STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

5

BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

Kompetensi inti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualiikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni 1 sikap keagamaan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana spiritual quotient, 2 sikap kemasyarakatan berakhlak mulia untuk menghasilkan manusia yang jembar budayana emotionalquotient, 3 menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni berilmu dan cakap untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna intellectualquotient, dan 4 memiliki keterampilan kreatif dan mandiri untuk menghasilkan manusia yang rancagé gawéna actional quotient. Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan nasional Undang-undang No. 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki: 1. Kemampuan berkomunikasi; 2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis; 3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan; 4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab; 5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda; 6. Kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal; 7. Minat yang luas dalam kehidupan; 8. Kesiapan untuk bekerja; 9. Kecerdasan sesuai dengan bakatminatnya; dan 10. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. 6 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMASMKMAMAK

B. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI, SMPMTs, SMASMKMA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang dimaksud dengan muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip: 1 kesesuaian dengan perkembangan peserta didik; 2 keutuhan kompetensi; 3 leksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan 4 kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global. Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat 1 dan Ayat 2 berbunyi sebagai berikut. 1 Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. 7

BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH