BAHAN UTS PENDIDIKAN PANCASILA

20 Pelanggaran FPI terhadap 40 Hak Konstitusi negara Indonesia :
I. Hak Atas Kewarganegaraan
I-2. Hak atas kesamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan Pasal 27 (1), Pasal 28D
(1), Pasal 28D (3)
II. Hak Atas Hidup
II-1. Hak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya. Pasal 28A, Pasal 28I (1)
III. Hak Untuk Mengembangkan Diri
III-2. Hak atas jaminan sosial memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat Pasal 28H (3)
IV. Hak Atas Kemerdekaan Pikiran & Kebebasan Memilih
IV-1. Hak atas kemerdekaan pikiran dan hati nurani Pasal 28I (1)
IV-2. Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan Pasal 28E (2)
IV-3. Hak untuk bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya Pasal 28E (1), Pasal 29
(2)
IV-5. Hak atas kebebasan berserikat. Hak untuk menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati
nurani Pasal 28E (2)
VIII. Hak Atas Kesehatan & Lingkungan Sehat
VIII-2. Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Pasal 28H (1)
X. Hak Atas Kepastian Hukum & Keadilan
X-1. Hak atas pengakuan, jaminan dan perlindungan dan kepastian hukum yang adil Pasal 28D
(1)

X-2. Hak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum Pasal 28D (1), Pasal 27 (1)
X-3. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum Pasal 28 (1)
XI. hak Bebas Dari Ancaman, Diskriminasi & Kekerasan
XI-1. Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi Pasal 28G (1)
XI-2. Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia Pasal 28G (2)
XI-3. Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun Pasal 28I (2)
XII. Hak Atas Perlindungan

XII-1. Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
di bawah kekuasaanya Pasal 28G (1)
XII-2. Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif
Pasal 28I (2)
XII-3. Hak atas perlindungan identitas budaya dan hak masyarakat tradisional yang selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban Pasal 28I (3)
XII-4. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 28B (2), Pasal 28I (2)
XII-5. Hak untuk memperoleh suaka politik dari negara lain Pasal 28G (2)
XIV. Hak Atas Pemerintahan
XIV-1. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan Pasal 28D (3), Pasal

27 (1)

Pelanggaran Kebebasan Beragama Sepanjang 2013
Setara Institut mencatat, Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) paling banyak
melakukan pelanggaran kebebasan beragama sepanjang tahun 2013. Setara membagi pelaku
pelanggaran dalam dua kategori, yakni lembaga negara dan non-negara (masyarakat).
Hasilnya, FPI menjadi pelaku pelanggaran yang paling banyak dalam kategori non-negara. Dari 292
tindakan pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi sepanjang tahun 2013, 117 tindakan dilakukan
oleh negara, sementara 175 tindakan dilakukan oleh non-negara. Dari 175 tindakan yang dilakukan oleh
non-negara, FPI menjadi kelompok tertinggi dengan 16 kali melakukan tindakan pelanggaran sepanjang
tahun 2013.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi kedua tertinggi dengan 14 kali melakukan pelanggaran.
Sementara, laporan yang menggunakan nama “ormas Islam” menduduki peringkat ketiga dengan 7 kali
melakukan pelanggaran.
“Sebenarnya, laporan yang mendapatkan suara paling banyak adalah dengan mengatasnamakan 'warga'
dengan 65 kali melakukan pelanggaran,” lanjut Bonar.
Namun Bonar menjelaskan, yang dimaksud warga di sini adalah bukan warga sungguhan. Mereka juga
anggota ormas islam seperti FPI dan MUI yang mengatasnamakan dirinya sebagai warga biasa saat
melakukan tindakan intoleran.
Mereka, menurut Bonar, kerap mencopot identitas asli mereka sehingga sulit dikenali oleh masyarakat.

Mereka bahkan tidak jarang menggunakan atribut-atribut lainnya untuk menutupi jati diri mereka itu.
"Misalnya FPI banyak yang menyamar, mengatasnamakan diri sebagai masyarakat anti gereja ini, gereja
itu, banyak lah modus mereka," jelas Bonar.

Sementara, bentuk-bentuk tindakan pelanggaran yang paling banyak dilakukan di kategori non-negara ini
adalah Intoleransi dengan 39 tindakan pelanggaran. Penyesatan berada di urutan kedua dengan 14 kali
tindakan. Ancaman kekerasan berada di urutan ketiga dengan 11 kali tindakan.
Pelanggaran berupa perusakan properti dan diskriminasi berada di urutan keempat dan kelima dengan
sembilan kali tindakan. Pelarangan kegiatan ibadah ada di urutan keenam dengan delapan kali tindakan.
Sementara, pembubaran kegiatan agama, perusakan tempat ibadah dan penyerangan berada di urutan
selanjutnya dengan tujuh kali tindakan. Jenis tindakan sisanya, dilakukan sebanyak lima kali ke bawah.