Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung DesaLumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

 

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, G. 2002. Plant Physiology Second Edition. Pearson Eduacation Inc.
New Jersey.
Arrijani. Dede, Edi, G.S. dan Ibnul, Q. (2006).Analisis Vegetasi Hulu DAS
Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas, Volume
7.
Badan Pusat Statistika Kabupaten Toba Samosir. 2013. Kecamatan Lumban Julu
dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistika. Sumut.
Bakri. 2009. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan
Pada Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa
Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu
Kabupaten Toba Samosir.
[Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalimartha, S. dan Soedibyo, M., 1999.Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan
Diet Supleme. Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan.2014.Pengembangan Tanaman Hias. Sumatera
Barat.
Direktorat Budidaya Tanaman Hias. 2005. Inventarisasi Tanaman Hias Unggulan

Komersil. Direktorat Jenderal Hortikultura. Indonesia.
Elliot (1977) dalam Panjaitan, F. Y. 2012.Inventarisasi Jenis-jenis Anggrek Di
Samosir Utara Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus
Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Simanindo).Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta.
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology.Volume 9.
Oxford: Blackwell Scientific Publications.
Haryanto, D. 2006. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Buah Naga
Agrowisata Kusumo Wanadri Kabupaten Kulonprogo. Tesis Magister
ManajemenAgribisnis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hutapea, J. R., dan Syamsuhidayat, S. S., 1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia (1), 490, Departemen Kesehatan Republik Indenesia, Jakarta.
Ibrahim, Z., 2011, Perkembangan Penyuluhan Pertanian Dan Peranannya Dalam
PembangunanPertanian.http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/perkemban
gan-penyuluhan-pertanian-dan.html. Diakses tanggal 18 Januari 2015.

Universitas Sumatera Utara


 

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.
Lie Didik Setiawan dan Agus Andoko, 2007. Menanam dan merawat
philoidendron, Jakarta:Penebar Swadaya, 1995.
Octora, N. 2014. Klasifikasi Tanaman Hias. www.petanihebat.com[ diakses pada
tanggal juni 2015].
Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Prakash, A. 2001, Antioxidant Activity,Medallion Laboratories Analytical
Progress, vol. 19, No.2.
Pranata, A.S., 2005. Panduan Budidaya dan Perawatan Anggrek.Jakarta :
Agromedia
Renstra Direktorat Jenderal Holtikultura. 2015. Potensi Permasalahan dan
Pengembangan Holtikultura.
Rukmana, R. 1997. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Kanisius. Bandung.
Sastrapraja. S. J.J. Afriastini, D. Darnaedi. dan Elisabet. 1985. Jenis Paku
Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional.
Sukarsa, 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dengan Budidaya Tanaman Hias.
Fakultas Biologi Universitas Soedirman. Purwokerto.

Tenda, E., Maskromo,I., Heliyanto, B. 2010. Eksplorasi Plasma Nutfah Aren
(Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Buletin Palma. Kalimantan Timur.
Tropicos.org. 2009.Database of Missouri Botanical Garden.Missouri Botanical
Garden, http://www.tropicos.org. Copy the BEST Traders and Make
Money :http://bit.ly/fxzulu.
Wardah, 2008.Keragaman Ekosistem Kebun Hutan (Forest Garden) di Sekitar
Kawasan Hutan Konservasi.Studi Kasus di Taman Nasional Lore Lindu,
Sulawesi Tengah.Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Widarto, L. 1996. Vertikultur Bercocok Tanam Secara Bertingkat. PT Penebar
Swadaya. Jakarta
Widiastoety, D. 2003. Menghasilkan Anggrek Silangan. Penebar Swadaya. Depok
.

Universitas Sumatera Utara

 

METODOLOGI


Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 yang dilakukan di Hutan
Lindung Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.Identifikasi jenis
tumbuhan hias dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera digital, pisau, plastik bening, kertas
label, tali rafia, kalkulator, meteran dan GPS (global positioning system). Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tally sheet, jenis tumbuhan hias yang akan
diidentifikasi, buku panduan identifikasi tumbuhan hias dan peta kawasan Hutan Lindung
Lumban Julu.
Prosedur Penelitian
1. Persiapan alat dan bahan
Alat identifikasi jenis tumbuhan hias yaitu alat tulis, kamera digital, pisau, buku
panduan identifikasi tumbuhan hias, plastik bening, kertas label, kalkulator dan GPS
(global positioning system).
2. Penentuan lokasi
Penentuan titik awal untuk melakukan kegiatan eksplorasi tumbuhan hias
menggunakan GPS (global positioning system).Kemudian diidentifikasi jenis
tumbuhan hias yang ditemukan pada lokasi tersebut.Selanjutnya dilakukan penentuan

titik lokasi identifikasi berikutnya.
3. Kegiatan identifikasi tumbuhan hias
Pengumpulan data tumbuhan hias dilakukan dengan menggunakan metode sampling
plot dimana penentuan titik awal ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu
berdasarkan tempat yang dianggap banyak tumbuhan hiasnya. Luas total hutan

Universitas Sumatera Utara

 
lindung Lumban Julu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir adalah 3671
ha. Intensitas sampling yang dibuat dalam penelitian adalah sebesar 0,5 % dari luas
total hutan tersebut. Luas kawasan yang diteliti adalah sebesar 18 ha dan jumlah plot
yang dibuat sebanyak 360 plot. Sampling plot yang dibuat adalah berbentuk lingkaran
dengan jari-jari 12,6 meter dan diameter 25,2 m dengan luasan plot lingkaran sebesar
0,05 ha. Pengamatan tumbuhan hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot
sepanjang jalur pengamatan.
100 m

 
2000m 

D= 25,2 m 

L=0,05 ha 

Gambar 1. Desain Plot Tumbuhan Hias
Pengamatan tumbuhan hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot sepanjang
jalur pengamatan.Kegiatan identifikasi yang dilakukan pada tumbuhan

hias

dengan batasan yang diamati adalah dari warna dan bentuk daun serta batang yang
tergolong tumbuhan hias. Kemudian ditentukan lokasi jalur (unit contoh) secara
acak sebanyak 360 plot dimana pada setiap plot memiliki ukuran diameter sebesar
25,2 meter.
Intensitas sampling yang digunakan sebesar 0,5% dari seluruh luas hutan lumban
julu. Data hasil pengukuran kemudian dicatat pada tallysheet yang telah
disediakan sebelumnya. Kemudian data yang didapat dianalisis, dengan
menghitung (1) kerapatan (ind/ha), (2) frekuensi, (3) indeks nilai penting (INP)
dari masing-masing jenis, serta (4) Indeks keanekaragaman dari tiap ekosistem.
Jenis tumbuhan hias yang belum dikenali selanjutnya dibawa ke laboratorium

biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam untuk diidentifikasi.

