mendekati batas pelanggaran kontrak hutang, manajer akan berusaha untuk meningkatkan labanya agar memenuhi
persyaratan kontrak. 4.
Income Smoothing Bentuk ini adalah bentuk manajemen laba yang paling
populer. Melalui perataan laba, manajer akan menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang
dilaporkan. Ketika laba yang dihasilkan lebih tinggi daripada ramalan manajemen, maka manajer akan melaporkannya lebih
rendah dan sebaliknya. Dengan perataan laba, kinerja perusahaan akan terlihat lebih stabil sehingga penanaman modal oleh investor
dianggap tidak beresiko. Perataan laba juga dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dilanggarnya kontrak hutang yaitu
dengan mengatur laba diantara batas bawah dan batas atas target.
2.2.4. Manajemen Laba dengan Manipulasi Aktivitas Riil
Manajemen laba dengan manipulasi riil adalah manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan laba dengan
membuat keputusan yang berhubungan langsung dengan aktivitas operasi perusahaan sehingga akan memiliki dampak secara langsung terhadap arus
kas perusahaan. Menurut Cohen Zarowin 2010 manajemen laba akrual tidak memiliki konsekuensi langsung pada arus kas perusahaan, sementara
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil memiliki konsekuensi langsung pada arus kas perusahaan.
persyaratan ko ko
nt ntrak.
4. Inco
co m
me Smoothing Bentuk i
i n
ni ada d
la la
h h
be be
nt t
uk u
manajemen l
l aba yang paling
popu u
le l
r. r.
M M
elalui perataan la ba
ba, ma
mana naj
jer akan men n
aikkan atau me
m nuru
u nk
nk an
laba untuk meng ur
uran a
gi f
f lu
lu kt
kt ua
uasi lab b
a a
yang d
dila po
rk an. Ketika
l aba yang dihasilkan
le le
bih h
ti ti
ng ng
gi gi
darip ipada
ramalan ma
najemen, m
aka mana je
r akan m el
l ap
aporka ka
nn nny
ya leb ih
ih rendah dan
seb alikny
a. Denga
n pe rataan laba, kin
er r
ja j
p er
erus us
ah ah
aan ak
an t
erlihat le bih
stab il
seh in
gg a pena
na ma
n modal o
oleh i i
nvesto to
r dianggap
t idak
b eresiko.
P erataa
n laba juga dila ku
ukan u untu
k k
me ng
ng ur
ur an
an gi
gi k
k em
e ungkinan d
d il
il an
an gg
gg ar
ar ny
ny a k
on tr
ak h
h ut
utang ya a
it tu
u dengan mengatur la
laba ba d
d ia
ia nt
ara batas bawah dan batas atas tar arge
ge t
t.
2. 2.2.
2 4.
4 M M
anajemen Laba dengan Manipulasi Aktivitas Riil
M Ma
na je
jeme men
n la
la b
ba den n
ga gan
n ma mani
nipu pu
l lasi rii
iil l
ad ad
al al
ah ah
m an
j ajemen l
l ab
ab a
a yang
di di
la l
kukan n
p perusahaan den
n ga
g n tuju
u a
an untuk men in
in gk
gk atkan la
la b
ba dengan membuat keputusan yang
berhubung gan langsung dengan aktivitas operasi
perusahaan sehingga akan m memiliki
d dampak secara langsung terhadap arus
kas perusahaan. Menurut Coh hen
Zarowin 2010 manajemen laba akrual tidak memiliki konsekuensi langs
g ung pada arus kas perusahaan sementara
Aktivitas manipulasi riil kurang menarik perhatian auditor dibandingkan akrual karena aktivitas manipulasi riil sulit dibedakan dengan
keputusan bisnis optimal perusahaan. Real earnings management sepanjang itu diungkapkan dalam laporan keuangan tidak dapat mempengaruhi opini
auditor dan tidak melawan hukum atau peraturan Kim et al., 2010. Dengan kata lain REM tidak bisa mempengaruhi opini audit di dalam laporan
keuangan suatu perusahaan. Apabila auditor menemukan adanya indikasi manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil maka auditor perlu
mencantumkan hal itu di dalam kertas kerja audit yang selanjutnya akan diinformasikan kepada para pemegang saham melalui RUPS. Namun hal ini
tidak diinformasikan kepada publik melalui laporan keuangan tahunan perusahaan.
