Menentukan Tingkat Kematangan Gonad Kepiting Scylla serrata (Forskal) secara Morfologis dan Kaitannya dengan Perkembangan Gamet
MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPlTlNG BAKAU
( FORSKAL ) SEGARA MORFOLOGIS DAN
K A I T A N N Y A DENGAN PERKEMBANGAH GAMET
S c y [ l a serrata
Olela
TITIK RETNOWATI
C 23.1695
JURUSAN M A N A J E M E N SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 9 9 1
TITIK RETNOWATI, C 23.1695.
Menentukan Tingkat Kematangan
Gonad Kepiting Bakau Scylla serrata (Forskal) Secara Morfologi dan Kaitannya Dengan Perkembangan Gamet. Dibawah bimbingan I r R.A. Sugiarti Suwignyo, H.M. Eidman MSc, PhD dan
Drh Tolibin Iskandar, MS.
RINGKASAN
Penelitian
Oktober
ini
1990, di
dilakukan pada
Pertambakan Muara
Penjaringan, Jakarta Utara.
adalah
untuk
morfologi
bulan
menelaah
Kamal,
Tujuan dari
tingkat
Agustus
hingga
Kecamatan
penelitian
ini
kematangan
gonad
secara
dan kaitannya dengan perkembangan
gamet
secara
histologi.
Penelitian
pengamatan
secara
ini
morfometri
morfologis
pengambilan
dibagi
menjadi
dan kedua
maupun
dua
tahap,
pengamatan
histologis.
pertama
gonad, baik
Hasil
enam
kali
sampel didapat 112 ekor kepiting dengan
karapas 7,65-12,70 cm dengan berat 75,O-408,5 gram.
lebar
Sampel
didapat dari hasil tangkap nelayan menggunakan alat tangkap
pancing pada hari pengambilan sampel.
Sampel untuk
nisbah
kelamin sebanyak 306 ekor dengan berbagai ukuran.
Hasil pengamatan beberapa parameter fisika dan kimia di
lokasi
didapat nilai untuk suhu 31°-33O C, salinitas
5-30 O/oo dan pH 7-9. Dari hasil pengamatan tersebut,
rah
pertambakan
Kamal Muara merupakan daerah
yang
daecocok
untuk kehidupan kepiting bakau. Ukuran kepiting contoh yang
Untuk
pengamatan histologi
difiksasi
gonad
dengan
10% BNF.
diambil
Pembuatan
potongan
preparat
gonad,
histologi
dilakukan dengan pewarnaan hematoxilin dan eosin
di
Balai Penelitian Veteriner.
Dari
penelaahan morfometri pada
kepiting, didapatkan
hasil
hubungan panjang-lebar pada kepiting betina Log L
=
0,289
+
=
0,839 Log P, r
=
0,837, kepiting jantan Log
L
0,229 + 0,909 log P, r
=
0,860. Hubungan bobot-lebar
kepiting
betina Log W
=
-0,533 + 2,709 Log L, r
kepiting
jantan Log W
=
-1,094
Hubungan
bobot-tebal pada kepiting betina Log W = 0,605
2,648
Log
T, r
3,186 Log T, r
+
3,361 Log L, r
= 0,880, kepiting
jantan Log W
pada
=
0,893,
=
0,811.
=
+
0,353 +
0,863. Dengan demikian ada hubungan nyata
=
antara panjang, lebar, tebal dan bobot.
Untuk
betina
faktor kondisi, didapatkan hasil
TKG
I
15,88, TKG I1 15,52 TKG I11
pada
kepiting
14,27 TKG
19,65, pada jantan TKG I 17,63 TKG I1 18,26 TKG I11
Dari hasil tersebut diatas didapatkan nilai faktor
yang
menurun
untuk betina, dan naik untuk
IV
21,85.
kondisi
jantan
dengan
meningkatnya TKG. Pada Indeks kematangan gonad (IKG), untuk
betina TKG I 1-lo%, TKG I1 4-20%, TKG I11 10-20% dan TKG IV
lo%,
jantan
Rata-rata
TKG
I 3-8%, TKG I1 4-10 % ,
nilai IKG naik sesuai dengan
TKG
4-10%.
meningkatnya
ini terjadi baik pada betina maupun jantan.
yang
I11
TKG,
~ i s b a hkelamin
didapat 1,05 : 1.