Universitas Sumatera Utara

 
Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kerapatan (K)

=

2. Kerapatan Relatif (KR) =

Luas petak contoh

K suatu jenis
 100%
K total seluruh jenis

3. Frekuensi (F)


=

4. Frekuensi Relatif (FR) =

 Individu

 sub petak ditemukan suatu spesies
 seluruh sub petak contoh

F suatu jenis
 100 %
F total seluruh jenis

5. Indeks Nilai Penting ( INP )

= Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif

Indeks Nilai Penting (INP) pada tingkat tumbuhan bawah (under stories), semai
(seedling), dan pancang (sapling) dihitung dari nilai kerapatan relatif (KR) dan
frekuensi relatif (FR) (Fachrul, 2007) :

INP = KR + FR
Keanekaragaman spesies ada indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam
analisis komunitas tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General
Diversity (H’) (Odum, 1993 dalam Indriyanto, 2006).
RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General
Diversity (H’)
H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N)
Keterangan :
H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
Ni = jumlah individu dari suatu jenis i
N = jumlah total individu seluruh jenis
Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener didefenisikan
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

 
a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah melimpah tinggi;
b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu

transek sedang melimpah;
c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah sedikit atau rendah.
(Indriyanto, 2006 ).
Analisis Sebaran Tumbuhan Hias
Untuk mengetahui pola sebaran jenis tumbuhan hias, data yang sudah diperoleh
dari lapangan dianalisis dengan menggunakan rumus Indeks sebaran morisita (Id) (Elliott,
1977 dalam Panjaitan, 2012). Rumus untuk mencari sebaran jenis tumbuhan hias yang
digunakan adalah :
Id = n .x (x-1)
€x (€x-1)

Dimana : Id = Indeks sebaran morisita
n = jumlah petak pengambilan contoh
x = jumlah individu
€x = jumlah total yang diperoleh
Elliott (1977) dalam Panjaitan (2012) menyatakan bahwa setelah nilai indeks sebaran
Morisita diperoleh, maka kita dapat melihat pola sebaran jenis tumbuhan hias yang
diperoleh, dimana :
Id < 1 berarti penyebarannya seragam

Id = 1 berarti penyebarannya acak
Id > 1 berarti penyebarannya berkelompok

Universitas Sumatera Utara

 
Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias
Penentuan harga tumbuhan hias yang dilakukan di lapangan adalah didapatkan
berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat sekitar hutan Lindung
Lumban Julu. Pada analisis yang dilakukan selanjutnya adalah

penentuan harga

tumbuhan hias , dimana juga dapat ditentukan berdasarkan harga umum yang ada di
pasaran.

Universitas Sumatera Utara

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Tumbuhan Hias yang Ditemukan di Hutan Lindung Lumban Julu
Jenis-jenis tumbuhan hias yang ditemukan dari penelitian yang dilakukan
di Hutan Lindung Lumban Julu ada 12 jenis tumbuhan.Jenis-jenis tumbuhan hias
yang telah ditemukan dari penelitian yang dilakukan dideskripsikan sebagai
berikut.
1. Anggrek macan/tebu (Grammatophyllum speciosum)
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas:
Liliopsida, Ordo : Asparagales, Famili : Orchidaceae, Genus : Grammatophyllum,
Spesies : Grammatophyllum speciosum.
Ciri utama anggrek macan adalah ukurannya yang besar.Anggrek macan
ini tumbuh di daerah naungan naungan pepohonan yang tinggi dan berada dalam
kelembaban. Ciri lain anggrek macan ini adalah dalam setiap malai bisa memiliki
puluhan, bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masing masing bunga
berdiameter sekitar 10 cm. Bunga anggrek macan (Grammatophyllum speciosum)
berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah
kehitam-hitaman. Anggrek tebuatau yang sering disebut anggrek macan

(Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek terbesar, paling besar dan
paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa,
anggrek tebu/anggrek macan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan
diameter malai sekitar 1,5-2 cm.
Hasil yang didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu ini bahwa analisis
keanekaragaman dan keberadaan anggrek macan cukup rendah. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa indeks nilai penting (INP) adalah 13.5% dan indeks

Universitas Sumatera Utara

 

shannon-wiener adalah 0.19 menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis ini masih
tergolong rendah. Sedangkan indeks morisita pada jenis anggrek ini adalah 1.96
menunjukkan pola penyebaran anggrek jenis ini di hutan Lindung Lumban Julu
berkelompok. Meskipun demikian jenis anggrek ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan agar dapat menjadi tanaman hias di perkarangan rumah.
Tumbuhan jenis anggrek ini tergolong tumbuhan hias dapat terlihat dari warna
daun yang indah dan tangkai daunnya yang memanjang. Jika ditinjau dari sisi
ekonomi, jenis tumbuhan hias ini masih cukup langka dipasaran dan memiliki
nilai jual lebih. Ini membuka peluang besar untuk masyarakat sekitar hutan
Lindung Lumban Julu agar mengembangkan jenis tumbuhan hias ini.Tumbuhan
hias jenis anggrek macan dapat dilihat pada Gambar 2.

This image cannot currently be display ed.

Gambar 2.Anggrek macan/tebu (Grammatophyllum speciosum)

Universitas Sumatera Utara

 

2. Nampu ( Homalomena cordata )
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae,
Liliopsida, Ordo: Arales, Famili

Divisi: Magnoliophyta, Kelas:

: Araceae, Genus: Homalomena, Spesies:

Homalomena cordata
Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi
danau, atau ditanam sebagai tanaman obat dan tanaman hias pada tempat-tempat
yang agak terlindung. Jenis Tumbuhan yang hidupnya lama ini mempunyai tinggi
50–100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan
membentuk rimpang yang memanjang. Daun tunggal, tangkai panjangnya 50–60
cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing,
pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip,
panjang 70–90 cm, lebar 20–35 cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk
berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, berkelamin dua,
panjang 15–30 cm, dan tangkai berwarna ungu.Buah berbentuk bulat, kecil, dan
berwarna merah.
Tumbuhan Jenis ini masih sering ditemukan di hutan Lindung Lumban
Julu. Besar indeksnilai penting (INP) adalah 17.82 % dan Indeks shannon-wiener
adalah 0.22 ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis nampu ini juga
masih tergolong rendah. Sedangkan indeks morisitas dari tumbuhan nampu ini
adalah 3.49 menunjukkan pola penyebaran jenis tumbuhan ini adalah
berkelompok. Di daerah Lumban julu masyarakat masih memanfaatkan ini
sebagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Sebagian besar
masyarakat masih memanfaatkannya dengan baik. Tumbuhan jenis ini tergolong
hias terlihat dari bentuk daunnya yang melebar dan berwarna hijau terang.

