ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

(1)

ABSTRACT

BUSINESS STRATEGY ANALYSIS USING A BUSINESS MODEL CANVAS STUDIES ON ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

By

AHMAD NASIRUL HUDA

This study aims to determine the Business Strategy Oraqle Distro and Clothing to use Business Model Canvas. This study used qualitative research methods with descriptive study. The instrument of this study are researchers. Technique sampling data sources / informants using snowball sampling. Informants in this study are the owners, employees and customers Oraqle Distro and Clothing. Data collection procedures used were observation, interviews and documentation. Test the validity of the data using triangulation and using reference materials. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion. These results indicate that the Business Model Canvas as an analytical tool, helps in viewing strategy of a company. The strategy adopted by Oraqle Distro and Clothing is a market penetration strategy, that strategy by offering value to the efforts of a larger marketing (using social media, among others, facebook, twitter, instagram and websites) and product development strategies, ie more to alter, modify or enhance the value of products sold (perform design-design unique and interesting), which both entered into the block value propositions.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

Oleh

AHMAD NASIRUL HUDA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Bisnis Oraqle Distro and Clothing dengan menggunakan Business Model Canvas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti. Teknik pengambilan sampel sumber data/informan menggunakan snowball sampling. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik, karyawan dan konsumen Oraqle Distro and Clothing. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Business Model Canvas sebagai alat analisis, membantu dalam melihat strategi sebuah perusahaan. Strategi yang diterapkan oleh Oraqle Distro and Clothing adalah strategi penetrasi pasar, yaitu strategi dengan cara menawarkan value dengan upaya-upaya pemasaran yang lebih besar (menggunakan media sosial antara lain facebook,twitter,instagram dan juga website) dan juga strategi pengembangan produk, yakni lebih kepada mengubah, memodifikasi atau meningkatkan nilai dari produk yang dijual (melakukan design-design unik dan menarik), yang keduanya masuk ke dalam blokvalue propositions.


(3)

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

Oleh

Ahmad Nasirul Huda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

(Skripsi)

Oleh

AHMAD NASIRUL HUDA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1Business Model Canvas... 5

2.1 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning... 22

2.2 Proses perancangan dan pengevaluasian penjualan dan distribusi... 26

2.3 Kerangka Pemikiran... 40

4.1 CelanaJeans... 53

4.2Rivets... 54

4.3Chainstitch... 55

4.4Dry Denim... 55

4.5Washed Denim... 56

4.6Prewashed Denim... 57

4.7Selvedge... 57

4.8Twill... 59

4.9Oz... 60

4.10 Celana Formal ... 60

4.11 celanachino... 61

4.12 celanacargo... 62

4.13 Bahan untuk kaos oblong ... 63

4.14Lacoste... 65

4.15 Sepatu... 72

4.16 TopiFedora... 77

4.17 TopiBeanie... 78

4.18 TopiSnapback... 79

4.19 TopiFlat... 80

4.20 TopiBowler... 80

4.21 Jenis Bahan Topi ... 81

4.22Business Model Canvas Oraqle Distro and Clothing... 92

4.23Chartpenjualan produkOraqle Distro and Clothing... 105

4.24 AnalisisBusiness Model CanvaspadaOraqle Distro and Clothing... 108


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi... 8

B. Manajemen Strategis ... 12

C. Model Bisnis... 13

D. Business Model Canvas... 14

1. Customer Segmen ... 14

2. Value Propositions ... 22

3. Channels... 24

4. Costumer Relationships... 27

5. Revenue Streams ... 29

6. Key Resources ... 32

7. Key Activities... 33

8. Key Partnerships ... 34

9. Cost Structure... 35

E. Penelitian Terdahulu... 37

F. Kerangka Pemikiran ... 39

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian... 41

B. Fokus Penelitian ... 42

C. Tempat Penelitian ... 42

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Sumber data dan Jenis Data... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45


(7)

2. Wawancara ... 46

3. Dokumentasi... 47

G. Uji Keabsahan Data... 47

1. Trianggulasi... 47

2. Menggunakan Bahan Referensi ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 48

1. DataReduction(Reduksi Data)... 48

2. Data Display(penyajian data)... 49

3. Conclusion Drawing / Verification ... 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ProfilOraqle Distro and Clothing... 50

B. Deskripsi Hasil Wawancara ... 83

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 101

1. Analisis Strategi Bisnis ... 101

2. Memetakan Bisnis ke dalamBusiness Model Canvas ... 107

D. Pembahasan ... 108

1. Pola Model Bisnis ... 109

2. Desain... 110

3. Penerapan Strategi... 113

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 118

B. Saran... 119 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Bentuk dasar sistem penjualan dan distribusi ... 27 4.1 Tiga Jenis Bisnis Inti padaOraqle Distro and Clothing... 109


(9)

(10)

(11)

(12)

MOTO

“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai." (Schopenhauer)

“Berusahalah dengan tekun dan yakin Allah akan membantu dengan ketekunan itu”


(13)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang berkat rakhmat dan hidayahnya sehingga memberikanku kekuatan dan kegigihan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi dan

kucintai Ibu, bapak, kakak-kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan do’a dan motivasi buat aku.

Terimakasih banyak buat dosen-dosen yang telah mendidikku, terimakasih pembimbing yang sudah menuntun dan mengarahkanku. Terimakasih juga aku persembahkan untuk sahabatku, yang selalu membantu dan mendukungku, tanpa

adanya sahabat aku tidak bisa berkeluh kesah.

Untuk teman-teman seangkatanku, kita belajar bersama, kita melalui lika liku perkuliahan bersama, merasakan suka dan duka bersama. Terima kasih banyak,


(14)

RIWAYAT HIDUP

Dilahirkan di Desa Sukaraja Nuban Kec. Batanghari Nuban Lampung Timur pada tanggal 30 Nopember 1994, Ahmad Nasirul Huda merupakan anak ketiga dari pasangan Wawan S dan Rujiati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja Nuban, Kec. Batanghari Nuban Lampung Timur pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Raman Utara, Lampung Timur. Sewaktu di SMP penulis mengikuti ekstra kulikuler tari, tetapi tidak bertahan lama dikarenakan penulis merasa minder/kurang pede ketika menari, penulis lebih tertarik untuk mengikuti ekskul olahraga yakni sepakbola. Kemudian jenjang di SMP dilalui dengan lancar dan lulus pada tahun 2009.

Penulis masuk ke sekolah menengah atas pada tahun 2009, yakni di SMKN 3 Metro, kota Metro. Penulis masuk ke jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Hal-hal yang disukai penulis pada saat duduk di bangku SMK adalah ketika membuat/mendesain sebuah website. Karena dengan melakukan kegiatan ini, penulis menjadi tertantang untuk dapat menghasilkan sebuah website yang menarik dan memiliki isi yang bermanfaat. Belum sempat menyelesaikan website yang penulis inginkan, penulis sudah dihadapkan pada kegiatan-kegiatan sebelum UAS (Ujian Akhir Sekolah) yang cukup padat sehingga pembuatan website yang penulis harus tertunda. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di


(15)

SMKN 3 Metro, kota Metro pada tahun 2012. Di tahun 2012 juga, penulis memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan alhamdulillah dapat diterima diperguruan tinggi UNILA tepatnya di jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pada semester satu penulis mendapatkan kesempatan untuk dapat membantu dosen mengelolawebsitefakultas yakni http://fisip.unila.ac.id/. Penulis mengelola dengan cara selalu mengupdate postingan-postingan terkait informasi seputar kampus secara berkala dan juga mengikuti pelatihan website unversitas. Selain mengelola website, di semester dua penulis mendapatkan kesempatan untuk menjadi asisten dosen matakuliah komputer sekretaris dan diberikan tiga kali pertemuan untuk mengajar. Hal tersebut didapat berkat kepercayaan dosen karena materi yang diajarkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis. Masih di semester dua, penulis mendapatkan beasiswa PPA yang membuat penulis semakin terpacu untuk terus berprestasi. Selanjutnya di semester tiga penulis tidak lagi membantu dosen dalam mengelola website karena jadwal kuliah yang semakin padat dan banyak tugas untuk masing-masing mata kuliahnya. Pada saat semester empat penulis mendapatkan kesempatan lagi untuk mengajar sebanyak lima kali pertemuan di mata kuliah komputer bisnis karena dianggap mampu oleh dosen.