TKG
menjadi
pada
empat
kepiting bakau adalah
bertahap
tahap. Tahap pertama TKG
I
dan
atau
dibagi
immature
untuk
betina
secara morfologi bentuk gonad
memanjang
di
sisi lekukan karapas, agak lunak, warna putih pucat. Secara
histologi
terdapat
oogonia
jumlah
banyak
dengan
Pada jantan, secara morfologi
bentuk
sedikit oosit
I.
gonad
benang
seperti
dalam
tipis
yang
mengisi
karapas, berwarna
putih pucat,
banyak
spermatogonia yang
dijumpai
pembelahan
mitosis.
sedang
sisi
lekukan
secara
histologi
belum
mengalami
Tahap ke dua TKG I1
atau
maturing,
pada betina secara morfologi bentuk gonad bertambah
mengisi
hampir
seluruh permukaan
dorsal
terdiri
dari dua warna yaitu putih pucat dan agak
cephalothoraks,
warna jingga disebabkan oleh adanya yolk. Secara
sudah
banyak
lebih
oogonia, dan
matang.
ditemukan
oosit
I1
pada
oosit
bagian
I
besar,
histologi
dengan
gonad
jingga,
sedikit
yang
hampir
Untuk jantan, secara morfologi bentuk gonad
sudah
memanjang, bercabang-cabang, membesar dan menyusup ke
dan jaringan pengikat, warna putih pucat.
otot
Secara histologi
ditemukan lebih banyak prospermatid. Tahap ke tiga TIZG
atau
ripe, untuk
betina
secara
morfologi
gonad
I11
makin
membengkak, permukaannya tidak rata dan pelebarannya sampai
menutupi
saluran pencernaan dan insang, dengan warna
mendominasi
sejumlah
secara
dan
kuning
banyak.
Secara
histologi
ditemukan
besar oosit I1 dan sedikit oosit I. Untuk
morfologi bentuk gonad membengkak di bawah
menyelubungi
pucat.
jingga.
saluran pencernaan, warna
jantan
karapas
tetap
Secara histologi ditemukan spermatid dalam
Tahap
yang
ke empat TKG IV atau spent, untuk
putih
jumlah
betina
secara
morfologi bentuk gonad mengecil lagi
dan
warnanya
kembali memucat, secara histologi terlihat banyak oosit
yang
sudah dikeluarkan pada waktu memijah.
pada tahap ini tidak didapatkan sampelnya.
Untuk
I1
jantan
MENENTUKAN
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD KEPITING
BAKAU
Scy77ri s e r r a t a (FORSKAL) SECARA MORFOLOGXS DAN
KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN GAMET
S e b a g s i S a l a h S a t u S y a r a t untuk M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a
d a l a m B i d a n g K e a h l i a n I4anajernan S u m b a r d a y a P e r a i r a n
p a d a F a k u l t a s P e r i kanan I n s t i t u t P e r t a n i an B o g o r
Oleti
T I T I K RETNOWATI
C 23.1635
C i ketahui
:
1 P e b r u a r i 1331
Tangga: L u l u a
Diaetujui :
D r h . T o l i b i n I , MS
Anggota
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji
syukur
dan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala
rahmat
hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas
akhir dan penyusunan skripsi tersebut.
Skripsi
dipenuhi
ini
merupakan salah satu
syarat
yang
harus
untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana S-1
di
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari
kekurangannya
bahwa
tulisan
ini
masih
sehingga saran dan kritik dari
banyak
semua
pihak
sangat diharapkan untuk memperbaiki tulisan ini.
Akhir
kata, kiranya tulisan ini dapat bermanfaat
bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Pebruari 1991
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan
pada
tanggal
6
Maret
dan
1968
ibu
di
Surakarta, dari
ayah yang bernama Marwoto
yang
bernama Soekati.
Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
Masa
pendidikan
penulis dimulai di SD
Angkasa
Lanud
Adi Sumarmo, Solo pada tahun 1973 dan menyelesaikannya pada
tahun 1980.
Pada tahun 1983 penulis tamat Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 80 Jakarta dan tamat Sekolah Menengah
Atas
pada tahun 1986 di SMAN 8 Jakarta.
Pada
tahun 1986 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan
dan
terdaftar
jurusan
sebagai mahasiswa
Manajemen
berikutnya.
Sumberdaya
Fakultas
(PMDK)
Perikanan
Perairan
pada
tahun
Sewaktu belajar di Fakultas Perikanan, penulis
pernah menjadi asisten pada mata kuliah Hidrobiologi
ajaran
IPB
1988/1989 dan
asisten pada
mata
kuliah
tahun
Ekologi
Sumberdaya Perairan I tahun ajaran 1989/1990.
