Sifat fenotipik domba priangan di Kabupaten Pandeglang dan Garut
SlFAT FENOTlPlK DOMBA PRlANGAN Dl KABUPATEN
PANDEGLANGDANGARUT
Oleh
DUDUNG MULLlADl N
Program Pascasarjana
lnstitut Pertanian Bogor
1996
PHENOTYPIC TRAITS OF THE PRIANCAN SHEEP LN KABUPATEN
PANDEGLANG AND GARUT
ABSTRACT
This research was canied out to investigate the differences in quantitative,
qualitative traits, morphology and blood proteins (albumin, transferin,
post-transferin and hemoglobin) and d s o to resolve on the specific unique traits
of the Priangan and Local sheep. The research was conducted in the Garut and
Pandeglang region @Cabupaten). The ages of the sheep observed were one,
two and three years composed of males and females ( non lactating and non
pregnant). The principle component, cluster and discriminant analyses were
applied to the data consisting of a total of 2,084 rams and 4,210 ewes. Blood
samples of 154 heads were collected. The data analyses indicated that the
Priangan or Garut sheep were of a distinct group separated from the other
Local groups with significantly larger body measurements. Significant
differences were also found in the males in reproductive traits and length and
scrota1 circumfkence. The Priangan sheep has a convex forehead profile and
vestigial ears. Rams has big strong horns with close transversal ridges, while
ewes has small horns or MWS (2-15OA). Rams has hollow backs lines, with
a slope from a higher shoulder to a lower hip and a heavy chests. Local sheep
has straight backlines, witti shoulder height lower then hip heights. Priangan
ewes has straight backlines, with n o d chest measurements. Rams has
medium sized to fkt tails, while ewes has medium sized tails. Coat color and
coat wlor pattern in the Priangan sheep were not usable to determine breed
standard fbr reasons of high within and between flock Variabiity. Present
results of the blood protein polymorphism analysis could be utilized for further
genetic distance studies of the Local breeds.
DUDUNG
MUL,LIADI
Sifat Fenotipik
N,
Dornba
Kabupaten Pandeglang dan Garut (Di bawah bimbingan
MARTOJO, sebagai ketua,
Priangan
di
HARIlMURTI
ASIKIN NATASASMTA, YUHARA SUKRA,
A. ANSORX MATTJK dan IMAN SUPRIATNA sebagai anggota).
Populasi domba antar daerrth di Jawa Barat sangat beragam. Domba
Priangan merupakan bangsa domba yang diduga hasil persilangan tiga bangsa
yaitu domba Merino, Kaapstad dan Lokal yang terbentuk secara spontan. Sejak
terbentuknya seratus tiga puluh tahun yang lalu domba ini tidak diilcuti dengan
seleksi yang memantapkan sifiit-sifkt domba Priangan.
Adanya mobilitas antar
daerah, masuknya domba impor, terjadinya perkawinan tidak terkontrol serta
tidak adanya program pemuliaan yang terarah, mengakibatkan terganggunya
sifat-sifat genetik domba Priangan.
Dipihak lain dalarn program pembangunan
peternakan perlu adanya pelestarian terhadap bangsa ternak asli, sebagai sumber
plasma nut*
dan keragarnan genetik.
Untuk ha1 itu telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengkaji
perbedaan sifat fenotipik kuantitatif, kditatif, perbedaan bentuk rnorfologis dan
protein darah (albumin, post-albumin, transferin, post-transferin, hemoglobin),
serta menetapkan ciri-ciri khas dornba Priangan dan domba Lokal dengan
memanfaatkan analisis Komponen Utama dan analisis Pwgelompokan.
Penelitian menggunakan domba umur satu, dua dan tiga tahun, jenis
kelamin jantan dan betina (tidak bunting dan tidak laktasi) milik peternakan
rakyat di Kabupaten Pandeglang clan Garut. Data diperoleh dengan mengukur
langsung domba yang dipelihara petanilpeternak, berupa ukuran-ukuran tubuh,
sifat
morfologi
tubuh,
warna
dan
pola
wama
serta
protein
darah
yang dikelompokan ke daiam sifat kuantitatif dan kualitatif
Jumlah domba
yang dianalisis 2.084 ekor jantan. 4.210 ekor betina dan sampel darah
154 ekor.
Penelitian
yang
kelornpok dua tahap.
Dinas Pett=makan
dilakukan adalah survey
menggunakan
sampling
Pengelornpokan tipe domba berdasarkan informasi dari
setempat di samping petdpetemak, yaitu pada daerah
(kecamataddesa) yang pernah memperoleh bantuan atau p e m b i i melalui
proyek bantuan pemerintstir (Banpres, Bangub, APBN, APBD, Bansos) atau
proyek bantuan l a i m p .
domba Lokal
m),Lokal
Di Kabupaten Pandeglang terdiri dari kelompok
x Garut (IS),dan Lokal x Ekor
Gemuk (LIZ),
sedangkan di Kabupatem Garut terdiri dari domba Lokal (GL), Garut Daging
(GD), dan Garut Tangkas (GT).
