Perhatian orang tua dalam upaya pembentuka kepribadian anak (studi penelitian di Rw.04 kel Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)
PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN ANAK
(Studi Penelitian di RW.04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai
Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Skripsi
Oleh:
Syarif Hidayatullah
NIM : 106011000195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Perhatian Orang tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadain Anak.
Penelitian lapangan (field Research) ini menjadi salah satu pendekatan
keilmuan dalam menyelesaikan problematika keluarga yaitu pada aspek
pembentukan kepribadian anak. Kaitannya dengan tujuan penelitian dalam hal ini
adalah untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua kepada anak, untuk
mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk keparibadian
anak, unutk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan
kepribadian anak.
Data dikumpulkan melalui observasi, penyebaran angket, dan wawancara
mendalam. Data dianalisis secara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek
penelitian orang tua, dan setting penelitian lokasinya yaitu, Rw. 04 Kelurahan
Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
Populasi yang diteliti
berjumlah 591, responden berjumlah 50 orang, dan 20% dari sampel
diwawancarai secara mendalam.
Perhatian orang tua adalah upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu
dan ruang dengan penuh kesadaran dengan cara memberikan kebutuhankebutuhan anak baik kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan mental
rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik. Bentuk
perhatian orang tua yang dibutuhkan anak diantaranya yaitu; memberikan
kebutuhan pokok jasmaniah, memberi kebutuhan agama (keimanan), memberi
kebutuhan kasih dan sayang, memberi rasa aman, memberi rasa penerimaan dan
memberi rasa ingin tahu (pendidikan akal). Dari perhatian orang tua yang
dibutuhkan anak tersebut diharapkan terbentuk kepribadian anak yaitu; bersikap
terbuka, mudah bergaul, percaya diri, mandri, ekspresif dan ceria.
Berdasarkan analisa temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa perhatian
orang tua di wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang cukup tinggi sehingga tinggi pula implikasinya terhadap pembentukan
kepribadiana anak. Hal ini bisa dilihat dari hasil temuan lapangan mengenai
kepribadian anak yang terbentuk dari perhatian yang diberikan orang tua bahwa
kerpibadian anak-anak di wilayah tersebut yaitu sikap anak baik ketika di rumah
dan di luar rumah, sikap anak baik, hormat dan patuh kepadan orang tua, anak
tertarik belajar agama Islam, anak mengerjakan tugasnya sendiri, anak rajin
melaksanakan ibadah sholat, puasa dan mengaji, dan anak dapat membaca alQur’an dengan baik.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua
dengan pembentukan kepribadian anak di wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipodoh Kota Tangerang. Bahwa baik dan buruknya kepribadian anak
yang terbentuk itu tergantung dari tinggi atau rendahnya perahtian orang tua yang
diberikan kepada anak.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah, Puji-pujian hanya milik Illahi Robbi yang telah melimpahkan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya.
Tanpa ke-Ridhoan-Mu hamba tidak mungkin mampu menyelesaikan tugas ini.
Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk Ibu dan Bapak tercinta
Semoga Allah selalu menyayangi beliau….amin.
Untuk kaka-kaka ku tercinta terima kasih do’a dan dukungannya
Untuk adik-adik ku semoga kalian menjadi orang yang sukses dunia akhirat.
Untuk Teh Icha yang selalu mendukung dan medo’akan dalam penulisan skripsi ini.
Tanpa kalian penulis bukanlah siapa-siapa.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk kita
semua.
… Amien
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirrobil’alamiin. Segala Puji hanya milik Allah dan atas
limpahan Rahmat dan Karunia serta Hidayah Allah swt, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul ”Perhatian Orang Tua dalam Upaya
Pembentukan Kepribadian Anak”, disusun sebagai persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Selama dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan
dan didukung serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dan juga
tak sedikit hambatan yang penulis hadapi saat menyelesaikan tugas akhir ini.
Karena bantuan dari orang-orang terdekatlah penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, khususnya penulis megucapkan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak memberi masukan untuk penulis. Kepada Bapak
Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA. penulis mengucapkan rasa syukur dan
rasa terima kasih yang mendalam atas semua bimbingan dan arahannya.
