Cynthia Rizki Fitrianti Yahya, 2015 KESENIAN GENYE SEBAGAI BAHAN AJAR SENI BUDAYA PADA TINGKAT SMP DI KABUPATEN
PURWAKARTA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat memiliki kesenian daerah dengan ciri khas yang berbeda satu sama lain. Masing-masing kesenian tesebut memiliki
keunikan tersendiri mulai dari fungsi, bentuk, serta penyajian sesuai dengan rasa dan kreativitas masyarakatnya. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki
kesenian daerah adalah Kabupaten Purwakarta. Sejak kepemimpinan bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang juga seorang budayawan, kesenian-kesenian di
Purwakarta mulai diperhatikan, beliau sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni. Hal ini menyebabkan kegiatan kesenian di Purwakarta
kembali hidup bahkan bermunculan kesenian- kesenian baru sebagai hasil kreatifitas para seniman.. Salah satu kesenian baru yang cukup menarik perhatian masyarakat
Purwakarta adalah kesenian genye. Sejak awal kemunculannya pada acara Ulang Tahun Purwakarta ke 180,
pertunjukan kesenian genye mulai ditunggu-tunggu oleh masyarakat Purwakarta. Apresiasi masyarakat terhadap kesenian genye dinilai cukup tinggi, hal ini dapat
dilihat dari setiap penapilan genye berlangsung, banyak masyarakat Purwakarta yang hadir untuk menonton pertunjukan ini. Genye merupakan sebuah seni pertunjukan
yang bersifat hiburan, kesenian ini disajikan dalam bentuk heleran atau arak-arakan yang dipertunjukan dengan cara menelusuri jalan secara beramai-ramai dalam bentuk
pesta arak-arakan. Seni genye merupakan kolaborasi antara unsur tari dan unsur musik yang saling melengkapi satu sama lain.
Tim penari dibagi menjadi beberapa peran yaitu peran sebagai rakyat genye, prajurit genye dan raja genye. Rakyat genye diperankan oleh penari laki-laki dan
Cynthia Rizki Fitrianti Yahya, 2015 KESENIAN GENYE SEBAGAI BAHAN AJAR SENI BUDAYA PADA TINGKAT SMP DI KABUPATEN
PURWAKARTA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
penari wanita yang dilengkapi dengan peralatan sapu lidi. Rakyat genye disimbolkan dengan tarian gerakan menyapu. Personil prajurit genye dilengkapi dengan peralatan
semacam ayakan yang terbuat dari anyaman bambu dan anyaman daun pandan serta dilengkapi sapu lidi, perannya menggambarkan seorang prajurit yang sedang siaga
menggunakan tameng dan memecutkan beberapa batang lidi. Adapun raja genye, berbentuk ogoh-ogoh atau badawang yang berukuran besar dengan tinggi 4 hingga 5
meter. Badawang tersebut terbuat dari berbagai peralatan dapur dan sapu lidi. Badawang tersebut diperankan oleh puluhan penari pria dengan cara dipikul bersama-
sama. Tim pemain musik dalam kesenian genye bertugas untuk memainkan lagu-
lagu dan mengiringi tim penari. Alat-alat musik yang dimainnkan diantaranya rebana, kendang, bedug, dogdog, ketuk, tamborin dan goong, serta dilengkapi dengan alat
musik melodis yaitu tarompet. Musik dalam kesenian genye lebih bersifat ritmis, hal ini terkait dengan fungsinya sebagai pengiring arak-arakan.