Selain aktif dikampus penulis juga aktif diluar dengan mengikuti komunitas sulap di kota Metro, yakni nama komunitasnya adalah AM2C (Amazing Metro Magician Comunity). Dan pada tahun 2014 penulis membuka toko online Magicshop (Website: http://magicshop-skawan.blogspot.co.id/ dan Fb pages:

https://id-id.facebook.com/Jualanalatsulap/) dan sempat meduduki urutan pertama untuk keyword toko sulap lampung di google beberapa waktu. Tidak


(16)

hanya menjual, penulis juga melakukanprivatsulap karena penulis merasa senang ketika mengajari seseorang. Kemudian, penulis memperoleh pengalaman sosial bermasyarakat pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya periode juli 2015 di desa/pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus yang bekerja sama dengan rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian, Hukum, dan Ekonomi. Kemudian di semester enam, kembali lagi diberikan kesempatan membantu mengajar sebanyak empat kali pertemuan untuk mata kuliah statistika.

“Analisis Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Business Model Canvas Studi Pada Oraqle Distro And Clothing” menjadi judul Skripsi penulis untuk menyelesaikan studi Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(17)

SANWACANA

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Business Model Canvas Studi PadaOraqle Distro And Clothing

Dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki maka selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, arahan serta bantuan dari berbagi pihak. Penulis sangat mengakui dan menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini sangatlah sederhana dan masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan Skripsi ini.

Dengan demikian penulis tidaklah lupa mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.si., selaku Ketua Jurusan S-1 Ilmu Administrasi Bisnis.

3. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku Sekretaris Jurusan S-1 Ilmu Administrasi Bisnis.


(18)

4. Bapak Drs. A. Efendi, M.M., selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dukungan dan juga saran yang sangat berarti selama penulis menyelesaikan studi Sarjana.

5. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak pelajaran, bimbingan, arahan, masukan, nasehat, saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

6. Bapak Hartono, S.Sos., M.A., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, gagasan, dan saran yang sangat berarti selama penulis menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

7. Semua Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu dan pengalaman hidup yang berharga yang telah memperlancar semua urusan akademik penulis.

8. Ibu dan Ayah yang yang selalu memberikan dukungan, do’a dan motivasi untuk keberhasilan anak-anaknya.

9. Kakak-kakakku dan adikku, kalian adalah penyemangat dan inspirasiku untuk dapat terus berkarya.

10. Buat Aan, yang selalu ada saat susah, seneng, jenuh, dll. Sahabat senasip seperjuangan. Semoga segera menyusul, tetap semangat menyelesaikan skripsinya.

11. Untuk sahabat-sahabatku yang senasip seperjuangan juga, tapi jarang ketemu. Arif Rachman, Ivan Sanjaya, Dwi Prasetyo yang membantu mengisi waktu jenuh dengan main PS. M Sulaiman, I Made Widiyana, yang sibuk dengan


(19)

skripsinya. Apriana Dwifoni Putri, Riza Merinda, Nani Dwi Nurjanah yang udah bantu seminar usul dan seminar hasil.

12. Kepada para jones, karena dukungan kalian lah penulis dapat menyelesaikan ini dengan waktu yang efisien. Pertahankan kalian para jones, sebelum jones punah.

13. Untuk teman-teman Administrasi Bisnis 2012 semoga segera menyusul dan tetap semangat.


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan gaya hidup dalam berbusana, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan berbusana pada zaman sekarang tidak hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga sebagai sarana berkomunikasi dan menunjukkan gaya hidup dan identitas pemakaianya (Rachmawati, 2013).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode tahun 2007-2011 ekspor fashion Indonesia mengalami tren positif sebesar 12,4 persen, dengan negara tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data ekspor fashion mencapai 12,79 miliar dollar AS, meningkat 0,5 persen dibandingkan nilai ekspor periode sebelumnya. Melihat potensinya yang begitu besar terhadap perekonomian Indonesia, sektor fashion Indonesia dengan kekuatan lokalnya dapat terus dikembangkan sehingga menjadi pusat mode di kawasan regional, serta memainkan peranan penting di tingkat global (Kompas, diakses pada 17 September 2015).


(21)

2

Berkembangnya industri/bisnisfashionjuga bisa dilihat banyaknya outlet dan distro yang menjual berbagai jenis pakaian. Distro merupakan singkatan dari distribution store yakni suatu jenis usaha di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesoris penunjang fashion yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Koran Sindo (diakses pada 16 september 2015), menyebutkan bahwa distro di Indonesia mulai dikenal sejak pertengahan 1990-an di Kota Bandung. Distro awalnya hanya toko kecil yang menjual barang-barang yang tidak ditemui di kebanyakan toko, shoppingmall, dan factory outlet.

Berbekal modal seadanya, ditambah hubungan pertemanan dan sedikit kemampuan membuat dan memasarkan produk sendiri, lalu muncul komunitas-komunitas yang menjadi pelanggan tetap. Kurangnya modal membuat daya kreativitas pemilik distro diasah. Perkembangan musik dan street fashion mendorong pertumbuhan distro.Booming pakaian yang terjadi pada 2003 membuat pertumbuhan distro di Indonesia makin bergeliat. Kini sejumlah kota besar di Indonesia model bisnis distro mengalami perkembangan signifikan.

Umumya distro adalah industri kecil dan menengah (IKM) dengan menonjolkan merek independen yang dikembangnkan oleh kaula muda. Produk yang dijual ataupun dihasilkan oleh distro diupayakan tidak diproduksi massal, supaya nilai keistimewaan produk tersebut tetap terjaga. Sebuah distro haruslah memiliki ciri khas yang bisa ditonjolkan, sehingga mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Terdapat banyak metode


(22)

3

untuk menarik minat beli konsumen antara lain penetapan harga yang akurat, pemilihan bahan yang bagus, tempat yang menarik, dan pelayanan prima yang diberikan kepada pelanggan. Menurut Ajay dan Goodstein dalam Yoestini dan Eva (2007), jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses infromasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian).

Distro dikenal luas di kalangan anak muda zaman sekarang, dimana pakaian ataupun aksesoris distro memiliki nilai prestige yang tinggi, dengan brand image yang kuat juga. Hal ini menjadi penentu di kalangan muda untuk membeli dan menggunakan produk-produk dari sebuah distro. Oraqle Distro and Clothing adalah sebuah distro yang terletak di Bandar Lampung yang mana menjual pakaian khusus untuk pria serta menjual berbagai macam barang seperti celana, tas, topi, dompet, jaket, sepatu, gelang, sweater, sandal, boxer, dari berbagai macam merek diantaranya evil army, uncle, dan moskav.

Di Lampung ada dua cabang diantaranya di jalan Jendral Sudirman No 26 Enggal, Bandar Lampung dan jalan Z.A Pagar Alam No 12 C Kedaton, Bandar Lampung yang mulai buka dari pukul 09.00 sampai pukul 21.00 WIB. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau yakni mulai dari Rp 95.000,-sampai Rp 150.000,- dengan t-shirt yang paling banyak digandrungi karena nyaman dipakai dan ukurannya lengkap dari S sampai XL. Yang membuat


(23)

4

distro menjadi menarik adalah masing-masing distro memiliki cara tersendiri untuk tampil beda lewat layout interior yang menarik, karena mereka ingin menampilkan identitasnya.

