Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Santri

Yenni, 2012 Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Santri Putra Dan Santri Putri Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada MTs Berbasis Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.8 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Penalaran Matematis Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 4b 0,61 Sedang 5 0,50 Sedang 6 0,28 Sukar 7 0,28 Sukar Dari tabel terlihat bahwa untuk soal kemampuan pemahaman matematis terdapat tiga soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, yaitu nomor 1, 2, dan 4a dan untuk soal yang tingkat kesukarannya mudah ada satu nomor, yaitu nomor 3. Sedangkan tingkat kesukaran pada soal penalaran matematis terdapat dua soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi, yaitu nomor 6 dan 7. Untuk soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang ada dua nomor, yaitu nomor 4b dan 5. Cara perhitungan tingkat kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran pada soal kemampuan pemahaman dan penalaran matematis disajikan dalam lampiran C.8 dan C.9

e. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal menyatakan kemampuan suatu butir soal untuk dapat membedakan santri yang mampu menjawab benar dengan santri yang tidak mampu menjawab benar. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda Yenni, 2012 Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Santri Putra Dan Santri Putri Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada MTs Berbasis Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang baik apabila santri yang pandai dapat menjawab soal dengan baik, dan santri yang kurang pandai tidak dapat menjawab soal dengan baik. Untuk menghitung daya pembeda, perlu dibedakan antara skor kelompok atas � dengan skor kelompok bawah � . Kelompok dibagi dua , yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Pembagiannya 27 untuk kelompok atas dan 27 untuk kelompok bawah.. Menghitung daya pembeda DP dilakukan dengan menggunakan rumus Sudijono, 2001: 387 yaitu : DP = � − � � Keterangan : DP = Daya pembeda � = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah � = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah = Jumlah skor ideal salah satu kelompok butir soal dipilih Hasil perhitungan daya pembeda kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Suherman 2003 seperti Tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi �� ≤ 1,00 Sangat rendah 0,00 DP ≤ 0,20 Rendah 0,20 DP ≤ 0,40 CukupSedang 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik Dengan menggunakan program Exel hasil perhitungan instrumen uji coba daya pembeda soal kemampuan pemahaman dan penalaran matematis adalah sebagai berikut: Yenni, 2012 Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Santri Putra Dan Santri Putri Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada MTs Berbasis Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.10 Perhitungan Daya pembeda Soal Kemampuan Pemahaman Matematis Nomor soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,55 Baik 2 0,64 Baik 3 0,82 Sangat Baik 4a 0,75 Sangat Baik Dari tabel terlihat, untuk daya pembeda soal kemampuan pemahaman matematis pada nomor 1 dan 2 termask kategori baik, sedangkan untuk nomor 3 dan 4a termasuk kategori sangat baik. Tabel 3.11 Perhitungan Daya pembeda Soal Kemampuan Penalaran Matematis Nomor soal Daya Pembeda Interpretasi 4b 0,77 Sangat Baik 5 0,55 Baik 6 0,55 Baik 7 0,44 Baik Dari tabel terlihat bahwa daya pembeda soal kemampuan penalaran matematis untuk nomor 4b termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan nomor 5, 6 dan 7 mempunyai daya pembeda yang baik. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran C.10 dan C.11.

f. Rekapitulasi Analisi Hasil Uji Coba