Hakikat Senam Lantai Deskripsi Teoritik

16

4. Hakikat Senam Lantai

Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik. Dikatakan senam lantai karena keseluruhan keterampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainnya. Senam lantai mengacu pada pada gerak yang dikerjakan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari kemampuan komponen motorik gerak seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, dan ketepatan Muhajir, 2007: 69. Menurut Wuryati Soekarno dalam Siti Nurjanah, 2012: 21-22, “Senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihannya dilakukan di atas lantai dengan beralaskan matras sebagai alat yang dipergunakan”. Berdasarkan materi yang ada dalam latihan senam lantai, keterampilan tersebut di atas terbagi ke dalam unsur gerakan yang bersifat statis diam di tempat dan dinamis berpindah tempat. Keterampilan senam lantai yang bersifat statis meliputi: kayang, sikap lilin, splits , berdiri dengan kepala, berdiri dengan kedua tangan dan lain sebagainya. Sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis meliputi; guling depan, guling belakang, guling lenting, meroda, dan lain sebagainya. Senam lantai merupakan salah satu bagian dari enam macam kelompok senam. Senam itu sendiri terdiri dari senam artistik, senam ritmik sportif, senam akrobatik, senam trampolin, dan senam umum. Senam lantai sendiri termasuk ke dalam kelompok senam artistik di mana senam artistik ini menurut Agus Mahendra 2001: 12, merupakan penggabungan antara 17 aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dan gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat tertentu. Efek artistiknya dihasilkan dari besaran amplitudo gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa senam lantai merupakan senam yang dilakukan di atas lantai yang dilapisi karpet sebagai alat yang dipergunakan dan dilakukan di dalam ruangan. Senam lantai adalah merupakan peningkatan gerakan dari unsur kelemasan, ketangkasan, dan kekuatan. Fokus penelitian ini adalah pembelajaran senam lantai materi meroda pada siswa kelas V di SD Negeri Kaliduren Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

5. Hakikat Meroda

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 105325 TANJUNG MORAWA.

0 3 16

Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

0 1 181

Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

0 0 201

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGABEYAN 03 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

0 1 17

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA DALAM MERODA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOLUHUR KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 109

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DEMAKIJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN.

0 0 98

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MERODA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DAN PERAGAAN SISWA KELAS V DI SD NEGERI KLEGUNG 1 KECAMATAN TEMPEL.

0 0 115

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TARAMAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

1 8 106

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MERODA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SUMAMPIR KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA.

0 5 145

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI DI SD NEGERI SENDANGHARJO KECAMATAN MINGGIR.

0 1 282