Penulis
berhassil
menyelesaikan
pendidikan
Perikanan pada tanggal 1 Pebruari 1991.
Sarjana
MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPlTlNG BAKAU
( FORSKAL ) SEGARA MORFOLOGIS DAN
K A I T A N N Y A DENGAN PERKEMBANGAH GAMET
S c y [ l a serrata
Olela
TITIK RETNOWATI
C 23.1695
JURUSAN M A N A J E M E N SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 9 9 1
TITIK RETNOWATI, C 23.1695.
Menentukan Tingkat Kematangan
Gonad Kepiting Bakau Scylla serrata (Forskal) Secara Morfologi dan Kaitannya Dengan Perkembangan Gamet. Dibawah bimbingan I r R.A. Sugiarti Suwignyo, H.M. Eidman MSc, PhD dan
Drh Tolibin Iskandar, MS.
RINGKASAN
Penelitian
Oktober
ini
1990, di
dilakukan pada
Pertambakan Muara
Penjaringan, Jakarta Utara.
adalah
untuk
morfologi
bulan
menelaah
Kamal,
Tujuan dari
tingkat
Agustus
hingga
Kecamatan
penelitian
ini
kematangan
gonad
secara
dan kaitannya dengan perkembangan
gamet
secara
histologi.
Penelitian
pengamatan
secara
ini
morfometri
morfologis
pengambilan
dibagi
menjadi
dan kedua
maupun
dua
tahap,
pengamatan
histologis.
pertama
gonad, baik
Hasil
enam
kali
sampel didapat 112 ekor kepiting dengan
karapas 7,65-12,70 cm dengan berat 75,O-408,5 gram.
lebar
Sampel
didapat dari hasil tangkap nelayan menggunakan alat tangkap
pancing pada hari pengambilan sampel.
Sampel untuk
nisbah
kelamin sebanyak 306 ekor dengan berbagai ukuran.
Hasil pengamatan beberapa parameter fisika dan kimia di
lokasi
didapat nilai untuk suhu 31°-33O C, salinitas
5-30 O/oo dan pH 7-9. Dari hasil pengamatan tersebut,
rah
pertambakan
Kamal Muara merupakan daerah
yang
daecocok
untuk kehidupan kepiting bakau. Ukuran kepiting contoh yang
Untuk
pengamatan histologi
difiksasi
gonad
dengan
10% BNF.
diambil
Pembuatan
potongan
preparat
gonad,
histologi
dilakukan dengan pewarnaan hematoxilin dan eosin
di
Balai Penelitian Veteriner.
Dari
penelaahan morfometri pada
kepiting, didapatkan
hasil
hubungan panjang-lebar pada kepiting betina Log L
=
0,289
+
=
0,839 Log P, r
=
0,837, kepiting jantan Log
L
0,229 + 0,909 log P, r
=
0,860. Hubungan bobot-lebar
kepiting
betina Log W
=
-0,533 + 2,709 Log L, r
kepiting
jantan Log W
=
-1,094
Hubungan
bobot-tebal pada kepiting betina Log W = 0,605
2,648
Log
T, r
3,186 Log T, r
+
3,361 Log L, r
= 0,880, kepiting
jantan Log W
pada
=
0,893,
=
0,811.
=
+
0,353 +
0,863. Dengan demikian ada hubungan nyata
=
antara panjang, lebar, tebal dan bobot.
Untuk
betina
faktor kondisi, didapatkan hasil
TKG
I
15,88, TKG I1 15,52 TKG I11
pada
kepiting
14,27 TKG
19,65, pada jantan TKG I 17,63 TKG I1 18,26 TKG I11
Dari hasil tersebut diatas didapatkan nilai faktor
yang
menurun
untuk betina, dan naik untuk
IV
21,85.
kondisi
jantan
dengan
meningkatnya TKG. Pada Indeks kematangan gonad (IKG), untuk
betina TKG I 1-lo%, TKG I1 4-20%, TKG I11 10-20% dan TKG IV
lo%,
jantan
Rata-rata
TKG
I 3-8%, TKG I1 4-10 % ,
nilai IKG naik sesuai dengan
TKG
4-10%.
meningkatnya
ini terjadi baik pada betina maupun jantan.
yang
I11
TKG,
~ i s b a hkelamin
didapat 1,05 : 1.