Universitas Sumatera Utara

 

Diitinjau dari segi ekonominya jenis tumbuhan ini tidak memiliki nilai jual yang
cukup tinggi di pasaran karena keberadaannya yang bisa dijangkau di hutan
ataupun di perkarangan liar.Tumbuhan hias jenis nampu dapat dilihat pada
Gambar 3.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 3. Homalomena cordata

3. Cakar Ayam ( Selaginella sp )
Klasifikasi ilmiah :Kingdom :

Plantae,

Divisi:

Pteridophyta, 

Kelas:Lycopodiinae, Ordo: Selaginellales, Famili: Selaginellaceae, Genus:
Selaginella, Spesies : Selaginella sp
Tumbuhan cakar ayam memiliki batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar
keluar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar 2 mm,
bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua,
bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai ke

Universitas Sumatera Utara

 

percabangannya yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya(Dalimartha,
1999).
Cakar Ayam hidup pada hampir di seluruh hutan.Batang bulat, liat,
bercabang-cabang, menggarpu, daun tunggal, tersusun dalam garis sepanjang
batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau.Akar serabut, muncul dari
batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).
Tumbuhan jenis ini sangat banyak dijumpai di hutan Lumban Julu. Indeks
nilai penting (INP) jenis tumbuhan cakar ayam ini adalah 32,6 % menunjukkan
yang paling dominan didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu kabupaten
Tobasa ini. Tetapi indeks shannon-wiener dari jenis tumbuhan hias ini adalah 0,33
yang menunjukkan tingkat keanekaragaman masih tergolong rendah.Sedangkan
indeks morisitasnya adalah 15,5 dimana menunjukkan pola penyebaran jenis
tumbuhan ini adalah berkelompok.
Tumbuhan ini adalah yang paling dominan dari semua jenis tumbuhan hias
yang diteliti di hutan Lindung Lumban Julu ini. Tetapi masyarakat sekitar belum
memanfaatkan betul dan menyadari betul akan keberadaan jenis tumbuhan hias
ini. Ini terlihat hanya beberapa yang memanfaatkan cakar ayam ini sebagai
tanaman hias seperti di depan kantor. Tumbuhan cakar ayam ini tergolong hias
terlihat dari bentuk batang yang meliku dan bantuk daunnya yang unik dan
meliuk-liuk. Dari segi ekonominya tanaman hias jenis ini masih memiliki nilai
standar di pasaran dan belum memiliki nilai yang tinggi karena faktor warna dan
keunikan tanaman itu sendiri. Tetapi diharapkan kepada masyarakat khususnya
masyarakat sekitar hutan Lumban Julu untuk dapat lebih aktif mengembangkan

Universitas Sumatera Utara

 

jenis tanaman hias ini yang bisa didapatkan dari sekitar hutan Lumban
Julu.Tumbuhan jenis cakar ayam dapat dilihat pada Gambar 4. :
This image cannot currently be display ed.

Gambar 4. Selaginella sp

4. Pakis Pohon (Cyathea sp.)
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi : Pteridophyta, Kelas:
Pteridopsida, Ordo : Cyatheales, Famili: Cyatheaceae, Genus: Cyathea Spesies :

Cyathea sp
Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok
tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah
menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Tumbuhan jenis paku ini
kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk
pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000 dengan perkiraan 1.300
sampai 3000 lebih spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang
mencakup Indonesia).

Universitas Sumatera Utara

 

Tumbuhan paku memiliki bentuk dan pertumbuhan yang beraneka ragam
dan sangat menarik sehingga kebanyakan tumbuhan paku mendapat perhatian
untuk dijadikan sebagai tanaman hias. Kecenderungan untuk menanam dan
membudidayakan tumbuhan paku ini cukup baik(Wardah, 2000).
Hasil penelitian yang didapatkan di hutan Lumban Julu indek nilai penting
(INP) dari jenis pakis pohon ini adalah 17.7 % dan indeks shannon-wiener pakis
terdebut adalah 0.15, menunjukkan bahwa tingkat keanekaragamannya masih
tergolong rendah di hutan Lindung Lumban Julu ini.Sedangkan indeks morisitas
dari tumbuhan pakis ini adalah 0.98 dimana menunjukkan tingkat pola
penyebarannya yang seragam di hutan Lindung Lumban Julu ini. Tumbuhan jenis
pakis ini tergolong hias terlihat dari bentuk batang yang memanjang dan daunnya
yang unik.
Pemanfaatan tumbuhan paku oleh manusia terbatas. Kebanyakan menjadi
tanaman hias, sebagian kecil dimakan, sebagai tumbuhan obat, atau bahan baku
untuk alat bantu kegiatan sehari-hari.Masyarakat daerah sekitar hutan Lumban
Julu masih terlihat memanfaatkan jenis paku pakuan/pakis pakisan ini sebagai
salah satu tanaman hias di perkarangan rumahnya.Ini terlihat dari responden yang
mengaku kurang tertarik dengan tumbuhan jenis ini.
Tumbuhan jenis pakis pohon jika ditinjau dari segi ekonominya bahwa
tumbuhan ini masih tergolong bukan tumbuhan yang familiar di pasaran dan di
kalangan masyarakat untuk dijadikan tanaman hias.Terbukti masyarakat sekitar
hutan Lindung Lumban Julu hampir tidak ada yang memanfaatkan jenis tumbuhan
hias jenis pakis pakisan ini.Perlu adanya pengembangan yang lebih baik agar
masyarakat lebih memperkenalkan dan lebih memanfaatkan jenis tumbuhan ini

Universitas Sumatera Utara

 

untuk dijadikan sebagai tanaman hias di perkarangannya.Dikarenakan tumbuhan
hias ini juga masih memiliki daya tarik yang cukup baik untuk dijadikan tanaman
hias rumahan.Tumbuhan jenis pakis pohon ini dapat dilihat pada Gambar 5.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 5.Cyathea sp.
 

5. Anggrek Dendrobium ( Dendrobium sp. )
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas:
Monocotiledoneae, Ordo : Orchidales, Famili: Orchidaceae, Genus: Dendrobium,
Spesies : Dendrobium sp.
Anggrek dendrobium ini merupakan tanaman dari keluarga Orchidaceae
banyak terdapat di Indonesia.Tanaman anggrek ini dapat tumbuh pada
kelembaban antara 50-80 (Widiastoety, 2003).
Tanaman

anggrek

tersebar

luas

dari

daerah

tropis

sampai

daerahsubtropis.Anggrek ini dapat tumbuh pada dataran sedang mempunyai
ketingian antara 500-1000 m dpldengan suhu pada siang hari 29-32o C dan pada
malam hari 19-21o C( Pranata, 2005).