Selain itu juga, yang membuat distro menjadi menarik adalah suasana nyaman, sejuk, dan eksklusif sehingga konsumen menjadi betah berlama-lama berada dalam distro. Kebanyakan lahan distro tidak terlalu luas tetapi dengan kreatifitas pemilik distro, lahan tersebut dapat dibuat menjadi sebuah tempat yang memiliki nilai prestige yang tinggi, dan menarik untuk dikunjungi dalam hal membeli ataupun hanya sekedar melihat tren fashion terbaru. Harga yang ditawarkanpun tidak terlalu mahal dibandingkan dengan kualitas produk yang didapat, hal ini membuat distro semakin diminati oleh para remaja.

Menjalankan bisnis distro tidak lepas dari adanya pesaing, saat ini persaingan bisnis semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis dituntut lebih kreatif dan inovatif guna memberikan apa yang sebenarnya di inginkan oleh konsumen. Konsumen merupakan sasaran dari sebuah aktifitas bisnis, karena pada hakekatnya bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya pembeli. Menurut Kotler (2000), konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Salah satu cara yang digunakan untuk bisa memikat dan mempertahankan pembeli adalah dengan menerapkan strategi usaha yang akurat dan tepat sasaran.

Sebuah strategi yang dibuat oleh pelaku usaha/perusahaan harus dengan pertimbangan yang matang, dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu


(24)

5

dan selanjutnya melakukan penilaian terhadap apa saja yang nantinya dapat menjadi keunggulan bersaing. Menurut Morrisey (1995), strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. Dalam menjalankan aktifitas operasional setiap hari di perusahaan, para pemimpin dan manajer puncak selalu merasa bingung dalam memilih dan menentukan strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah.

Banyak metode yang digunakan untuk menganalisis strategi dalam suatu usaha/bisnis, salah satu caranya yakni dengan menggunakan sebuah model bisnis. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), Model bisnis merupakan gambaran dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Canvas merupakan model bisnis yang lengkap dan terpadu. Dijelaskan melalui sembilan blok bangunan yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang.

Gambar 1.1 Business Model Canvas Key

Partnerships

Key Activities Value Propositions

Customer Relationships

Customer Segments

Cost Stucture Revenue Streams

Key


(25)

6

Sembilan blok tersebut, yaitu: Customer Segments (Segmen Pelanggan), Value Propositions (proposisi nilai), Channel (Saluran), Customer Relationships (Hubungan Pelanggan), Revenue Streams (Arus Pendapatan), Key Resources (Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitas Kunci), Key Partnerships (Kemitran Utama) dan Cost Struktur (Struktur Biaya). Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur dan keberlangsungan finansial. Model bisnis ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi, proses dan sistem.

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti berminat untuk meneliti dan membedah sebuah bisnis distro dengan menggunakan pendekatan business model canvas yang berguna untuk menganalisis strategi bisnis. Maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam serta memberi judul skripsi ini :

“ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah Bagaimanakah strategi bisnis yang diterapkan olehOraqle Distro and Clothing dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas?


(26)

7

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan Untuk mengetahui Strategi Bisnis yang diterapkan oleh Oraqle Distro and Clothing dengan menggunakan pendekatanBusiness Model Canvas.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu: 1. Aspek Teoritis

a. Untuk pengembangan keilmuan jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. b. Untuk referensi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan

mengenaiBusiness Model Canvas.

2. Aspek Praktis, untuk memberikan sumbangan kepada pelaku bisnis ataupun perusahaan mengenai pemahaman tentang Business Model Canvas yang berguna untuk melihat sebuah strategi Bisnis yang diterapkan oleh perusahaan dan menilai strategi tersebut sehingga dapat menambah strategi-strategi dalam menciptakan keunggulan bersaing.


(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi

Menurut Webster’s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013), strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya; (2) sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategem atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) dalam Udaya dkk (2013), strategi adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus.

Menurut Wit dan Meyer (2004) dalam Udaya dkk (2013), keduanya mengatakan bahwa strategi harus dilihat dan dipahami berdasarkan tiga dimensi, yaituprocess,contentdancontext.

1. Strategy Process

Cara bagaimana strategi-strategi timbul, di mana letak strategy process (proses strategi). Proses strategi menyangkut bagaimana, siapa, dan bilamana strategi itu sendiri; bagaimana strategi tersebut, dan bagaimana seharusnya strategi itu dibuat, dianalisis, dibentuk, diformulasi,


(28)

9

diimplementasi, diubah dan dikontrol; siapa yang tersangkut; kapankah kegiatan-kegiatan yang diperlukan dilaksanakan.

2. Strategy Content

Hasil/produk proses strategi disebut strategy content. Jika dinyatakan sebagai sebuah pertanyaan, strategy content berhubungan dengan apa dari strategi, apa itu strategi, dan bagaimana isi yang seharusnya dari strategi tersebut bagi perusahaan serta untuk unitnya masing-masing.

3. Strategy Context

Sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan strategy content ditentukan disebut strategy context. Bila dinyatakan sebuah pertanyaan, strategy context tersebut terkait dengan di mana strategi berada, diperusahaan mana dan di lingkungan apa proses strategi dan strategy contentitu berada.

Ketiganya merupakan dimensi yang nyata dan bukan bagian terpisah dari sebuah strategi. Dengan demikian, setiap situasi masalah stratejik pada dasarnya mempunyai sifat tiga dimensional dengan karakterisktik process, content, dan context. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa strategi adalah ilmu merencanakan atau melakukan cara cerdik untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut David (2011), ada 4 kelompok besar jenis strategi, yaitu: 1. Strategi integrasi

Secara umum menggambarkan mengenai upaya kepemilikan usaha yang dapat membantu usaha yang sedang di jalankan yang membedakan hanyalah usaha siapa yang harus dimiliki.


(29)

10

a. Integrasi depan, yakni upaya kepemilikian usaha yang dapat membantu distribusi produk.

b. Integrasi belakang adalah upaya kepemilikian usaha yang dapat membantu pasokan untuk usaha.

c. Integrasi horizontal adalah upaya kepemilikan usaha pesaing yang memungkinkan minimal mengurangi “serangan” terhadap usaha Anda, umumnya hal ini dilakukan dengan cara merger usaha.

2. Strategi intensif

Strategi ini meggambarkan bagaimana agar produk kita dapat menjangkau konsumen semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis. a. Strategi penetrasi pasar adalah dengan menggunakan produk yang sudah

ada kemudian di kembangkan cara pemasarannya untuk dapat menghasilkan citra.

b. Strategi pengembangan pasar

Hal ini umumnya “meletakan” produk di geografis yang berbeda untuk menjangkau konsumen baru.

c. Strategi pengembangan produk

Mengembangkan produk yang ada kemudian di perbaiki baik dari segi kulitas, bentuk atau rasa (variasi).

3. Strategi diversifikasi

Strategi ini secara umum menggambarkan sebuah strategi dimana Anda mendirikan sebuah usaha lain, yang membedakan adalah apakah usaha tersebut sejenis atau tidak.


(30)

11

a. Diversifikasi terkait

Anda membuat sebuah usaha yang sama dengan usaha yang Anda jalankan sekarang.

b. Strategi diversifikasi tidak terkait

Strategi ini dimana Anda mendirikan usaha yang berbeda dengan usaha yang Anda miliki sekarang.