Selanjutnya tak lupa, penulis haturkan syukur Alhamdulillah dan terima
kasih yang mendalam kepada semua pihak, karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Bapak Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
dan Bapak Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Kepada segenap dosen pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan kuliah dan membekali penulis dengan pengetahuan yang
bermanfaat.
4. Kepada segenap keluarga-Ku Ibu, Bapak, Kakak dan adik-adiku tercinta,.
Syarif bukan siapa-siapa tanpa ikatan tali silaturrahmi dari keluarga, semangat,
motivasi, dan keharmonisan dalam keluarga adalah sebuah modal besar untuk
i
Syarif menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini, terima kasih-Ku ucapkan
untuk Teh Icha yang telah memberikan banyak dukungan dalam penulisan
skripsi ini, semoga karya ini dapat bermanfaat.
5. Kepada seluruh sahabat-sahabat kelas jurusan PAI, terutama saudara Ahmad
Hidayat, Deden Supriyadi, Panji, Toto Priyanto, Ahmad Mudasir, Ahmad
Fadil From Batu Ceper, Saiful Makmur from Ciledug, Dwi Priyo Utomo from
Tangerang, Akhi Hardiansyah dan Akhi Haris from Lampung, Ade Husni
Mubarok from Ciamis, Dokter Herbal Akhi Imanulhaq dan sahabat-sahabat
lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
6. Kepada orang yang sangat berharga dalam hidup-Ku, Teh Icha, sahabatsahabat di Tarbiyah; Akhi Taufik Hidayat, Akhi lefi, , Akhi Abdu, Akhi Agus,
dan Abu Muflih.
Semoga kebaikan yang telah diberikan dibalas dengan setimpal oleh Allah
Swt. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama dan gelar. Semoga
dapat bermanfaat, khususnya bagi civitas akademis dunia pendidikan dan
umumnya bagi masyarakat yang cinta akan ilmu. Amin.
Tangerang, 14 Maret 2011 M.
09 Sili Mulud 1432 H.
Penulis
Syarif Hidayatullah
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
v
DAFTAR BAGAN .......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I
BAB II
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
5
D. Perumusan Masalah ................................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
5
F. Metode Penelitian Yang Digunakan .......................................
6
G. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial..........................
10
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Perhatian Orang Tua kepada Anaknya ...................................
12
1. Pengertian Perhatian Orang Tua .......................................
12
2. Pengertian Orang Tua .......................................................
13
3. Bentuk Perhatian Orang Tua yang Dibutuhkan Anaknya .
14
iii
BAB III
BAB IV
4. Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga ...........................
19
5. Hubungan Orang Tua dengan Anak ..................................
23
B. Pembentukan Kepribadian Anak ............................................
27
1. Pengertian Kepribadian ....................................................
27
2. Sifat Kepribadian Anak yang Diharapkan Orang Tua .......
29
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak .................
31
C. Kerangka Konseptual dan Pengajuan Hipotesis .....................
34
1. Kerangka Konseptual .......................................................
34
2. Pengajuan Hipotesis .........................................................
34
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
35
1. Letak Geografis Wilayah Rukun Warga 04 ......................
35
2. Tugas Pokok Rukun Warga ..............................................
35
3. Keadaan Penduduk ...........................................................
37
4. Sarana Pendidikan dan Ibadah ..........................................
40
B. Susunan Kepengurusan RW. 04 ............................................
41
HASIL PENELITIAN PERHATIAN ORANG TUA DALAM
UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
A. Peran Perhatian Orang Tua dalam Upaya Pembentukan
Kepribadian Anak ..................................................................
42
B. Bentuk Perhatian Orang Tua kepada Anaknya .......................
70
C. Kepribadian Anak yang Diharapkan dari Perhatian yang
Diberikan Orang Tua ..............................................................
73
D. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Pembentuakan
Kepribadian Anak ..................................................................
BAB V
74
ANALISA HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Ketepatan Hipotesis ................................................................
76
B. Analisa Teoritis dan Teori Temuan ........................................
77
iv
C. Perspektif Peneliti Mengenai Perhatian Orang Tua dalam
Upaya Pembentukan Kepribadian Anak .................................
BAB VI
80
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
82
B. Rekomendasi ..........................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Daftar Jumlah Kepala Keluraga di Rw. 04 Kel. Gondrong
Kec. Cipondoh Kota Tangerang ..........................................