Universitas Sumatera Utara

 

Tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya
tercukupi. Sehingga dalam frekuensi dan banyaknya penyiraman sangat
tergantung pada cuaca (suhu, angin, dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta
keadaan lingkungan tanaman.(Sutiyoso dan Sarwono, 2002).
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa tumbuhan anggrek dendrobium
ini memiliki nilai indeks nilai penting (INP) 27 % dan indeks Shannon-wiener
adalah 0.21 yang menunjukkan bahwa keberadaan anggrek dendrobium ini masih
tergolong rendah di hutan Lindung Lumban Julu ini. Sedangkan indeks
morisitasnya adalah 2.8 menunjukkan pola penyebaran yang berkelompok..
Ditinjau dari segi ekonominya jenis tumbuhan anggrek ini cukup tren di pasaran
dan memiliki nilai pasar/jual cukup tinggi.Tumbuhan jenis anggrek dendrobium
dapat dilihat pada Gambar 6.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 6.Dendrobium sp.
6. Anggrek Hitam(Coelogyne pandurata)
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas:
Liliopsida, Ordo : Asparagalas, Famili: Orchidaceae, Genus: Coelogyne,
Spesies:Coelogyne pandurata

Universitas Sumatera Utara

 

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yanghanya
tumbuh di daerah tertentu di pulau Kalimantan.Walaupun demikian anggrek jenis
ini masih bisa ditemui di hutan hutan alam Indonesia.Tumbuhan ini hidup
bergerombol membentuk rumpun.Bagian pangkalnyamemiliki umbi yang
berbentuk bulat telur agak pipih, dengandua helai daun elips yang menjulang ke
atas.Setiap bulb hanya memilikidua lembar daun saja.Kebanyakan orang mengira
bahwa

bunga

anggrekhitam

berwarna

hitam

secara

keseluruhan.Tetapi

kenyataannyatidaklah demikian.
Bunga anggrek hitam berbentuk tangkai denganjumlah kuntum bunga
antara 5-10 kuntum per tangkai.Warna bunganyadidominasi oleh warna hijau
kekuningan pada bagian kelopakdan mahkotanya dan bagian bibir bunga
berwarna hitam yang bagiandalamnya terdapat bintik-bintik warna hitam dengan
kombinasi garisgarishitam.Batangnya membentuk umbi semu, bundar panjang,
pipih dengan panjang 10-15 cm. Daunnya berbentuk lonjong, belipat-lipat
panjang mencapai 40 cm dan lebar 10 cm ( Harianto, 2010 ).
Anggrek

Hitam (Coelogyne

pandurata) termasuk

tumbuhan

yang

dilindungi undang-undang, Sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7
Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
1990.Anggrek hitamdijadikan sebagai maskot flora di provinsi Kalimantan Timur
karenakeindahan dan keunikannya.
Hasil penelitian di hutan Lindung Lumban Julu indeks penyebaran jenis
tumbuhan anggrek hitam masih tergolong sedikit dan dibuktikan dari indeks nilai
penting (INP) anggrek hitam adalah11.3% dan indeks shannon-wiener adalah 0.18
menunjukkan bahwa keberadaan jenis anggrek hitam ini di daerah hutan Lindung

Universitas Sumatera Utara

 

Lumban Julu masih tergolong rendah. Sedangkan indeks morisitasnya adalah 1.5
yang menunjukkan bahwa pola penyebaran jenis anggrek hitam di hutan Lindung
Lumban Julu ini berkelompok. Dari hasil yang didapatkan jenis tumbuhan hias
jenis anggrek hitam ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat sekitar
hutan Lindung Lumban Julu.
Hasil wawancara yang didapatkan juga mengatakan hampir tidak
mengetahui akan anggrek hitam tersebut. Masyarakat masih mengetahui jenis
angrek yang sudah familiar di pasaran. Dari segi ekonominya jenis tumbuhan hias
anggrek hitam ini di pasaran juga tergolong cukup rendah dikarenakan anggrek
jenis ini masih kalah tren oleh anggrek jenis lainnya di pasaran.Tumbuhan hias
jenis anggrek hitam ini dapat dilihat pada Gambar 7.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 7.Coelogyne pandurata
7. Hariang ( Begonia robusta BI )
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae,

Divisi: Spermatophyta, Kelas:

Dicotyledoneae, Ordo : Cistales, Famili: Begoniaceae, Genus: Begonia Spesies:

Begonia robusta BI

Universitas Sumatera Utara

 

Begonia pada dasarnya merupakan tanaman yang dapat tumbuh alami di
berbagai daerah, termasuk yang beriklim tropis seperti Indonesia. Perkembangan
Begonia di Indonesia masih belum secemerlang tanaman hias lain. Tampilan daun
tanaman yang satu ini begitu dekoratif.Bukan hanya bentuk daunnya yang sangat
beragam, warnanya pun bermacam-macam. Bunga-bunga begonia juga beragam
pada tiap jenis yaitu pink, putih, ungu muda, hingga oranye.
Kegunaan Begonia selain sebagai tanaman hias, beberapa jenis begonia
berakar rimpang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan
demam dan sifilis (penyakit raja singa).Seluruh bagian tanaman begonia
mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.Daun dan batang begonia dapat
dimakan dan sekaligus merupakanobat. Berdasarkan literature kandungan
tanaman hariang beureummengandungsenyawa bahan alam dari golongan
terpenoid kususnya triterpen. Kandungansenyawa tersebut memiliki keaktifan
sebagai anti kanker. Peneliti berusahauntuk menghadiran cincau yang berasal dari
daun

hariang

beureum

karena

cincau

sudah

banyak

diterima

di

masyarakat(Prakash, 2001).
Hasil penelitian yang didapatkan dari hutan Lindung Lumban Julu bahwa
indeks nilai penting (INP) untuk jenis tumbuhan hariang adalah 17.35% dan
indeks shannon-wiener adalah 0.21 yang

menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman tumbuhan jenis begoniarobusta bl masih tergolong rendah di
hutan Lindung Lumban Julu. Sedangkan untuk indeks morisitasnya adalah 2.6
menunjukkan bahwa pola penyebaran tumbuhan jenis hariang ( Begonia robusta

bl ) adalah berkelompok. Pada penelitian yang dilakukan disekitar hutan Lindung
Lumban Julu, masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu belum

Universitas Sumatera Utara

 

memanfaatkan jenis tumbuhan ini.Hal ini dikarenakan karena jarangnya dijumpai
jenis tumbuhan ini di Hutan Lindung Lumban Julu. Tumbuhan ini tergolong hias
terlihat dari bulu daunnya yang berbulu halus dan warna daun yang mencolok.
Dari segi ekonominya tumbuhan jenis hariang ini juga belum tergolong tumbuhan
yang familiar di pasaran dikarenakan masyarakat umum masih kurang menyukai
akan tumbuhan jenis hariang ini untuk dijadikan tanaman hias sekitar rumah atau
perkarangannya.Tumbuhan jenis hariang ini dapat dilihat pada Gambar 8.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 8. Begonia robusta BI

8. Keras Tulang ( Clhoranthus officinalis Bl ) 

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas:
Magnoliopsida, Ordo : Malpighiales, Famili : Euphorbiaceae, Genus :
Chloranthus, Spesies: Chloranthus officinalis Bl
Tumbuhan Keras Tulang adalah salah satu tumbuhan yang jarang dijumpai
oleh masyarakat. Habitat tumbuhnya yang ada di hutan membuat tumbuhan ini
menjadi salah satu tumbuhan yang sulit ditemukan. Daunnya mengkilat, menyala

