Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II

PEMETAAN STATUS HARA K-tukar, Ca-tukar, DAN Mg-tukar
DI KEBUN TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II

USULAN PENELITIAN

OLEH

SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK
030303028

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M EDAN
2007
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung


30

PEMETAAN STATUS HARA K-tukar, Ca-tukar, DAN Mg-tukar
DI KEBUN TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II

SKRIPSI

OLEH
SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK
030303028

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M EDAN
2007

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Judul Skripsi : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, dan Mg_tukar Di Kebun
Tanjung Garbus Pagar Marbau PTPN II..
Nama
: SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK
NIM
: 030303028
Departemen : Ilmu Tanah
Program Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing


( Ir. Supriadi, MS )
Ketua

( Jamilah, SP, MP )
Anggota

Mengetahui
Ketua Departemen/ Program Studi

(

DR. Ir. Abdul Rauf, MP

)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung


30

ABSTRACT

Mapped suuvey as the way to classify, analyzed, and soil mapping with
the same or almost same soil classify with unity of soil map. This analysis
purpose to know the change acidity of soil in the plantation Tanjung Garbus Pagar
Marbau, Regency of Deli Serdang.
This observation done at plantation Tanjung Garbus Pagar Merbau,
Regency of Deli Serdang and begin from April 2007- Juny 2007.
The analysis begin from bibliografy reseach, collecting the data, and
complete the equipment that used in this analysis, then certained the drilling poin
base on the observation map. Then take the soil sampel in the depth of 0-20cm to
each of soil sampel.
The result of analysis showed that criteria of nutrition status generally
Badan Pusat Penelitian Tanah (1983) and BPP Medan (1982) nutrition status
exchange-K have two criterias, such as low and higest.Value exchange-K lower is
0,34me/100 g and higest is 0,157 me/100 g. Exchange-Ca have two criterias, such
as low and too low. Value Ca too low is 0,283 me/100 g and higest 2,058 me/100

g. Exchane-Mg have three criterias, such as low, medium and hig. Value Mg
lower is 0,859 me/100 g and value higest is 3,45 me/100 g.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

ABSTRAK
Survei Pemetaan merupakan cara untuk mengklasifikasikan, menganalisis
dan memetakan tanah dengan cara mengelompokkan tanah yang sama atau yang
hampir sama sifatnya dengan satuan peta tertentu. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kriteria status hara, K-Tukar, Ca- Tukar, dan Mg- Tukar di Kebun
Tanjung Garbus Pagar Marbau Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau
Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2007.
Hasil penelitian menujukkan bahwa secara umum bahwa kriteria status

hara berdasarkan Badan Pusat Penelitian Tanah ( 1983 ) dan BPP Medan ( 1982 )
status hara K-tukar memiliki 2kriteria yaitu rendah dan sangat rendah. Nilai KTukar terendah sebesar 0,34 me/100 g dan tertinggi sebesar 0,157. Ca-Tukar
memiliki 2 kriteria yaitu rendah dan sangat rendah. Nilai terendah sebesar 0,283
me/100 g dan tertinggi sebesar 2,058 me/ 100g. Mg- Tukar memiliki 3 kriteria
yaitu rendah, sedang dan tinggi. Nilai Mg- Tukar terendah sebesar 0,859 me/100 g
dan nilai tertinggi sebesar 3,45 me/ 100 g.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Oktober 1983 dari Bapak
Ir. Toras Willer Simanjuntak dan Roselyn Betty Sitorus. Penulis merupakan
putera pertama dari 4 bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1996 di
SD Negeri 102115 Gunung Pamela T.Tinggi, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Medan, Sekolah Menengah Umum
(SMU) pada tahun 2002 di SMU Negeri 5 Medan. Penulis masuk ke perguruan
tinggi pada tahun 2003 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (
SPMB ) di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara Medan.
Penulis merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA),
mengikuti Pelatihan Survey dan Taxonomi Tanah tahun 2007, dan melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di Kebun Rambutan PTPN III Kotamadya
Tebing-Tinggi tahun 2007.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya penulis sehingga dapat menyelesaikan
Penelitian yang berjudul “Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar Dan Mgtukar di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II”
Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi
pembimbing yaitu Bapak Ir. Supriadi, MS sebagai ketua pembimbing dan
Ibu Jamilah, SP, MP sebagai anggota pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Ayahanda
Ir. T.W. Simanjuntak dan Ibunda R. B. Sitorus serta rekan-rekan dan semua pihak
yang selalu memberi dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
membangun sangat penulis harapkan untuk menjadikannya yang lebih baik. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2007

Penulis

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar

Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Data Luas Wilayah Status Hara K-Tukar………………………

18

Tabel 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca-tukar………………………

21

Tabel 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg-Tukar…………………….

24


Tabel 4. Data Lua Wilayah Status Hara…………………………………… 28

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Lokasi Penelitian ( Pengambilan Sampel …………………

.13

Gambar 2. Peta Status Hara K-tukar………………………………….


19

Gambar 3. Peta Status Hara Ca-tukar……………………………… ..

22

Gambar 4. Peta Status Hara Mg- Tukar……………………………..

25

Gambar 5. Peta Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar……….

