Pengujian Pengujian Pengujian Sensor

4.2. Pengujian Sensor

Accelerometer Pengujian sensor accelerometer dibagi menjadi dua bagian yaitu pengujian accelerometer dalam kondisi diam dan dalam kondisi bergerak. Pengujian accelerometer dalam kondisi diam bertujuan untuk menguji accelerometer untuk mengukur percepatan gravitasi bumi kondisi diam, sedangkan pengujian accelerometer dalam kondisi bergerak bertujuan untuk menguji percepatan accelerometer saat digerakkan.

4.2.1. Pengujian

Accelerometer Dalam Kondisi Diam Pengujian accelerometer dalam kondisi diam dilakukan dengan mengubah posisi vektor sumbu x, y dan z dalam berbagai posisi. Sebagai contoh, untuk pengujian accelerometer pada posisi x = -1g, y = 0 g dan z = 0g, maka perlu diatur sudut Axr = 180°, Ayr = 90° dan Azr = 90° . Perhitungannya adalah sebagai berikut :  Rx =RcosAxr = Rcos180 = -1  Ry =RcosAyr = Rcos90 = 0  Rz =RcosAzr = Rcos90 = 0 √ = √ Nilai Rx,Ry dan Rz inilah yang digunakan untuk acuan posisi vektor x, y dan z pada accelerometer . Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai Rx = -1, Ry = 0 dan Rz = 0, sehingga pada accelerometer harus menunjukkan posisi vektor akibat pengaruh gravitasi bumi yaitu x = -1 g, Y = 0 g dan Z = 0 . Gambar 4.4 adalah salah satu contoh hasil pengujian accelerometer pada posisi x = -1g, y = 0g dan z = 0g. Variasi pengujian lainnya dilakukan dengan berbagai posisi sudut yang berbeda-beda. Tabel 4.1 menunjukkan hasil percobaan dengan variasi sudut yang berbeda-beda. Gambar 4.4 Hasil Pengujian Accelerometer X= -1g,Y=0g,Z=0g Tabel 4.1 Pengujian Accelerometer Dalam Kondisi Diam NO Posisi Sudut Posisi Accelerometer θx θy θz gX gY gZ 1 90° 90° 0° 0,99 2 90° 0° 90° 1,00 3 0° 90° 90° 1,00 4 90° 90° 180° -1,00 5 90° 180° 90° -1,01 6 180° 90° 90° -1,00 7 45° 90° 90° 0,707 8 90° 45° 90° 0,707