Universitas Sumatera Utara

 

jika sinar matahari jatuh ke atasnya, bunganya putih, bulat-bulat kecil, dan bagian
batangnya berbuku-buku dengan jarak antara buku yang satu dengan yang lain
tidak sama. Keras Tulang (Chloranthus Officinalis), Barau-Barau (Bahasa
Filipina), ternyata dapat tumbuh dengan subur di hutan. Sebahagian masyarakat
yang menanamnya sebagai tumbuhan pagar kebun, karena tanaman ini sepertinya
tidak dapat hidup di daerah yang terbuka dan tumbuh dengan baik dibawah
naungan pepohonan lain, tidak terkena sinar matahari langsung ( Windarto, 2013
).
Hasil penelitian yang didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu indeks
nilai penting (INP) dari tumbuhan jenis karas tulang ini adalah 19 % dan indeks
shannon-wiener adalah 0.21 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman untuk
tumbuhan keras tulang ini masih tergolong rendah di hutan Lindung Lumban Julu
ini. Sedangkan untuk indeks morisitasnya adalah 2.9 menunjukkan bahwa pola
penyebaran tumbuhan jenis karas tulang ini berkelompok. Tumbuhan keras tulang
ini tergolong tumbuhan hias terlihat dari buahnya yang berwarna juga unik dan
batangnya yang keras sehingga bisa sebagai pagar tanaman juga sebagai hiasan
pagar tanaman tgersebut. Masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu juga
masih belum mengenal tumbuhan jenis ini sehingga msyarakat sekitar hutan tidak
ada yang memanfaatkan tumbuhan ini sebagai tanaman hias. Dari segi
ekonominya tumbuhan ini bukanlah tumbuhan hias yang terkenal akan
kehiasannya, karenaitu tumbuhan ini belum familiar di pasaran.Tumbuhan hias
jenis keras tulang ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Universitas Sumatera Utara

 
This image cannot currently be display ed.

Gambar 9. Clhoranthus officinalis Bl

9. Hedychium cylindricum Ridl
Klasifikasi ilmiah :Kingdom :

Plantae,

Divisi:

Magnoliophyta,

Kelas:Magnoliopsida, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus
: Hedychium Spesies : Hedychium cylindricum Ridl
Tumbuhan jenis zingiberacea ini tumbuh di daerah pedalaman
hutan.Daerah tempat tumbuhnya adalah di sekitar pepohonan yang tidak terlalu
tertutupi oleh sinar matahari.Tumbuhan zingiberaceae adalah tergolong tumbuhan
yang unik dan jarang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai
tumbuhan hias.Tumbuhan jenis ini juga memiliki habitat tumbuh di berbagai
tempat di Indonesia.
Tumbuhan ini berbunga bisexual, sangat harum, berwarna putih, kuning
atau merah; kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk tabung, biasanya lebih
panjang daripada kelopak dan bractea, bercuping 3. Buah bundar hingga bulat
telur. Biji dengan selaput biji ( Ibrahim, 2015 ).

Universitas Sumatera Utara

 

Hasil penelitian yang ditemukan di hutan Lindung Lumban Julu bahwa
indeks nilai penting (INP) tumbuhan jenis Hedychium cylindricum Ridl ini adalah
9.4% dan indeks shannon-wiener adalah 0.14 menunjukkan bahwa tumbuhan hias
jenis ini memiliki keanekaragaman yang tergolong masih rendah di hutan Lindung
Lumban Julu. Sedangkan indeks morisitasnya adalah 0.92 menunjukkan bahwa
pola penyebaran dari tumbuhan Hedychium cylindricum Ridl ini adalah seragam.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan hias terlihat dari warna bunga yang terdapat
pada ujung batangnya.
Hasil yang didapatkan bahwa ditinjau dari segi ekonominya tumbuhan
jenis ini masih belum memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.Tumbuhan jenis
zingiberaceae dapat dilihat pada Gambar 10.
This image cannot currently be display ed.

 

Gambar 10. Hedychium cylindricum Ridl
10. Paku Pakuan ( Antrophyum parvulumBlume)
Klasifikasi ilmiah :Kingdom :

Plantae,

Divisi:

Pteridophyta,

Kelas:Pteridopsida, Ordo : Polypodiales, Famili : Pteridaceae, Genus :
Antrophyum, Species : Anthrophyum parvulum Blume

Universitas Sumatera Utara

 

Tumbuhan jenis paku-pakuan ini yaitu pada akar, bentuknya tertutup rapat
berfungsi untuk menyimpan air.akarnya hanya berupa riziod, berbatang kecil dan
umumnya berwarna hijau kerana memiliki klorofil sehingga dapat membantu
proses fotosintesis. Pada batang, kulit batang berwarna hijau daun cemara dan
batang sampai dengan 3 cm. Sedangkan daun berukuran luas dan memanjang
terdapat vena sampai ujung daun( Tropicos, 2009 ).
Hasil penelitian di daerah hutan Lindung Lumban Julu didapatkan indeks
nilai penting (INP)jenis tumbuhan ini adalah 10.5% dan indeks shannon-wiener
adalah 0.16 menunjukkan tingkat keanekaragaman dari tumbuhan antrophyum
rendah. Ini menunjukkan bahwa jenis tumbuhan yang termasuk hias ini tidak
terlalu dominan keberadaannya di hutan Lindung Lumban Julu tersebut.
Sedangkan indeks morisitas dari tumbuhan ini adalah 1.2 menunjukkan bahwa
pola penyebarannya dihutan Lindung Lumban Julu berkelompok. Tumbuhan ini
tergolong hias dapat dilihat dari bentuk daun yang unik dan melebar. Dari data
yang didapatkan di lapangan untuk jenis tumbuhanantrophyum masih beberapa
masyarakat daerah sekitar hutan Lindung Lumban Julu yang memanfaatkan
tumbuhan jenis ini untuk dijadikan tanaman hias di perkarangan rumah. Ini
menunjukkan tumbuhan hias jenis antrophyum masih kurang menarik minat
masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu. Tetapi diharapkan masyarakat
untuk bisa memanfaatkan tumbuhan antrophyum agar bisa menjadi tumbuhan hias
di sekitar perkarangannya. Dari segi ekonominya, tumbuhan jenis antrophyum
juga masih kurang familiar dan mencolok di pasaran umum sehingga daya jual di
pasaran masih sangat rendah dibandingkan tanaman hias jenis lainnya. Ini
dikaitkan dengan daya tarik dari tumbuhan tersebut sehingga masyarakat memilih

Universitas Sumatera Utara

 

untuk tidak memanfaatkan tumbuhan ini. Tumbuhan Tumbuhan jenis pakupakuan ini dapat dilihat pada Gambar 11.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 11. Antrophyum parvulum Blume

11. Paku Sarang Burung ( Asplenium nidus )
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Pteridophyta, Kelas:
Pteridopsida,Ordo : Polypodiales, Famili : Aspleniaceae, Genus : Asplenium,
Spesies : Asplenium nidus
Paku sarang burung (Asplenium nidus) merupakan jenis tumbuhan paku
populer sebagai tanaman hias halaman.Tumbuhan ini mempunyai habitat yang
cukup luas di daerah hutan.Hidupnya menumpang pada pepohonan yang lembab.
Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai
panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang.
Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning
bila terkena cahaya matahari langsung.

Universitas Sumatera Utara

 

Tumbuhan paku jenis Asplenium diantaranya mempunyai bentuk yang
menarik sehingga bagus untuk dijadikan sebagai tanaman hias. Selain sebagai
tanaman hias, dari segi obat-obatan tradisional pun tidak luput dari kehidupan
manusia.Batang tumbuhan yang tumbuh baik dan yang sudah keras,
diperuntukkan untuk berbagai keperluan. Tidak jarang sebagai tiang rumah, paku
dipakai untuk pengganti kayu, batang paku diukir untuk dijadikan patung-patung
yang dapat ditempatkan di taman. Kadang-kadang dipotong-potong untuk tempat
bunga, misalnya tanaman anggrek (Sastrapradja dan Afriastini, 1979).
Hasil penelitian yang didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu bahwa
indeks nilai penting( INP ) dari tumbuhan jenis Asplenium ini adalah 12.3 % dan
indeks Shannon-wiener adalah 0.16 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman
dari tumbuhan Asplenium ini masih tergolong rendah pertumbuhannya di hutan
Lindung Lumban Julu. Sedangkan indeks morisitas dari tumbuhan Asplenium
adalah 0.16 menunjukkan pola penyebaran jenis Asplenium di hutan Lindung
Lumban Julu adalah berkelompok.Tumbuhan jenis pakuan ini tergolong
tumbuhan hias dapat dilihat dari bentuk daun yang unik dan memanjang.Dari data
yang didapatkan bahwa masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu juga
terlihat masih sangat jarang memelihara tanaman jenis pakuan ini untuk dijadikan
tanaman hias. Dan kebanyakan masyarakat belum menyadari akan potensi yang
sangat tinggi dari tumbuhan pakuan ini untuk dijadikan tanman hias.
Nilaiekonomi tumbuhan paku terutama terletak pada keindahannya dan
sebagai tanaman hortikultura beberapa jenis Lycopodinae yang suka panas
digunakan sebagai tanaman hias dalam pot, dan paku kawat yang merayap yang
digunakan dalam pembuatan karangan bunga, sedang sporanya kecil-kecil yang

Universitas Sumatera Utara

 

mudah terbakar karena kandungannya akan minyak, sehingga dapat digunakan
untuk menghasilkan kilat panggung (Polunin, 1990). Tumbuhan hias jenis paku
sarang burung ini dapat dilihat pada Gambar 12.
This image cannot currently be display ed.

 

Gambar 12. Asplenium nidus

12. Philodendron ( Philodendron sagittifolium liebm)
Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas:
Liliopsida, Ordo : Arales, Famili : Araceae, Genus : Philodendron, Spesies :

Philodendron sagittifolium liebm
Philodendronadalah tumbuhan yang banyak dijumpai di hutan tropis
seperti di Indonesia.Biasanya tumbuh di tempat-tempat yang lembap, di rawa,
pada tepi sungai, maupun di pinggir jalan.Tumbuhan jenis philodendron ini
memiliki hábitat yang cukup tinggi di daerah hutan lindung Lumban Julu.Warna
daun hijau tua dan terang, akar tunggang dan batang warna coklat. Philodendron
ternyata termasuk dalam kelompok tanaman beracun(Lie Didik Setiawan dan
Agus Andoko, 2007).

Universitas Sumatera Utara

 

Hasil pengamatan di hutan Lindung Lumban Julu didapatkan bahwa
indeks nilai penting (INP) dari tumbuhan jenis philodendron ini adalah 9.9% dan
indeks Shannon-wiener adalah 0.14 menunnjukkan bahwa keanekaragaman
tumbuhan jenis philodendron di hutan Lindung Lumban Julu tergolong rendah.
Sedangkan indeks morisitas tumbuhan jenis philodendron sagittifolium ini adalah
1.12 menunjukkan bahwa pola penyebaran tumbuhan ini di hutan Lindung
Lumban Julu berkelompok.
Hasil yang didapatkan bahwa ditinjau dari segi ekonominya dan dari segi
bisnis, kondisi pasar philodendron termasuk stabil.Ini sangat memungkinkan bila
masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu memanfaatkannya untuk
dijadikan tanaman hias.Tumbuhan hias jenis philodendron ini dapat dilihat pada
Gambar 13.
This image cannot currently be display ed.

Gambar 13. Philodendron 

Universitas Sumatera Utara

 

Analisis Keanekaragaman Hayati
Analisis Keanekaragaman Hayati tumbuhan hias yang ditemukandi Hutan
Lindung Lumban Julupada penelitian initerdapat pada Tabel 1.
Tabel 1.DataAnalisisVegetasi Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu
No.JenisNama Latin

K
( Ind/Ha)
1Anggrek macan Grammatophyllum speciosum 0.84
Homalomena cordata
1.13
2Nampu
3Cakar Ayam
Selaginella sp.
2.37
4Pakis Pohon
Cyathea sp.
0.6
5Dendrobium
Dendrobium sp.
1.02
6Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
0.76
7Hariang
Begonia robusta BI
0.97
8Keras Tulang Clhoranthus officinalis B
l1.04
9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl 0.58
10Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume 0.68
11 Sarang Burung Asplenium nidus
0.78

12Philodendron Philodendron sagittifolium
Jumlah

0.64
11.41

KR
( %)

F

FR
(%)

INP

7.4

0.2

6.1

13.5

9

0.3

8.82

17.82

20.2
5.2
9
6.6
8.5
9
5.1
6
6.9
5.6

0.4 12.4
0.47 12.5
0.68 18
0.18 4.7
0.32 8.85
0.37 10
0.16 4.3
0.17 4.5
0.21 5.4
0.16 4.3

32.6
17.7
27
11.3
17.4
19
9.4
10.5
12.3
9.9

100 3.62 100

200

Hasil yang diperoleh pada tabel 1 adalah data tumbuhan hias dengan
kerapatan tertinggi terdapat pada jenis Cakar Ayam (Selaginella sp.).Sedangkan
tumbuhan hias dengan kerapatan terendah terdapat pada jenis zingiberaceae(
Hedychium cylindricum Ridl). Kerapatan suatu jenis menunjukkan jumlah
individu spesies dengan satuan luas tertentu dan nilai kerapatan merupakan
gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada hutan Lindung Lumban
Julu.Kerapatan belum dapat menunjukkan gambaran tentang distribusi dan pola
penyebarannya.Gambaran tentang distribusi suatu jenis dapat dilihat dari
frekuensi suatu jenis tersebut. Sedangkan pola penyebaran dapat dilihat dengan
membandingkan nilai tengah spesies tertentu dengan varians populasi secara
keseluruhan ( Arrijani, 2006 ).