REM secara potensial akan menimbulkan biaya jangka panjang yang lebih besar terhadap stakeholders dibandingkan accrual earnings
management karena REM memiliki konsekuensi negatif terhadap cash flow dan nilai perusahaan dalam jangka panjang Roychowdhury, 2006; Cohen et
al., 2007; Cohen and Zarowin, 2008. Biaya jangka panjang tersebut di antaranya disebabkan oleh temporary price discount atau ketentuan kredit
yang lebih lunak yang akan menyebabkan margin melemah pada penjualan jangka panjang Roychowdhury, 2006.
Berdasarkan penelitian Roychowdury 2006, manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:
keputusan bisnis optimal al
p perusahaan.
Re Re
al a
earnings management sepanjang t
itu diungkapka ka
n n dalam laporan keuangan tidak
d d
ap ap
at mempengaruhi opini auditor
r d
dan tidak melawa n
n hu
hu ku
ku m
m at
at au
au p
p er
er aturan Kim et
t a
a l., 2010. Dengan
ka kata lain REM
M ti
ti da
a k bisa mempengar
uh uhi
op op
in in
i i audit di d
d al
al am laporan
keua a
ng ng
an an
s suatu p
p er
er us
ahaan. Apabila audit or
r m
m enem
muk uk
an an
adanya in
i dikasi
ma ma
na naj
jeme e
n n
laba dengan ma ni
pu lasi aktivitas rii
l l maka
k a
a ud
udit it
or p per
e lu
menc c
a an
tumkan hal i tu
di dala m
kertas ker ja
audit yan g
se s
lanj njut
utny n
a akan an
diin in
fo rmasikan kepad
a pa
ra pem eg
ang sa ha
m melalui RUPS. Na
N mu
mu n
n ha
ha l ini
ti i
da k diinfo
rm as
ikan kep ad
a pu
blik m
elalui l
ap or
an keuan
g gan tahuna
nan n
p pe
rusahaan. RE
M se
ca ca
ra ra
p p
ot ot
en en
si si
al akan meni i
mb mb
ul ul
ka ka
n n
bi b
ay y
a ja
ngka p
p an
an j
jang yan an
g g
lebih besar terhadap stak ak
eh ehol
ol de
ders dibandingkan accrual earn rnin
in g
gs ma
m nagement karena REM memiliki konsekuensi negatif terhada
a p
p t
ca a
sh sh f
flo low
dan i
ni l
la i
i pe
ru u
sa saha
ha an
an dalam m
j j
an an
gk gk
a a pa
panj njang R
Roy oy
ch chow
dh dh
ur y,
2 2
00 6;
6; C
Coh oh
en et al
al .,
., 2
00 7;
7; C
Cohen and Zarow owin, 20
08. Biaya jan gk
gk a
a pa
p nj
j an
n g
g t
tersebut di d
antaranya disebabkan oleh h
temporary y price discount atau ketentuan kredit
t yang lebih lunak yang akan
n menyeba a
bk an margin melemah pada penjualan
jangka panjang Roychowdhu u
r ry, 20
006. Berdasarkan penelitian Roy
y chowdury 2006 manajemen laba dengan
1 Sales Manipulation Didefinisikan oleh Roychowdury 2006 sebagai usaha manajer
dalam periode waktu tertentu untuk meningkatkan penjualan dalam satu tahun dengan menawarkan potongan harga atau perjanjian utang yang
lebih lunak. Usaha manajer tersebut dapat meningkatkan volume penjualan sementara waktu, namun volume penjualan akan kembali pada
kondisi normal ketika perusahaan kembali kepada tingkat harga yang lama. Volume penjualan pada periode perusahaan melakukan manipulasi
penjualan akan meningkat, namun di sisi lain arus kas yang dilaporkan menjadi lebih rendah. Dari sisi arus kas, teknik ini menyebabkan arus kas
dari kegiatan operasi pada periode berjalan lebih rendah dibandingkan level penjualan normal. Hal inilah yang menyebabkan munculnya
abnormal cash flow operation sehingga tingkat manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil yang lebih tinggi ditunjukkan dengan tingkat
abnormal cash flow operation yang lebih rendah. Estimasi nilai abnormal CFO dengan model Roychowdury 2006:
K e
Keterangan : CFO
it
= Arus kas operasional perusahaan i pada tahun t Assets
i,t-1
= Total aset untuk perusahaan i pada tahun t-1 Sales
it
= Penjualan untuk perusahaan i selama periode tahun t dalam periode waktu
u te
tertentu untuk uk m
m eningkatkan penjualan dalam satu
tahun deng ng
a an menawarkan potongan harga a
ta ta
u u
perjanjian utang yang lebi
i h
h lunak. Usaha m
man an
aj aj
er er
t t
er er
sebu bu
t dapat meni ning
n katkan volume
penjualan se e
me me
nt nt
a ara waktu, namun v
ol ol
um ume
e pe
pe n
njualan akan k
k em
e bali pada
ko o
nd nd
is is
i i
normal al
k k
et ika perusa
ha an k
emba bali
li kepad
da a ti
ti ng
ngkat harg rga yang
la lam
ma. Vo Vo
lu me
p enjualan pad
a periode perusa
ha an
m melak
k uk
k an
an m
m anip
ul u
asi pe
e nj
njua lan akan
m eningkat,
na mun di sis
i la
in arus ka s
s yang g
d d
il il
aporka an
n me
nj adi lebih rend
ah .
