Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking

41 negara lain. Masing-masing negara memiliki karakteristik tersendiri dalam kaitannya bagaimana pelaku melakukan aksinya untuk mendapatkan perempuan dan anak-anak yang dijadikan objek perdagangan seks. Akan tetapi, secara umum modus operandinya antara lain, menawarkan pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan dan memesan langsung ke orang tua atau keluarga terdekat atau bahkan dengan paksaan. 2. Kerja Paksa Modus operandi kerja paksa yang dilakukan pelaku traffickers, antara lain, dengan kekerasan atau menahan makanan sebagai sarana untuk memecah, mengontrol, dan menghukum mereka. Kadang kala korban mengalami serangan psikologis yang digunakan pelaku agar mereka tetap patuh. Disamping itu, korban diputus hubungan dengan dunia luar dan dengan demikian hal itu secara langsung akan menghilangkan rasa kontrol terhadap dirinya yang merupakan elemen penting bagi terciptanya kesehatan psikis dan mental yang baik. Dalam banyak kondisi, banyak koraban kerja paksa yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orang yang menahan mereka pelaku jika ingin bertahan hidup. 3. Perbudakan dalam rumah tangga Umumnya para korban dijanjikan oleh pelaku pekerjaan yang mudah dan prosfektif dengan gaji yang tinggi, tetapi mereka tidak dipekerjakan sebagaimana yang dijanjikan itu. Malahan, sebagian dari mereka dipaksa menjadi budak dirumah seseorang. Orang yang berhak untuk melakukan apa saja terhadap mereka, seperti kekerasan seksual, pemukulan, penyekapan, atau menyuruh bekerja tanpa gaji dan dengan jam kerja yang melewati batas. 42 4. Adopsi anak antar negara secara illegal Jumlah anak yang diadopsi untuk kepentingan perdagangan orang dari tahun ke tahunmengalami peningkatan. Negara-negara di Asia menjadi tujuan utama adopsi anak secara tidak sah. Korban kemudian dijual ke Eropa dan Amerika dengan harga yang sangat tinggi. Kemiskinan dan ketidakstabilan iklim politik suatu negara ditengarai sebagai penyebab utama meningkatnya jumlah anak yang diadopsi secara tidak sah. Disamping itu, keterlibatan aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah setempat merupakan faktor lain yang menyebabkan kondisi berjalan secara berkesinambungan. 5. Penjeratan Utang Utang ini terdiri atas sejumlah uang yang harus dibayar kepada keluarga korban dan pelaku, ongkos transport, uang tutup mulut yang diberikan kepada pejabat atau aparat penegak hukum dan biaya hidup korban yang ditanggung pelaku. Yang lebih parah lagi jumlah uang yang harus dibayar kepada keluarga dan pelaku ini ternyata diduakalilipatkan dan disertai bunga untuk masing-masing. 6. Pengantin Pesanan Modus operandi untuk mendapat pengantin pesanan bervariasi, tetapi secara umum dilakukan dengan pertama kali mendaftar pada situs-situswebsiteyang menyediakan layanan jasa pengantin pesanan. Situs tersebut ada yang gratis free dan ada juga yang mensyaratkan pembayaran sejumlah uang. Pembayaran sejumlah uang tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengantin pesanan dapat dilakukan selama satu kali, satu bulan, atau setiap 43 kalimengunjungi website. Laki-laki umumnya mencari pengantin pesanan berdasarkan foto, profil, umur, berat, tinggi, pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, atau informasi lain. Kebanyakan dari mereka mencari perempuan yang memiliki nilai jual tinggi didasarkan pada penanpilan perempuan yang bersangkutan. 7. Perdagangan Organ Tubuh Manusia Sebagai salah satu kejahatan transnasional yang terorganisasi, perdagangan organ tubuh manusia terjadi dalam beberapa modus operandi. Tidak ada kesamaan modus operandi pelaku di dalam memperoleh organ tubuh manusia secara illegal, tetapi secara umum terdapat paling tidak enam modus operandi yang lazim digunakan pelaku untuk mendapatkan organ tubuh manusia secara illegal, yaitu: a. Dalam beberapa kasus, pelaku memaksa atau menculik korban agar mau memberikan salah satu organ tubuhnya. Jika korban menolak, pelaku akan membunuhnya. b. Dalam beberapa kasus, korban pada dasarnya, baik secara formal maupun informal setuju untuk menjual salah satu organ tubuhnya kepada pelaku sesuai dengan dengan harga yang disepakati. Namun, pelaku tidak membayarnya atau tidak membayar, tetapi kurang dari harga yang disepakati. c. Pelaku membujuk anak-anak jalanan agar tinggal dirumah mereka dengan janji bahwa mereka akan dicukupi segala kebutuhannya. Setelah beberapa hari tinggal dirumah pelaku, anak-anak tersebut dibunuh dan sebagian organ tubuhnya diambil dan dijual untuk keperluan transplantasi organ. 