105-127, http://www.jstor.org (accessed June 19, 2013)
17 Renu Singh, ‚Controversies in Teaching English Grammar,‛ Academic Voices A Multidisciplinary Journal, Vol. 1, No. 1, 2011
(accessed May 21, 2013). 18 Kent Hill, ‚Concept-Based Grammar Teaching: An Academic
Responds to Azar, ‛ Teaching English as a Second or Foreign Language (TESL-EJ), Vol. 11, No 2, Sept 2007(accessed May 21, 2013).
komunikasi, karena gramatika adalah dasar dari sistem
19 bahasa. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan ilmuan
Barat zaman dahulu tentu saja mempunyai fokus problem yang sama terhadap urgensi pembelajaran gramatika pada
bahasa Arab. Hal ini juga dirasakan sampai sekarang yang mana kesan dan pesan pembelajaran qawa>‘id bahasa Arab masih kurang menyenangkan.
Muhbib dalam bukunya Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab berpendapat bahwa qawa>‘id / gramatika adalah sebuah sarana, perantara atau media yang
diharapkan dapat mengantarkan penstudinya mampu berbicara, membaca, dan menulis secara benar, yang dapat
menjaga bahasanya dari kesalahan. 20 Menurut Widdowson gramatika adalah hal yang sangat penting akan tetapi tanpa
komunikasi gramatika akan sia-sia saja. 21 Pada dasarnya kegiatan pengajaran tata bahasa
harusnya disertai juga dengan latihan yang komunikatif. 22
19 Roberta Stathis and Patrice Gotsch, ‚Explicit Grammar Instruction: The Research Basis for Grammar Galler y,‛ Teaching
Writing Center, 2011 www.teacherwritingcenter.org (accessed June 1, 2013).
20 Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) 175. 21 Widdowson dalam Rob Batstone, ‚Grammar in Discourse:
Attitude and Deniability ‛, Principle & Practice in Applied Linguitic Studies in Honour of H.G. Widdowson (Oxford: Oxford University Press, 2005) 207.
22 Kegiatan pengajaran tata bahasa terdiri dari dua bagian yaitu pengenalan kaidah-kaidah bahasa dan pemberian latihan drill. Latihan
drill mempunyai tiga jenis di antaranya latihan komunikatif. Lihat Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2006) 86. Kompetensi komunikatif mencakup tiga kompetensi utama; kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, strategis. Kompetensi gramatikal adalah jenis kompetensi yang meliputi pengetahuan tentang unsur leksikal, aturan morfologi, sintaksis, tata bahasa, semantik dan fonologi. Lihat Michael Canale and Meril Swain, ‚Theoritical Bases of
Menurut McQuade pengajaran gramatika adalah sebuah tradisi di sekolah. Pengajaran gramatika merupakan sebuah
tekanan dari orang lain (guru, orang tua dan pejabat sekolah) dan juga ada kesan arogansi dalam pemberian nilai ketika satu murid mendapatkan nilai A maka semua siswa dianggap
mampu dalam menguasai satu materi gramatika. 23 Adanya beberapa pendapat\ diatas diperlukan pengembalian citra pembelajaran gramatika, dimulai dari improvisasi sistem
pembelajaran, metode, sampai kepada sistem penilaian sehingga menjadi suatu hal yang menarik bagi peserta didik dalam mempelajari gramatika.
Di Indonesia kurikulum pembelajaran gramatika di madrasah negeri diajarkan secara implisit 24 yang mana
gramatika ini diajarkan secara bersama-sama dalam empat komponen kemahiran berbahasa. Berbeda dengan pesantren
baik salaf maupun modern pembelajaran gramatika diajarkan secara eksplisit atau terpisah. Pesantren tradisional atau
Communicative Approaches to Second Language Teaching and Testing, ‛ Applied Linguistic, Vol.1, No.1 (2002), 29-30, http://ibatefl.com (accessed April 17, 2013) istilah kompetensi komunikatif diciptakan pertama kali oleh Delly Hymes kompetensi komunikatif adalah aspek kompetensi yang memungkinkan menyampaikan dan menafsirkan pesan antarpersonal dalam konteks-konteks tertentu. Lihat H. Douglas Brown, Teaching by Principles An Interactive Approach to Language Pedagogy, (United States of America: Pearson Education, 2007) 241.