2. Tabel 2
Daftar Jumlah Rumah Tinggal dan Kontrakan di Rw. 04
Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang ...................
3. Tabel 3
38
Daftar Tingkat Pendidikan Warga Rw. 04 Kel. Gondrong
Kec. Cipondoh Kota Tangerang .........................................
4. Tabel 4
37
38
Daftar Pekerjaan Warga di Rw. 04 Kel. Gondrong Kec.
Cipondoh Kota Tangerang ..................................................
39
5. Tabel 5
Perhatian Pendidikan Agama Islam pada Anak ...................
42
6. Tabel 6
Mengajarkan Pendidikan Agama Islam pada Anak di
Rumah .................................................................................
7. Tabel 7
Sikap Memeberikan Contoh Teladan yang Baik pada Anak
di Rumah .............................................................................
8. Tabel 8
45
Sikap Mencerimkan Perilaku yang Baik Ketika di Rumah
Maupun di Luar Rumah ......................................................
9. Tabel 9
43
46
Sikap Menegur dan Menasehati Anak Ketika Melakukan
Hal yang Buruk Baik di Rumha Maupun di Luar Rumah ....
47
10. Tabel 10 Sikap Mengarahkan Anak Untuk Bersikap Baik Ketiak di
Rumah Maupun di Luar Rumah ..........................................
48
11. Tabel 11 Penyediaan Pasilitas Pendidikan yang Memadai kepada
Anak ....................................................................................
49
12. Tabel 12 Sikap Memberikan Semangat dan Motivasi Anak di Rumah
50
13. Tabel 13 Mengadakan Diskusi Keagamaan Bersama Anak di Rumah
.............................................................................................
51
14. Tabel 14 Anak Mengikuti Kursus Tambahan Baik di Rumah
Maupun di Sekolah .............................................................
52
15. Tabel 15 Sikap Mengontrol Kegiatan Ibadah Anak di Rumah ...........
53
vi
16. Tabel 16 Sikap Menegur Anak Apabila Tidak Sholat .........................
54
17. Tabel. 17 Mendidik Anak Ibadah Shalat dan Puasa ............................
55
18. Tabel. 18 Pemibasaan Melakukan Sahalat Berjamaan Bersama Anak
di Rumah .............................................................................
56
19. Tabel. 19 Penanaman Sikap Disiplin di Rumah ..................................
57
20. Tabel. 20 Sikap Memberikan Pengawasan Terhadap Kegiatan Belajar
Anak di Rumah Maupun di Luar Rumah .............................
58
21. Tabel. 21 Sikap Selalu Menanamkan Pendidikan Akhlak di Rumah ....
59
22. Tabel. 22 Minat Anak Terhadap Pendidikan Agama Islam .................
60
23. Tabel. 23 Pendapat Anak Tentang Pendidikan Agama Islam ..............
61
24. Tabel. 24 Sikap Anak Ketika di Rumah dan di Luar Rumah ...............
62
25. Tabel. 25 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak
Bersikap Baik, Hormat dan Patuh Pada Orang Tua ..............
63
26. Tabel. 26 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak
Bersikap Baik, Hormat, Tidak Bertengkar dan Mengharagai
Sesama Kerabat ...................................................................
64
27. Tabel. 27 Anak Rajin Melaksanak Ibadah Seperti Shalat, Puasa dan
Mengaji ...............................................................................
65
28. Tabel. 28 Anak Rajin Belajar dan Mengerjakan Tugasnya Sendiri .....
67
29. Tabel. 29 Kemampuan Anak Membaca Al-Qura’an ...........................
67
vii
DAFTAR GAMBAR
1
Gambar 1 Peta Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh
Kota Tangerang .......................................................................
2
Gambar 2 Sarana Ibadah di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
3
83
Gambar 3 Sarana Pendidikan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
4
82
85
Gambar 4 Sarana Kesehatan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
86
5
Gambar 5 Anak-Anak Sedang Belajar Di Sekolah .................................
87
6
Gambar 6 Anak-Anak Sedang Mengaji Dan Praktek Ibadah ................