29

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Titik Koordinat Sampel Tanah, Hasil Analisis Laboratorium Catukar, Mg-tukar dan K-tukar
Lampiran 2. Kriteria Penilaian Sifat-sifat tanah

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

DAFTAR ISI

ABSTRACT……………………………………………………………… i
ABSTRAK………………………………………………………………… ii
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………….

ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………… 1
Tujuan Percobaan………………………………………………… 2
Kegunaan Percobaan…………………………………………….. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Suvei Tanah……………………………………………………… 3
Unsur Hara Kalium ( K )…………………………………………. 4
Peranan Unsur Kalium ( K )……………………………………… 5
Unsur Hara Kalsium ( Ca )……………………………………….. 6
Peranan Unsur Kalsium ( Ca )…………………………………… 7
Unsur Hara Magnesium (Mg)…………………………………….. 8
Peranan Unsur Magnesium ( Mg )…………………………………. 9
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Percobaan…………………………………….. 10
Bahan Dan Alat…………………………………………………….. 10
Metode Penelitian………………………………………………… 11
Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 11
Persiapan…………………………………………………… 11
Pelaksanaan………………………………………………… 11
Analisis Laboratorium…………………………………… 12
Pengolahan Data…………………………………………… 12
Pembuatan Peta Digital……………………………………. 13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Wilayah…………………………………………..
K-tukar……………………………………………………………
Ca-tukar………………………………………………………….
Mg-tukar………………………………………………………….

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

17
18
20
24

Di Kebun Tanjung

30

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan……………………………………………………..
Saran……………………………………………………………

31
31

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

32

DAFTAR LAMPIRAN

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki keunggulan dibandingkan
dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut
diantaranya memiliki kadar kolestrol rendah bahkan tanpa kolestrol.
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditi perkebunan yang cukup
penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup
cerah komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya,
menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar negara
setelah karet dan kopi.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan karena
permintaan dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup besar tidak
hanya di dalam negeri, karena itu sebagai negara tropis yang masih memiliki
lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit, melalui peranan modal asing maupun skala perkebunan
rakyat.
Tanjung Garbus Pagar Merbau merupakan salah- satu lahan perkebunan
yang dimiliki perusahaan PTPN II yang memiliki komoditi kelapa sawit. Daerah
Tanjumg Garbus memiliki jenis tanah Ultisol dan Entisol.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih tebuka luas untuk tanaman
kelapa sawit. Pengembangan perkebunan tidak hanya diarahkan pada sentra-sentra

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

produksi seperti Sumatera dan Kalimantan, tetapi daerah potensi pengembangan
seperti Sulawesi dan Irian Jaya terus dilakukan .
Semakin meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit maka sangat
diperlukan perningkatan produksi minyak kelapa sawit. Didalam pengolahan
kelapa sawit maka diperlukan managemen pengolahan kelapa sawit seperti
diperlukan manajemen pengolahan tanah yaitu mengetahui keadaan status hara.
Dalam hal ini si penulis ingin melakukan pemetaan status hara K, Ca, Mg di
Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II .
Unsur hara K, Ca, dan Mg merupakan unsur hara makro bagi tanaman.
Unsur K berperan terhadap efisiensi penggunaan air dan memperkuat tubuh
tanaman pada tanaman kelapa sawit, Ca berperan terhadap pertumbuhan dinding
sel dan perkembangan akar, dan Mg berperan terhadap klorofil, sistem kerja
enzim serta produksi tandan sawit
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menginventarisasi
status hara K- tukar, Ca- tukar, Mg-tukar di kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau
PTPN II.

Kegunaan Penelitian

-

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

-

Sebagai salah satu informasi bagi pihak yang membutuhkan

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Pemahaman tentang pembentukan bentang lahan sangat penting dalam
kegiatan survei tanah. Efisiensi Survei tanah sangat tergantung dari pemahaman
hubungan antara bentang lahan dan tanah. Banyak diantara ciri tanah yang penting
dalam evaluasi lahan biasanya dikumpulkan selama pelaksanaan survei tanah
yang rutin. Akan tetapi, bila peta tanah tersebut dan informasi- informasi lainnya
yang dikumpulkan oleh penyurvei disiapkan dasar evaluasi lahan, penyurvei
sebaiknya mendiskusi tujuannya dan metode- metode survei dan si pengevaluasi
sebelum survei dimulai (Sitorus, 1985).
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survey. Sebuah peta tanah,
tanah merupakan salah satu dokumen utama sebagai dasar dalam proyek
pengembangan wilayah (Hakim, dkk, 1986).
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisika dan
bologi di lapangan maupun dilaboratorium, dengan tujuan

pendugaan

penggunaan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan penggunaaan
lahan umum maupun khusus. Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang
tinggi, jika diteliti dalam memetakannya (Abdullah, 1996).
Survei tanah bertujuan umum meliputi pembuatan peta pedologi yang
menyajikan sebaran satuan-satuan tanah yang ditentukan menurut morfologi serta
data fisik, kimia dan bologi yang dikumpulkan di lapangan dan dilaboratorium.
Peta tanah bertujuan umum diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

keperluan tahap interpretasi yaitu evaluasi lahan berdasarkan karakteristik satuan
tanah (Rayes, 2007).
Di dalam peta tanah terlihat nama-nama tempat, kota, sungai dan lainlainnya yang penting. Tempat-tempat tersebut dapat digunakan untuk koordinat
dalam menentukan jarak dan luas areal yang ingin diketahui. Pembedaan tiap
satuan diwujudkan dengan warna dan nomor legenda. Legenda peta tanah
mempunyai warna dan nomor sama dengan warna dan nomor yang terdapat dalam
peta (Darmawijaya, 1990).
Unsur Hara Kalium ( K )