TKG
menjadi
pada
empat
kepiting bakau adalah
bertahap
tahap. Tahap pertama TKG
I
dan
atau
dibagi
immature
untuk
betina
secara morfologi bentuk gonad
memanjang
di
sisi lekukan karapas, agak lunak, warna putih pucat. Secara
histologi
terdapat
oogonia
jumlah
banyak
dengan
Pada jantan, secara morfologi
bentuk
sedikit oosit
I.
gonad
benang
seperti
dalam
tipis
yang
mengisi
karapas, berwarna
putih pucat,
banyak
spermatogonia yang
dijumpai
pembelahan
mitosis.
sedang
sisi
lekukan
secara
histologi
belum
mengalami
Tahap ke dua TKG I1
atau
maturing,
pada betina secara morfologi bentuk gonad bertambah
mengisi
hampir
seluruh permukaan
dorsal
terdiri
dari dua warna yaitu putih pucat dan agak
cephalothoraks,
warna jingga disebabkan oleh adanya yolk. Secara
sudah
banyak
lebih
oogonia, dan
matang.
ditemukan
oosit
I1
pada
oosit
bagian
I
besar,
histologi
dengan
gonad
jingga,
sedikit
yang
hampir
Untuk jantan, secara morfologi bentuk gonad
sudah
memanjang, bercabang-cabang, membesar dan menyusup ke
dan jaringan pengikat, warna putih pucat.
otot
Secara histologi
ditemukan lebih banyak prospermatid. Tahap ke tiga TIZG
atau
ripe, untuk
betina
secara
morfologi
gonad
I11
makin
membengkak, permukaannya tidak rata dan pelebarannya sampai
menutupi
saluran pencernaan dan insang, dengan warna
mendominasi
sejumlah
secara
dan
kuning
banyak.
Secara
histologi
ditemukan
besar oosit I1 dan sedikit oosit I. Untuk
morfologi bentuk gonad membengkak di bawah
menyelubungi
pucat.
jingga.
saluran pencernaan, warna
jantan
karapas
tetap
Secara histologi ditemukan spermatid dalam
Tahap
yang
ke empat TKG IV atau spent, untuk
putih
jumlah
betina
secara
morfologi bentuk gonad mengecil lagi
dan
warnanya
kembali memucat, secara histologi terlihat banyak oosit
yang
sudah dikeluarkan pada waktu memijah.
pada tahap ini tidak didapatkan sampelnya.
Untuk
I1
jantan
MENENTUKAN
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD KEPITING
BAKAU
Scy77ri s e r r a t a (FORSKAL) SECARA MORFOLOGXS DAN
KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN GAMET
S e b a g s i S a l a h S a t u S y a r a t untuk M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a
d a l a m B i d a n g K e a h l i a n I4anajernan S u m b a r d a y a P e r a i r a n
p a d a F a k u l t a s P e r i kanan I n s t i t u t P e r t a n i an B o g o r
Oleti
T I T I K RETNOWATI
C 23.1635
C i ketahui
:
1 P e b r u a r i 1331
Tangga: L u l u a
Diaetujui :
D r h . T o l i b i n I , MS
Anggota
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji
syukur
dan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala
rahmat
hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas
akhir dan penyusunan skripsi tersebut.
Skripsi
dipenuhi
ini
merupakan salah satu
syarat
yang
harus
untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana S-1
di
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari
kekurangannya
bahwa
tulisan
ini
masih
sehingga saran dan kritik dari
banyak
semua
pihak
sangat diharapkan untuk memperbaiki tulisan ini.
Akhir
kata, kiranya tulisan ini dapat bermanfaat
bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Pebruari 1991
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan
pada
tanggal
6
Maret
dan
1968
ibu
di
Surakarta, dari
ayah yang bernama Marwoto
yang
bernama Soekati.
Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
Masa
pendidikan
penulis dimulai di SD
Angkasa
Lanud
Adi Sumarmo, Solo pada tahun 1973 dan menyelesaikannya pada
tahun 1980.
Pada tahun 1983 penulis tamat Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 80 Jakarta dan tamat Sekolah Menengah
Atas
pada tahun 1986 di SMAN 8 Jakarta.
Pada
tahun 1986 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan
dan
terdaftar
jurusan
sebagai mahasiswa
Manajemen
berikutnya.
Sumberdaya
Fakultas
(PMDK)
Perikanan
Perairan
pada
tahun
Sewaktu belajar di Fakultas Perikanan, penulis
pernah menjadi asisten pada mata kuliah Hidrobiologi
ajaran
IPB
1988/1989 dan
asisten pada
mata
kuliah
tahun
Ekologi
Sumberdaya Perairan I tahun ajaran 1989/1990.
Penulis
berhassil
menyelesaikan
pendidikan
Perikanan pada tanggal 1 Pebruari 1991.
Sarjana
( FORSKAL ) SEGARA MORFOLOGIS DAN
K A I T A N N Y A DENGAN PERKEMBANGAH GAMET
S c y [ l a serrata
Olela
TITIK RETNOWATI
C 23.1695
JURUSAN M A N A J E M E N SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 9 9 1
TITIK RETNOWATI, C 23.1695.
Menentukan Tingkat Kematangan
Gonad Kepiting Bakau Scylla serrata (Forskal) Secara Morfologi dan Kaitannya Dengan Perkembangan Gamet. Dibawah bimbingan I r R.A. Sugiarti Suwignyo, H.M. Eidman MSc, PhD dan
Drh Tolibin Iskandar, MS.
RINGKASAN
Penelitian
Oktober
ini
1990, di
dilakukan pada
Pertambakan Muara
Penjaringan, Jakarta Utara.
adalah
untuk
morfologi
bulan
menelaah
Kamal,
Tujuan dari
tingkat
Agustus
hingga
Kecamatan
penelitian
ini
kematangan
gonad
secara
dan kaitannya dengan perkembangan
gamet
secara
histologi.
Penelitian
pengamatan
secara
ini
morfometri
morfologis
pengambilan
dibagi
menjadi
dan kedua
maupun
dua
tahap,
pengamatan
histologis.
pertama
gonad, baik
Hasil
enam
kali
sampel didapat 112 ekor kepiting dengan
karapas 7,65-12,70 cm dengan berat 75,O-408,5 gram.
lebar
Sampel
didapat dari hasil tangkap nelayan menggunakan alat tangkap
pancing pada hari pengambilan sampel.
Sampel untuk
nisbah
kelamin sebanyak 306 ekor dengan berbagai ukuran.
Hasil pengamatan beberapa parameter fisika dan kimia di
lokasi
didapat nilai untuk suhu 31°-33O C, salinitas
5-30 O/oo dan pH 7-9. Dari hasil pengamatan tersebut,
rah
pertambakan
Kamal Muara merupakan daerah
yang
daecocok
untuk kehidupan kepiting bakau. Ukuran kepiting contoh yang
Untuk
pengamatan histologi
difiksasi
gonad
dengan
10% BNF.
diambil
Pembuatan
potongan
preparat
gonad,
histologi
dilakukan dengan pewarnaan hematoxilin dan eosin
di
Balai Penelitian Veteriner.
Dari
penelaahan morfometri pada
kepiting, didapatkan
hasil
hubungan panjang-lebar pada kepiting betina Log L
=
0,289
+
=
0,839 Log P, r
=
0,837, kepiting jantan Log
L
0,229 + 0,909 log P, r
=
0,860. Hubungan bobot-lebar
kepiting
betina Log W
=
-0,533 + 2,709 Log L, r
kepiting
jantan Log W
=
-1,094
Hubungan
bobot-tebal pada kepiting betina Log W = 0,605
2,648
Log
T, r
3,186 Log T, r
+
3,361 Log L, r
= 0,880, kepiting
jantan Log W
pada
=
0,893,
=
0,811.
=
+
0,353 +
0,863. Dengan demikian ada hubungan nyata
=
antara panjang, lebar, tebal dan bobot.
Untuk
betina
faktor kondisi, didapatkan hasil
TKG
I
15,88, TKG I1 15,52 TKG I11
pada
kepiting
14,27 TKG
19,65, pada jantan TKG I 17,63 TKG I1 18,26 TKG I11
Dari hasil tersebut diatas didapatkan nilai faktor
yang
menurun
untuk betina, dan naik untuk
IV
21,85.
kondisi
jantan
dengan
meningkatnya TKG. Pada Indeks kematangan gonad (IKG), untuk
betina TKG I 1-lo%, TKG I1 4-20%, TKG I11 10-20% dan TKG IV
lo%,
jantan
Rata-rata
TKG
I 3-8%, TKG I1 4-10 % ,
nilai IKG naik sesuai dengan
TKG
4-10%.
meningkatnya
ini terjadi baik pada betina maupun jantan.
yang
I11
TKG,
~ i s b a hkelamin
didapat 1,05 : 1.