88
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pedoman Wawancara Kepala Rw. 04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh
Kota Tangerang
2. Daftar Pedoman Wawancara Orang Tua
3. Daftar Pedoman Observasi
4. Angket Orang Tua
5. Pedoman Peliputan Data
6. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi
7. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Fakultas
9. Surat Keterangan Wawancara
10. Surat Keterangan Penelitian Dari Rw. 04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota
Tangerang
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha manusia membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan
belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengemabangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3
Pendidikan merupakan suatu proses bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang
di dalamnya melibatkan unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaannya keberhasilan pendidikan anak melibatkan ketiga
lingkungan pendidikan atau yang dikenal dengan tri pusat pendidikan yaitu:
1
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Ed.
Revisi, h. 1
2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: al-Ma’arif, 1980),
Cet. IV, h.19
3
Anwar arifin, Memahami Pradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UNDANGUNDANG SISDIKNAS (Jakarta : Ditjen Kelembagaan Agama Islma Depag, 2003) Cet. III h. 34.
1
2
pertama, pendidikan keluarga, kedua, pendidikan sekolah, dan ketiga,
pendidikan kesatuan sosial (masyarakat). 4 Lapangan lingkungan pertama
merupakan pendidikan primer khususnya meliputi masa bayi dan masa kanakkanak sampai sekolah, umumnya meliputi kehidupan sianak sampai ia dewasa
dan berdiri sendiri. Lingkungan kedua merupakan pendidikan sekunder
meliputi si anak dalam lembaga-lembaga pendidikan formil (sekolah) sampai
ia meninggalkan bangku sekolah. Sedangkan lingkungan ketiga adalah
pendidikan tersier, yang terakhir tapi bersifat serba tetap, mulai semenjak si
anak kontak dengan dunia luar rumahnya, khususnya setelah keluar dari
rumah tangga orang tuanya menjadi warga masyarakat yang penuh.
Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, pendidikan keluarga adalah
yang paling mendasar. Tidak berlebih-lebihan kalau dikatakan yang terpenting
dalam pembentukan dasar-dasar keperibadian seseorang. Sebab keluarga
merupakan kesatuan kehidupan bersama yang pertama dikenal oleh anak.
Keluarga disebut sebagai lingkungan pertama karena dalam keluarga inilah
anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga
disebut pula sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar
hidup anak berada dalam keluarga.
Anak lahir kedunia dalam keadaan suci dan tidak mengetahui apa-apa,
maka dalam hal ini melalui orang tualah anak mengetahui apa-apa dan bisa
apa-apa serta kemampuan lain sebagai bekal mereka di masa yang akan
datang.
Adapun masa terpenting untuk sebuah pendidikan adalah masa kanakkanak, karena masa inilah masa yang menentukan terbentuknya dasar-dasar
keperibadian. Usia anak ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki
pada masa sesuadahnya. Saat itu jiwanya yang masih bersih sesuai denga
firman Allah, lahir dalam keadaan suci. Dan pada masa itulah seorang
pendidik memiliki peluang sangat besar dalam membentuknya menjadi apa
4
Sidi Gazalba, Pendidikan Umat Islam: Masalah terbesar kurun kini menentukan nasib umat,
(Jakarta: Bhratara, 1970), h. 26-27
3
saja sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pendidik. Oleh karena itu, orang
tua selaku pendidik pertama memiliki peran yang sangat menentukan. 5
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 tahun 1989,
pasal 10 ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam
keluarga
yang
tugas
atau
peranannya
adalah
untuk
memberikan/menanamkan keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai
moral dan keterampilan.6
Dengan demikian pendidikan dilingkungan keluarga ini oleh undangundang sistem pendidikan nasional, diakui sangat penting perananya dalam
upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan
keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukan kepribadian yang
diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh
lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya kuarang
terbentuk dengan baik waktu di lingkungan pendidikan keluarga.
Oleh karena demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga
terhadap perkembangan pribadi anak, maka kehidupan dalam keluarga jangan
sampai memberikan pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaankebiasaan yang tidak baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak
kelak di masa dewasa.
Pengalaman-pengalaman yang dialami di waktu kecil, baik pengalaman
pahit maupun pengalaman yang menyenangkan, semua mempunyai pengaruh
dalam kehidupan anak nantinya karena kepribadian anak terbentuk dari
pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.
Pengalaman itu termasuk pendidikan dan perhatian orang tua terhadap anak.