Peubah yang diamati berupa s a t kuantitatif dan kualitaw sifat
kuantitatX ter&
dari 22 ukuran tubuh.
Analisis pengelompolcan terdiri dari
16 peubah yaitu tinggi pundak, tinggi kelangkang, panjang badan, pajang
kelangkan~lebar dada, lebar pangkal paha, lebar tulang tapis, dalam dad*
lingkar dada,
lingkar kanon,
panjang tengkorak, lebar tengkorak, tinggi
tengkorak, panjang ekor, lebar ekor dan bobot badan. Panjang tanduk, lingkar
pangkal tanduk, lebar telinga, panjang telinga, lingkar dan panjang skrotum
dibahas dalarn 53% khusus. S i kualitatif morfologi tubuh yang diamati adalah
garis muka, bentuk mata, posisi telinga, bent& telinga, tanduk, garis punggung,
bentuk
ekor, wol/bulu, warna wol/buly pola wama dan kombinasi warm.
Protein darah yang diamati adalah pita protein dari plasma darah (transferin,
post transferin-1, post transferin-2 albumin dan post-albumin) dan sel darah
merah (hemoglobin).
Analisis data untuk mengetahui deskripsi perbedaan ukuran tubuh
menggunakan pola searah, dilanjutkan uji Duncan. Uji pengelompokan dengan
16 peubah di atas menggunakan analisis komponen utama, dilanjutkan analisis
gerombol untuk mengelompokan individu yang memiliki kemiripan.
Analisis
Diskriminan digunakan dalam mencari fungsi pembeda setiap kelompok.
Data
d i d i i s dengan paket komputer SAS Release 6.04.
Analisis
data
laantitatif
menggunakrtn analisis fiekuensi
relatif,
sedangkan protein darah dengan analisis frekuensi gen pita protein yang muncul
hasid elektroforesis, kemudian di anaiisis Nlai heterozigositas, jarak genetik serta
dendrogram.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penampiIan rata-rata ukuran-ukuran
tubuh umur 1
- 3 tahun jantan clan betina, domba Garut Tangkas (GT)
nyata
(P
PANDEGLANGDANGARUT
Oleh
DUDUNG MULLlADl N
Program Pascasarjana
lnstitut Pertanian Bogor
1996
PHENOTYPIC TRAITS OF THE PRIANCAN SHEEP LN KABUPATEN
PANDEGLANG AND GARUT
ABSTRACT
This research was canied out to investigate the differences in quantitative,
qualitative traits, morphology and blood proteins (albumin, transferin,
post-transferin and hemoglobin) and d s o to resolve on the specific unique traits
of the Priangan and Local sheep. The research was conducted in the Garut and
Pandeglang region @Cabupaten). The ages of the sheep observed were one,
two and three years composed of males and females ( non lactating and non
pregnant). The principle component, cluster and discriminant analyses were
applied to the data consisting of a total of 2,084 rams and 4,210 ewes. Blood
samples of 154 heads were collected. The data analyses indicated that the
Priangan or Garut sheep were of a distinct group separated from the other
Local groups with significantly larger body measurements. Significant
differences were also found in the males in reproductive traits and length and
scrota1 circumfkence. The Priangan sheep has a convex forehead profile and
vestigial ears. Rams has big strong horns with close transversal ridges, while
ewes has small horns or MWS (2-15OA). Rams has hollow backs lines, with
a slope from a higher shoulder to a lower hip and a heavy chests. Local sheep
has straight backlines, witti shoulder height lower then hip heights. Priangan
ewes has straight backlines, with n o d chest measurements. Rams has
medium sized to fkt tails, while ewes has medium sized tails. Coat color and
coat wlor pattern in the Priangan sheep were not usable to determine breed
standard fbr reasons of high within and between flock Variabiity. Present
results of the blood protein polymorphism analysis could be utilized for further
genetic distance studies of the Local breeds.
DUDUNG
MUL,LIADI
Sifat Fenotipik
N,
Dornba
Kabupaten Pandeglang dan Garut (Di bawah bimbingan
MARTOJO, sebagai ketua,
Priangan
di
HARIlMURTI
ASIKIN NATASASMTA, YUHARA SUKRA,
A. ANSORX MATTJK dan IMAN SUPRIATNA sebagai anggota).
Populasi domba antar daerrth di Jawa Barat sangat beragam. Domba
Priangan merupakan bangsa domba yang diduga hasil persilangan tiga bangsa
yaitu domba Merino, Kaapstad dan Lokal yang terbentuk secara spontan. Sejak
terbentuknya seratus tiga puluh tahun yang lalu domba ini tidak diilcuti dengan
seleksi yang memantapkan sifiit-sifkt domba Priangan.