Universitas Sumatera Utara

 

Frekuensi terbesar ditemukan pada jenisDendrobium ( Dendrobium sp.)
dari 360 plot yang diamati. Jenis ini adalah yang memiliki nilai frekuensi
tertinggidari 12 jenis tumbuhan hias yang ditemukan, sehingga dapat dianggap
jenis yang tersebar luas pada hampir seluruh hutan Lindung Lumban Julu. Nilai
frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh pola distribusinya ( GreigSmith, 1983 ).
Indeks nilai penting merupakan hasil penjumlahan dari relative kedua
parameter (kerapatan relative dan frekuensi relative) yang telah diukur
sebelumnya, sehingga nilainya juga bervariasi. Indeks nilai penting (INP)
tertinggi terdapat pada spesies tumbuhan Cakar Ayam (Selaginella sp.) dengan
indeks 32.6 % dan Indeks nilai penting (INP) yang terendah adalah spesies
tumbuhan Philodendron (Philodendron sagittifolium liebm). Dari data diatas
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman dan nilainya setiap spesies adalah
berbeda beda. Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang
bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian, sehingga dari
pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa vegetasi dominan yang
tersebar di hutan Lindung Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba
Samosir adalah spesies Cakar Ayam (Selaginella sp.).

Universitas Sumatera Utara

 

Indeks Shannon-Wiener
Indeks

Shannon-wiener

merupakan

tingkatan

pengukuran

indeks

keanekaragaman hayati suatu spesies yang didapatkan dari berbagai jenis
tumbuhan hias yang ditemukan.Data indeks keanekaragaman Shannon-wiener
tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.Indeks Shannon-Wiener Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu
No.

Jenis

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Anggrek macan
Nampu
Cakar Ayam
Pakis Pohon
Dendrobium
Anggrek Hitam
Hariang
Keras Tulang
Zingiberaceae
Paku Pakuan
Paku Sarang Burung
Philodendron

12

Nama Latin
Grammatophyllum speciosum

Homalomena cordata
Selaginella sp.
Cyathea sp.
Dendrobium sp.
Coelogyne pandurata
Begonia robusta BI
Clhoranthus officinalis Bl
Hedychium cylindricum Ridl
Antrophyum parvulum Blume
Asplenium nidus
Philodendron sagittifolium

( H’)

0.19
0.22
0.33
0.15
0.21
0.18
0.21
0.21
0.14
0.16
0.16
0.14

Hasil penelitian yang dilakukan di hutan Lindung Lumban Julu
Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir didapatkan bahwa 12 jenis
tumbuhan yang ditemukan memiliki tingkat keanekaragaman yang tergolong
rendah karena memiliki nilai H’ < 1.
Menurut indeks Shannon-wiener Besarnya indeks keanekaragaman jenis
menurut Shannon-Wiener didefenisikan sebagai berikut :
d. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah melimpah tinggi;
e. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu
transek sedang melimpah;

Universitas Sumatera Utara

 

f. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah sedikit atau rendah.
(Indriyanto, 2006 ).

Indeks Morisitas
Indeks morisitas menunjukkan pola penyebaran setiap jenis tumbuhan hias
yang didapatkan.Indek morisitas tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Indeks Morisitas Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu
No.

Jenis

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Anggrek macan
Nampu
Cakar Ayam
Pakis Pohon
Dendrobium
Anggrek Hitam
Hariang
Keras Tulang
Zingiberaceae
Paku Pakuan
Paku Sarang Burung
Philodendron

12

Nama Latin
Grammatophyllum speciosum

Homalomena cordata
Selaginella sp.
Cyathea sp.
Dendrobium sp.
Coelogyne pandurata
Begonia robusta BI
Clhoranthus officinalis
Hedychium cylindricum Ridl
Antrophyum parvulum Blume
Asplenium nidus
Philodendron sagittifolium

( Id )

1.96*
3.49*
15.5*
0.98 **
2.8 *
1.5*
2.6*
Bl2.9*
0.92**
1.2*
1.6*
1.12*

Keterangan :
* = pola penyebaran Berkelompok
** = pola penyebaran Seragam
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pola penyebaran tumbuhan hias
di hutan lindung Lumban Julu rata rata berkelompok. Dari hasil diatas
didapatkanindeks morisitas Pakis Pohon ( Cyathea sp.) adalah 0.98 dan
Zingiberaceae( Hedychium cylindricum Ridl ) adalah 0.92 menunjukkan bahwa
kedua jenis tumbuhan hias tersebut memiliki pola penyebaran yang seragam di

Universitas Sumatera Utara

 

hutan lindung Lumban Julu. Sedangkan jenis tumbuhan yang lainnya memiliki
pola penyebaran yang berkelompok.
Pola penyebaran tumbuhan hias seragam menunjukkan bahwa tumbuhan
hias tersebut ditemukan hampir di seluruh plot.Sedangkan pola penyebaran
tumbuhan hias berkelompok menunjukkan bahwa tumbuhan hias tersebut hanya
ditemukan di sebahagian plot tertentu.Menurut Panjaitan (2012) bahwa pola
penyebaran tumbuhan hias yang ditemukan ditentukan dari perhitungan jumlah
suatu spesies terhadap jumlah total individu seluruh jenis.

Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias
1. Hasil analisis harga berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 12 jenis
tumbuhan hias yang didapatkan di hutan lindung Lumban Julu terdapat pada
tabel 4.
Tabel 4. Analisis harga tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu
No.Jenis

Nama Latin

1Anggrek macan
2Nampu
3Cakar Ayam
4Pakis Pohon         
5Dendrobium
6Anggrek Hitam
7Hariang
8Keras Tulang
9 Zingiberaceae
10Paku Pakuan
11Paku Sarang

Grammatophyllum speciosum

12Philodendron

 

Satuan Harga Harga( Rp)

Pot
Homalomena cordata
Selaginella sp.
Pot/gross
Cyathea sp.
Batang/kg
Dendrobium sp.
Pot
Coelogyne pandurata
Kg
Begonia robusta BI
Pot
Clhoranthus officinalisBl
Hedychium cylindricum Ridl Pot/Kg
Antrophyum parvulum Blume Burung Asplenium nidus
Pot/Kg
Philodendron sagittifolium Pot