Kalium tersedia terkumpul dalam tanah dengan regim kelembaban tanah
ustic atau tanah kering dimana tidak ada pencucian. Seperti tanah- tanah netral
atau alkali pada umumnya, tidak membutuhkan kapur dan tidak membutuhkan
pemupukan kalium. Tanaman mengabsorsi kalium sebagai K+ terutama dari
larutan tanah (Foth, 1994).
Persediaaan Kalium didalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu
pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah.
Biasanya tanaman menyerap kalium lebih banyak daripada unsur hara lain,
kecuali nitrogen. Kalium di dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+. Tidak
ditemukan dalam bentuk senyawa organik (Novizan, 2002).
Kebutuhan tanaman akan unsur ini cukup tinggi apabila K- tersedia dalam
jumlah terbatas, maka gejala kekurangan unur segera nampak pada tanaman, dan
segera akan ditranslokasikan ke jaringan meristem yang muda bilamana
jumlahnya terbatas bagi tanaman. Keterbatasan kalium di dalam tanah

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) tipe koloid tanah, 2) temperatur, 3)
keadaan basah dan kering, 4) pH tanah, 5) pelapukan (Nyakpa, dkk, 1988).

Peranan Unsur Kalium ( K )

Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam proses fisiologi tanaman,
walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium berperan
dalam proses metabolisme dan mempunyai pengaruh khusus dalam absorbsi hara,
pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim dan berfungsi sebagai translokasi
karbohidrat (Hakim, dkk, 1986).
Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme,
seperti fotosintesis dan rspirasi. Beberapa peran kalium yang perlu diketahui :
-

Translokasi ( pemindahan gula pada pembentukan pati dan protein

-

Membentuk proses membuka dan menutup stomata ( mulut daun )

-

Efisien penggunaan air ( ketahanan terhadap kekeringan )

-

Memperluas pertumbuhan akar

-

Meningkatkan pertumbuhan akar

-

Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangga hama dan penyakit

-

Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga, dan buah tidak gampang
rontok

-

Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif, menambah
rasa manis pada buah (Novizan 2002).
Peranan K dalam tanah mengatur ketersediaan air yang cukup didalam

tanaman adalah hal yang penting dalam kegiatanya dengan fotosintesis

dan

proses metabolisme tanaman . Demikian pula halnya dalam hubungannya dengan
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

sintesa protein. Pengaruh yang nyata terhadap produksi tanaman melalui bebeapa
cara. Gejala yang nampak pertama kali dari kekurangan K dapat dilihat pada
bagian daun .Selanjutnya dalam jumlah yang terbatas biasanya dilihat oleh
melemahnya bagian batang tanaman yang mengakibatkan terjadinya kerebahan
pada tanaman biji- bijian (Nyakpa, dkk, 1988).
Unsur Hara Kalsium ( Ca )

Kasium diserap oleh akar tanaman dari kompleks jerapan tanah atau dari
larutan tanah dalam ion Ca2+. Sumber Ca adalah mineral yang mengandung Ca
dan kandungan terbesar dari batuan kapur ( Kasit ), Dolomit, Ca- Felsdfat (
CaAl2Si2O8) , Amfibol ( Ca2Mg5Si8O22(OH)2) (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Sumber Ca terutama batu-batuan kapur dan sisa-sisa tanaman ternyata
bahwa banyak tanah yang menderik kekurangan Ca sehingga tanaman tertentu
perlu mendapatkan pangapuran terlebih dahulu, hasil dari pengapuran tanah ini
ternyata hasilnya sangat memuaskan (Sutedjo, 2002).
Kapur karbonat merupakan hasil yang dikandung oleh batu kapur ialah
kalsium karbonat ( CaCo3 ) dan Dolomit ( CaMg (CO3)2). Kalau senyawa kalsium
dan magnesium yang hilang dari tanah dengan tiga cara: 1)oleh erosi, 2)oleh
tanaman yang dipanen dan diangkut dan 3)oleh pelindian (Buckman dan Brady,
1982).
Mineral- mineral yang mengandung kalsium dan atau magnesium pada
umumnya sedikit lebih cepat melapuk daripada mineral-mineral pada umumnya.
Oleh karena itu ada kecenderungan kalsium dan magnesium di dalam tanah tanah
menurun dengan meningkatnya pelapukan dan pencucian sehingga mineral
tersebut membebaskan kalsium dan atau magnesium kedalam air dan sekitarnya.
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Kalsium dan magnsium yang terbebaskan ini di dalam tanah akan mengalami
nasib sebagai berikut: hilang terbawa air perkolasi atau air draenase, diserap oleh
organisme hidup, dijerap oleh partikel- partikel liat dan diendapkan kembali
sebagai mineral sekunder
(Nyakpa, dkk, 1988).
Peranan Unsur Kalsium ( Ca )

Kalsium merupakan unsur hara yang berperan penting untuk tanaman
Sawit, karena Kalsium berperan terhadap pertumbuhan perakaran, pertumbuhan
jaringan dan tanaman sawit yang kekurangan kalsium maka kuncup daun ruang
masih muda sering mengalami kematian serta timbul gejala klorosis dan menjalar
ketulang daun (Fauzi, dkk, 2004).
Unsur Ca banyak dijumpai di dalam pelepah daun fungsi utamanya adalah
pembentukan dinding sel. Unsur Ca sering ditemukan dalam bentuk kristal
calcium oxalate atau Rephide di dalam mesocarf buah sawit. Fungsi Unsur Ca
lainnya adalah berperan dalam perkembangan akar (Anonimous, 1999).
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+ ,berperan sebagai
komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan permeabilitas membran
sel.Secara umum unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam :
1. mempertahankan integritas sel-sel, karena perannya dalam sintesis Capektat yang menyusun lamella tengah sel-sel
2. mempertahankan permeabilitas membran, karena banyak terdapat pada
daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel atas dari plasmalema
3. pembentukan dan peningkatan kandungan protein dalam mitokondria.
Mitokondria ini berperan penting dalam respirasi aerobik yang
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

mempengaruhi penyerapan garam ,sehingga menyebabkan adanya
hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang diserap tanaman
4. berperan dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun
(Hanafiah, 2005).
Unsur Hara Magnesium ( Mg )

Magnesium didalam tanah berada dalam berbagai bentuk mineral. Yang
paling penting ialah kalsium magnesium karbonat ( CaMg(CO3)2) dan paling
banyak terdapat di tanah liat. Mineral ini karena pengaruh iklim, melepaskan
magnesium untuk zat makanan tanaman. Persediaan magnesium pada tanah pasir
jauh lebih sedikit. Tanah seperti itu paling banyak mengandung 0,15 % MgO.
Dari jumlah ini hanya 10% yang langsung dapat diserap oleh tanaman. Oleh
karena itu tanah pasir banyak dijumpai kekurangan magnesium (Rinsema, 1986).
Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion magnesium Mg2+. Di
dalam tanah, magnesium berasal dari pelapukan

batuan mineral. Kandungan

magnesium pada tanah podsolik merah berkisar pada 0,05 %. Pada tanah di dekat
pantai kandungan magnesium sampai 1,34 %. Karena bermuatan positif, ion
magnesium bisa terikat pada koloid tanah atau tetap berada di dalam larutan tanah.
Di dalam tanaman magnesium mudah sekali berpindah- pindah akibatnya jika
terjadi kekurangan magnesium didalam jaringan tanaman akan dilakukan transfer
magnesium dari organ yang lebih tua ke organ yang sedang tumbuh (Novizan,
2002).
Magnesium adalah unsur mobil, dan segera ditranslokasikan dari bagian
yang tua ke bagian tanaman yang muda bilamana tanaman kekurangan unsur
tersebut. Dengan demikian gejalanya nampak lebih dahulu pada bagian bawah.
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Banyak tanaman – tanaman memperlihatkan gejala klorosis diantara tulangtulang daun (Nyakpa, dkk, 1988).
Jika jumlah Ca dan K didalam tanah sangat berlebihan, ketersediaan Mg
akan menurun. Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu sering dikapur dengan
kondisi selama bertahun-tahun, kelebihan kalium juga dapat menurunkan
ketersediaan Mg sebaliknya jika jumlah Mg dalam tanah berlebihan akibat terlalu
sering menggunakan dolomit atau pupuk Mg lainnya. Penyerapan K atau Ca akan
terganggu. Hasil analisa tanah dapat mengindentifikasikan ketersediaan kationkation basa pada koloid tanah yaitu melalui analisa kejenuhan basa (Novizan,
2002).
Peran Unsur Magnesium ( Mg )

Unsur magnesium merupakan unsur utama pembentuk klorofil dan
berperan dalam sistem kerja enzim. Magnesium memiliki pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan tanaman. Sementara itu, pengaruhnya terhadap produksi
tandan sawit relatif kecil dan tidak secara langsung (Sastrosayono, 2003).
Klorofil mengandung 2,7 % magnesium sebagai salah satu unsur
penyusunnya. Fungsi Magnesium didalam tanaman adalah pembentuk klorofil
( C55H72O5N4Mg ), karena fungsinya dalam klorofil itu, gejala defisiensi
magnesium adalah klorosis ( penguningan ) daun tanaman (Indranada, 1989).
Magnesium mempunyai peranan dalam mengatifkan enzim yang berkaitan
dengan metabolisme karbohidrat, enzim pernafasan, dan bekerjanya sebagai
katalisator. Disamping itu Mg berperan terhadap metabolisme nitrogen. Makin
tinggi tanaman menyerap Mg, makin tinggi juga kadar protein dalam akar ataupun
bagian atas tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II
pada letak geografis. geografis 98053’20” – 98055’50” BT dan 03028’40” –
03032’28” LU dan laboratorium sentral FP- USU Medan, penelitian ini dimulai
bulan April 2007- Juni 2007.
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah peta lokasi penelitian skala
1 : 50.000 dan peta jenis tanah 1: 250000 yang diambil dari daerah penelitian serta
bahan- bahan kimia untuk analisis tanah.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah bor tanah, cangkul, parang,
GPS, kantong plastik, kertas label, alat tulis, karet gelang, meteran dan goni
plastik.
Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey dan
analisis data keadaan hara K-tukar, Ca-tukar, Mg-tukar di Kebun Tanjung Garbus
Pagar Merbau PTPN II dan menginterpretasikannya untuk peta status hara Ktukar, Ca-tukar, Mg-tukar.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun
tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.

Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan, terlebih dahulu dilakukan

konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan
peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja yang
berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan
hasil sesuai dengan yang diharapkan.
b.

Pelaksanaan
Pekerjaan dimulai dengan survei pendahuluan yaitu dengan mengadakan

orientasi lapangan penelitian.
Setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama
dengan tujuan utamanya adalah pengambilan contoh tanah yang akan dianalisis.
Contoh tanah yang diambil adalah contoh tanah komposit yang berasal dari 50
contoh tanah.
Pelaksanaan pengambilan contoh tanah tersebut menggunakan metode
acak tersebar pada jarak tertentu sesuai dengan luasan yang telah ditentukan
dengan berpedoman pada peta dasar dilakukan pengambilan contoh tanah
menggunakan Bor tanah pada kedalaman 0-20 cm, dan pengambilan titik sampel
tanah kita dapat lihat pada gambar.1, dimana semua titik sampel masing-masing
mempunyai titik koordinat yang kita dapat dari lapangan yang dapat kita lihat
padaLampiran. 1.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Gambar. 1. Peta Lokasi Penelitian (Pengambilan Sampel)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Setelah didapatkan contoh tanah dari pengeboran dilakukan pencampuran
dan diaduk dalam karung plastik khusus sampai dianggap telah tercampur dan
diambil

+ 2 kg untuk setiap contoh tanah untuk dianalisis tingkat status

haranya.
Selama kegiatan pengambilan contoh tanah tersebut juga dilakukan
pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan areal penelitian seperti
penggunaan lahan.
c.

Analisis Laboratorium
Sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dianalisis di

laboratorium untuk mengetahui tingkat status hara tanah. Sebagai dasar untuk
mengetahui tingkat penyebaran tingkat status hara tanah pada areal penelitian
tersebut.
Analisis laboratorium meliputi:

d.

-

Penetapan K-tukar dengan menggunakan 1N NH4OAc

-

Penetapan Ca- tukar dengan menggunakan 1N NH4OAc

-

Penetapan Mg-tukar dengan menggunakan 1N NH4Oac
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spatial

menggunakan GIS. Out put analisis spatial adalah cluster tingkat status hara Ktukar, Ca- tukar, Mg- tukar.Data yang diperoleh diclusterkan berdasarkan kriteria
yang dibuat oleh Staf Pusat Penelitian Tanah,1983 dan BPP Medan, 1982 pada
Lampiran 2
Setelah diperoleh peta status hara dari masing-masing parameter tersebut,
maka dilakukan overlay ( penggabungan ) peta tersebut menjadi satu peta yang
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

mewakili seluruh unsur tersebut. Dalam menentukan status hara pada peta overlay
maka beberapa tahap yakni:
1. Penilaian
Sangat Rendah ( SR ) = 1

Tinggi ( T )

=4

Rendah ( R )

=2

Sangat Tinggi ( ST ) = 5

Sedang ( S )

=3

2. Penjumlahan nilai skor
Penjumlahan seluruh nilai/skor dari masing-masing status hasil
overlay. Hasil dari penjumlahan inilah yang digunakan sebagai acuan
penentuan kriteria status hara dari peta hasil overlay.
3. Penentuan kriteria status hara
Tahap akhir yang dilakukan untuk menentukan kriteria status hara
berdasarkan skor/ nilai dan penjumlahan nilai yang diperoleh
sebelumnya. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
I = 3-5

= Sangat rendah

II = 6-8

= Rendah

III = 9-11

= Sedang

IV = 12-14 = Tinggi
V = 15 > = Sangat tinggi

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Pembuatan Peta Digital

Meliputi beberapa tahap, dimana data pada peta diolah melalui program
map info 7,5 yang tahapnya sebagai berikut:
-

dipilih lembar peta rupa bumi daerah yang akan dibuat peta digitalnya

-

lembar peta dalam bentuk hardcopy tersebut harus di scan lebih dahulu
sehingga menjadi citra raster ( raster image ), dan dibuka dengan program
map info profesional 7,5

-

klik register untuk mengisi koordinat geografis pada peta tersebut

-

dibuat layer control untuk masing- masing atribut peta seperti titik sampel,
sungai, topografi, batas wilayah, dan jalan dari new tabel

-

untuk menggambar objek yang terdapat pada peta seperti jalan, batas
daerah studi, batas administrasi/ wilayah dapat menggunakan digitasi garis
polyline, polygon. Penggambaran objek sebaiknya dibuat pada masingmasing layer, aktifkan masing-masing layer dengan membuat status layer
menjadi editabel.