4. Strategi defensif

Strategi ini menggambarkan ketika Anda harus mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan Anda atau ingin berhenti berbisnis dengan mewujudkan usaha Anda dengan nilai kekayaannya.

a. Penciutan

Penciutan bisa dengan mengurangi jumlah karyawan yang cukup signifikan, atau menutup beberapa toko-toko retail di mall untuk mengurangi biaya operasional.

b. Strategi divestasi

Menjual divisi dalam usaha Anda yang menurut Anda cukup merepotkan usaha Anda, Anda dapat menjual divisi dalam usaha Anda kepada perusahaan lain termasuk dengan karyawan yang bekerja dalam divisi tersebut.

c. Strategi likuidasi

Likuidasi dapat lakukan jika Anda benar-benar ingin menikmati nilai kekayaan usaha Anda, Anda dapat menjual aset-aset perusaahaan Anda. Hal ini juga dapat Anda lakukan ketika Anda ingin benar-benar berhenti berbisnis.


(31)

12

B. Manajemen Strategis

Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (on going processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.

Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda. Sedangkan menurut Pearch dan Robinson


(32)

13

(1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa manajemen strategik adalah aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan formulasi dan mengimplementasikan rencana-rencana yang dirancang untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

C. Model Bisnis

Menurut Osterwalder & Pigneur (2012), model bisnis adalah menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Sedangkan menurut Udaya dkk (2013), menyatakan model bisnis sebagai suatu konsep yang diciptakan para manajer mengenai bagaimana mereka mampu menyatukan berbagai strategi dan taktik ke dalam kesatuan untuk memperoleh keunggulan bersaing dan tingkat keuntungan serta tingkat pertumbuhan keuntungan yang lebih tinggi daripada para pesaingnya. Model bisnis tersebut menyangkut bagaimana perusahaan secara keseluruhan dapat:

1. Memilih para pelanggannya

2. Menetapkan dan membedakan penawaran-penawaran akan produk-produk lain

3. Menciptakan nilai bagi para pelanggan 4. Memproduksi barang atau jasa


(33)

14

6. Menyampaikan barang-barang tersebut ke pasar 7. Melakukan kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan 8. Mengatur sumber daya

9. Mencapai tingkat keuntungan yang tinggi dan terus-menerus, dan 10. Menumbuhkan perusahaan

Model bisnis tidak selalu mengakibatkan keunggulan bersaing, tetapi mampu membantu perusahaan meningkatkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan nilai dari para pemiliknya (Hill dan Jones dalam Udaya dkk, 2013). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahu bahwa model bisnis adalah menggambarkan sebuah bisnis/usaha menjadi lebih ringkat dan jelas.

D. Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)

Bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2012). Business Model Canvas merupakan wadah untuk melihat penggambaran dari perusahaan/bisnis dalam media kanvas, dan juga berguna dalam menilai dan mengubah model bisnis. Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik dengan sembilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang.

1. Customer Segmen(Segmen Pelanggan)

Blok bangunan segmen pelanggan mengambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat


(34)

15

memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani dan mana yang diabaikan (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

a. Definisi Pasar

Menurut Machfeedz (2007), pasar merupakan kelompok konsumen yang berada di berbagai lokasi yang mempunyai aneka keinginan dan kebutuhan, sumberdaya, sikap, dan praktik pembelian yang saling berbeda antara satu dengan yang lain. Sifat pasar yang sangat heterogen memerlukan segmentasi pasar, suatu proses pemisahan pasar menjadi beberapa segmen atau bagian yang homogen dalam semua aspek yang berhubungan dengan pemasaran produk.

Menurut Subagyo (2010), pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan dan penawaran dapat berupa barang atau jasa. Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Menurut Kotler dalam Sugiyono (2013), melihat arti pasar dalam beberapa sisi yaitu:


(35)

16

1) Dalam pengertian aslinya: pasar adalah suatu tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa. 2) Bagi seorang ekonom, pasar mengandung arti: semua pembeli dan penjual

yang melakukan transaksi atas barang tertentu.

3) Bagi seorang pemasar: pasar adalah himpunan dari semua pembeli nyata dan pembeli potensial dari pada suatu produk.

b. Pengukuran Pasar

Masih menurut Subagyo (2010), pengukuran pasar sangat penting dalam pembuatan keputusan manajemen. Ada tiga tipe utama dalam pengukuran pasar:

1) Penjualan Aktual (Actual Sales) yaitu penjualan yang menggambarkan jumlah penjualan produk atau jasa perusahaan dan penjualan semua perusahaan dalam pasar yang sama yang telah terjadi, baik pada masa lalu maupun saat ini.

2) Ramalan Penjualan (Sales Forecast) merupakan perkiraan untuk tingkat permintaan untuk masa yang akan datang. Ramalan penjualan industri menunjukan tingkat perkiraan akan dicapai oleh seluruh perusahaan yang memasarkan produk atau jasa ke suatu pasar dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. Ramalan penjualan perusahaan menunjukan tingkat permintaan yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan secara individual.

3) Potensi Pasar (Market Potential) yaitu menggambarkan batas permintaan tertinggi untuk suatu produk atau jasa dalam periode waktu tertentu.


(36)

17

Peluang penjualan maksimum yang dapat dicapai pada seluruh penjualan pada saat ini disebut potensi pasar saat ini (Current Market Potential), sedangkan penjualan maksimum yang dapat dicapai dalam periode waktu yang akan datang disebut potensi pasar masa datang (Future Market Potential).

c. Segmentasi Pasar

Kotler dan Keller (2009), mengatakan bahwa segmentasi pasar konsumen memiliki variabel segmentasi utama yaitu:

1) Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada perbedaan lokal.

2) Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.

3) Segmentasi Psikografis

Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik untuk lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para


(37)

18

pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai.

4) Segmentasi Perilaku

Segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu.

Menurut Subagyo (2010), Peranan segmentasi dalammarketing:

1) Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.

2) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar. 3) Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita

selanjutnya.

4) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

d. Pola Segmentasi Pasar

Menurut Tjiptono (2008), segmentasi pasar memiliki tiga macam pola yang berbeda, yaitu preferensi homogen, preferensi tersebar dan preferensi terkelompok-kelompok.

1) Preferensi Homogen

Pola ini, semua pelanggan secara kasar memiliki preferensi yang sama. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.

2) Preferensi Tersebar


(38)

19

3) Preferensi terkelompok-kelompok

Pola ini, pasar dapat menunjukkan kelompok-kelompok preferensi yang terpisah-pisah, yang disebut segmen pasar alami.

e. Prosedur Segmentasi Pasar

Menurut Subagyo (2010), segmentasi pasar dapat diidentifikasikan dengan membagi-bagi pasar menurut variabel yang banyak sekali jenisnya. Prosedur untuk mengadakan segmentasi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Survey

Tahap ini peneliti pasar dapat melakukan wawancara informal terhadap kelompok fokus sebagai calon konsumen untuk mendapatkan wawasan tentang motivasi, sikap, dan perilaku mereka. Atas dasar temuan tersebut peneliti perlu mempersiapkan kuisioner formal yang ditunjukan kepada calon konsumen yang disajikan dengan sampel.

Data yang dikumpulkan berisi hal-hal yang diperlukan seperti: a) Atribut dan peringkat kepentingannya

b) Kesadaran akan merek dan penilaian akan merek c) Pola penggunaan produk

d) Sikap terhadap kategori produk

e) Demografi, psikografi, media grafi responden

Diusakan sampel yang diperlukan dapat memenuhi syarat, sehingga diharapkan dapat terkumpul data untuk membuat profil tiap segmen secara akurat.


(39)

20

2) Tahap Analisis

Tahap ini, peneliti menerapkan analisis faktor pada data untuk menghasilkan variabel-variabel yang berkorelasi tinggi. Selanjutnya peneliti analisis (cluster) untuk menciptakan sejumlah tertentu segmen yang berkelainan secara maksimal.

3) Tahap Penyusunan Profil

Tahap ini, setiap tandan hendaknya disusun profilnya berdasarkan sikap, perilaku, demografik, psikografik, dan kebiasaan konsumsi medianya. Selanjutnya masing-masing segmen diberi nama berdasarkan karakteristik khasnya yang dominan.

Menurut Subagyo (2010) manfaat segmentasi pasar adalah sebagai berikut : 1) Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan dalam marketing.