5
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulullah terj. Dari manhaj altarbiyah al-nabawiyyah li al-thifl oleh kuswandani, dkk., (Bandung: al-Bayan, 1997), Cet. II, h.
108
6
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
h. 6
4
Perhatian orang tua dapat ditunjukkan dengan cara orang tua
memberikan kebutuhan-kebutuhan anak dalam hidup, mulai dari kebutuhankebutuhan pokok (jasmani) seperti makan, minum, dan sebagainya, sampai
kebutuhan-kebutuhan jiwa dan sosial (rohaniah) seperti kasih sayang, rasa
aman, dan sebagainya, serta menciptakan keadaan dan suasana keluarga
adalah pula syarat supaya anak merasa aman. Kehilangan rasa aman, terutama
masa kanak-kanak akan membawa pengaruh buruk terhadap pembentukan
pribadi anak.
Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa
kasih sayang yang ikhlas, dan kesediaan mengorbankan segala-galanya,
adalah hanya untuk melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak,
dalam membimbing mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi
sempurna, sebagaimana yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul yaitu
”PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN ANAK (Studi penelitian di RW. 04 Kel. Gondrong Kec.
Cipondoh Kota Tangerang)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang
menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
2. Kesibukan orang tua dalam bekerja menyebabkan lemahnya kontrol orang
tua terhadap perkembangan kepribadian anak.
3. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatiakan kebutuhan anaknya.
5
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
dalam penelitiana ini yaitu:
1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang
menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
2. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatiakan kebutuhan anaknya.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas penelitian ini dapat dirumuskan yaitu
banyaknya orang tua yang belum menyadari tugas dan tanggung jawab
utamanya sebagai pendidik menyebabkan lemahnya perhatian orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan anaknya.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara rinci sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dan
kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua terhadap anak.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk
kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan
kepribadian anak.
4. Dari tulisan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para orang tua
dalam upaya membentuk kepribadian anak.
5. Untuk memperluas pradigma berfikir dan khazanah keilmuan dalam
bidang pendidikan.
6
F. Metodologi Penelitian Yang Digunakan
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subjek
penelitian”. 7 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kepala
keluarga Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang. Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi
populasinya hanya pada kepala keluarga Rt. 03, 04, 06 dan 08 yang
memiliki anak yang berumur 0-12 tahun.
b. Informan
Penelitian ini tidak menggunakan sampel karena bersifat kualitatif.
Penulis mengambil informan sebanyak kebutuhan penelitian perhatian
orang tua dalam upaya pembentukan kepribadian anak dari sejumlah
kepala keluarga. Dalam penelitian ini penulis mengambil sebanyak 50
informan yang memiliki anak 0-12 tahun.
Dengan teknik penarikan secara acak (random) dari masing-masing
informan. Selanjutnya, informan ini akan diberikan angket dan dari hasil
data angket akan dilanjutkan dengan wawancara, yaitu lebih kurang 20
persen dari sejumlah informan, dengan tujuan mendapatkan data lebih
mendalam.
2. Teknik Pengumpulan Data
Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat
dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh
kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Ed. Revisi, Cet. ke-XII, h. 108.
7
bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data,
penulis lebih banyak menganalisa.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,
jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga
bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi.8
Untuk
mengumpulkan
data
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang bersifat
teoritis yang
diperoleh dari berbagai literatur untuk menjelaskan
masing-masing variabel penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Reserach)
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan data secara langsung ke objek penelitian guna
memperoleh data yang sebenarnya. Dengan menggunakan cara:
1) Observasi atau “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki”.
9
Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi objek
yang sedang diteliti.
2) Wawancara yaitu “suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaanpertanyaan pada para responden”.
10
Wawancara tersebut
8
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2004), Cet. VI, h. 44.
9
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 70
10
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), Cet. IV, h. 39.
8
dilakukan kepada responden yang terkait dengan masalah yang
akan diteliti.
3) Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden, terutama
pada penelitian survai. Angket bertujuan untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh
informasi mengenai suatu masalah secera sertentak.11
Dalam buku yang berjudul metode penelitian karangan P. Joko
Subagyo, SH meneyebutkan bahwa, tujuan pembuatan angket adalah:
1) Lebih mengarahkan informasi yang diperoleh secara relevan
sehingga terhindar data tidak terpakai.
