Komunikasi Internal Kerangka Teori

21 4 Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaam dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi Fajar, 2009: 127.

d. Dimensi-dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai: “ Interchange of ideas among the administrators and its particular structure organization and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done operation and management ”. Artinya pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam 22 perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung Effendy, 1990: 122. Komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. a Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk- petunjuk, informasi-informasi, penjelasan dan lain sebagainya kepada bawahannya. Bawahan memberikan laporan, saran, pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran dari para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan dengan seluruh karyawan Effendy, 1990: 122. Komunikasi vertikal ini menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para impinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk 23 menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum Muhammad, 2009: 108. b Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, sesama karyawan dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali tidak formal. Komunikasi horizontal dilakukan satu sama lain bukan pada saat bekerja, melainkan pada saat istirahat, sepulang bekerja Effendy, 1990: 122. Komunikasi horizontal juga dapat diartikan sebagai pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan orang yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya adalah sebagai berikut Muhammad, 2009: 121-122: 1 Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala bagian dalam suatu organisasi kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan 24 untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. 2 Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas- aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangat diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik. 3 Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan. 4 Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga akan menciptakan iklim organisasi yang baik. 5 Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan tersebut. 6 Mengembangkan sokongan interpersonal, karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara 25 sesama karyawan dan akan membantu kekompakkan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

2. Komunikasi Kelompok