Kesenian genye bermula dari ide yang dicetuskan oleh Deden Guntari selaku seniman dan juga Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Perhubungan, Kebudayaan,
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Dishubbudparpostel di Kabupaten Purwakarta wawancara 16 Desember 2013 Deden Guntari menyatakan, kesenian genye ini
terinspirasi dari sebuah benda yaitu nyere lidi, ia berpikir untuk membuat satu tarian yang menggunakan properti nyere. Akhirnya ide ini terealisasi setelah adanya
dukungan dari beberapa seniman Purwakarta. Kesenian genye ini memiliki nilai dan makna yang mendalam seperti yang
diungkap oleh Deden Guntari yaitu, “1. Nyere merupakan benda tradisional yang
memiliki fungsi ritual untuk mengusir makhluk halus seperti jin dan setan. 2. Nyere biasa digunakan orang tua untuk mendisiplinkan anaknya yang malas beribadah atau
belajar dengan cara menyepretkan nya dibawah lutut anaknya, hal ini termasuk kedalam fungsi pendidikan. 3. Nyere digunakan untuk bersih-
bersih” wawancara, 16
Cynthia Rizki Fitrianti Yahya, 2015 KESENIAN GENYE SEBAGAI BAHAN AJAR SENI BUDAYA PADA TINGKAT SMP DI KABUPATEN
PURWAKARTA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Desember 2013. Semuanya unsur yang tersaji dalam kesenian genye baik unsur tari maupun musik tidak lepas dari ketiga filosofi nyere yang telah diungkap diatas.
Awalnya seni genye pertama kali digarap oleh sanggar Leuweung Seni Purwakarta. Sanggar ini berlokasi di Perum Bumi Hegar Asih, kampung Cimaung,
desa Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, sanggar tersebut memiliki misi yakni untuk melahirkan para seniman kreatif serta melestarikan seni daerah Tatar Sunda. Di
tengah kemunculannya yang masih terbilang baru kesenian genye yang digarap oleh sanggar Leuweung Seni sudah sering tampil dalam acara-acara besar di dalam
maupun di luar kab.Purwakarta seperti dalam acara Festival Hitam Putih Purwakarta tahun 2011, Program Pagelaran Seni Kabupaten Purwakarta di Anjungan Jawa Barat
TMII Jakarta tahun 2011, Kirab Seni Budaya Jawa Barat di Sukabumi tahun 2012, Ulang Tahun Kabupaten Purwakarta ke 182 tahun 2013 dan Festival Budaya ASEAN
Purwakarta 2013. Selain sering tampil dalam berbagai acara di Purwakarta, kesenian genye juga
memiliki beberapa prestasi di tingkat provinsi maupun nasional seperti: 1.
Juara I Nasional dalam Acara Kemilau Nusantara ke-8 di Kabupaten Bogor 2011
2. Juara II Nasional dalam Acara Kemilau Nusantara ke-9 di Bandung 2012
3. Penampil Terbaik dalam acara Pekan Seni Budaya Jawa Barat 2013
Kelestarian kesenian genye di Kabupaten Purwakararta sudah semestinya kita jaga agar tidak tenggelam dan punah. Untuk itu peneliti yang juga sebagai masyarakat
Purwakarta ingin meneliti kesenian genye secara lebih mendalam khususnya mengenai musik dalam kesenian genye. Peneliti bermaksud untuk menjadikan hasil
penelitian ini sebagai referensi bahan ajar mata pelajaran Seni Budaya pada tinggat SMP di Kabupaten Purwakarta. Dengan dijadikannya kesenian genye sebagai muatan
lokal mata pelajaran Seni Budaya pada tingkat SMP di Purwakarta, peneliti berharap generasi muda khususnya di Purwakarta dapat mengenal dan menghargai kesenian
Cynthia Rizki Fitrianti Yahya, 2015 KESENIAN GENYE SEBAGAI BAHAN AJAR SENI BUDAYA PADA TINGKAT SMP DI KABUPATEN
PURWAKARTA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang ada di daerahnya serta melestarikannya agar kesenian ini terus hidup dan berkembang di era globalisasi ini.
Dalam segi pendidikan seni musik, materi ajar yang dapat dibuat dari kesenian genye diantaranya adalah materi apresiasi kesenian, mengenal ritmis dan
ensambel musik. Pembelajaran seni budaya yang mengangkat kesenian genye sebagai materi pembelajaran belum pernah di kembangkan oleh para guru di sekolah, padahal
kesenian genye memiliki kandungan nilai-nilai pendidikan, kerjasama dan kearifan lokal yang dapat dikenalkan kepada siswa di sekolah. Berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti berupaya mengenalkan kesenian genye di sekolah dengan mencoba mengaplikasikannya sebagai materi seni budaya melalui kegiatan penelitian dengan
judul “Kesenian Genye Sebagai Bahan Ajar Seni Budaya Pada Tingkat SMP Di Kabupaten Purwakarta
”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah