Tindakan Polisi Dalam Penyelidikan

c. Kebijaksanaan yang ditempuh lebih banyak manfaat dari pada semata-mata menggunakan hukum positif yang ada. d. Atas kehendak mereka sendiri. e. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum. 19 Dengan adanya Tindak upaya paksa kepolisian maka akan mempermudah polisi didalam menjalankan tugasnya, terutama pada saat penyidikan didalam menghadapi perkara pidana yang dinilai kurang efisien jika dilanjutkan ke proses selanjutnya.

C. Tindakan Polisi Dalam Penyelidikan

Penyelidik ialah orang yang melakukan penyelidikan. Penyelidikan berarti serangkaian tindakan mencari dan menemukan sesuatu keadaan atau peristiwa yang berhubungan dengan kejahatan dan pelanggaran tindak pidana atau yang diduga sebagai perbuatan tindakpidana. 20 Siapa berwenang melakukan penyelidikan diatur dalam Pasal 1 butir 4 KUHAP. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan. Selanjutnya sesuai dengan Pasal 4 KUHAP yang berwenang melaksanakan fungsi penyelidikan adalah “setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia”. Tegasnya penyelidik Pencarian dan usaha menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana, bermaksud untuk menentukan sikap menjebak penyelidik, apakah peristiwa yang ditemukan dapat dilakukan penyidikan atau tidak sesuai dengan cara yang diatur oleh KUHAP. 18 Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Bintara POLRI Di Lapangan. Jakarta. MABESPOLRI, 2002, ha132. 19 M. Faal, Penyaringan Perkara Pidana Oleh Polisi Diskresi Kepolisian. Pradnya Paramita. Jakarta, 1991. Hal. 74. adalah setiap pejabat kepolisian. Jaksa atau pejabat lain tidak berwenang melakukan penyelidikan. Penyelidikan monopoli tunggal milik kepolisian. Kemanunggalan fungsi dan wewenang penyelidikan bertujuan: - Menyederhanakan dan memberi kepastian kepada masyarakat siapa yang berhak dan berwenang melakukan penyelidikan. - Menghilangkan kesimpangsiuran penyelidikan oleh aparat penegak hukum, sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih seperti yang dalam pada masa HIR. - Juga merupakan efisiensi tindakan penyelidikan ditinjau dari segi pemborosan jika ditangani oleh beberapa instansi, maupun terhadap orang yang diselidiki, tidak lagi berhadapan dengan berbagai macam tangan aparat penagak hukum dalam penyelidikan. Demikian juga dari segi waktu dan tenaga jauh lebih efektif dan efisien. 21 Dari penegasan bunyi Pasal 4 KUHAp, dijernihkan aparat yang berfungsi dan berwenang melakukan penyelidikan, hanya pejabat Polri, tidak dibenarkan adanya campur tangan dari instansi dan pejabat lain. Sedangkan tindakan polisi dalam melakukan penyelidikan dapat dilihat dari ketentuan Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi: a. Menerima laporan danatau pengaduan. b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum. c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat. d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian. 20 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal. 101. 21 Ibid., hal. 103. f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan. g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian. h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang. i. Mencari keterangan dan barang bukti. j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional. k. Mengeluarkan surat izin danatau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat. l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat. m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

D. Tindakan Polisi Dalam Penyidikan