Dari s isi
arus k as, te
knik ini menye ba
abkan n
a a
ru rus
s kas dari keg
ia tan
operasi pa
da per
iode b
erjalan le bi
h rendah
d d
ibandi d
ngka kan
n level penjualan
no rm
al. Hal in
ilah y
ang menyebabkan munc
c u
ulny y
a a
abnorm al
c as
as h
h fl
fl ow
ow o
o pe
pe ration sehing
ng ga
ga t
t in
in gk
gk at
a m
an aj
emen l
lab aba deng
g an
an manipulasi aktivitas riil ya
ya ng
ng l
lebih tinggi ditunjukkan dengan tin ingk
gk a
at abnormal cash flow operation yang lebih rendah.
E Es
i tima
masi si
n n
il il
ai ab
b no
no rm
rm al
al C
CFO FO
d dengan
n m
m od
od el
el R
R oy
h chowdury
ry 20
20 06:
K e
Keterangan :
2 Over Production Didefinisikan oleh Roychowdury 2006 sebagai usaha manajer
untuk meningkatkan penerimaan dengan memproduksi barang dalam jumlah lebih dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
kebutuhan sesuai ekspektasi. Saat manajer memproduksi barang lebih banyak, maka manajer dapat menyebarkan fixed cost kepada unit
produksi yang besar. Hal ini akan menyebabkan biaya tetap per masing- masing unit menjadi lebih kecil sepanjang biaya tersebut tidak ditambah
lagi oleh biaya marginal lain. Konsekuensi dari teknik ini adalah munculnya production cost dan holding cost dari produksi yang
berlebihan sehingga arus kas menjadi lebih rendah daripada tingkat penjualan pada kondisi normal. Hal inilah yang menyebabkan munculnya
abnormal production sehingga tingkat manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil yang lebih tinggi ditunjukkan dengan tingkat
abnormal production yang lebih tinggi pula. Estimasi nilai abnormal production dengan model Roychowdury
2006 : de
de ng
ng an
m d
od l
el R
oy y
ch chow
ow dury
2 00
6 6
: :
untuk meningkatkan n
p p
en erimaan
de de
ng ng
an memproduksi barang dalam jumlah leb
eb ih
ih dari yang dibutuhkan untu k
k memenuhi permintaan
kebu bu
t tuhan sesuai ekspe
p kt
kt as
as i. S
S aa
aa t
t ma
ma najer mempro
du du
ksi barang lebih banyak, ma
a ka
ka m
m anajer dapat menye
e ba
bark rkan
an fixed cost
ke k
pada unit pr
r od
od uk
uk si
si yang
g be
be sa
r. Hal ini a
kan meny eb
ebab ab
kan bi iay
aya a
te te
tap per ma
m sing-
ma ma
sing g
u ni
t menjadi lebih ke ci
l sepanjang bi ay
a te
ers r
ebut t t
id id
ak ak d
d itam
mbah lagi
gi oleh biaya marginal
la in
. Konsek ue
nsi dari t
ek ek
nik k
in ini
i adalah ah
mu nculnya produc
ti on
cos t
dan ho ld
ing cost dari p
p ro
r du
u ks
ksi i y
yang berlebih
an s
eh ingga
ar us
k as
m enja
di leb ih
r en
dah dari p
pada tingk k
at a
penjualan pada kon disi
n or
mal. Hal i
nilah yang menyebabk
an n muncu
culnya ya
abnorm al
p p
ro ro
du du
ct ct
io io
n n
sehingga t
t in
in gk
gk at
at m
m anaj
emen l
ab ab
a a deng
g an
an manipulasi aktivitas riil ya
ya ng
ng l
lebih tinggi ditunjukkan dengan tin ingk
gk a
at abnormal production yang lebih tinggi pula.
