Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI TENTANG BANGUNAN
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1.
Daerah adalah Daerah Kota Jambi. 2.
Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kota Jambi.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Jambi
4. Dinas Tata Kota adalah Dinas Tata Kota Kota Jambi
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tata Kota Kota Jambi.
6. Bangunan adalah Konstruksi Teknik yang ditanam atau diletakkan atau
melayang dalam suatu ruang secara tetap sebagian atau seluruhnya diatas atau dibawah permukaan tanah atau perairan berupa bangunan gedung atau bukan
gedung.
7. Bangunan gedung adalah bangunan yang didalamnya digunakan sebagai tempat
manusia melakukan atau dipergunakan untuk kegiatannya. 8.
Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 lima belas tahun.
9. Bangunan semi permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi
dan umur bangunan dinyatakan antara 5 lima tahun. 10. Bangunan sementaradarurat adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi
dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 lima tahun. 11. Kapling adalah suatu perpetakan tanah yang menurut pertimbangan Pemerintah
Daerah dapat dipergunakan untuk mendirikan bangunan. 12. Mendirikan bangunan adalah pekerjaan membuat bangunan seluruhnya atau
sebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut.
13. Mengubah bangunan adalah pekerjaan mengganti dan atau menambah bagian bangunan yang ada, termasuk pekerjaan membongkar yang berhubungan
dengan pekerjaan mengubah bangunan tersebut.
14. Merobohkan bangunan adalah pekerjaan meniadakan sebagian atau seluruh bagian bangunan ditinjau dari segi fungsi bangunan maupun konstruksinya.
15. Rumah sederhana adalah rumah tidak bertingkat dengan luas lantai bangunan tidak lebih dari 70 m
2
, yang dibangun diatas tanah dengan luas kapling 54 m
2
sampai dengan 200 m
2
dan biaya bangunan per m
2
tidak lebih dari harga satuan per m
2
untuk membangun rumah dinas tipe C yang berlaku. 16. Pemutihan adalah pemberian izin mendirikanmengubah bangunan kepada
orangbadan terhadap bangunan yang telah didirikandirubah apabila bangunan tersebut sesuai dengan peruntukan dan ketentuan perundangan yang berlaku.
17. Badan adalah perkumpulan orang-orang yang membentuk usahakegiatan formal dan mempunyai status hukum baik untuk tujuan ekonomi maupun non
ekonomi. 18. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan GSB adalah
Garis khayal yang ditarik dari bangunan terluar sejajar dengan garis as jalan, tepi sungaidanau dan merupakan batas antara bagian kapling yang boleh dan
tidak boleh dibangun.
19. Daerah Milik Jalan yang selanjutnya disingkat DAMIJA adalah lebar batas kekuasaan jalan yang terdiri dari badan jalan, bahu jalan, parit, trotoar dan garis
pengaman paling kurang 1 satu meter. 20. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan KDB adalah nilai
perbandingan yang menyatakan persentase antara luas dasar bangunan dengan luas kaplingblok peruntukkannya.
21. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan KLB adalah Nilai bilangan yang menyatakan perbandingan antara jumlah yang menyatakan
perbandingan antar jumlah luas lantai bangunan dengan luas perpetakan lahan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota.
22. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat dengan KDH adalah bilangan yang menyatakan persentase perbandingan antara luas Daerah Hijau
dengan luas kapling blok peruntukkannya. 23. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari permukaan tanah dimana
bangunan tersebut didirikan, sampai dengan titik puncak bangunan yang dinyatakan dalam meter.
24. Bangunan tidak bertingkat adalah bangunan yang hanya memiliki satu lantai dan berdiri langsung diatas pondasi bangunan tersebut.
25. Bangunan bertingkat adalah bangunan permanen dnegna jumlah lantai dua sampai lima atau bangunan semi permanen dengan dua lantai.
26. Bangunan bertingkat tinggi adalah bangunan permanen dengan jumlah lantai lebih dari lima.
27. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan IMB adalah izin yang diberikan kepada orangbadan untuk mendirikan mengubah bangunan.
28. Izin Penggunaan Bangunan yang selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yang diberikan kepada orangbadan untuk menggunakan bangunan sesuai dengan
peruntukkan yang tertera di dalam IMB atau telah disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap mengikuti ketentuan yang berlaku.
29. Izin Merobohkan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan IHB adalah izin yang diberikan kepada orangbadan untuk merobohkan bangunan secara total
baik fisik maupun fungsinya sesuai dengan yang tertera dalam IHB. 30. Advice Planning adalah penjelasan yang diberikan oleh Dinas Tata Kota kepada
pemohon IMB, IPB, atau IHB berkenaan dengan peruntukkan penggunaan ruang kota dan ketentuan-ketentuan bangunan yang harus di pedomani dalam
mendirikan, merubah, menggunakan atau merobohkan bangunan.
31. Retribusi perizinan adalah retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Daerah untuk menutupi sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan izin yang
bersangkutan. 32. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKRD
adalah surat keputusan yang menetapkan besarnya jumlah retribusi terutang yang harus dibayar.
33. Rencana Tata ruang Kota adalah hasil perencanaan ruang berupa arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang secara terpadu untuk berbagai kegiatan yang
meliputi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, Rencana Detail Tata Ruang Kota RDTRK, Rencana Teknik Ruang Kota RTRK, Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan RTBL dan Rencana Tata Ruang lainnya.
34. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait, dimana batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsionalnya. 35. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
36. Badan penerima adalah area yang berfungsi sebagai penampung air kotor yang telah melalui proses pengolahan.
37. Overstekteritis adalah bagian bangunan yang merupakan perpanjangan konstruksi atap, keluar dari dinding berfungsi sebagai peneduh dari sinar
matahari langsung. 38. Bangunan khusus, yang termasuk golongan ini adalah :
a. Semua bangunan milik HanKam yang diatur secara tersendiri;
b. Semua bangunan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan atau
bangunan non Pemerintah yang bersifat khusus yang diatur secara tersendiri.
39. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk mencari serta
mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang dilakukan serta menemukan tersangkanya.
40. Penyidik adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melakukan penyidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II KETENTUAN BANGUNAN