Jenis - Jenis Korupsi Pengaturan Hukum Yang Terkait Tindak Pidana Korupsi

24 c. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian e. Memberi atau menerima hadiah atau janji penyuapan f. Penggelapan dalam jabatan g. Pemerasan dalam jabatan h. Ikut serta dalam pengadaan barang bagi pegawai negeripenyelenggara negara i. Menerima gratifikasi bagi pegawai negeripenyelenggara negara.

2. Jenis - Jenis Korupsi

Setelah mengetahui deskripsi tentang pengertian dan asal kata korupsi, penulis menambahkan dengan ungkapan yang dulu pernah penulis ungkapkan di Bab 1 dalam latar belakang masalah 9 yang dikemukakan oleh Lord Acton sebagai berikut “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.” Kekuasaan cenderung untuk korupsi dan kekuasaan yang penuh cenderung untuk korupsi menggunakan kekuasaannya. Mengutip ungkapan Lord Acton tersebut sengaja Penulis lakukan, dengan maksud dan tujuan untuk mengingatkan bahwa di mana pun kekuasaan selalu sangat rentan terhadap tindak pidana korupsi. 9 Lihat Bab I hal 7 alinea pertama 25 Sesuai dengan pernyataan Lord Acton diatas maka definisi tentang korupsi dapat dipandang dari berbagai aspek, bergantung pada disiplin ilmu yang dipergunakan 10 sebagaimana dikemukakan oleh Benveniste dalam Suyatno, korupsi didefinisikan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut. a. Discretionery corruption, ialah korupsi yang dilakukan karena adanya kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan, sekalipun nampaknya bersifat sah, bukanlah praktik – praktik yang dapat diterima oleh para anggota organisasi. b. Illegal corruption, ialah suatu jenis tindakan yang bermaksud mengacaukan bahasa atau maksud – maksud hukum, peraturan dan regulasi tertentu. c. Mercenery corruption, ialah jenis tindak pidana korupsi yang dimaksud memperoleh keuntungan pribadi, melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. d. Ideological corruption, ialah jenis korupsi illegal maupun discretionary yang dimaksudkan untuk mengejar tujuan kelompok. 10 Suyatno, Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005 hal 17 26

3. Pengaturan Hukum Yang Terkait Tindak Pidana Korupsi

Tindak pidana korupsi di Indonesia diatur dalam sejumlah peraturan perundang-undangan berikut. 11 a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1991 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1991 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. d. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. e. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. f. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Konvensi PBB Anti Korupsi, 2003 United Nations Convention Against Corruption, 2003.

B. Wewenang Penyidikan Tindak Pidana Korupsi

Dokumen yang terkait

Kewenangan Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

16 167 135

SKRIPSI TINJAUAN TERHADAP IMPLEMENTASI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TINJAUAN TERHADAP IMPLEMENTASI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KPK DAN POLRI.

0 2 11

PENDAHULUAN TINJAUAN TERHADAP IMPLEMENTASI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KPK DAN POLRI.

0 3 13

PENUTUP TINJAUAN TERHADAP IMPLEMENTASI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KPK DAN POLRI.

0 4 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB II

1 3 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Kewenangan Penyidikan Antara Polri dan KPK dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi Alat Simulator Sim di Korlantas Polri

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Kewenangan Penyidikan Antara Polri dan KPK dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi Alat Simulator Sim di Korlantas Polri T1 312006703 BAB I

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Kewenangan Penyidikan Antara Polri dan KPK dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi Alat Simulator Sim di Korlantas Polri T1 312006703 BAB IV

0 0 2