E Es
i tima
masi si
n n
il ilai
Keterangan : Prod
it
= Harga pokok penjualan ditambah perubahan persediaan perusahaan i pada tahun t
Assets
i,t-1
= Total aset untuk perusahaan i pada tahun t-1 Sales
it
= Penjualan untuk perusahaan i selama periode tahun t 3 Reduction of Discretionary Expenditures
Didefinisikan oleh Roychowdury 2006 sebagai perilaku akuntansi dengan membebankan pengeluaran diskresioner seperti biaya
penelitian dan pengembangan, iklan, perawatan, biaya umum, dan administrasi dalam periode yang sama ketika terjadinya biaya. Hal ini
umumnya terjadi ketika biaya diskresioner tidak secara langsung menghasilkan penerimaan. Penurunan biaya diskresioner akan
menyebabkan penurunan aliran kas keluar sehingga memiliki dampak positif terhadap arus kas dari operasi abnormal pada periode sekarang
namun dapat menyebabkan risiko arus kas lebih rendah di periode selanjutnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya abnormal
discretionary expenses sehingga tingkat manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil yang lebih tinggi ditunjukkan dengan tingkat
abnormal discretionary expenses yang lebih rendah. Estimasi nilai abnormal discretionary expenses dengan model
Roychowdury 2006 : peru
u sa
sa ha
haan i pada ta ta
hu hu
n t Assets
i,t-1
= Total aset untuk perusahaan i pa pada
d tahun t-1
Sale e
s s
it
= Penjuala la
n n
un un
tu u
k k
pe pe
ru ru
sa a
ha h
an i selama pe eri
r ode tahun t
3 Reduc c
ti ti
on of f
D Discretion
n ar
ar y
y Ex
Ex pe
pe nd
nd it
it ures
Dide e
fi fi
ni sikan oleh
R oychowdury
20 20
06 se s
ba ba
ga g
i pe e
ri r
laku ak
a un
n ta
ta nsi deng
an membeba
nk an pengeluar
an diskr
es sio
i ner se
se pe
perti biay aya
pe pe
ne litian dan p
en gemban
gan, iklan
, perawatan, b
ia y
ya u u
mu mu
m, m, dan
n admi
ni stra
si dalam p er
iode yan
g sa ma
ketika te rj
ad in
ya b
biaya .
. Ha
Ha l in
n i
umumnya te rjad
i keti ka
b ia
ya d
iskr esio
ne r tidak seca
r ra langs
u un
g g
menghasilkan pener imaan. Penur
unan biaya diskres io
oner r
akan an
meny y
eb eb
ab ab
ka ka
n n
pe pe
nu nu
ru ru
na n
n n
aliran k kas
s k
k el
el ua
ua r
r se
se hi
hi ng
ngga ga
mem iliki damp
mp ak
ak positif terhadap arus kas da
a ri
ri operasi abnormal pada periode sek
eka aran
an g
namu u
n n
da da
pa pa
t t meny
ny eb
eb ab
ab kan risiko
ko a
a ru
ru s
k ka
s le
le bi
bi h
h re
d ndah
h d
d i
i pe
peri ri
ode selanj
nj ut
ut ny
ny a
a. H H
al al
i i
ni ni
la l
h ya
ya ng
ng m m
en enye
ba ba
bk bk
an n
m m
un un
culn n
ya ya ab
ab n
normal discretionary expenses
sehingga ga tingkat manajemen laba dengan
manipulasi aktivitas rii i
l yang leb i
ih tinggi ditunjukkan dengan tingkat abnormal discretionary ex
xpenses yang lebih rendah.