-

Pembuatan Lay out yang meliputi:
- pembuatan legenda peta
- pengaturan kertas dan margin untuk pencetakan peta
- pembuatan Orientasi peta
- mencetak lay out peta ke printer

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

HASIL DAN PEMBAHASAN



Kondisi Umum Wilayah
Menurut letak geografis, Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau terletak

di Kabupaten Deli Serdang dengan pusat kota di Lubuk Pakam, di sebelah Timur
Kotamadya Medan. Jarak Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau ke Kotamadya
Medan +/- 27 Km.
Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau meliputi 5 (lima) wilayah kecamatan :
a. Kecamatan Tanjung Morawa.
b. Kecamatan Lubuk Pakam.
c. Kecamatan Beringin.
d. Kecamatan Pagar Marbau.
e. Kecamatan Galang.
Hamparan lahan Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau mempunyai
topografi dominan rata, hanya sekitar +/- 1.5 % berbukit di Afdeling I dan II
dengan kemiringan 30 %
Jumlah curah hujan setahun di Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau
pada status sedang sampai dengan cukup yaitu berkisar 1500 mm – 2500 mm per
tahun. Curah hujan terendah pada tahun 2005 berkisar 1513 mm/tahun dan
tertinggi pada tahun 2001 sekitar 2993 mm/tahun.
Lokasi penelitian dilakukan di Afdeling IV, V ,dan VI. Berikut disajikan
peta lokasi penelitian (titik pengambilan sampel).
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Gambar. 1. Peta Lokasi Penelitian (Pengambilan Sampel)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

16

30
• K-Tukar
Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 2
maka kandungan unsur hara yang tertinggi terdapat pada pengambilan sampel
tanah ke-8, dengan nilai sebesar 0,157 me/100g dan yang terendah pada
pengambilan sampel tanah ke-47, sebesar 0,034 me/100g.
Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Tabel 1
maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 2 golongan status hara
berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah 1983 dan BPP Medan dapat
digolongkan menjadi 2 golongan status hara yakni rendah dan sangat rendah. Data
Luas wilayah untuk status hara disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut;
Tabel. 1. Data Luas Wilayah Status Hara K- Tukar
Status

Luas ( Ha)

%

Sangat rendah

664,8

33,78

Rendah

1303

66,21

Total

1967,8

100

Dari tabel 1 diatas dapat kita lihat bahwa kriteria status hara rendah
memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kriteria status hara rendah. Luas
wilayah dengan status sangat rendah memiliki luas 664,8 Ha atau + 33,78 %
dari luas daerah penelitian dan status rendah memiliki luas 1303 Ha atau + 66,21
% dari luas daerah penelitian.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

Gambar. 2. Peta Status Hara K-Tukar

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Menurut peta status hara K-tukar pada Gambar 2, maka status rendah lebih
dominan atau memiliki luasan yang lebih besar daripada status sangat rendah,
berarti tanah pada lokasi penelitian tergolong memiliki kandungan K-tukar yang
rendah dalam penyediaanya untuk kebutuhan tanaman. Hal ini kemungkinan
dapat disebabkan karena kondisi tanah tersebut mengalami pencucian Kalium oleh
air dan rumputan dan kacangan yang menyerap Kalium secara terus menerus.Hal
ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2002) menyatakan persediaan Kalium di
dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu pengambilan kalium oleh
tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah, biasanya tanaman menyerap
Kalium lebih banyak daripada unsur hara lain kecuali Nitrogen.
Kandungan kalium dalam tanah rendah dapat diakibatkan oleh sifat kimia
tanah tersebut. Hal sesuai dengan pernyataan Nyakpa dkk ( 1998 ) menyebutkan
keterbatasan kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; tipe
koloid, temperatur, keadaan basah kering, pH tanah dan pelapukan .

Unsur

ini

diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai di dalam tanah dalam jumlah
yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya
kecil. Kalium yang tambahkan ke dalam tanah biasanya kecil. Kalium yang
ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam- garam mudah larut seperti
KCL, K2SO4, KNO3 dan K-Mg-SO4..


Ca- Tukar
Berdasarkan hail analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran

1 maka kandungan unsur hara Ca- Tukar terendah terdapat pada pengambilan
sampel tanah ke-8 dengan nilai 0,283 me/100 g dan nilai Ca- tertinggi terdapat
pada pengambilan sampel ke- 25 dengan nilai 2,058 me/100 g.
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2 untuk
status hara Ca- Tukar berdasarkan Kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan
BPP Medan (1982), maka status haranya dapat digolongkan menjadi 2 kriteria
yaitu rendah dan sangat rendah.
Tabel. 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca- Tukar
Status

Luas ( Ha )

%

Rendah

45,81

2,32

Sangat rendah

1922

97,67

Total

1967,8

100

Berdasar uraian dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa kriteria status
hara rendah wilayahnya sangat kecil yaitu sebesar 45,81 Ha atau + 2,32 % dari
luas daerah penelitian dan untuk kriteria sangat rendah wilayahnya sangat luas
yaitu sebesar 1922 Ha atau + 97,67% dari luas daerah penelitian.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

