Pemberian Ransum yang Lebih Awal Dapat Mempercepat Penyerapan Kuning

enzim lipase dari pankreas dan diserapnya Charoen Pokphand Bulletin Service,

2006. Pemberian Ransum yang Lebih Awal Dapat Mempercepat Penyerapan Kuning

Telur Sisa kuning telur pada umumnya akan habis hingga 4 hari setelah menetas. Studi terbaru mengindikasikan bahwa sisa kuning telur digunakan lebih cepat oleh anak ayam yang sudah mendapatkan ransum lebih awal pada anak ayam broiler saat menetas adalah 6,5 gram, yang berkurang menjadi 0,4 gram dalam waktu 96 jam pada anak ayam yang diberi ransum segera setelah menetas Gambar 2, tetapi berat kuning telur yang tersisa pada anak ayam yang dipuasakan 24 dan 48 jam adalah 0,7 gram dan 1,5 gram setelah 96 jam. Hal ini disebabkan karena gerakan anti peristaltik yang mentransfer kuning telur hingga ke duodenum karena dirangsang dengan kehadiran makanan di dalam saluran usus. Tetapi pada proses penetasan anak ayam di perunggasan komersial, anak ayam akan ditransfer dari inkubator ketika sebagian besar telah terlepas dari kerabang telur. Diikuti dengan proses selanjutnya seperti sexing, vaksinasi dan pengemasan yang dilakukan sebelum dimasukkan ke dalam box untuk dikirim. Jadi dalam kenyataannya, anak ayam seringkali tidak mendapatkan air minum dan ransum, yang menyebabkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan terlambat. Oleh karena segera setelah penetasan merupakan periode kritis untuk perkembangan dan kelangsungan hidup bagi anak ayam Charoen Pokphand Bulletin Service, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Grafik pengaruh ketiadaan ransum setelah penetasan 0 – 48 jam ii terhadap berat badan broiler pada interval 48 jam Sedangkan pada anak ayam yang diberi ransum segera dan dipuasakan 24 jam tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap berat badan. Dilaporkan juga dari studi lain bahwa ayam yang tidak diberi ransum dan air minum dalam kurun waktu 48 jam setelah menetas dapat menurunkan berat badan 7,8 dibandingkan dengan anak ayam yang diberi ransum segera setelah menetas. Pada percobaan lain dilaporkan bahwa pullet dan anak ayam yang dipuasakan selama 48 jam atau lebih akan memperlambat pertambahan berat badan dan perkembangan usus, menurunkan areal penyerapan usus dan membatasi kapasitas pengambilan nutrien yang penting, jadi merupakan kontribusi untuk pertumbuhan terlambat di kemudian hari akan menurun. Pemberian ransum yang lebih cepat pada anak ayam akan meningkatkan persentase daging dada yang dihasilkan hingga 7 – 9 jika dibandingkan dengan anak ayam yang dipuasakan. Hal ini berkaitan dengan perbedaan perkembangan kerangka dan otot atau efek jangka panjang dengan pemberian ransum yang lebih awal Charoen Pokphand Bulletin Service, 2006. Universitas Sumatera Utara Keterlambatan pemberian ransum ternyata memberikan efek yang negatif terhadap pertambahan berat badan broiler. Keterlambatan pemberian ransum setelah 15 jam pengiriman DOC menyebabkan pertambahan berat badan ayam lebih lambat. Pada hari ke-7 sampai hari ke-8, ayam yang diberikan ransum lebih awal menghasilkan berat badan yang lebih tinggi 20 g dibandingkan berat badan ayam yang terlambat 15 jam diberi ransum. Pengaruh keterlambatan ini terlihat sangat signifikan pada umur 35 – 40 hari. Perbedaan berat badan mencapai 80 g yang mana dapat mengurangi pendapatan peternak broiler Charoen Pokphand Bulletin Service, 2006. Gambar 3. Grafik Pengaruh berat badan terhadap keterlambatan pemberian ransum setelah 15 jam pengiriman DOC Efek Kuning Telur Yolk Terhadap Saluran Pencernaan