44 d. Anak-anak yang diadopsi antar negara secara illegal sebagian dari mereka dimutilasi dan diambil sebagian organ tubuhnya untuk kepentingan ekonomis pelaku. e. Korban dijanjikan kerjaan dengan gaji besar di luar negeri. Pelaku biasanya meminta korban untuk tinggal sementara dirumah pelaku dan memberikannya keterampilan kerja. Setelah korban merasa nyaman dengan pelaku, pelaku kemudian membunuh korban. f. Korban dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi oleh pelaku, tetapi pelaku memaksa korban untuk mendatangi kesediaannya diambil salah satu organ tubuhnya untuk diperdagangkan. Akibatnya, ketika korban bekerja, mereka tidak mampu mengerjakan pekerjaan yang dipekerjakan pekerja pada umumnya. Menurut Siti Dzuhayatin dan Hartiar Silawati, terdapat tiga taktikcara modus operandi yang digunakan para pelaku untuk menjerat korban kedalam perdagangan seks yaitu: 58 a. Seduction Agen akan membujuk korban dengan cara mencari korban. Para agen atau pelaku trafficker berpura-pura kalau mereka tertarik pada korban dan ingin mengenal lebih dekat. Para pelaku dengan cerdik mendapatkan kepercayaan dari korban dan keluarganya setelah itu mereka membujuk korban untuk menemani mereka mengunjungi sanak keluarga yang berada di luar kota. b. False Promise 58 https:wahyunishifaturrahmah.wordpress.com20100227analisis-ruu-anti-trafiking-di- indonesia1 diakses 28 Januari 2015. 45 Dalam hal ini agen berjanji akan memberikan pekerjaan kepada korban dengan gaji yang cukup tinggi di luar kota. Dan korban melihat hal ini sebagai salah satu kesempatan yang baik untuk mandiri dan membantu orang tua. Setelah setuju maka agen membawa korban keluar kota untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks. c. Group Operation Dalam menjerumuskan perempuan ke dalam prostitusi biasanya agen tidak bekerja sendiri, mereka biasanya terdiri dalam 3-4 orang dalam satu kelompok. 46

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dasar Pertimbangan Hakim Memutus Bebas Perkara Tindak Pidana

Perdagangan Orang Human Trafficking Pada Perkara No. 489Pid.Sus2013PN.TK. Keterbatasan peraturan yang ada KUHP dalam menindak pelaku perdagangan perempuan dan anak berdampak pada penegakan hukum bagi korban. Penyelesaian beberapa kasus mengalami kesulitan karena seluruh proses perdagangan dari perekrutan hingga korban bekerja dilihat sebagai proses yang kriminalisasi biasa dan dikenakan pasal KUHP seperti penipuan Pasal 378 atau pemalsuan surat Pasal 263 seperti dalam kasus Mina, kepolisian hanya menjerat pelaku Direktur PJTKI dengan pasal pemalsuan surat saja Pasal 263 KUHP saja dikarenakan tidak ada yang dapat membuktikan adanya pemerasan dan ancaman yang dilakukan oleh agensi di Singapura. 59 Terhentinya kasus ditingkat penyidikan seringkali disebabkan oleh kurangnya saksi dan bukti. Banyak orang tidak mau bersaksi karena kesadaran akan persoalan trafficking masih belum banyak dimiliki oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum. Untuk itu, sangat penting untuk dil akukan advokasi dalam berbagai bentuk. 59 http:reshaaa-dchasha.blogspot.com201112trafficking.html, diakses 14 Februari 2015. 47 Perdagangan orang merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk dari pelanggaran harkat dan martabat manusia.Tindak pidana perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak, telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik terorganisasi maupun tidak terorganisasi.Tindak pidana perdagangan orang bahkan melibatkan tidak hanya perorangan tetapi juga korporasi dan penyelenggara negara yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya.Jaringan pelaku tindak pidana perdagangan orang memiliki jangkauan operasi tidak hanya antarwilayah dalam negeri tetapi juga antarnegara. Praktik perdagangan orang tersebut menjadi ancaman serius terhadap