Estimasi nilai abnorm rma
al discretionary expenses dengan model
Keterangan : Discexp
it
= Beban penelitian dan pengembangan ditambah beban iklan dan beban penjualan, administrasi, dan umum
perusahaan i pada tahun t Assets
i,t-1
= Total aset untuk perusahaan i pada tahun t-1 Sales
it
= Penjualan untuk perusahaan i selama periode tahun t Ketiga teknik manajemen laba manipulasi aktivitas riil tersebut
memiliki dampak terhadap cash flow operation perusahaan. Abnormal cash flow operation timbul akibat adanya sales manipulation yang dilakukan
perusahaan. Dengan dilakukannya sales manipulation maka perusahaan perlu melakukan overproduction atau produksi yang berlebihan untuk
memenuhi sales manipulation tersebut. Overproduction yang dilakukan perusahaan akan berdampak pada munculnya abnormal production. Selain
itu munculnya overproduction juga akan menimbulkan biaya marginal lainnya seperti holding cost maupun kerugian akibat kerusakan. Biaya –
biaya marginal itu juga akan berdampak terhadap cash flow operation yang semakin rendah. Hal inilah yang menyebabkan abnormal cash flow akan
berkaitan dengan abnormal production perusahaan Roychowdhury, 2003. Selain itu Roychowdhury 2003 juga mengungkapkan bahwa ketiga
teknik manajemen laba dengan manipulasi aktivitas riil tersebut memiliki Keterangan :
: Discex
ex p
it
= Beban p
penelitian dan p p
engembangan di
d tambah beban
ik ik
l lan da
an n be
beb ban
n pe
p nj
nj ua
ua la
a n,
n, a
adm dm
in i
istrasi, dan n umum
pe pe
ru ru
s sa
h ha
an i
pa da tah
h un
n t
t As
As se
s ts
i,t- -
1 1
= Total aset unt
uk perusahaan i
pada da t
t ahun
n t
t 1 -1
Sale le
s
it
= Pe
njualan un tu
k perusaha an
i selama pe
eri r
ode e
ta ta
hu hu
n t Ke
tiga teknik manajeme n
laba m
anipulasi akti vi
ta s
riil t t
er ersebut
m me
miliki dam pa
k terhad
ap c
ash fl
ow o
peration pe
rusahaan. A bn
bnormal ca a
sh sh
f fl
ow operation timb ul
akibat adan ya
sale s manipulation ya
ng g dilak
akukan n
pe p
ru saha
an .
. De
Dengan d il
il ak
ak uk
u annya sa
sa l
les mani i
pu pu
la la
ti t
on mak a
a perusaha
ha an
an perlu melakukan overproduc
ti tion
on atau produksi yang berlebihan
u unt
ntuk u
me meme
me nuhi sales manipu
p lation tersebut. Overpr
p oduction ya
ya n
ng d d
il il
ak akuk
uk an
pe p
rusahaan a a
ka ka
n n
b berd
rd am
a pak
k pa
pa da
da m
muncu u
ln ln
ya ya
ab ab
no norm
rm al product
t io
ion n.
S Selain
it itu
u mu
mu nc
nc l
ulnya overproduc ti
ti on jug
ga akan menimbu lk
lk an
an b
b ia
iaya marginal lainnya seperti holding co
ost maupun n kerugian akibat kerusakan. Biaya
t –
biaya marginal itu juga akan n berdam
mpak terhadap cash flow operation yang semakin rendah. Hal inilah y
y an
a g
g menyebabkan abnormal cash flow akan
b k it d
b l
d i
h R
h dh
2003
dampak terhadap arus kas perusahaan. Sales manipulation dan overproduction akan menyebabkan arus kas yang lebih rendah sedangkan
reduction of discretionary expenses akan menyebabkan arus kas yang lebih tinggi pada jangka pendek namun justru akan merugikan perusahaan pada
jangka panjang. Selain itu discretionary expenses yang dilakukan perusahaan, misalnya biaya penelitian dan pengembangan, tidak dilakukan
perusahaan secara rutin dan baru terlihat hasilnya dalam jangka panjang. Berbeda dengan penjualan yang dilakukan perusahaan secara rutin karena
merupakan aktivitas operasional perusahaan sehingga perusahaan bisa melakukan manipulasi penjualan untuk mengejar tingkat laba.
2.3. Kualitas Audit