23 Finly McQuade, ‚Examining a Grammar Course: the Rationale and the Result dalam Philip Hamrick ‛, The Effectiveness of
Cognitive Grammar and Traditional Grammar in L1 Pedagogy: an Empirical Test ‛. Thesis: Youngstown State University, 2008. (accessed June 10, 2013).
24 Pengajaran gramatika secara eksplisit adalah pengajaran yang menjelaskan aturan-aturan formula tata bahasa, sedangkan pengajaran
gramatika secara implisit adalah pengajaran yang tidak menjelaskan tentang aturan formula tata bahasa. Pengajaran grammar ekplisit dan implisit ini masih menjadi perdebatan diantara para ilmuwan yang mengklaim bahwa pengajaran implicit lebih baik dan sebaliknya. Lihat Robert DeKeyser, ‚Implicit and Explicit Learning of L2 Grammar: A Pilot Study, ‛TESOL QUARTERLY, Volume 28, No. 1, 1994 (accessedJune 20, 2013).
pesantren salafiyah memiliki sistem gradasi pendidikan dan kurikulum longgar berdasarkan penguasaan kitab Islam
klasik. Pembelajaran dan kurikulum ditentukan oleh tingkatan kualitas kitab-kitab Islam klasik dan menggolongkan kitab Islam klasik tersebut ke dalam tiga kelompok yaitu kitab-kitab dasar, kitab-kitab tingkat menengah dan kitab besar. Adapun pengajaran prinsip- prinsip ketatabahasaan bahasa Arab diajarkan pada kelompok kitab-kitab dasar. Pada bentuk aplikasi yang mengkaji ketatabahasaan bahasa Arab dalam menganalisis kitab-kitab dikelompokkan pada kitab-kitab tingkat menengah atau grade II.
Pada kitab-kitab besar atau grade III santri sudah bisa menganalisis dalam konteks luas dan ketatabahasaan bahasa
Arab yang kompleks. Sementara itu pada pondok pesantren modern seperti Gontor tidak lagi menjadikan kitab-kitab klasik sebagai rujukan utama, kurikulum di pesantren
modern diberikan juga pendidikan umum. 25 Sama seperti pesantren modern lainnya yang memasukkan kurikulum
pendidikan nasional dan menjadikan keterampilan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai ciri khasnya. Jika memasuki ranah penilaian gramatika bahasa Arab kedua bentuk pesantren ini memiliki persamaan sistem penilaian yaitu dengan menggunakan ranah penilaian kognitif atau sebatas hafalan/ingatan dan pemahaman.
Melihat sistem penilaian gramatika di pesantren dan di madrasah belum terlihat adanya improvisasi bentuk penilaian seperti penilaian performa atau performance assessment penilaian ini sudah sering dipakai pada pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian performa sering diabaikan karena pembuatan instrumen penilaian ini membutuhkan waktu yang agak lama. Padahal tes performa
25 Ahmad Syamsu Rizal, ‚Transformasi Corak Edukasi dalam Sistem Pendidikan Pesantren, dari Pola Tradisi ke Pola Modern,‛ Jurnal
Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 9 No.2 2011 (diakses 12 Juli 2013) Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 9 No.2 2011 (diakses 12 Juli 2013)
belajar siswa berdasarkan atas penafsiran dari tingkah laku berdasarkan kriteria/standar penguasaan mutlak. 26
Selama ini yang terjadi penilaian mata pelajaran bahasa hanya dilakukan sebatas empat kompetensi berbahasa
menyimak, berbicara, membaca dan menulis, sedangkan aspek gramatika penilaian yang diambil secara kognitif dan terpisah dari penilaian berkomunikasi. Pada dasarnya tujuan pembelajaran bahasa adalah supaya peserta didik bisa berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajari. Adapun tujuan pembelajaran gramatika adalah supaya peserta didik terhindar dari kesalahan-kesalahan gramatika bahasa. Oleh karena itu sudah sepatutnya penilaian gramatika bahasa memakai bentuk tes performa yang menilai secara objektif kemampuan gramatika peserta didik dalam ujaran-ujaran yang dilakukan.