TKG
menjadi
pada
empat
kepiting bakau adalah
bertahap
tahap. Tahap pertama TKG
I
dan
atau
dibagi
immature
untuk
betina
secara morfologi bentuk gonad
memanjang
di
sisi lekukan karapas, agak lunak, warna putih pucat. Secara
histologi
terdapat
oogonia
jumlah
banyak
dengan
Pada jantan, secara morfologi
bentuk
sedikit oosit
I.
gonad
benang
seperti
dalam
tipis
yang
mengisi
karapas, berwarna
putih pucat,
banyak
spermatogonia yang
dijumpai
pembelahan
mitosis.
sedang
sisi
lekukan
secara
histologi
belum
mengalami
Tahap ke dua TKG I1
atau
maturing,
pada betina secara morfologi bentuk gonad bertambah
mengisi
hampir
seluruh permukaan
dorsal
terdiri
dari dua warna yaitu putih pucat dan agak
cephalothoraks,
warna jingga disebabkan oleh adanya yolk. Secara
sudah
banyak
lebih
oogonia, dan
matang.
ditemukan
oosit
I1
pada
oosit
bagian
I
besar,
histologi
dengan
gonad
jingga,
sedikit
yang
hampir
Untuk jantan, secara morfologi bentuk gonad
sudah
memanjang, bercabang-cabang, membesar dan menyusup ke
dan jaringan pengikat, warna putih pucat.
otot
Secara histologi
ditemukan lebih banyak prospermatid. Tahap ke tiga TIZG
atau
ripe, untuk
betina
secara
morfologi
gonad
I11
makin
membengkak, permukaannya tidak rata dan pelebarannya sampai
menutupi
saluran pencernaan dan insang, dengan warna
mendominasi
sejumlah
secara
dan
kuning
banyak.
Secara
histologi
ditemukan
besar oosit I1 dan sedikit oosit I. Untuk
morfologi bentuk gonad membengkak di bawah
menyelubungi
pucat.
jingga.
saluran pencernaan, warna
jantan
karapas
tetap
Secara histologi ditemukan spermatid dalam
Tahap
yang
ke empat TKG IV atau spent, untuk
putih
jumlah
betina
secara
morfologi bentuk gonad mengecil lagi
dan
warnanya
kembali memucat, secara histologi terlihat banyak oosit
yang
sudah dikeluarkan pada waktu memijah.
pada tahap ini tidak didapatkan sampelnya.
Untuk
I1
jantan
MENENTUKAN
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD KEPITING
BAKAU
Scy77ri s e r r a t a (FORSKAL) SECARA MORFOLOGXS DAN
KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN GAMET
S e b a g s i S a l a h S a t u S y a r a t untuk M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a
d a l a m B i d a n g K e a h l i a n I4anajernan S u m b a r d a y a P e r a i r a n
p a d a F a k u l t a s P e r i kanan I n s t i t u t P e r t a n i an B o g o r
Oleti
T I T I K RETNOWATI
C 23.1635
C i ketahui
:
1 P e b r u a r i 1331
Tangga: L u l u a
Diaetujui :
D r h . T o l i b i n I , MS
Anggota
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji
syukur
dan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala
rahmat
hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas
akhir dan penyusunan skripsi tersebut.
Skripsi
dipenuhi
ini
merupakan salah satu
syarat
yang
harus
untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana S-1
di
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari
kekurangannya
bahwa
tulisan
ini
masih
sehingga saran dan kritik dari
banyak
semua
pihak
sangat diharapkan untuk memperbaiki tulisan ini.
Akhir
kata, kiranya tulisan ini dapat bermanfaat
bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Pebruari 1991
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan
pada
tanggal
6
Maret
dan
1968
ibu
di
Surakarta, dari
ayah yang bernama Marwoto
yang
bernama Soekati.
Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
Masa
pendidikan
penulis dimulai di SD
Angkasa
Lanud
Adi Sumarmo, Solo pada tahun 1973 dan menyelesaikannya pada
tahun 1980.
Pada tahun 1983 penulis tamat Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 80 Jakarta dan tamat Sekolah Menengah
Atas
pada tahun 1986 di SMAN 8 Jakarta.
Pada
tahun 1986 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan
dan
terdaftar
jurusan
sebagai mahasiswa
Manajemen
berikutnya.
Sumberdaya
Fakultas
(PMDK)
Perikanan
Perairan
pada
tahun
Sewaktu belajar di Fakultas Perikanan, penulis
pernah menjadi asisten pada mata kuliah Hidrobiologi
ajaran
IPB
1988/1989 dan
asisten pada
mata
kuliah
tahun
Ekologi
Sumberdaya Perairan I tahun ajaran 1989/1990.
Penulis
berhassil
menyelesaikan
pendidikan
Perikanan pada tanggal 1 Pebruari 1991.