2) Membantu responden memberikan jawaban dalam waktu relatife
lebih cepat dibandingkan cara lain.
3) Mengarah dalam pemakaian analisa kuantitatif sebagai maksud
utama, ditunjang analisis kuantitatif atau sebaliknya.
4) Mempercepat pengumpulan data. 12
Angket mempunyai kelebihan tersendiri apabila dibandingkan
dengan alat bantu lainnya, misalnya dengan cara wawancara yang
mempunyai kemampuan jelajah terbatas pada keadaan pewawancara.
Angket dapat disebarluaskan sesuai dengan keperluan pada setiap
responden dalam waktu relatife singkat dengan mengerahkan seluruh
jajaran peneliti untuk membagikannya secara langsung yang nantinya
anakn diisi oleh para orang tua yang mempunyai anak berumur antara 0-12
tahun.
3. Metode Analisis Data
Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat
dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh
kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptip
11
12
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 76
Joko Subagyo, Metode Penelitian..., h. 56
9
analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak
bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data,
penulis lebih banyak menganalisa.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,
jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga
bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi.13
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik brupa data
kulitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif dikemukakan
dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan.
Yang dianalisa adalah data tentang peran perhatian orang tuan
dalam upaya pembentukan kepribadian anak yang bersumber dari
observasi, wawancara dan angket.
b. Analisa Kuantitatif
Penelitian kuantitatif selalu berbicara variabel, variabel
adalah
perubahan-perubahan
perilaku
yang
dapat
diukur.
Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa
dijelaskan dan ditrasformasikan keangka.
Analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang
berwujud
angka
dengan
mengklasifikasikan,
mentabulasikan
dan
dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik sederhana untuk
memperoleh hasil penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan
perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan
menggunakan ferkuensi distribusi dan prosentase dengan rumus
perhitungannya:
13
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 44
10
P=
�
�
x 100 %
P
= Angka Persentase
ƒ
= Frekuensi yang dicari persentasenya
N
= Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu)
100 %
= Bilangan tetap.14
Untuk mengukur tinggi rendahnya perhatian orang tua dalam
upaya pembentukan kepribadian anak di Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, maka penulis memilih ketentuan
dengan keriteria sebagai berikut:
a. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 90% - 100%, ini berarti baik sekali.
b. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 70% - 80%, ini berarti baik.
c. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 50% - 60%, ini berarti sedang atau cukup.
d. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B kurang
dari 50%, ini berarti kurang.
F. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
Pendekatan ilmu pendidikan merupakan teknik yang dilakukan dengan
mencocokan antara teori ilmu pendidikan dan temuan lapangan.
Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya Dictionary Of Sociology
mengatakan bahwa, “sosiologi pendidikan adalah ilmu sosial yang diterapkan
14
h. 40.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Persada, 1994), Cet. V,
11
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental, jadi
tergolong applied sociologi”.15
Dari keterangan di atas memberi kesimpulan bahwa pendekatan ilmu
dalam penulisan skripsi ini direlevansikan dengan teori ilmu pendidikan dan
teori ilmu sosial (sosiologi).
15
11.
Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), Cet. IV, h.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Perhatian Orang Tua Kepada Anaknya
1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perhatian berarti hal
perbuatan memperhatikan.16 Menurut Bimo Walgito, Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentarasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Makin diperhatikan sesuatu objek
akan semakin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu. 17
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya
”Psikologi Pendidikan” perhatian berdasarkan intensitasnya dibagi
menjadi dua macam, yaitu : (1) Pehatian intensif (2) Perhtian tidak
intensif. Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
batin berarti semakin intensiflah perhatiannya. Semakin intensif
perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah
aktivitas itu.18
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimakusd perhatian adalah suatu aktivitas jiwa
yang diarahkan kepada suatu objek, dimana semakin banyak kesadaran
16
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h. 245
17
Bimo Walinggo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981), h. 56
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jarkarta: Raja Grafindo, 2002), Cet. XI, h. 1415
13
yang menyertai aktivitas tersebut berarti semakin intensiflah perhatiannya.
Dan semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan
semakin sukselah aktivitas itu.