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu pesantren di kota Palembang. Alasan peneliti mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian dikarenakan pesantren ini memiliki keunikan. Dikatakan unik karena pesantren ini bercorak modern yang didalamnya terdapat mata pelajaran umum, dan terdapat juga kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband. Pesantren ini sering mengikut sertakan santrinya pada lomba-lomba kebahasa Araban. Jika dilihat pada sistem pendidikan mempunyai corak salafiyah ini terlihat dari segi pengajaran qawa>‘id berpedoman pada buku-buku yang cenderung dipakai pada pesantren salafiyah, 27 dan tingkat
26 Iding Tarsidi, Bahan Presentasi Performance Tes, file.upi.edu (diakses 20 Juni 2013).
27 Dalam melihat sebuah sistem pendidikan masyarakat sering membedakan antara pesantren salaf dan khalaf. Pesantren salaf biasanya
merujuk pada pesantren yang dikelola secara tradisional sebagaimana yang digambarkan Zamakhsari Dafir dalam bukunya dimana pesantren
tradisional biasanya diidentikan dengan 5 elemen utama yang harus dimiliki yaitu asrama, masjid, santri, kyai, dan pengajian kitab kuning tradisional biasanya diidentikan dengan 5 elemen utama yang harus dimiliki yaitu asrama, masjid, santri, kyai, dan pengajian kitab kuning
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti di pesantren tersebut tentang kemampuan performansi gramatika bahasa Arab. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memberikan data dan informasi mengenai kemampuan performa gramatika bahasa Arab. Dalam pengetahuan penulis sampai saat ini di pesantren tersebut belum pernah ada peneliti sebelumnya yang mengkaji tentang kemampuan performansi bahasa dan gramatika bahasa arab sebagai bahasa kedua.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Gramatika dalam kemampuan berbahasa, yang dimaksudkan dalam kemampuan berbahasa ini adalah
kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Penelitian ini lebih difokuskan pada kompetensi gramatika dalam kemampuan performansi yang teridentifikasi melalui kemampuan memproduksi dalam hal ini melalui keterampilan berbicara bahasa Arab.
b. Akuisisi bahasa, akuisisi atau pemerolehan bahasa identik dengan proses memperoleh bahasa ibu atau bahasa pertama secara tidak sadar atau natural. Pada penelitian ini tidak membahas tentang pemerolehan bahasa akan tetapi kepada kemampuan gramatika bahasa Arab sebagai bahasa kedua.
melalui model halaqah (Jawa: sorogan, bandongan). Lihat: Abd. Muin M, dkk. Pendidikan Pesantren dan Potensi Radikalisme (Jakarta: CV. Prasasti, 2007) 221.
c. Sistem pembelajaran gramatika secara implisit dan eksplisit. Sistem pembelajaran gramatika secara
implisit (pembelajaran gramatika yang tergabung pada empat kompetensi berbahasa) dipakai oleh madrasah negeri dan swasta. Sedangkan sistem pembelajaran
secara eksplisit (pembelajaran gramatika yang terpisah dari empat kompetensi berbahasa) dipakai oleh pesantren
gramatika
salaf maupun modern.
2. Pembatasan Masalah Melihat begitu luasnya
permasalahan yang diidentifikasi, maka jangkauan permasalahan seperti yang
telah diuraikan di atas tidak mungkin dilakukan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penelitian ini dibatasi
dalam tiga hal, yaitu;
a. Topik yang akan diteliti dalam tesis ini hanyalah tentang performa qawa>‘id nah{w dan s{arf peserta didik.
b. Performa gramatika yang dinilai hanyalah performa yang terlihat pada kemampuan berbicara.
c. Subjek yang akan diteliti yaitu siswa-siswi yang duduk di kelas akhir Madrasah Aliyah.
d. Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2013/2014 dari tanggal 28 Desember sampai 18 Februari 2014.
3. Perumusan Masalah Berlandaskan pokok-pokok permasalahan, maka rumusan masalah yang diteliti adalah bagaimanakah pengetahuan gramatika bahasa Arab peserta didik yang telah diperoleh secara formal mampu menampilkan performa bahasa Arab tanpa kesalahan gramatika?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah untuk:
1. Mengetahui input pembelajaran gramatika bahasa Arab peserta didik.
2. Mengungkap skor performansi gramatika bahasa Arab peserta didik.
3. Menganalisis sejauh mana aspek gramatika dalam kemampuan performa gramatika bahasa Arab.
D. Manfaat Penelitian Di samping tujuan yang dicari sebagaimana telah
dikemukakan di atas penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, antara lain:
1. Dari sisi teoritis hasil penelitian diharapkan memberikan pemahaman tentang pentingnya penguasaan gramatika.
Kepentingan penyesuaian pengajarannya sesuai tingkat kemampuan dan umur peserta didik, dan bentuk penilaian yang lebih objektif.
