6
Nomor: PER-01MBU2012 tentang persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi BUMN.
10. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-12MBU2012 tentang Organ
Pendukung Dewan KomisarisDewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara
11. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : SK-16S.MBU2012 tentang IndikatorParameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara
12. Anggaran Dasar PT Jasa Raharja Persero
berdasarkan Akta Nomor 49 tanggal 28 Februari 1981 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH, yg telah beberapa kali
diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 1 tanggal 1 Agustus 2012 yang dibuat dihadapan Yulius Purnawan, SH. Msi
D. Pengertian Umum
Pengertian umum Pedoman Kebijakan Pengendalian Gratifikasi PT Jasa Raharja Persero, adalah:
1. Perusahaan adalah PT Jasa Raharja Persero sebagaimana ditetapkan
dalam Anggaran Dasar yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 49 tanggal 28
Februari 1981 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH, yg telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 1 tanggal 1 Agustus
2012 yang dibuat dihadapan Yulius Purnawan, SH. Msi 2. Pemangku Kepentingan Stakeholder adalah pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan karena mempuyai hubungan hukum dengan perusahaan. 3. Insan Jasa Raharja adalah Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan PT Jasa
Raharja Persero 4. Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
5. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
6. Suap adalah setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya, atau memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
7
7. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana seorang Insan Jasa Raharja
mempunyai kepentingan pribadi atau kepentingan selain kepentingan Perseroan sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan atau kualitas
kinerja yang seharusnya sehingga mengakibatkan Perseroan tidak mendapatkan hasil terbaik.
8. Integritas adalah pemikiran, perkataan, dan tindakan yang baik dan benar dengan memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
9. Etika adalah sekumpulan norma dan asas mengenai kepatutan dan