2) Perusahaan dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon marketing yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikanbudgetnya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.

3) Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya.

f. Targeting

Menurut Tjiptono (2008), targeting merupakan proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik perusahaan.


(40)

21

Menurut Subagyo (2010), terdapat tiga faktor utama dalamtargeting:

1) Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan varibel-varibel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.

2) Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayanin berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.

3) Kesesuaian antara produk dan pasar.

g. Positioning

Positioning berkenaan dengan upaya menciptakan persepsi merek, produk, maupun perusahaan yang unik dan unggul dalam benak konsumen.

h. STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Menurut Tjiptono (2008), inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan positioning. Ketiga langkah ini sering disebut STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki/dilayani. Langkah ketiga adalah positioning,


(41)

22

Segmentasi Pasar 1. Mengidentifikasi variabel

segmentasi dan segmentasi pasar.

2. Mengembangkan bentuk segmen yang

menguntungkan.

Penentuan Pasar Sasaran 3. Mengevaluasi daya tarik

masing-masing segmen 4. Memilih segmen-segmen

sasaran

Positioning

5. Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen sasaran.

6. Memilih, mengembangkan, dan mengkomunikasikan konseppositioningyang dipilih.

yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar.

Sumber: Kotler (1994)dalamTjiptono (2008)

Gambar 2.1 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran danPositioning

2. Value Propositions(Proposisi Nilai)

Blok bangunan proposisi nilai mengambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Proposisi nilai dapat memecah masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap Proposisi nilai berisi gabungan produk dan jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam hal ini proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001), nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Osterwalder dan Pigneur (2012),


(42)

23

mengemukakan bahwa terdapat beberapa nilai yang ditawarkan kepada konsumen, yaitu:

a. Menyelesaikan pekerjaan

Nilai dapat diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan pekerjaannya.

b. Desain

Desain itu penting tapi sulit diukur. Sebuah produk terlihat menonjol karena desainnya yang superior. Dalam industri fesyen dan produk elektronik konsumen, desain dapat menjadi bagian proposisi nilai yang sangat penting.

c. Merek/status

Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah tindakan yang sederhana karena menggunakan atau memasang merek tertentu. Misalnya, memakai jam tangan Rolex yang menunjukkan kekayaan. Lalu, pemain papan luncur memakai merek “Underground” terbaru untuk memperlihatkan

bahwa mereka mengikuti mode. d. Harga

Menawarkan nilai yang sama pada harga yang lebih sering dilakukan untuk memuaskan kebutuhan segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga. Tetapi proposisi nilai harga murah memberi implikasi penting bagi seluruh model bisnis.

e. Pengurangan biaya

Membantu pelanggan mengurangi biaya merupakan cara penting untuk menciptakan nilai.


(43)

24

f. Pengurangan resiko

Pelanggan menghargai pengurangan risiko yang muncul ketika mereka membeli suatu produk atau jasa. Bagi pembeli mobil seken, garansi layanan satu tahun mengurangi risiko kerusakan dan perbaikan purnajual. Garansi tingkat-pelayanan mengurangi sebagian risiko yang diterima pembeli dari layanan TI yang di-outsourcekan.

g. Kemampuan dalam mengakses

Menyediakan produk atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya sulit mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain menciptakan nilai. Produk atau jasa ini dapat dihasilkan dari inovasi model bisnis, teknologi baru, atau kombinasi keduanya.

h. Kenyamanan/kegunaan

Menjadikan segala sesuatu lebih nyaman dan lebih mudah digunakan dapat menciptakan nilai yang sangat berarti. Dengan iPod dan Itunes, Applemenawarkan kenyamanan bagi pelanggan dalam mencari, membeli, mengunduh, dan mendengarkan musik digital. Sekarang Apple mendominasi pasar tersebut.

3. Channels(Saluran)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan, saluran adalah titik


(44)

25

sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

a. Definisi Saluran Distribusi

Menurut Kotler & Armstrong (2001), saluran distribusi adalah seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Tidak jauh berbeda menurut Machfeedz (2007), saluran distribusi adalah kelompok individu atau perusahaan yang mengarahkan aliran produk dari produsen ke konsumen. Dari uraian tersebut diketahui bahwa saluran distribusi adalah perusahaan yang mengalirkan produk dari produsen ke konsumen dengan efektif.

b. Saluran Penjualan dan Distribusi

Tjiptono dan Chandra (2012) mengatakan bahwa program penjualan dan distributor mencakup semua aktivitas yang berhubungan dengan kontak personal langsung dengan para pembeli akhir atau dengan pedagang grosir atau perantara eceran. Proses perancangan dan pengevaluasian program ini meliputi empat langkah pokok (lihat gambar 2.2):

1) Menentukan tujuan penjualan dan distribusi dalam rangka menerapkan strategi pemasaran perusahaan.

2) Mengidentifikasi daya tarik penjualan yang paling tepat untuk digunakan dalam pencapaian tujuan.


(45)

26

3) Menentukan dan menugaskan sumberdaya manusia dan finansial yang dibutuhkan untuk program penjualan dan distribusi.

4) Mengevaluasi kinerja program dalam rangka menyesuaikan program bila perlu.

Sumber: Tjiptono dan Chandra (2012)

Gambar 2.2 Proses perancangan dan pengevaluasian penjualan dan distribusi

Secara garis besar, pemasar bisa menggunakan tiga bentuk dasar sistem penjualan dan distribusi: sistem personal selling langsung, trade selling systems, dan missionary selling systems. Tabel merangkum masing-masing sistem tersebut yang berbeda dalam hal perananpersonal selling.

Modifikasi Program

Mengevaluasi Kinerja Program Menentukan Anggaran Memilih Daya Tarik Penjualan Menetapkan Tujuan Penjualan dan


(46)

27

Tabel 2.1 Bentuk dasar sistem penjualan dan distribusi

Tipe Karakteristik Kunci

Sistem Langsung 1. SistemPersonal Selling

Langsung

- Produk didistribusikan secara langsung kepada pembeli akhir

- Pesan penjualan disampaikan secara langsung kepada pembeli individu lewat kontak tatap muka (Telemarketingdanonline marketingbisa digunakan untuk pengambilan pesanan).

- Fungsi utamanya adalah menyediakan informasi produk, saran teknis, layanan pelanggan,

mengidentifikasi perubahan kebutuhan pelanggan. 2. Trade Selling Systems - Produk didistribusikan melalui pedagang grosir

dan/atau pengecer yang biasanya membeli untuk dijual lagi kepada pembeli akhir.

- Pesan penjualan disampaikan lewat kontak tatap muka (TelemarketingdanOnline marketingbisa digunakan untuk pengambilan pesanan).

- Fungsi utamanya adalah mendapatkan dukungan distributor, memberikan informasi produk, menyediakan pelatihan penjualan dan asistensi kepada para distributor.

3. Missionery selling systems

- Produk didistribusikan melalu pedagang grosir dan/atau pengecer yang biasanya membeli untuk dijual lagi ke pembeli akhir.

- Pesan penjualan disampaikan lewat kontak tatap muka.

- Fungsi utamanya adalah menyediakan informasi produk dan layanan pelanggan secara langsung ke pembeli akhir atau mereka yang mempengaruhi pembeli.

Sumber : Tjiptono dan Chandra (2012)

4. Costumer Relationships(Hubungan Pelanggan)

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun bersama segmen pelanggan. hubungan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis.

Beberapa jenis hubungan pelanggan menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) adalah:


(47)

28

a. Bantuan Personal

Hubungan ini didasarkan pada interaksi antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai. Komunikasi ini dapat dilakukan di titik penjualan, melalui call center, e-mail, atau saluran lainnya.

b. Bantuan personal yang khusus

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas pelayanan pelanggan yang khusus diperuntukkan bagi klien individu. Jenis hubungan ini paling dalam, dan biasanya dikembangkan dalam jangka panjang.

c. Swalayan

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan tidak melakukan hubungan langsung dengan pelanggan, tetapi menyediakan semua sarana yang diperlukan pelanggan agar dapat membantu dirinya sendiri.

d. Layanan otomatis

Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online personal memberi pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan. Layanan otomatis dapat mengenali pelanggan individu dan karakteristiknya, dan menawarkan informasi yang terkait dengan pesanan atau transaksi.


(48)

29

e. Komunitas

Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas pengguna agar lebih terlibat dengan pelanggan dan dapat memfasilitasi hubungan antar anggota komunitas. Banyak perusahaan mempertahankan komunitas online yang memungkinkan pengguna bertukar pengetahuan dan saling membantu dalam memecahkan masalah. Komunitas juga dapat membantu perusahaan untuk lebih memahami pelanggannya.

f. Kokreasi

Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar hubungan konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan nilai bersama pelanggan.

5. Revenue Streams(Arus Pendapatan)

Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertanya kepada dirinya sendiri, untuk apakah masing-masing segmen pelanggan benar-benar bersedia membayar? Jika pertanyaan tersebut terjawab dengan tepat, perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda seperti daftar harga yang tetap, penawaran, pelelangan, kebergantungan pasar kebergantungan volume atau manajemen hasil.


(49)

30

Menurut Dyckman (2002), pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Sementara itu Machfeedz (2007), berpendapat bahwa pendapatan ialah jumlah uang penjualan ditambah pendapatan lain yang diterima dari berbagai sumber seperti bunga, deviden, dan sewa.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa pendapatan adalah arus masuk atas aktiva berupa uang penjualan dan pendapatan lain yaitu bunga, deviden, dan sewa yang diperoleh selama satu periode.

Osterwalder dan Pigneur (2012), menyatakan ada beberapa cara untuk membangun arus pendapatan yaitu:

a. Penjualan aset

Pengertian arus penjualan yang paling luas berasal dari penjualan hak kepemilikan atas produk fisik.Amazon.commenjual buku, musik, produk konsumen elektronik dan sebagainya secara online. Fiat menjual mobil yang dapat dengan bebas dikendarai, dijual kembali, atau bahkan dihancurkan pembelinya.

b. Biaya penggunaan

Arus pendapatan dihasilkan dari penggunaan layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan, maka akan semakin banyak pelanggan yang membayar. Contohnya adalah operator telekomunikasi menarik biaya dari pelanggan untuk jumlah menit pembicaraan melalui telepon.


(50)

31

Hotel menarik biaya dari pelanggan untuk lama menginap atas kamar yang digunakan. Layanan pengiriman paket menarik biaya dari pelanggan untuk pengiriman parsel dari satu lokasi ke lokasi tertentu. c. Biaya Berlangganan

Arus pendapatan dihasilkan dari penjualan akses yang terus menerus atas suatu layanan. Sebuah gym menjual langganan keanggotaannya secara bulanan atau tahunan sebagai pertukaran untuk akses atas fasilitas olahraganya.

d. Pinjaman/Penyewaan/Leasing

Arus pendapatan tercipta karena memberi seseorang hak eksklusif sementara untuk menggunakan aset tertentu pada periode tertentu sebagai ganti atas biaya yang ditarik. Untuk meminjamkan, cara seperti ini memberikan keunggulan dalam pengembalian pendapatan. Di sisi lain, penyewa menikmati keuntungan karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk menanggung biaya penuh atas kepemilikan. Zipcar.com menjadi contoh yang tepat untuk ini. Perusahaan ini memungkinkan pelanggan menyewa mobil per jam di kota-kota Amerika Utara.

e. Lisensi

Lisensi adalah biaya dalam industri media. Arus pendapatan ini muncul karena memberi izin kepada pelanggan untuk menggunakan properti intelektual terproteksi sebagai pertukaran atas biaya lisensi. Lisensi memungkinkan pemegang hak menghasilkan pendapatan dari properti mereka tanpa harus memproduksi atau mengomersialkan suatu layanan. Dalam hal ini, pemilik konten mempertahankan hak cipta sambil menjual


(51)

32

lisensi pemakaian kepada pihak ketiga. Sama halnya, di sektor teknologi, pemegang paten memberi hak kepada perusahaan lain untuk menggunakan teknologi yang dipatenkan tersebut sebagai imbalan atas biaya lisensi.

6. Key Resources(Sumber Daya Utama)

Blok bangunan sumber daya utama mengambarkan aset-aset terpenting yang dipelukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar mempertahankan hubungan dengen segmen pelanggan dan memperoleh pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berdeda-beda sesuai jenis model bisnis. Perusahaan microchip memerlukan fasilitas produksi padat modal, sementara desainernya lebih berfokus pada sumber daya manusia. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik finansial, intelektual atau manusia. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh oleh mitra utama.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), sumber daya utama dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Fisik

Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas pabrikan, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem titik penjualan, dan jaringan distribusi.


(52)

33

b. Intelektual

Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang dilindungi, paten dan hak cipta, kemitraan dan database pelanggan merupakan komponen-komponen yang semakin penting dalam model bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual sulit dikembangkan, tetapi jika berhasil, akan memberikan nilai yang sangat berarti.

c. Manusia

Setiap manusia memerlukan sumber daya manusia, tetapi orang-orang akan menonjol dalam model bisnis tertentu.

d. Finansial

Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial dan jaminan finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut karyawan andalan.

7. Key Activities(Aktivitas Kunci)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan pelanggan dan memperoleh pendapatan. seperti sumber daya utama aktivitas-aktivitas kunci berbeda bergantung pada


(53)

34

jenis model bisnisnya. untuk produsen software microsot, aktivitas-aktivitas kunci mencakup pengembangansoftware.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), Aktivitas-aktivitas kunci dikategorikan sebagai berikut:

a. Produksi

Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan, dan penyampaian produk dalam jumlah besar dan kualitas unggul. Aktivitas produksi mendominasi model bisnis perusahaan pabrikan.

b. Pemecahan Masalah

Aktivitas-aktivitas kunci jenis ini terkait dengan penawaran solusi baru untuk masalah-masalah pelanggan individu.

c. Platform/Jaringan

Model bisnis yang dirancang denganplatformsebagai sumber daya utama didominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait dengan jaringan. Jaringan, platform matchmaking, software, dan bahkan merek dapat berfungsi sebagaiplatform.

8. Key Partnerships(Kemitraan Utama)

Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi risiko atau memperoleh sumber daya mereka.


(54)

35

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), kemitraan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Aliansi strategis antara non-pesaing.

b. Competition: kemitraan strategis antarpesaing. c. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru.

d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan.

9. Cost Structure(Struktur Biaya)

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai mempertahankan hubungan pelanggan dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan utama ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam hal biaya daripada model bisnis lain.

Menurut Wasilah (2009), biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Biaya perlu diklasifikasikan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar berguna bagi manajemen dalam mencapai berbagai tujuannya. Sebelum memutuskan bagaimana menghimpun dan


(55)

36

mengalokasikan biaya dengan baik, manajemen dapat melakukan pengklasifikasian biaya atas dasar:

a. Objek biaya 1) Produk 2) Departemen b. Perilaku biaya c. Periode akuntansi

d. fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional.

Masih dalam pendapat Wasilah (2009), ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu:

a. Biaya variabel

Adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi ataupun volume penjualan. Di samping itu, biaya variabel mempunyai karakteristik umum yang lain di mana biaya per unitnya tidak berubah. Contoh dari biaya-biaya produksi yang dapat diidentifikasikan sebagai biaya variabel adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, serta beberapa elemen biayaoverhead pabrik dan elemen biaya penjualan.

b. Biaya tetap

Adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. Biaya tetap per


(56)

37

unit akan berubah dengan adanya perubahan volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap juga akan menjadi biaya variabel.

c. Biaya semi variabel

Adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsur variabel. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan. Sebagai contoh dari biaya semi variabel ini; biaya listrik, biaya telepon, biaya angkutan dan lain-lain.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Dewobroto (2013) “Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha” berdasarkan penelitian ini dapat dilihat bahwa business model canvas dapat menjadi tools yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi perusahaan yang berujung pada kelayakan finansial.