2. Dari sisi praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada para pemerhati pendidikan pada umumnya dan guru bidang studi bahasa Arab khususnya agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengajarkan gramatika bahasa Arab. Penelitian ini sebagai salah satu bentuk pengembangan pembelajaran bahasa Arab.
E. Kerangka Berpikir Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan penutur tentang tata bahasa yang memungkinkan dia untuk melakukan performansi atau pelaksanaan bahasa itu yang berupa memahami kalimat- kalimat (yang didengar) (pelaksanaan reseptif) dan
gramatika
melahirkan kalimat-kalimat produktif. 28
28 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 30
Gramatika bahasa Arab atau sering disebut dengan
29 q awa>‘id adalah aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang terdapat dalam menyusun kalimat bahasa Arab. Dengan
demikian pembelajaran qawa>‘id adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga diharapkan
mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar. 30
Performansi adalah pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan nyata. 31
Kemampuan performansi bertujuan menggambarkan dan menjelaskan penilaian intuisi mengenai bentuk atau kalimat bahasa. Pada saat yang sama diharapkan mampu untuk menambah pengetahuan bahasa yang komprehensif dan juga
pada memproduksi bahasa. 32 Penilaian berbasis performansi memberikan informasi
tentang bagaimana peserta didik mengerti untuk menerapkan pengetahuannya. Guru dapat mengintegrasikan penilaian berbasis performansi ini ke dalam proses belajar mengajar
29 Ilmu nah{w telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam memahami bahasa Arab ilmu ini tidak dapat terpisahkan baik yang
diungkapkan itu secara lisan atau tulisan. Ilmu nah{w sarat dengan pernak-pernik kaidah bahasa. Pembelajaran nah{w ini yang dipakai oleh ulama mempunyai dua model yaitu klasik dengan metode qiyâsî yaitu memberikan kaidah terlebih dahulu dan disusul dengan contoh, dan model kontemporer dengan model istiqra>’i yang kebalikan dari model qiyâsî. Lihat: Abd. Mu’in dkk, ‚Efektifitas Ilmu Nah{w dalam Pembelajaran Bahasa Arab: Studi Kasus di Mas Simbang Kulon Pekalongan, ‛ Jurnal Penelitian Vol. 8, No. 1, Mei 2011. 157-174. (diakses 3 Juni 2013)
30 Zakiyah Arifa dan Dewi Chamidah, ‚Pengembangan Bahan Ajar Qawaid Bahasa Arab Berbasis Mind Map Untuk Tingkat Perguruan
Tinggi , ‛ www.academia.edu (diakses 3 Juni 2013). 31 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009) h. 77 32 Gerard Kempen and Karin Harbusch, Performance Grammar:
A Declarative Defenition, pubman.mpdl.mpg.de (accessed July 01, 2013) A Declarative Defenition, pubman.mpdl.mpg.de (accessed July 01, 2013)
dengan cara mencerminkan situasi kehidupan nyata yang merupakan bagian integral dari rutinitas kelas. Penilaian performansi menghubungkan pengalaman siswa dengan kurikulum dan terlibat secara aktif, penilaian ini adalah bagian dari proses belajar mengajar. 34 Dengan demikian
penilaian performansi adalah bagian dari reformasi pendidikan dan bentuk baru pernyataan atas keberatan dalam
penggunaan nilai standar sebagai tolak ukur kemampuan siswa. 35
Kesimpulan kerangka berpikir dan alur penelitian yang akan dilakukan adalah:
Penilaian kompetensi
Gramatika
Kelompok Kelompok kategori nilai kategori nilai tinggi Rendah
Skor Kemampuan performansi gramatika
bahasa Arab
33 K. M. Hibbard and others, A Teacher’s Guide to Performance- Based Learning and Assessment dalam Amy Brualdi, ‚Implementing
Performance Assessment in the Classroo m,‛ ERIC Digests http://www.users.muohio.edu (accessed June 21, 2013).
34 Mark Twain, Documenting Performance Assessment The Bridge From Teachers to Classrooms dalam Margo Gottlieb, Assessing
English Language Learners Bridges from Language Proficiency to Academic Achievement, (California: Corwin Press, 2006) 111. 35
Kohn dalam H. Douglas Brown, Teaching by Principles An Interactive Approach to Language Pedagogy, (United States of America: Pearson Education, 2007) 481.