Adanya mobilitas antar
daerah, masuknya domba impor, terjadinya perkawinan tidak terkontrol serta
tidak adanya program pemuliaan yang terarah, mengakibatkan terganggunya
sifat-sifat genetik domba Priangan.
Dipihak lain dalarn program pembangunan
peternakan perlu adanya pelestarian terhadap bangsa ternak asli, sebagai sumber
plasma nut*
dan keragarnan genetik.
Untuk ha1 itu telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengkaji
perbedaan sifat fenotipik kuantitatif, kditatif, perbedaan bentuk rnorfologis dan
protein darah (albumin, post-albumin, transferin, post-transferin, hemoglobin),
serta menetapkan ciri-ciri khas dornba Priangan dan domba Lokal dengan
memanfaatkan analisis Komponen Utama dan analisis Pwgelompokan.
Penelitian menggunakan domba umur satu, dua dan tiga tahun, jenis
kelamin jantan dan betina (tidak bunting dan tidak laktasi) milik peternakan
rakyat di Kabupaten Pandeglang clan Garut. Data diperoleh dengan mengukur
langsung domba yang dipelihara petanilpeternak, berupa ukuran-ukuran tubuh,
sifat
morfologi
tubuh,
warna
dan
pola
wama
serta
protein
darah
yang dikelompokan ke daiam sifat kuantitatif dan kualitatif
Jumlah domba
yang dianalisis 2.084 ekor jantan. 4.210 ekor betina dan sampel darah
154 ekor.
Penelitian
yang
kelornpok dua tahap.
Dinas Pett=makan
dilakukan adalah survey
menggunakan
sampling
Pengelornpokan tipe domba berdasarkan informasi dari
setempat di samping petdpetemak, yaitu pada daerah
(kecamataddesa) yang pernah memperoleh bantuan atau p e m b i i melalui
proyek bantuan pemerintstir (Banpres, Bangub, APBN, APBD, Bansos) atau
proyek bantuan l a i m p .
domba Lokal
m),Lokal
Di Kabupaten Pandeglang terdiri dari kelompok
x Garut (IS),dan Lokal x Ekor
Gemuk (LIZ),
sedangkan di Kabupatem Garut terdiri dari domba Lokal (GL), Garut Daging
(GD), dan Garut Tangkas (GT).
Peubah yang diamati berupa s a t kuantitatif dan kualitaw sifat
kuantitatX ter&
dari 22 ukuran tubuh.
Analisis pengelompolcan terdiri dari
16 peubah yaitu tinggi pundak, tinggi kelangkang, panjang badan, pajang
kelangkan~lebar dada, lebar pangkal paha, lebar tulang tapis, dalam dad*
lingkar dada,
lingkar kanon,
panjang tengkorak, lebar tengkorak, tinggi
tengkorak, panjang ekor, lebar ekor dan bobot badan. Panjang tanduk, lingkar
pangkal tanduk, lebar telinga, panjang telinga, lingkar dan panjang skrotum
dibahas dalarn 53% khusus. S i kualitatif morfologi tubuh yang diamati adalah
garis muka, bentuk mata, posisi telinga, bent& telinga, tanduk, garis punggung,
bentuk
ekor, wol/bulu, warna wol/buly pola wama dan kombinasi warm.
Protein darah yang diamati adalah pita protein dari plasma darah (transferin,
post transferin-1, post transferin-2 albumin dan post-albumin) dan sel darah
merah (hemoglobin).
Analisis data untuk mengetahui deskripsi perbedaan ukuran tubuh
menggunakan pola searah, dilanjutkan uji Duncan. Uji pengelompokan dengan
16 peubah di atas menggunakan analisis komponen utama, dilanjutkan analisis
gerombol untuk mengelompokan individu yang memiliki kemiripan.
Analisis
Diskriminan digunakan dalam mencari fungsi pembeda setiap kelompok.
Data
d i d i i s dengan paket komputer SAS Release 6.04.
Analisis
data
laantitatif
menggunakrtn analisis fiekuensi
relatif,
sedangkan protein darah dengan analisis frekuensi gen pita protein yang muncul
hasid elektroforesis, kemudian di anaiisis Nlai heterozigositas, jarak genetik serta
dendrogram.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penampiIan rata-rata ukuran-ukuran
tubuh umur 1
- 3 tahun jantan clan betina, domba Garut Tangkas (GT)
nyata
(P