2. Tjitradi (2015) “Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan

Business Model Canvas” menyatakan analisa swot dan evaluasi blue

ocean digunakan dengan memberikan hasil potret dari model bisnis yang dijalankan saat ini. Hasil evaluasi ini dijadikan masukan untuk menciptakanfuture business model canvas.


(57)

38

3. Meitasari dan Tricahyono (2014) “Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (studi kasus pada

restoran Bebek Udig)” Menyatakan bahwa sebuah gambaran mengenai

model bisnis Bebek Udig dipetakan ke dalam sembilan blok business model canvas yaitu, Value Propositions,Customer Segment, Channel, Customer Relations, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships dan Cost Structure.

Kemudian dilakukan analisis SWOT di dapatkan hasil pembaharuan model bisnis yang dapat diterapkan oleh Bebek Udig. Hasil yang diperoleh adalah Bebek Udig memerlukan beberapa perbaikan pada model bisnisnya yaitu penambahan pada tujuh blok, yaitu Key Activities pada blok ini ditambahkan pencatatan data pelanggan dan pembuatan SOP,Key Resourcesditambahkan admin sosial media, mematenkan resep masakan dan mengokohkan finansial, Customer Relation ditambahkan loyalty feedbackdan souvenir,Channelsditambahkan pameran danevent, Customer Segment ditambahkan wisatawan, Cost Structure berdasarkan efek penambahan souvenir pada blok customer relation maka ditambahkan biaya pengadaan souvenir, Revenue Streams berdasarkan efek penambahan souvenir pada blokcustomer relation dan pameran serta event pada blok channels maka ditambahkan pendapatan penjualan souvenir dan pendapatan dari pameran.


(58)

39

F. Kerangka Pemikiran

Oraqle Distro and Clothing adalah sebuah distro yang terletak di Bandar Lampung yang mana menjual pakaian khusus untuk pria serta menjual berbagai macam barang seperti celana, tas, topi, dompet, jaket, sepatu, gelang, sweater, sandal, boxer, dari berbagai macam merek diantaranya evil army, uncle, dan moskav. Kemudian untuk menggambarkan sebuah bisnis ke dalam wadah yang ringkas dan jelas diperlukan sebuah model bisnis. Model bisnis yang digunakan dalam penelitian ini adalahBusiness Model Canvas,sehingga terlihat bagaimana Business Model Canvas memetakan bisnis Distro tersebut dengan sembilan balok yang menjadi komponennya, yaitu: Segmen Konsumen, Proposisi Nilai, Saluran, Hubungan Pelanggan, Arus Pendapatan, Sumber Daya Utama, Aktifitas Utama, Mitra Utama dan Struktur Biaya. Setelah diketahui apa saja yang terkandung dalam setiap blok dan menganalisisnya, maka tahapan selanjutnya adalah menciptakan atau merancang sebuah alternatif strategi bisnis.


(59)

40

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Strategi Bisnis

Oraqle Distro and Clothing

Business Model Canvas

Customer Segments

Value Propositions

Channels Customer relationships

Revenue streams

Key resources

Key Activities

Key Partnerships

Cost Structure


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tidak jauh berbeda, menurut Bogdan dan Taylor (1999) penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan/lisan dari orang lain/perilaku yang dapat diamati.

Sementara itu, masih Moleong (2005) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Selanjutnya, metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan: pertama, menyesuaikan metode kualitatif dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih


(61)

✂ ✄

dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mana peneliti akan mendeskripsikan penelitian ini secara faktual dan akurat mengenai sembilan elemen yang terkandung dalam business model canvas pada bisnis Oraqle Distro And Clothing.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini sangat penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Fokus penelitian dimaksudkan untuk memberi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan (Moleong, 2005). Dalam penelitian, penentuan fokus lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan) (Sugiyono, 2013). Penelitian ini berfokus pada sembilan elemenbusiness model canvaspadaOraqle Distro and Clothing.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di toko Oraqle Distro and Clothing, yang beralamatkan di jalan Z.A Pagar Alam No 12 C Kedaton, kota Bandar Lampung.


(62)

☎ ✆

D. Instrumen Penelitian

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2013). Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013), menyatakan dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

E. Sumber data dan Jenis Data

1. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2005), mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.


(63)

✝✝

Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya (Arikunto, 2002).

Informan merupakan orang-orang yang telah dipilih untuk menjadi sumber data sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Untuk mendapatkan data secara jelas, lengkap, dan pasti teknik pengambilan sampel sumber data menggunakan snowball sampling. Pemilihan informan dalam penelitian ini meliputi kriteria sebagai berikut :

a. Pemilik tokoOraqle Distro and Clothing b. Karyawan tokoOraqle Distro and Clothing c. Konsumen dari tokoOraqle Distro and Clothing d. Bersedia menjadi informan

Penentuan pertanyaan yang diajukan kepada pemilik dan konsumen berbeda. Pemilik/kepala dan karyawan pertanyaan yang diajukan meliputi sembilan elemen pada business model canvas karena untuk membedah sebuah bisnis dan sekaligus ingin menggali informasi yang lebih mendalam sedangkan untuk informan konsumen hanya terfokus


(64)

✞ ✟

pada unsur dari value propositions karena peneliti ingin mengetahui apa yang sebenarnya menjadi keunggulan dariOraqle Distro and Clothing.

2. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu: a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak informan dengan

wawancara ataupun melakukan observasi pada objek penelitian. Data primer yang digunakan pada penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan pemilik, karyawan dan konsumen dari Oraqle Distro and Clothing, sumber data tersebut ditulis atau direkam.

b. Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung untuk mengungkap sebuah fakta. Data sekunder juga diperlukan untuk melengkapi informasi dalam rangka mencocokkan data yang diperoleh. Sumber data yang digunakan yaitu berupa berita surat kabar, internet, jurnal, dokumen-dokumen dan lain sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Arikunto (2002), teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di


(65)

✠6

wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melalui tiga metode, yaitu:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2013). Dalam observasi secara langsung ini, peneliti mengamati proses jual beli ataupun aktivitas lain yang terjadi didalam toko Oraqle Distro and Clothing.

2. Wawancara

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2013), mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan menurut Moleong (2005), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara semi terstruktur untuk menemukan


(66)

47

permasalahan secara lebih terbuka, sehingga dalam proses wawancara tidak kaku dan informasi yang didapatkan pun lebih akurat.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono, 2013). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto saat wawancara yang berguna untuk meningkatkan tingkat kredibilitas/kepercayaan dari proses observasi atau wawancara.

G. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang benar dan pasti, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara:

1. Trianggulasi

Wiersma (1986) dalam Sugiyono (2013), menyatakan trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber, beberapa sumber yang digunakan yaitu pemilik, karyawan dan juga konsumen dari Oraqle Distro and Clothing. Trianggulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2013).