4.2.2. Pengujian

Accelerometer Dalam Kondisi Bergerak Pengujian pada kondisi ini dilakukan untuk menguji sensor accelerometer akibat percepatan ketika benda bergerak. Yang diuji dalam pengujian ini adalah kecepatan dan jarak. Pengujian dilakukan dengan percobaan pada bidang miring. Gambar ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Ilustrasi Pengujian Accelerometer Pada Bidang Miring θ=30°, s=1,4m Pada percobaan ini, permukaaan dibuat selicin mungkin sehingga gaya gesek diabaikan . Dari Gambar 4.5 bisa didapat bahwa : ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ∫ ⃗ ⃗ ∫ ∫ ⃗ Keterangan : ⃗ = kecepatan accelerometer ms ⃗ = percepatanms² t = waktu s Gambar percobaan pada bidang miring dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Percobaan Pada Bidang Miring Langkah-langkah percobaannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan sudut kemiringan θ, dalam percobaan ini sudutnya adalah θ=30°. 2. Mengukur percepatan, kecepatan dan posisi accelerometer ketika dilepas dari kemiringan sebesar θ. Untuk menghitung kecepatan dan posisi, digunakan metode penghitungan luas area trapezoidal . 3. Mencari nilai faktor pengali untuk memperkecil error dengan melakukan percobaan berulang-ulang hingga menunjukkan kecepatan dan posisi yang sesuai dengan perhitungan. 4. Waktu yang digunakan adalah waktu yang didapat dari timer mikrokontroler 0,024s, dan waktu totalnya adalah 0,024s x 25 sample data data ke 88 s.d data ke 113 = 0,6023s. Gambar 4.7 s.d Gambar 4.9 adalah gambar hasil percobaan nilai a percepatan, kecepatan dan posisi saat accelerometer dilepas pada bidang miring belum dikalikan faktor pengali. Sample yang dihitung adalah saat accelerometer dilepas pada bidang miring sampai dengan sebelum accelerometer menabrak lantai.data ke 88 s.d. data ke 113. Data ke 114 dan seterusnya dianggap nol. Gambar 4.7 Grafik Percepatan Sebelum Dikalikan Faktor Pengali Gambar 4.8 Grafik Kecepatan Sebelum Dikalikan Faktor Pengali Gambar 4.9 Grafik Posisi Sebelum Dikalikan Faktor Pengali 1 2 3 4 5 6 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 p e rc e p a ta n m s 2 jumlah sample a saat s =1.4 m 2.820890595 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 ke ce p a ta n m s jumlah sample 8.23E-01 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 p o si si m jumlah sample Gambar 4.7 s.d. Gambar 4.9 sebelum dikalikan faktor pengali bila dibandingkan dengan perhitungan kecepatan dan posisi adalah sebagai berikut : velo1 = velo0+time2acc1+acc0; pos1 = pos0+time2velo1+velo0; Keterangan : velo0 = kecepatan sebelumnya velo1 = kecepatan saat ini pos0 = posisi sebelumnya pos1 = posisi saat ini Nilai variable time didapat dari waktu sample pada mikrokontroler yaitu sebesar 0,024s. Untuk pengujian kecepatan, kecepatan puncak jumlah total area sesungguhnya dapat dirumuskan : ⃗ ∫ ⃗ ⃗ ample = 2,95 ms Dilihat dari gambar grafik hasil percobaan sebelum dikalikan faktor pengali, kecepatan puncak jumlah total area = 2,82ms. Dalam hal ini diperlukan faktor pengali agar kecepatan yang didapat sebesar 2,95ms. Nilai faktor pengalinya adalah sebesar 1,04. Nilai ini sebagai pengali dalam persamaan penghitungan kecepatan dengan metode trapezoidal . Angka ini didapat dari : Dari hasil percobaan sebelum dikalikan faktor pengali posisi menunjukkan 0,82m, padahal jarak sesungguhnya adalah sebesar 1,4 m, dalam hal ini berarti dalam perhitungan kecepatan dan posisi perlu dikalikan faktor pengali. Faktor pengali untuk posisi adalah Faktor pengali ini dimasukkan dalam persamaan : velo1 = velo0+ca1ltime2acc1+acc0; pos1 = pos0+cal2time2velo1+velo0; Keterangan : cal1 = faktor pengali kecepatan = 1,04 cal2 = faktor pengali posisi =1,70 Gambar 4.10 s.d. Gambar 4.12 adalah gambar percepatan, kecepatan dan posisi yang sudah dikalikan faktor pengali. Gambar 4.10 Grafik Percepatan Sesudah Dikalikan Faktor Pengali Gambar 4.11 Grafik Kecepatan Sesudah Dikalikan Faktor Pengali Gambar 4.12 Grafik Posisi Sesudah Dikalikan Faktor Pengali 1 2 3 4 5 6 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 p e rc e p a ta n m s 2 jumlah sample a saat s =1,4 m 2,950651562 1 2 3 4 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 ke ce p a ta n m s jumlah sample 1,46E+00 0.5 1 1.5 2 1 6 1 1 1 6 2 1 2 6 3 1 3 6 4 1 4 6 5 1 5 6 6 1 6 6 7 1 7 6 8 1 8 6 9 1 9 6 1 1 1 6 1 1 1 1 1 6 p o si si m jumlah sample Langkah percobaan seperti di atas dilakukan beberapa kali percobaan dengan variasi sudut yang berbeda-beda yaitu pada sudut kemiringan θ=10°, θ=25°θ=30°, θ=40°dan θ=50°. Hasil percobaan dapat dilihat pada lembar lampiran. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa nilai perhitungan kecepatan dengan nilai error kecil ada pada percobaan pada sudut kemiringan θ=30° 6, θ=40° 4 dan θ=50° 5. Error besar terjadi pada sudut θ=25° 64. Hal ini terjadi karena sudut kemiringan yang kecil akan menyebabkan benda akan meluncur kebawah lebih pelan dibandingkan dengan sudut kemiringan yang besar gaya gravitasi yang bekerja lebih kecil, sehingga percepatan yang dihasilkan juga kecil. Padahal sensor accelerometer telah diterapkan discrimination window untuk meredam error yang terjadi saat accelerometer dalam kondisi diam agar saat kondisi diam, accelerometer dapat menunjukkan 0g. Namun penerapan discrimination window ini akan menyebabkan sebagian nilai percepatan yang mendekati nol dianggap nol oleh sensor sehingga ketika terjadi percepatan mendekati nol laju benda lambat , maka akan banyak data percepatan yang hilang, akibatnya akan terjadi banyak error untuk perhitungan kecepatan dan posisi. Sedangkan pada sudut lebih kecil dari θ=25º, massa benda diam di tempat tidak dapat meluncur pada bidang miring. Hal ini terjadi karena gaya gesek bekerja lebih besar daripada gaya yang menyebabkan benda meluncur ke bawah, sehingga sensor percepatan akan mendeteksi percepatannya sama dengan nol. Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menunjukkan nilai error terbesar pada beberapa kali percobaan pada tiap variasi sudut kemiringan. Tabel 4.2 Nilai Error Kecepatan Terbesar Pada Percobaan Bidang Miring Sudut ° Error Kecepatan Terbesar 10° Massa diam 20° Massa diam 25° 64,1 30° 6,1 40° 4,4 50° 0,5 Tabel 4.3 Tabel Nilai Error Posisi Terbesar Pada Percobaan Bidang Miring Sudut ° Error Posisi Terbesar 10° Massa diam 20° Massa diam 25° 64,1 30° 7,8 40° 6,6 50° 3,9 Dari hasil percobaan pada bidang miring, dapat diketahui bahwa pada sudut kurang dari θ = 25°, massa benda tidak diam di tempat tidak bisa meluncur ke bawah. Untuk sudut θ = 25°, nilai percepatan maksimalnya adalah sebesar : ⃗ ⃗ Pada sudut kurang dari θ = 25° nilai error yang dihasilkan untuk perhitungan kecepatan dan posisi menghasilkan error yaitu 64,1 dan 64,1 . Oleh sebab itu nilai percepatan kurang dari , algoritma trapezoidal tidak bisa diterapkan untuk perhitungan kecepatan dan jarak pengereman. Berbeda ketika sudut diubah menjadi θ=30°, maka nilai percepatan maksimalnya adalah ⃗ ⃗ Dari Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil pengujian kecepatan memiliki error kurang dari 6,1 jika sensor digerakkan dengan percepatan lebih dari 0,5 ms², dan memiliki error lebih dari 64,1 jika sensor accelerometer digerakkan dengan percepatan kurang dari 0,5 ms². Pengujian jarak pengereman memiliki error kurang dari 7,8 jika sensor digerakkan lebih dari 0,5 ms² dan memiliki error lebih dari 64,1 jika sensor accelerometer digerakkan dengan percepatan kurang dari 0,5 ms². Maka untuk percepatan lebih besar dari 0,5 ms², metode trapezoidal bisa diterapkan untuk perhitungan kecepatan dan jarak pengereman.

4.2.3. Pengujian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler T1 612005030 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler T1 612005030 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler T1 612005030 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer 3 Sumbu

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer 3 Sumbu T1 612005062 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer 3 Sumbu T1 612005062 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer 3 Sumbu T1 612005062 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer 3 Sumbu T1 612005062 BAB V

0 0 2