masyarakat, bangsa, dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia sehingga upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang serta perlindungan dan rehabilitasi korban perlu dilakukan baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. Perdagangan manusia juga merupakan salah satu perusahaan kriminal yang paling menguntungkan dan sangat terkait dengan pencucian uang money laundring, perdagangan narkoba, pemalsuan dokumen dan penyelundupan manusia. Hal ini merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri dan perdagangan ini tidak lagi terbatas pada batas wilayah negara melainkan berlangsung lintas batas. Pola perdagangannyapun mengalami perubahan, tidak lagi hanya dilakukan oleh perseorangan melainkan sindikat-sindikat terorganisir yang disinyalir memiliki kegiatan illegal lainnya seperti penjualan obat-obatan adiktif dan senjata. 48 Berdasarkan bukti empiris, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling banyak menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Korban diperdagangkan tidak hanya untuk tujuan pelacuran atau bentuk eksploitasi seksual lainnya, tetapi juga mencakup bentuk eksploitasi lain, misalnya kerja paksa atau pelayanan paksa, perbudakan, atau praktik serupa perbudakan itu. 60 Pada penjelasan Umum Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orangditulis bahwa pelaku tindak pidana perdagangan orang melakukan perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penyembunyian, atau penerimaan orang untuk tujuan menjebak, menjerumuskan, atau memanfaatkan orang tersebut dalam praktik eksploitasi dengan segala bentuknya dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas korban. Perdagangan perempuan dan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM berat terhadap perempuan, karena di dalamnya ada unsur ancaman, penyiksaan, penyekapan, kekerasan seksual, sebagai komoditi yang dapat diperjualbelikan, yang semuanya merupakan pelanggaran terhadap HAM.Dalam situasi perempuan dan anak yang diperdagangkan, hak-hak mereka terus dilanggar, karena mereka kemudian ditawan, dilecehkan dan dipaksa untuk bekerja di luar keinginan mereka.Mereka ditempatkan dalam kondisi seperti perbudakan, tidak lagi memiliki hak untuk menemukan nasib sendiri, hidup dalam situasi ketakutan dengan rasa tidak aman.Bahkan kadang diperburuk oleh keadaan 60 Wawancara Ria V, Jaksa Penuntut Umum Kejati Lampung pada tanggal 3 Maret 2015. 49 ketika dia tidak memiliki identitas yang jelas, sehingga mereka takut meminta bantuan kepada pihak yang berwenang karena takut diusut dan dideportasi. Juga status sosial mereka menyebabkan mereka dilecehkan oleh majikan. Eksploitasi perempuan dan anak-anak oleh industri seks lokal maupun global adalah pelanggaran hak asasi manusia karena jelas telah mereduksi tubuh mereka menjadi komoditi. Sementara itu, perdagangan perempuan dan anak-anak telah dianggap sebagai kenikmatan bagi para pengguna jasa seks dan sebagai sumber penghasilan bagi mereka yang bergerak di dalam industri seks, prostitusi, perdagangan perempuan dan praktik-praktik yang berhubungan dengan bisnis. Pada dasarnya, perdagangan perempuan dan anak-anak ini merupakan bentuk kekerasan seksual dan menempatkan perempuan dan anak-anak dalam suatu kondisi fisik dan mental yang sangat merusak dan tergradasi. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM tersebut dapat terjadi pada saat proses perekrutan, transportasi saat sampai di negara tujuan, dan saat proses perdagangan,pelanggaran yang terjadi berupa: 61 penipuan, penyekapan, ancaman dan penggunaan kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan pemutusan akses dengan keluarga danatau bantuan jenis apapun, hak atas informasi, penyiksaan, kondisi hidup yang buruk, perempuan dipaksa melacur, kondisi kerja yang tidak layak, penghapusan akses ke kesehatan, penyitaan identitas dan dokumen perjalanan, pelanggaran terhadap aspek budayaagama, penolakan akses kebangsaan, pendidikan, perempuan dipaksa menikah dengan orang yang tidak mereka inginkan, diskriminasi, kehilangan kontrol terhadap hidup, penyangkalan terhadap 61 http:pepenk26.blogspot.com201502kebijakan-human-trafficking-di-indonesia.html diakses, 20 Maret 2015.