Gambar. 3. Peta Status Hara Ca-Tukar

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Menurut peta status hara Ca-Tukar pada Gambar 3, maka untuk kriteria
status hara sangat rendah sangat dominan atau memiliki luasan yang sangat luas
di bandingkan luasan pada daerah satus hara yang rendah berarti pada daerah
penelitian ketersediaaan unsur hara Ca bagi tanaman sangat sedikit. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh pelalukan yang sangat cepat sehingga mineramineral yang telah melapuk lebih cepat tercuci oleh air hal ini sesuai dengan
pernyataan oleh Nyakpa, dkk, (1988) menyebutkan mineral-mineral yang
mengandung kalsium dan mangnesium pada umumnya sedikit lebih cepat
melapuk daripada mineral pada umunya sehingga mineral kalsium yang
terbebaskan ini di dalam tanah akan mengalami nasib seperti hilang oleh air
perkolasi atau air draenase, diserap oleh organisme hidup, dan dijerap oleh
partikel-partikel liat.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh banyaknya tanaman menyerap kalsium
dalam oleh tanah untuk produksi tanaman, dimana hasil produksi tanaman
tersebut dipanen atau diangkut, sehingga tanaman secara terus- menerus akan
mengalami kekurangan kalsium . Hal ini sesuai dengan pernyataan Bukman dan
Brady, (1982) menyebutkan kapur karbonat merupakan hasil yang dikandung oleh
batu kapur ialah kalsium karbonat (CaCO3) dan dolomit (CaMg ( CO3)2 ).Kalau
senyawa kalsium dan magnesium yang hilang dari tanah dengan tiga cara:1) erosi,
2) tanaman yang dipanen dan diangkut dan 3) pelindian
Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi; diserap dalam
bentuk ion-ion Ca2+, terdapat dalam jumlah tinggi pada bagian daun.Kalsium
dapat ditukar di dalam tanah mempunyai kaitan penting dengan pH tanah dan
ketersediaan beberapa unsur hara. Jumlah kalsium dan kation-kation basa yang
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

lain di dalam tanah menurun apabila tanah menjadi basis. Kelebihan Kalsium
menyebabkan kalsium karbonat mengendap dan pH penyangga mendekati 8.


Mg-Tukar
Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada

Lampiran 1, kandungan unsur hara Mg yang terendah terdapat pada pengambilan
sampel tanah ke-9 dengan nilai 0,859 me/100 g dan nilai Mg-Tukar tertinggi
terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-10 dengan nilai 3,450 me/100 g.
Dari hasil analisis contoh tanah dapat dilihat pada Tabel 3 untuk status
hara Mg- Tukar berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP
Medan (1982) maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu;
rendah, sedang dan tinggi.
Tabel. 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg- Tukar
Status

Luas ( Ha )

%

Rendah

46,2

2,34

Sedang

322,6

16,39

Tinggi

1599

81,25

Total

1967,8

100

Dari Tabel 3 dapat kita lihat bahwa status hara rendah memiliki luas wilayah
46,2 Ha atau + 2,34 dari luas daerah penelitian, untuk kriteria status hara sedang
memiliki luas wilayah 322,6 atau + 16,39 % dari luas daerah penelitian dan
kriteria status hara tinggi memiliki luas 1599 Ha atau + 81,25 % dari luas daerah
penelitian. Berdasarkan uraian diatas kriteria status hara tinggi mempunyai
wilayah yang lebih luas.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

30

Garambar.4. Peta Status Hara Mg-Tukar

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

30

Menurut peta status hara Mg- Tukar pada Gambar 4, maka untuk kriteria
status hara tinggi lebih mendominasi atau memiliki luasan yang sangat luas yakni
sebesar 81,25 %dari total luas wilayah. Hal ini kemungkinan disebabkan Ca dan
K dalam tanah tersebut rendah karena ketersedian Mg berhubungan dengan
ketersediaan Ca dan K. Hal ini sesuai sesuai dengan pernyataan Novizan (2002)
menyebutkan jika jumlah Ca atau K didalam tanah sangat berlebihan, ketersediaan
Mg akan menurun. Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu sering dikapur dengan
kalsit selama baertahun-tahun kelebihan kalium juga dapat menurunkan
ketersediaan Mg sebaliknya, jika jumlah Mg di dalam tanah berlebihan akibat
terlalu sering menggunakan dolomit atau pupuk Mg lainnya, penyerapan K, Ca
akan

terganggu,

hasil

analisis

tanah

dapat

mengindenttifikasikan

ketidakseimbangan kation- kation basa- basa pada koloid tanah yaitu melalui
analisa kejenuhan basa.
Hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh keadaan tekstur tanah ,
dan iklim pada daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rinsema (1986)
menyebutkan magnesium di dalam tanah berada dalam bernagai bentuk mineral,
yang paling penting ialah kalsium magnesium karbonat (CaMg(CO3)2 ) dan paling
banyak terdapat di tanah liat. Mineral ini karena pengaruh iklim, melepaskan
magnesium untuk zat makanan tanaman. Persediaan magnesium pada tanah pasir
jauh lebih sedikit. Tanah seperti itu paling banyak mengandung 0,15% MgO. Dari
jumlah ini hanya 10% yang langsung dapat diserap oleh tanaman, oleh karena itu
tanah pasir banyak dijumpai kekurangan magnesium.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Magnesium tanah diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg2+ yang berasal
dari bentuk dapat dituar dan atau bentuk larut air. Seperti kation-kation lain,
magnesium tersebut di dalam tanah selalu dalam keseimbangan dinamis.
Setelah masing- masing peta