Sarjana
MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPlTlNG BAKAU
( FORSKAL ) SEGARA MORFOLOGIS DAN
K A I T A N N Y A DENGAN PERKEMBANGAH GAMET
S c y [ l a serrata
Olela
TITIK RETNOWATI
C 23.1695
JURUSAN M A N A J E M E N SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 9 9 1
TITIK RETNOWATI, C 23.1695.
Menentukan Tingkat Kematangan
Gonad Kepiting Bakau Scylla serrata (Forskal) Secara Morfologi dan Kaitannya Dengan Perkembangan Gamet. Dibawah bimbingan I r R.A. Sugiarti Suwignyo, H.M. Eidman MSc, PhD dan
Drh Tolibin Iskandar, MS.
RINGKASAN
Penelitian
Oktober
ini
1990, di
dilakukan pada
Pertambakan Muara
Penjaringan, Jakarta Utara.
adalah
untuk
morfologi
bulan
menelaah
Kamal,
Tujuan dari
tingkat
Agustus
hingga
Kecamatan
penelitian
ini
kematangan
gonad
secara
dan kaitannya dengan perkembangan
gamet
secara
histologi.
Penelitian
pengamatan
secara
ini
morfometri
morfologis
pengambilan
dibagi
menjadi
dan kedua
maupun
dua
tahap,
pengamatan
histologis.
pertama
gonad, baik
Hasil
enam
kali
sampel didapat 112 ekor kepiting dengan
karapas 7,65-12,70 cm dengan berat 75,O-408,5 gram.
lebar
Sampel
didapat dari hasil tangkap nelayan menggunakan alat tangkap
pancing pada hari pengambilan sampel.
Sampel untuk
nisbah
kelamin sebanyak 306 ekor dengan berbagai ukuran.
Hasil pengamatan beberapa parameter fisika dan kimia di
lokasi
didapat nilai untuk suhu 31°-33O C, salinitas
5-30 O/oo dan pH 7-9. Dari hasil pengamatan tersebut,
rah
pertambakan
Kamal Muara merupakan daerah
yang
daecocok
untuk kehidupan kepiting bakau. Ukuran kepiting contoh yang
Untuk
pengamatan histologi
difiksasi
gonad
dengan
10% BNF.
diambil
Pembuatan
potongan
preparat
gonad,
histologi
dilakukan dengan pewarnaan hematoxilin dan eosin
di
Balai Penelitian Veteriner.
Dari
penelaahan morfometri pada
kepiting, didapatkan
hasil
hubungan panjang-lebar pada kepiting betina Log L
=
0,289
+
=
0,839 Log P, r
=
0,837, kepiting jantan Log
L
0,229 + 0,909 log P, r
=
0,860. Hubungan bobot-lebar
kepiting
betina Log W
=
-0,533 + 2,709 Log L, r
kepiting
jantan Log W
=
-1,094
Hubungan
bobot-tebal pada kepiting betina Log W = 0,605
2,648
Log
T, r
3,186 Log T, r
+
3,361 Log L, r
= 0,880, kepiting
jantan Log W
pada
=
0,893,
=
0,811.
=
+
0,353 +
0,863. Dengan demikian ada hubungan nyata
=
antara panjang, lebar, tebal dan bobot.
Untuk
betina
faktor kondisi, didapatkan hasil
TKG
I
15,88, TKG I1 15,52 TKG I11
pada
kepiting
14,27 TKG
19,65, pada jantan TKG I 17,63 TKG I1 18,26 TKG I11
Dari hasil tersebut diatas didapatkan nilai faktor
yang
menurun
untuk betina, dan naik untuk
IV
21,85.
kondisi
jantan
dengan
meningkatnya TKG. Pada Indeks kematangan gonad (IKG), untuk
betina TKG I 1-lo%, TKG I1 4-20%, TKG I11 10-20% dan TKG IV
lo%,
jantan
Rata-rata
TKG
I 3-8%, TKG I1 4-10 % ,
nilai IKG naik sesuai dengan
TKG
4-10%.
meningkatnya
ini terjadi baik pada betina maupun jantan.
yang
I11
TKG,
~ i s b a hkelamin
didapat 1,05 : 1.