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan Tulisan Dana R. Ferris The ‘‘Grammar Correction’’
Debate in L2 Writing: Where are we, and where do we go from here? (and what do we do in the meantime . . .?) (2004) mengomentari tulisan John Truscott The Case Against Grammar Correction In L2 Writing Classes (1996). Truscott mengomentari tentang kasus pembenaran (koreksi) dalam kemampuan belajar menulis bahasa asing yang selama ini dilakukan oleh guru bahasa bahwa pengkoreksian tidak efektif dilaksanakan karena hanya dapat membatasi kreatifitas peserta didik dalam menulis. Ferris menyangkal dan membuktikan dalam observasinya pengkoreksian dalam kemampuan menulis dapat memberikan feedback atau umpan balik. Pengkoreksian juga dapat mengidentifikasi kesalahan menulis peserta didik. Dari proses kesalahan- kesalahan gramatika penulisan peserta didik guru dapat membenahi lagi strategi pembelajaran gramatika yang telah
dilakukan. 36 Penelitian yang dilakukan oleh Fahd Khali>l Zayid al-
Akhta ’ Ash āi‘ah an-Nah{w wa as}-S{arfiyah wa al-Imlāiyah (2006) bahwa seorang siswa tidak akan bisa memperoleh kemampuan berbicara, membaca, dan menulis dengan benar dan tidak dapat mengekspresikan dirinya apabila siswa tersebut belum memiliki kemampuan memahami kaidah dasar nah{w. Dalam risetnya terdapat 25% kesalahan nah{w pada latihan-latihan yang diberikan pada siswa kelas dasar, dan terdapat kesalahan sebesar 50% dalam penerapan kaidah
nah{w dan s{arf yang dialami oleh siswa kelas menengah. 37
36 Dana R. Ferris, ‚The ‘‘Grammar Correction’’ Debate in L2 Writing: Where are we, and where do we go from here? (and what do we
do in the meantime . . .?), ‛Journal Second Language Wrtiting 13, (2004) 49-62. www.sciencedirect.com. (accessed May 21, 2013).
37 Fahd Khali>l Zayid, al- Akhta’ ash-Sh āi’ah an-Nah{w wa as}- S{arfiyah wa al-Iml āiyah, (‘amān: Dār al-Yāzawari> al-‘Ilmiyah li an-Nas}ri
wa at- Tawziy’i, 2006) (diakses 12 Juli 2013)
Pada penelitian yang lain yang berjudul Modernisasi Pengelolaan Pendidikan Pesantren (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Nurul Haramain Putri Narmada ) (2007). Pesantren tersebut memiliki perpaduan (sintesis) tiga sistem
pendidikan yaitu Pondok Pesantren Modern Gontor, Pondok Pesantren dar al-Nah ḍatain NW dan Pemerintah (Kemenag dan Kemenpora). Pesantren ini memiliki disiplin dua bahasa yaitu Arab dan Inggris serta mengadopsi beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Pondok Modern Gontor seperti al-Mut{a> la’ah, al-Mahfuz}a>t, al-Bala>ghah (Bayan, Ma’ani, dan Badi’), al-Imla’, al-Insha’, Durus al-Lughah, Reading, Conversation, dan Dictation. Pesantren ini juga mengadopsi pembelajaran kitab kuning muatan lokal berupa ke-NW-an. 38
Badudu (2008) mengidentifikasi 15 jenis kesalahan sintaksis dalam skripsi mahasiswa Fakulatas Sastra
Universitas Hasanuddin. 15 jenis kesalahan diantaranya adalah subjek kalimat tidak jelas, kekacauan penggunaan kata kerja aktif-pasif dalam kalimat, dan preposisi dalam kalimat tidak tepat. Menurut Badudu pengajaran sintaksis belum terarah pada fungsinya sebagai alat komunikasi
tulisan. 39 Syamsul
judul penelitian Problematika Pembelajaran Aspek Kebahasaan di Sekolah dan Solusinya (2009) berpendapat bahwa untuk mengatasi problematika pembelajaran kebahasaan salah satunya adalah mengadakan penelitian tentang perkembangan gramatika. Komponen-komponen kebahasaan menjadi dasar kegiatan
Ghufron,
dengan
38 Maimun dan Subki, ‚Modernisasi Pengelolaan Pendidikan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri
Narmada),‛ Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 3, No. 2, Juni 2007 (diakses 12 Juli 2013)