Adapun yang dimaksud dengan pengertian perhatian orang tua,
maka penulis mendefinisikan sebagai berikut ”Perhatian orang tua adalah
upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh
kesadaran dengan cara memberikan kebutuhan-kebutuhan anak baik
kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan mental rohaniah serta
menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik.
2. Pengertian Orang Tua
Menurut kamus besar bahasa indonesia istilah orang tua diartikan
dengan: (1) ayah dan ibu kandung (2) orang tua (3) orang yang dianggap
tau (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) (4) orang yang dihormati
(disegani) di kampung.19
Sedangkan dalam pengertian Arab istilah orang tua dikenal dengan
sebutan al-walid.20
Adapun dalam pengertian bahasa inggris istilah orang tua dikenal
dengan sebutan ”parent” yang artinya ”orang tua laki-laki atau ayah, orang
tua perempuan atau ibu.”21
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat meyimpulkan
bahwa orang tau adalah ayah dan ibu kandung yang harus disegani dan
dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan, dan
pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, pangan dan
papan bagi anaknya.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 627
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Muanawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Cet. XIV, h. 1580
21
Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003), Cet.
I, h. 593
19
20
14
3. Bentuk Perhatian Orang Tua Yang Dibutuhkan Anaknya
a. Memeberikan Kebutuhan Pokok Jasmaniah
Meskipun hakikat manusia adalah jiwanya dan tujuan asli dari
pendidikan adalah mendidik sifat-sifat kesempurnaan jiwa namun dimensi
jasmani
anak
juga
tidak
boleh
diabaikan.
Karena
untuk
bisa
menyempurnakan jiwanya manusia harus hidup dan sehat. Di samping itu,
antar jiwa manusia dan jasmaninya terdapat hubungan yang sangat erat
dimana satu sama lainnya saling mempengaruhi. Kecerdasan yang baik
dan sifat yang terpuji dapat tumbuh pada saraf dan tubuh yang sehat. Saraf
yang lemah menjadi sumber bagi akhlak yang buruk. Oleh karena itu,
salah satu kewajiban terpenting kedua orang tua ialah menjaga
perkembangan jasmani dan anggota tubuh anaknya secara benar dan
berusaha sekuat tenaga memelihara kesehatannya.
Peran keluarga dalam menjaga kesehatan anaknya sudah dapat
dilakasanakan sebelum bayi lahir. Yaitu melalui pemeliharaan terhadap
kesehatan ibu dan memberinya makanan yang baik dan halal selama
mengandung, sebab hal itu berpengaruh pada anak dalam kandungan ibu.
Setelah bayi lahir maka tanggung jawab keluarga terhadap
kesehatan anak dan ibunya menjadi berlipat ganda, dan dapat
menggunakan berbagai cara untuk melindungi dan memelihara anak-anak
agar menjadi sehat.
As-sayyid menyatakan :
Dalam pendidikan Islam, tuntunan yang baik untuk melindungi
kesehatan badan, adalah dengan cara wiqoyah, yaitu penjagaan
kesehatan (tindakan preventif). Metode ini lebih efektif bila
dibandingkan dengan pengobatan (kuratif). Sungguh merupaka
konsepsi pendidikan kesehatan yang sangat bagus, jauh melampaui
pendapat para ahli medis, yang saat ini juga mengandalkan teroi
serupa.22
22
81-82.
Ramayulis, dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Radar Jaya Offset), h.
15
Tidak memberikan makanan kepada anak atau lalai dalam
memberikannya dapat menyebabkan anak melihat anak yang laini yang
kemudian akan menimbulkan perasaan dengki atau iri kepadanya. Bahkan
dapat meniombulkan tingkah laku mencuri. Di samping itu ada pula
dampak-dampak yang lainnya, yaitu: (i) kecerdasan yang lemah yang
kemudian akan menimbilkan keterlamabatan dlam belajar (ii) tidak
memiliki kemampuan
untuk berkonsentrasi (iii) tidak memiliki
keseimbangan dalam pergerakan.23
Dalam mengembangkan jasmani anak ada dua masalah penting
yang harus menjadi perhatian para orang tua: pertama, memberi makan
anak secara benar, dan kedua, menjaga kebersihan anak. Selain itu,
Muhammad Said Mursi mengatakan bahwa makanan yang deberikan
kepada anak harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
bersih, mudah dikunyah dan dicerna, pemberian makanan harus dengan
cara-cara yang tenang dan tidak memaksa anak untuk makan.