Pada saat penetasan, anatomi sistem pencernaan anak ayam belum sempurna dan kapasitas fungsi awalnya belum berkembang seluruhnya. Saluran pencernaan mengalami perubahan morfologi bertambahnya panjang usus serta kepadatan dan tinggi vili dan perubahan fisiologi meningkatnya produksi pankreas dan enzim Universitas Sumatera Utara pencernaan termasuk meningkatnya area permukaan pencernaan dan penyerapan. Segera setelah periode penetasan, berat usus halus akan meningkat lebih cepat dari berat tubuh dan akan terus meningkat hingga maksimum sampai umur 6 – 10 hari. Namun organ pencernaan seperti gizzard rempela ukurannya tidak menunjukkan peningkatan perubahan paralel dalam ukuran yang relatif. Keberadaan nutrisi pada lumen usus akan merangsang pertumbuhan vili usus. Morfologi epithelium usus terutama dipengaruhi oleh ketiadaan makanan. Hal ini dilaporkan bahwa tinggi villi duodenum dan perputaran sel usus secara signifikan berkurang pada anak ayam yang dipuasakan 24 jam. Dilaporkan juga bahwa tidak adanya ransum dan air minum dalam 24, 48 dan 72 jam setelah anak ayam menetas akan mempengaruhi perkembangan vili usus. Jadi, pengaruh peningkatan pertumbuhan dari pemberian ransum yang lebih awal dapat diterangkan dengan perubahan perkembangan saluran pencernaan. Data hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemberian ransum lebih awal pada anak ayam setelah menetas dalam waktu 24 – 48 jam akan mempengaruhi perkembangan saluran pencernaan Tabel 4. Tabel 4. i Pengaruh bagian organ tertentu berat badan terhadap ketiadaan ransum pada umur 4 hari Ketiadaan ransum setelah penetasan Hati Proventriculus dan Gizzard Pankreas Duodenum Jejenum Ileum 0 jam 3.76 7.91 0.38 2.94 2.82 2.12 24 jam 3.71 8.03 0.36 2.89 2.85 2.07 48 jam 3.24 7.80 0.20 2.78 2.39 1.65 Ayam yang diberikan ransum lebih awal akan meningkatkan permukaan penyerapan usus, menuju ke assimilasi nutrisi yang lebih besar dan tumbuh lebih baik. Usus halus akan berkembang lebih baik dengan adanya makanan, namun jika ransum eksogenous tidak ada maka anak ayam akan berkembang dipacu dengan Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi ransum dan enzim ini akan terus menerus disekresikan relatif konstan jika anak ayam mengkonsumsi ransum. Anak ayam yang mencerna makanan maka aktifitas enzim tripsin, amilase dan lipase akan meningkat yang berkorelasi dengan peningkatan berat usus dan berat badan. Pengambilan nutrisi seperti glukosa dan metionin adalah rendah 25 – 30 segera setelah ayam menetas. Pemberian ransum yang rendah natrium akan menurunkan pengambilan nutrisi di usus sehingga disarankan nutrisi penting diberikan di awal periode penetasan. Pankreas, hati dan usus halus berkembang cepat setelah anak ayam menetas, sehingga hal ini perlu diperhatikan. Pemberian ransum lebih awal akan merangsang perkembangan organ tersebut, meningkatkan kapasitas pencernaan dan penyerapan usus. Total aktifitas enzim pencernaan cenderung meningkat selama periode setelah bereaksi dengan adanya makanan dalam usus Charoen Pokphand Bulletin Service, 2006. Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, JL. Dr. A. Sofyan No.3 Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010, dimana lama penelitian ini dihitung mulai dari persiapan kandang sampai pengambilan sampel penelitian. Bahan dan Alat Penelitian Ternak Day old chick DOC yang digunakan sebagai objek penelitian sebanyak 108 ekor strain COBB LH – 500, dengan bobot rataan awal adalah 47.38 ± 3 g ekor 2 x 2 ekor untuk tiap ulangan dalam perlakuan. Ransum Ransum yang digunakan adalah ransum komersil yang diproduksi PT. Charoen Phokpand, dimana ransum yang digunakan dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum untuk periode starter umur 1 – 2 minggu dan periode finisher umur 2 – 5 minggu. Air minum, Obat – obatan, Desinfektan dan Vaksin Air minum yang diberikan secara ad libitum, namun pemberian air minum pertama kali sesaat DOC dikandangkan berupa air gula yang bertujuan untuk menghilangkan stres DOC selama perjalanan. Pemberian air minum untuk selanjutnya ditambahkan dengan suplemen tambahan seperti vitachick sebagai anti Universitas Sumatera Utara stres. Rodalon digunakan sebagai detergen pada saat mencuci tempat minum. Vaksin yang digunakan seperti ND 5 Ma Clone®, IBD® dan ND Lasota®. Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan sebanyak 27 plot, berukuran 100 cm x 100 cm x 50 cm dimana setiap plot berisi masing - masing 4 ekor DOC. Timbangan digital Ohause dengan skala 2 kg dengan ketelitian 2 g. Alat peneranganpemanas berupa lampu pijar 40 Watt sebanyak 30 buah. Kabel sepanjang ± 40 m sebagai bagian instalasi dari alat peneranganpemanas. Alat tulis sebagai alat untuk mencatat data, buku data sebagai tempat data – data yang dicatat. Thermometer sebagai alat untuk mencatat suhu ruangan. Tempat ransum dan tempat minum masing – masing sebanyak 27 buah. Terpal dengan ukuran 3 x 6 m sebanyak 4 buah sebagai penutup dinding ruangan. Universitas Sumatera Utara Metode Penelitian Rancangan acak lengkap RAL merupakan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan dari masing – masing perlakuan yang diteliti antara lain : R = 0 jam Sesaat anak ayam dikandangkan langsung diberikan makan R 1 = 6 jam 6 jam kemudian diberi makan R 2 = 12 jam 12 jam kemudian diberi makan R 3 = 18 jam 18 jam kemudian diberi makan R 4 = 24 jam 24 jam kemudian diberi makan R 5 = 30 jam 30 jam kemudian diberi makan R 6 = 36 jam 36 jam kemudian diberi makan R 7 = 42 jam 42 jam kemudian diberi makan R 8 = 48 jam 48 jam kemudian diberi makan Keterangan : R = Perlakuan Berdasarkan jumlah perlakuan, maka dapat ditentukan berapa jumlah ulangan yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut : t n - 1 ≥ 15 9 n - 1 ≥ 15 9n – 9 ≥ 15 n = 2.67 n ~ 3 Universitas Sumatera Utara Adapun susunan atau denah kandang penelitiannya seperti dibawah ini : K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 K 7 K 8 K 9 R0 1 R0 2 R0 3 R0 4 R0 5 R0 6 R0 7 R0 8 R0 9 K 10 K 11 K 12 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 R1 1 R1 2 R1 3 R1 4 R1 5 R1 6 R1 7 R1 8 R1 9 K 19 K 20 K 21 K 22 K 23 K 24 K 25 K 26 K 27 R2 1 R2 2 R2 3 R2 4 R2 5 R2 6 R2 7 R2 8 R2 9 Keterangan : Kb = Kandang R = Perlakuan Jumlah ayam = 4 ekorkandang Model matematik untuk rancangan acak lengkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yij = µ + Ti + €ij Dimana : i = 1, 2, 3,…i perlakuan j = 1, 2, 3,…j ulangan Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah umum γi = pengaruh perlakuan ke-i €ij = efek j galat pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j Hanafiah, 2003. Universitas Sumatera Utara Parameter Penelitian 1. Sisa Kuning Telur g Pengambilan data sisa kuning telur dilakukan pada umur 4 hari, dimana jumlah anak ayam yang diambil sebagai sampel untuk melihat sisa kuning sebanyak 2 ekorplot. 2. Panjang Usus cm Panjang usus adalah panjang yang dimulai dari duodenum, ileum, yeyenum, caecum, rektum dan kloaka. Pengambilan data panjang usus dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 4 hari dan pada umur 35 hari.

3. Bobot Usus Halus Duodenum, Ileum dan Yeyenum g