Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Modal

Investasi dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam cara: Warsono, 2001:02 a Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang perputaran dananya kurang dari atau sama dengan satu tahun. Bentuk investasi jangka pendek ini, misalnya investasi pada modal kerja ataupun investasi pada sekuritas jangka pendek, seperti deposito. 2. Investasi jangka panjang, yaitu investasi yang perputaran dananya lebih dari satu tahun. Bentuk investasi jangka panjang ini, misalnya investasi pada aktiva tetap dan surat berharga jangka panjang seperti saham dan obligasi. b Berdasarkan pihak yang mengadakan investasi di kelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi Swasta, yaitu investasi yang dilakukan individu maupun institusional swasta. Tujuan invesatsi ini, biasanya lebih bersifat profit oriented. 2. Investasi Pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah tujuan investasi pemerintah ini, biasanya bersifat sosial oriented. c Berdasarkan bentuk asetnya investasi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi pada aset riil, yaitu investasi yang dilakukan pada aset-aset nyata, seperti investasi pada gedung, mesin, modal kerja dan sebagainya. 2. Investasi pada aset sekuritas, yaitu investasi yang dilakukan pada surat berharga, seperti investasi pada saham, obligasi, sertifikat deposito dan sebagainya.

b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Modal

Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas investasi yang dilakukannya Tandelilin, 2001:47. Tingkat pengembalian yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian positif berarti mengalami keuntungan. Suatu pengamatan, dilakukan jika harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu saham tampaknya berkolerasi dengan perubahan pasar. Perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau indeks harga saham gabungan. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEJ misalnya adalah IHSG Indeks Harga Saham Gabungan. Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar: Jogiyanto, 2000:204 Rm = 100 1 1 x IHSG IHSG IHSG t t t    Keterangan: Rm = Tingkat pengembalian pasar modal IHSG t = Indeks harga saham gabungan pada periode yang Bersangkutan IHSG t-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung. Dalam risiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur risiko ini adalah deviasi standar yang mengukur standar absolut penyimpangan nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya. Deviasi standar adalah pengukuran statistik terhadap varians atau penyimpangan suatu distribusi di sekitar rata-ratanya juga merupakan akar kuadrat dari varians Husnan, 2001:53. Semakin besar deviasi standar pengembalian, semakin besar penyimpangan hasil pengembalian, semakin besar risiko investasi, untuk menghitung risiko menggunakan deviasi standar yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rm =      N I i n Rm E Rm 2 Keterangan: Rm = Deviasi standar pasar modal Rmt = Tingkat pengembalian pasar modal ERm = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan.

b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Valas