status hara diperoleh maka dilakukan

penggabungan ( overlay ) gambar peta dari status hara K-tukar, Ca- tukar dan Mgtukar dengan tujuan untuk memperoleh peta kombinasi dari masing- masing
status hara antara K-tukar, Ca-tukar dan Mg-tukar setelah digabungkan, maka
diperoleh 6 kombinasi status hara dari hasil pengganbungan peta K-tukar, Catukar dan Mg-tukar .
Adapun tujuan dari penggabungan (overlay) adalah untuk memperoleh
kombinasi keseluruhan , sehingga kita dapat mengetahui kriteria secara
keseluruhan dengan menjumlahkan nilai/ skor dari masing masing status hasil
overlay. sangat rendah. Data luas wilayah untuk status hara K-tukar, Ca-tukar dan
Mg-tukar disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Data Luas Wilayah Status Hara
Status

Luas ( Ha )

%

Rendah

1656,62

84,18

Sangat rendah

311,18

15,81

Total

1967,8

100

Dari Tabel 5 maka diperoleh luas wilayah dengan status sangat rendah
adalah 311,18 Ha atau sebesar 15,81 % dari total luas wilayah keseluruhan .
Status hara rendah memiliki luas wilayah 1656,62 Ha atau sebesar 84,18 % dari
total luas wilayah keseluruhan.

Berdasarkan hasil dari yang diperoleh dari

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Tabel 5 maka dapat dibuat peta status hara K-tukar, Ca-tukar, Mg-tukar yang
disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut:

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Dilihat dari Gambar 5 maka lokasi penelitian tersebut banyak mengalami
kekurangan unsur hara . Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa kriteria status hara
rendah lebih mendominasi, dimana kriteria status hara rendah tersebar hampir
pada setiap wilayah. Dengan demikian

sebaiknya dalam penggunaan lahan

diperlukan penambahan pupuk atau bahan organik. Dengan penambahan pupuk
yang tepat dan bahan organik diharapkan dapat meningkatkan seluruh kandungan
unsur hara dalam tanah.

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada daerah penelit ian status hara K-tukar digolongkan menjadi 2 go longa n
yaitu status hara sangat rendah 664,8 Ha ( 33,78 % ) dan status rendah 1303
Ha ( 66,21% )
2. Pada daerah penelit ian status hara Ca-tukar digolongkan menjadi 2 golongan
yaitu status hara rendah 45,81 Ha ( 2,32 % ) dan status sangat rendah 1922 Ha
( 97,67% )
3. Pada daerah penelit ian Mg-tukar digolongkan menjadi 3 go longan yaitu rendah
46,2 Ha (2,34% ), sedang 322,6 Ha ( 16,39 % ) dan tinggi 1599 Ha ( 81,25% )

Saran
Sebaiknya dilakukan pengapuran dan pemupukan secara merata
agar mendapat hasil yang optimal

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S, 1996. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Anonimous, V, 1999. Kelapa Sawit. Perkebunan Nusantara IV. Bah Jambi.
Sumatera Utara.
Buckman, H. O dan N. C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Prof. Dr.
Soegiman. Bharatara. Karya Aksara. Jakarta.
Darmawijaya, M. I, 1990. Klasifikasi Tanah. UGM Press. Yogyakarta.
Fauzi, Y, Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono, 2004. Kelapa Sawit
Penebar Swadaya.
Foth, H. D, 1994. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-4. UGM Press. Yogyakarta.
Hakim, N., M. Y.Nyakpa., A.M. Lubis., S.G.Nugroho., M.R. Saul., M.A Diha.,
G. B. Hong., A. H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. UNILA.
Lampung.
Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Indranada, H. K, 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara . Jakarta.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka.
Tanggerang.
Nyakpa, M. Y., A. M.Lubis., M. A. Pulung., A. G. Amrah., A. Munawan., G.B.
Hong., N.Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung . Lampung.
Rayes. M. L, 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan . Andi Yogyakarta.
Yogyakarta.
Rinsema,W. T, 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan . Bhratara Karya Aksara .
Jakarta.
Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono., 2002 Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta
Sastrosayono, S, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Tanggerang.
Sitorus, S. R. P, 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito. Bandung.
Sutedjo, M. M, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan . Rineka Cipta. Jakarta.
Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

30

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar
Garbus Pagar Merbau PTPN II, 2007.
USU Repository © 2009

Di Kebun Tanjung

Dokumen yang terkait

Survei Dan Pemetaan Status Hara P-Tersedia, K-Tukar Dan C-Organik Tanah Sawah Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

2 29 55

Pemetaan Status Hara P – Tersedia, P – Total, Dan K – Tukar Di Kebun Tanjung Garbus – Pagar Marbau PTPN II

1 44 54

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

3 32 118

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 1 10

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 1 2

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 34

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 27

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 2

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi Appendix

0 0 10

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17