(1)

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis strategi dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas pada Oraqle Distro and Clothing yang telah dilakukan pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Customer Segments (Segmen Pelanggan) yang dituju oleh Oraqle Distro and Clothing adalah remaja dan jika dilihat dari segi harga, lebih berfokus kepada kalangan menengah ke atas. Value Propositions (Proposisi Nilai), blok ini merupakan strategi yang diterapkan oleh Oraqle Distro and Clothing dari segi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Oraqle Distro and Clothing menjalankan strategi penetrasi pasar ini dengan cara menawarkan value dengan upaya-upaya pemasaran yang lebih besar menggunakan sosial media (Instagram). Value yang ditawarkan kepada pelanggan adalah produk-produk yang di jual branded dan juga produk asli Oraqle Distro and Clothing (merek Oraqle). Kemudian untuk strategi pengembangan produk yakni lebih kepada mengubah, memodifikasi atau meningkatkan nilai dari produk yang dijual (melakukan design-design unik dan menarik).Channels(Saluran Distribusi) menggunakan toko fisik dan juga onlie serta melakukan distribusi (menitipkan) ke beberapa distro yang ada di


(2)

11✡

Bandung. Blok ini merupakan strategi yang diterapkan olehOraqle Distro and Clothingdari segi pengembangan pasar.

Customer Relationships (Menjalin Hubungan) dengan pelanggan yang dilakukan olehOraqle Distro and Clothing kurang terjadi interaksi yang baik, dan kurangnya pemanfaatan layanan yang ada (contact us). Revenue Streams (Arus Pendapatan) murni berasal dari penjualan aset (dengan penjualan tertinggi adalah kaos). Key Resources (Sumber Daya Utama) adalah karyawan/pegawai toko. Key Activities (Aktivitas Kunci) meliputi produksi dan kegiatan penjualan. Key Partnerships (Kemitraan Utama) dengan beberapa toko distro di bandung dan tempat produksi yang berada di Bandung pula. Cost Structure (Struktur Biaya), Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi (biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP).

B. Saran

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau lembaga serta berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran-saran yang peneliti berikan setelah meneliti permasalahan ini adalah :

1. BagiOraqle Distro and Clothing

a. Untuk karyawan/penjaga toko sebaiknya lebih ditingkatkan lagi pelayanan terhadap konsumen, misalnya dengan memberikan masukan pada saat konsumen kebingungan memilih pakaian.

b. Menambahkan media sosial yang sedang trend saat ini untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan.


(3)

120

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Untuk dapat lebih mengeksplore/memperdalam apa yang terkandung dalamBusiness Model Canvas.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tanpa melupakan nilai keaslian, dalam penelitian di bidang ilmu Administrasi Bisnis, khususnya mengenai penelitian yang berkaitan dengan Business Model Canvas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ajay dan GoodsteindalamYoestini dan Eva (2007). Diakses dari

http://www.academia.edu/7939776/Minat_beli_kotler, Diakses 16 September 2015

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Cetakan XII. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Bogdan dan Taylor (1999).Pengantar Koordinasi Pemerintahan di Daerah. Bandung: Aditya

BPS (2007-2011).Ekspor Fesyen Indonesia.Diakses dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/14/16503618/Industri.Fesye

n.Tumbuh.Pesat?utm_campaign=related&utm_medium=bp-kompas&utm_source=female&, Diakses 17 September 2015

Creativepromosi.com (2015).Tips Memilih Bahan Polo Shirt. Diakses dari http://creativepromosi.com/blog/tips-memilih-bahan-polo-shirt-yang-bagus/, diakses 5 November 2015

David, Fred R (2011).Manajemen Strategis Terjemahan. Diakses dari

https://riportofolio.wordpress.com/2012/10/02/mengenal-4-strategi-dalam-manajemen-strategis-2/, diakses pada 21 November 2015

Dewobroto, Wisnu Sakti (2013).Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha. Jurnal. Jakarta: Universitas Trisakti

Dyckman (2002). Diakses dari

http://walangkopo99.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-pendapatan-menurut-para-ahli.html, Diakses 27 September 2015

Facebook (2013).Cara Mengetahui Kualitas Kaos. Diakses dari

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=180781122069182&id =337972986281800, diakses 5 November 2015

Infotipsbermanfaat.blogspot.co.id (2014).Perbedaan Jeans Dan Denim. Diakses dari http://infotipsbermanfaat.blogspot.co.id/2014/07/perbedaan-jeans-dan-denim-serta.html, diakses 5 November 2015

Kaospolosku.wordpress.com (2010).Jenis Bahan Dan Sablon. Diakses dari https://kaospolosku.wordpress.com/jenis-bahan-dan-sablon/, diakses 6 November 2015


(5)

Ketchen Jr. D. et all (2009). "Strategy 2008-2009". Diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis, Diakses 27 September 2015

Kim, W. Chan dan Renee Mauborgne (2006).Blue Ocean Strategy. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Konveksitambang.com (2015).Jenis Kain Untuk Membuat Topi.Diakses dari http://www.konveksitambang.com/index.php/berita/177-jenis-kain-untuk-membuat-topi-1, diakses 6 November 2015

Koran Sindo (2014).Sejarah Distro di Indonesia. Diakses dari http://www.koran-sindo.com/read/928265/162/menakar-peluang-bisnis-distro-1416809455, Diakses 16 September 2015

Kotler (2000).Prinsiples Of Marketing. Diakses dari

https://aditnobaka.wordpress.com/2010/10/08/pengertian-konsumen/, Diakses 17 September 2015

Kotler dan Armstrong terjemahan Sihombing (2001).Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: ERLANGGA

Kotler dan Keller (2009).Manajemen Pemasaran Terjemahan Edisi 12. Jakarta: ERLANGGA

Limitedshoppingcrows.blogspot.co.id (2014).Macam-Macam Jenis Celana Pria. Diakses dari http://limitedshoppingcrows.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-jenis-celana-pria.html, diakses 5 November 2015

Machfeedz, Mahmud (2007).Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Meitasari, Enis Dan Tricahyono, Dodie (2014).Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (Studi Kasus Pada Restoran Bebek Udig Tahun 2014). Jurnal. Bandung: Universitas Telkom

Moleong, J, Lexy (2005).Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Rosda Karya

Morrisey (1995). Diakses dari

https://ryanhadiwijayaa.wordpress.com/2012/09/30/definisi-strategi-menurut-para-ahli/, Diakses 20 September 2015

Osterwalder, Alexander dan Pigneur, Yves terjemahan (2012).Business Model Generation. Jakarta: Elex Media Komputindo

Pearch dan Robinson (1997). Diakses dari

http://hipni.blogspot.co.id/2012/02/pengertiandefinisi-manajemen-strategi.html, Diakses 27 September 2015

Piliang (2004). Diakses dari http://fshiretnos.blogspot.co.id/p/blog-page_4507.html, Diakses 17 September 2015


(6)

Rachmawati, Ani (2013).Penerapan Hasil Belajar Menggambar dan Memodifikasi Desain fesyen 1 Pada Pembuatan Desain Busana Casual Remaja. Skripsi. Bandung: UPI

Satu-1-satu.blogspot.co.id (2014).Jenis Dan Model Fashion Topi Pria. Diakses dari http://satu-1-satu.blogspot.co.id/2014/10/jenis-dan-model-fashion-topi-pria-yang.html, diakses 6 November 2015

Sepatupria99.com (2014).Mengenal Model Dan Nama Bahan Sepatu Pria. Diakses dari http://sepatupria99.com/blog/mengenal-model-dan-nama-bahan-sepatu-pria, diakses 5 November 2015

Subagyo, Ahmad (2010).Marketing in Business Studi Kasus UMK & LKM. Jakarta: Mitra Wacana Media

Sugiyono (2013).Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta Tjiptono, Fandy (2008).Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius (2012).Pemasaran Strategik Edisi 2. Jakarta: ANDI Yogyakarta

Tjitradi, Ellizabeth Cindy (2015).Evaluasi dan perancangan model bisnis berdasarkan Business model canvas.Jurnal. Surabaya: Universitas Kristen Petra

Udaya, Jusuf dan Wennadi, Luky Yunia dan Lembana, Devi Angrahini Anni (2013).Manajemen Stratejik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wasilah, Fridaus Ahmad Dunia (2009).Akuntansi Biaya Edisi 2.Yogyakarta: Salemba Empat