500.000
27.000
33.000
90.000
260.000 
50.000
20.000
75.000
55.000

Hasil yang didapatkan pada tabel 4 yaitu harga tertinggi tumbuhan hias

terdapat pada tumbuhan hias jenis Anggrek Macan ( Grammatophyllum

speciosum ) dengan harga Rp.500.000, sedangkan tumbuhan hias dengan harga

Universitas Sumatera Utara

 

terendah terdapat pada tumbuhan hias Zingiberacea ( Hedychium cylindricumRidl
) dengan harga sebesar Rp.20.000.
Hasil yang diperoleh pada tabel 4 yaitu terdapat beberapa tumbuhan hias
yang tidak memiliki satuan harga yang tetap.Hal ini dikarenakan tumbuhan
tersebut merupakan tumbuhan hias yang tidak umum dipasarkan dan tumbuhan
hias tersebut tergolong tumbuhan yang baru di hutan lindung Lumban Julu
sehingga masyarakat sekitar kurang mengetahui kisaran harga untuk tumbuhan
hias tersebut.Selain itu tumbuhan hias yang tidak memiliki harga satuan tetap juga
adalah tumbuhan yang kurang diminati dan disukai oleh para pemelihara dan
pengguna tumbuh-tumbuhan hias, sehingga jenis tumbuhan hias tersebut masih
kurang familiar di kalangan pengguna tumbuhan hias.Masyarakat juga belum
terlalu aktif dalam mengetahui jenis tumbuhan hias yang baru.Sehingga tren
tumbuhan hias yang tidak memiliki satuan harga tersebut menjadi kurang bersaing
di kalangan pemasaran tumbuhan hias.
Penentuan harga pada tumbuhan hias dapat didasarkan dari tren tumbuhan
hias, keunikan tumbuhan hias, warna tumbuhan hias dan nilai kemewahan
tumbuhan hias tersebut.Penentuan harga pada tumbuhan hias juga dapat terlihat
dari perbandingan harga yang ada di pasaran umum.Hal ini sesuai dengan
pernyataan Gifriah ( 2004 ) yang menyatakan bahwa harga penentuan suatu
tumbuhan hias sangat beragam tergantung beberapa faktor antara lain varietas,
kondisi tanaman, kondisi bunga dan persaingan harga antar kavling.

Universitas Sumatera Utara

 

2. Hasil analisis harga per hektar berdasarkan perhitungan yang dilakukan
terhadap 12 jenis tumbuhan hias yang didapatkan di hutan lindung Lumban
Julu terdapat pada tabel 5.
Tabel 5. Analisis harga tumbuhan hias per hektar di hutan lindung Lumban Julu
No.Jenis

Nama Latin

1Anggrek macan
Grammatophyllum speciosum
2Nampu
Homalomena cordata
3Cakar Ayam
Selaginella sp.
4Pakis Pohon                 Cyathea sp.
5Dendrobium
Dendrobium sp.
6Anggrek Hitam
Coelogyne pandurata
7Hariang
Begonia robusta BI
8Keras Tulang
Clhoranthus officinalis Bl
9 Zingiberaceae
Hedychium cylindricum Ridl
10Paku Pakuan
Antrophyum parvulum Blume
11 Paku Sarang
Burung Asplenium nidus

12Philodendron

Philodendron sagittifolium

Jumlah

423
5651189
300
5132.
380
488
521291
343
393
320

Rp/ha

11.750.000
1.783.500
550.000
565.000
5.488.888 
1.355.555
323.333
1,637.500
977.777

Hasil perhitungan data yang diperoleh pada tabel 5 adalah bahwa harga
tumbuhan hias tertinggi per hektar terdapat pada jenis Anggrek macan
(Grammatophyllum speciosum ) dengan total harga per hektar adalah Rp.

11.750.000 sedangkan harga tumbuhan hias terendah per hektar terdapat pada
jenis Hedychium cylindricum Ridl dengan harga per hektar Rp. 323.333.
Beberapa tumbuhan hias tidak memiliki harga satuan per hektar dikarenakan
tumbuhan tersebut masih tergolong tumbuhan baryu di hutan lindung Lumban
Julu. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa keanekaragaman jenis
tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu masih tergolong rendah.
Perolehan dan penentuan total harga per hektar suatu jenis tumbuhan hias
didapatkan dari perhitungan jumlah total individu tumbuhan hias terhadap
harga satuan jenis tumbuhan hias tersebut dengan luas total keseluruhan hutan.

Universitas Sumatera Utara

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Ditemukan sebanyak 12 jenis tumbuhan hias di hutan lindung lumban Julu
yaitu Anggrek macan/tebu, nampu, cakar ayam, pakis pohon, dendrobium,
anggrek hitam, hariang, keras tulang, zingiberaceae, paku-pakuan, paku
sarang burung dan philodendron.
2. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada jenis tumbuhan hias cakar
ayam

(Selaginellasp)

yaitu

sebesar

32,6%.

Sedangkan

indeks

keanekaragaman terendah terdapat pada jenis tumbuhan hias Hedychium

cylindricum Ridl yaitu sebesar 9,4%.
3. Jenis tumbuhan hias yang memiliki harga tertinggi dan paling diminati di
pasaran adalah jenis anggrek macan ( Grammatophyllum speciosum ).
Sedangkam jenis tumbuhan hias yang memiliki harga terendah dan kurang
diminati adalah jenis cakar ayam ( Selaginella sp. ).

Saran
Perlu dilakukan tindakan konservasi dihutan Lindung Lumban Julu
terhadap potensi tumbuhan hiasnya agar menjagakeseimbangan hayati di
hutan lindung Lumban Julu.

Universitas Sumatera Utara

 

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Hias
Tanaman hias adalah tanaman bunga-bungaan atau segala bentuk tanaman yang
menghasilkan bunga (organ generatif).Sejalan dengan perkembangan jaman dan
kemajuan keberadaban manusia, tanaman hias diartikan sebagai segala jenis tanaman
yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang
menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan seni.Pada mulanya bunga potong
ditujukan untuk kuntum bunga (organ generatif) beserta tangkainya atau sedikit cabang
(terlepas dari tanaman induknya) yg dimanfaatkan sebagi bahan hiasan maupun kegunaan
yang lebih luas lainnya (Acquaah, 2002).
Tanaman hias dan bunga memberikan jasa atau manfaat yang amat besar bagi
kehidupan manusia.Akhir akhir ini bunga dijadikan pengharum, kerajinan, makanan dan
ramuan obat.Tanaman hias dimanfaatkan sebagai penyaman dan pengindah lingkungan
hidup disamping potensial untuk dijadikan komoditas perdagangan antar negara di dunia
(Rukmana, 1997).
Tanaman hias berdasarkan morfologi dapat diklasifikasikan menjadi golongan
herba dan golongan tanaman hias berkayu antara lain sebagai berikut :1.Golongan Herba
Tanaman hias herba adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, pada umumnya jenis
ini banyak digunakan untuk tanaman indoor. Kelompok herba ini dapat dikelompokkan
lagi, yaitu:
a. Siklus hidup
a. Annual (semusim) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya kurang dari
setahun.
b. Biannual adalah tanaman hias yang pertumbuhan vegetatifnya terjadi pada
tahun pertama dan masa reproduktifnya (berkembang biak) pada tahun
berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

 
c. Perenial (tahunan) ad