TKG
menjadi
pada
empat
kepiting bakau adalah
bertahap
tahap. Tahap pertama TKG
I
dan
atau
dibagi
immature
untuk
betina
secara morfologi bentuk gonad
memanjang
di
sisi lekukan karapas, agak lunak, warna putih pucat. Secara
histologi
terdapat
oogonia
jumlah
banyak
dengan
Pada jantan, secara morfologi
bentuk
sedikit oosit
I.
gonad
benang
seperti
dalam
tipis
yang
mengisi
karapas, berwarna
putih pucat,
banyak
spermatogonia yang
dijumpai
pembelahan
mitosis.
sedang
sisi
lekukan
secara
histologi
belum
mengalami
Tahap ke dua TKG I1
atau
maturing,
pada betina secara morfologi bentuk gonad bertambah
mengisi
hampir
seluruh permukaan
dorsal
terdiri
dari dua warna yaitu putih pucat dan agak
cephalothoraks,
warna jingga disebabkan oleh adanya yolk. Secara
sudah
banyak
lebih
oogonia, dan
matang.
ditemukan
oosit
I1
pada
oosit
bagian
I
besar,
histologi
dengan
gonad
jingga,
sedikit
yang
hampir
Untuk jantan, secara morfologi bentuk gonad
sudah
memanjang, bercabang-cabang, membesar dan menyusup ke
dan jaringan pengikat, warna putih pucat.
otot
Secara histologi
ditemukan lebih banyak prospermatid. Tahap ke tiga TIZG
atau
ripe, untuk
betina
secara
morfologi
gonad
I11
makin
membengkak, permukaannya tidak rata dan pelebarannya sampai
menutupi
saluran pencernaan dan insang, dengan warna
mendominasi
sejumlah
secara
dan
kuning
banyak.
Secara
histologi
ditemukan
besar oosit I1 dan sedikit oosit I. Untuk
morfologi bentuk gonad membengkak di bawah
menyelubungi
pucat.
jingga.
saluran pencernaan, warna
jantan
karapas
tetap
Secara histologi ditemukan spermatid dalam
Tahap
yang
ke empat TKG IV atau spent, untuk
putih
jumlah
betina
secara
morfologi bentuk gonad mengecil lagi
dan
warnanya
kembali memucat, secara histologi terlihat banyak oosit
yang
sudah dikeluarkan pada waktu memijah.
pada tahap ini tidak didapatkan sampelnya.
Untuk
I1
jantan
MENENTUKAN
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD KEPITING
BAKAU
Scy77ri s e r r a t a (FORSKAL) SECARA MORFOLOGXS DAN
KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN GAMET
S e b a g s i S a l a h S a t u S y a r a t untuk M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a
d a l a m B i d a n g K e a h l i a n I4anajernan S u m b a r d a y a P e r a i r a n
p a d a F a k u l t a s P e r i kanan I n s t i t u t P e r t a n i an B o g o r
Oleti
T I T I K RETNOWATI
C 23.1635
C i ketahui
:
1 P e b r u a r i 1331
Tangga: L u l u a
Diaetujui :
D r h . T o l i b i n I , MS
Anggota
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji
syukur
dan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala
rahmat
hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas
akhir dan penyusunan skripsi tersebut.
Skripsi
dipenuhi
ini
merupakan salah satu
syarat
yang
harus
untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana S-1
di
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari
kekurangannya
bahwa
tulisan
ini
masih
sehingga saran dan kritik dari
banyak
semua
pihak
sangat diharapkan untuk memperbaiki tulisan ini.
Akhir
kata, kiranya tulisan ini dapat bermanfaat
bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Pebruari 1991
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan
pada
tanggal
6
Maret
dan
1968
ibu
di
Surakarta, dari
ayah yang bernama Marwoto
yang
bernama Soekati.
Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
Masa
pendidikan
penulis dimulai di SD
Angkasa
Lanud
Adi Sumarmo, Solo pada tahun 1973 dan menyelesaikannya pada
tahun 1980.
Pada tahun 1983 penulis tamat Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 80 Jakarta dan tamat Sekolah Menengah
Atas
pada tahun 1986 di SMAN 8 Jakarta.
Pada
tahun 1986 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan
dan
terdaftar
jurusan
sebagai mahasiswa
Manajemen
berikutnya.
Sumberdaya
Fakultas
(PMDK)
Perikanan
Perairan
pada
tahun
Sewaktu belajar di Fakultas Perikanan, penulis
pernah menjadi asisten pada mata kuliah Hidrobiologi
ajaran
IPB
1988/1989 dan
asisten pada
mata
kuliah
tahun
Ekologi
Sumberdaya Perairan I tahun ajaran 1989/1990.
Penulis
berhassil
menyelesaikan
pendidikan
Perikanan pada tanggal 1 Pebruari 1991.
Sarjana