39 Badudu dalam A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) 185.
berbahasa yang harus dikuasai siswa akan tetapi bukanlah
menjadi tujuan pembelajaran bahasa. Peneliatan Pazaver dan Hong Wang Asian Students’
Perceptions of Grammar Teaching in the ESL Classroom (2009). Menyatakan bahwa siswa memiliki berbagai persepsi dalam pengajaran gramatika. Beberapa siswa mengatakan gramatika sangat membantu dalam pembelajaran mereka beberapa lagi mengatakan gramatika sangat berguna dalam menulis. Pemahaman yang baik dalam pembelajaran gramatika dapat membuat lebih mudah dalam
mengidentifikasi kesalahan mereka. 41 Fathul Mujib dengan tulisannya Rekonstruksi
Pendidikan Bahasa Arab dari Pendekatan Konvensional ke Intergratif Humanis (2010). Berdasarkan hasil observasinya
kegagalan dalam pengajaran gramatika disebabkan guru menitikberatkan perhatian hanya pada hafalan syair-syair atau matan tentang ilmu nah{w dan s}arf. Guru hanya menyajikan contoh dan tidak dikaji secara kritis. Selanjutnya Mujib mengatakan pola hubungan antara guru dan murid seperti tuan dan majikan. Guru hanya memberikan contoh kemudian murid memberikan contoh serupa dan jarang mengetahui kelemahan murid-muridnya. Pembelajaran gramatika tidak disandingkan dengan disiplin ilmu lain
seperti al- 42 Qur’an dan ilmu bahasa. Wisnawati Loeis dengan judul penelitian, Metode
Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab (2011). Dalam penelitiannya bahwa pembelajaran bahasa Arab di Pondok
40 Syamsul Ghufron, ‚Problematika Pembelajaran Aspek Kebahasaan di Sekolah dan Solusinya, ‛Prospektus, Tahun VII No 2,
Oktober 2009 (diakses 21 Mei 2013). 41 Anne Pazaver, Hong Wang, ‚Asian Students’ Perceptions of
Grammar Teaching in the ESL Classroom,‛ The International Journal of Language Society and Culture, LSC-2009 ISSN 1327-774X, (accessed July 14, 2013)
42 Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab dari Pendekatan Konvensional ke Intergratif Humanis (Yogyakarta:
Pedagogia, 2010) 178.
Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo kelihatan lebih berhasil. Ini terbukti banyak alumninya yang melanjutkan
pendidikannya ke luar negeri. Buku yang dipakai di Pondok Pesantren ini adalah Durus al-Lughah al- ‘Arabiyah jilid I. Buku ini mengajarkan tentang kosakata ‘arabiyah dan mempraktekkan secara langsung dalam percakapan sehari- hari baik dikelas maupun diluar kelas. 43
Dalam penelitiannya Galuh Kirana, Kompetensi Gramatikal dan Kontekstual Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Dalam Menulis Paragraf Ekspositori (2012). Kompetensi gramatikal dan kontekstual pada kemampuan menulis menyimpulkan bahwa pada umumnya mahasiswa sudah mempunyai kemampuan gramatikal dan kemampuan kontekstual namun terdapat beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian. Teori-teori gramatikal dan kontekstual hendaknya harus diingat oleh mahasiswa dalam menulis dan tidak berasumsi bahwa dengan menerapkan kaidah gramatika membuat tulisan tidak variatif dan
membosankan. 44 Dari beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan kemampuan gramatika ternyata belum satupun yang melakukan penelitian tentang kemampuan performansi bahasa dan gramatika bahasa arab sebagai bahasa kedua. Oleh karena itu penelitian ini menjadi cukup signifikan karena hasil penelitiannya diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan pendidikan dalam bidang gramatika bahasa Arab dan memberikan kontribusi pada pesantren-pesantren di kota Palembang khususnya.
43 Wisnawati Loeis, ‚Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab,‛ Turas, Vol. 7, No. 2, Agustus 2011 (diakses 12 Juli 2013) 44
Galuh Kirana Dewi Areni, ‚Kompetensi Gramatikal dan Kontekstual Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Dalam Menulis Paragraf Ekspositor i,‛ journal.unnes.ac.id, 2012 (diakses 21 Mei 2013)
G. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Verbal:
H 1 = Terdapat hubungan positif antara pembelajaran gramatika dengan skor performa gramatika.
2. Pengujian Hipotesis: Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis statistik tiap variabel. Jika hasil
Pvalue< (10%) maka terdapat hubungan antara
variabel pembelajaran gramatika dan skor performa.
H. Metode Penelitian
1. Desain Penelitin
a. Lokasi Penelitian Peneliti akan mengamati performansi gramatika bahasa