Diantara kebutuhan-kebutuhan jasmaniah anak yang lain yaitu
pakaian. Pakaian yang baik adalah pakaian yang sesuai dengan iklim yang
sedang dialami anak. Pada musim panas, pakaian anak haruslah yang
ringan/tipis sehingga dapat memantulkan panas matahari. Sedangkan pada
musim dingin, pakaian yang dipakai anak harus yang berat/tebal sehingga
dapat memberikan kehangatan, misalnya pakaian dari wool. Mengetahui
kebutuhan-kebutuhan
anak
dan
bagaimana
mewujudkannya
serta
memberikan kepuasan kepadanya merupakan sesuatu yang sangat penting
agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna dan seimbang
dalam semua isi kepribadiannya, baik fisik, mental, sosial, kecerdasan
maupun rohani.
b. Memberikan Kebutuhan Agama (Keimanan)
Muahammad Sa’id Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah: Sebuah Terobosan Baru Dunia
Pendidikan Modern Terj. Dari fan Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam oleh Ali Yahya, (Jakarta:
Cendikia Sentra Muslim, 2001), Cet. I, h. 17
23
16
Bayi yang baru lahir memang belum mampu mengenal apapun dan
belum mengerti arti kata dan kalimat. Namun demikian saraf dan otaknya
sudah memiliki kesiapan untuk menerima pengaruh dari apa yang
dilihatnya dan apa-apa yang di dengarnya. Oleh karenanya dari sejak lahir
seorang anak sudah membutuhkan agama.
Untuk mencapai pendidikan sebagaimana di canangkan oleh
Rasulullah, agar terbentuk manusia yang utuh disetiap aspek baik akal,
jasmani, rohani dan keserasiannya dengan kehidupan kemasyarakatan,
pendidikan anak perlu disempurnakan dengan pendidikan keimanan.
Di dalam ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW
yang padat makna, yaitu iman dan taqwa. Kedua konsep ini tidak dapat di
pisahkan. Taqwa merupakan azas dari berbagai kebajikan, dan bahkan
sebagai iduk dari segala perbuatan dan ibadah manusia. Sedangkan iman
merupakan pernyataan pembenaran dengan kalbu sehingga manusia
terbebas dari berbuat dusta. Lebih jauh lagi iman menurut syariat islam
adalah i’tikad dalam qalbu dan iqrar dengan lisan yang diwujudkan dalam
berbagai amalan segala rukunnya. Ini berarti bahwa seorang yang beriman,
pasti berserah diri kepada Allah SWT, dalam arti bahwa dia muslim
hakiki.24
Menurut Zuhairini dkk., ”bahwa semenjak lahirnya manusia sudah
membawa fitrah beragama”.
25
Agama disebut fitrah karena merupakan
dasar-dasar teoritis dan aturan-aturan praktis, jalan hidup yang dapat
menjamin kehagagiaan hakiki manusia sebagai tujuan perkembangan
martabat insani. Dengan demikian agama merupakan tuntutan fitrah, dan
karenanya tidak boleh diubah.
c. Memberikan Kasih Sayang
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam
hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi oleh ayah
24
25
Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 96
Zuahirini dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, h. 96
17
ibunya akan menderitanya batinnya, kesehatan badannya mungkin
terganggu, kecerdasannya mungkin akan berkurang, kelakuannya munekin
menjadi nakal, keras dan sebagainya.
Seorang anak sangat membutuhkan pemeliharaan orang tua,
terutama pada tahun-tahun pertama pada umur anak. Pada tahun-tahun
pertama anak sangat bergantung kepada orang tuannya dan dengan
sendirinya membutuhkan kasih sayang, ketentraman dan penerimaan.
Muahammad Said Mursi menyebutkan bahwa di antara cara-cara
menyayangi anak yaitu : berbicara dengan anak sesuai kemampuan
akalnya, memanggilnya dengan nama yang paling ia sukai, memberikan
hadiah dalam bentuk barang, memaafkannya apabila ia berbuat salah,
bercanda, bersenda gurau, dan bermain bersamanya, menciumnya,
memandangnya dan tersenyum kepadanya, menyentuh anak dengan
sentuhan yang menujukkan kecintaan, dan lain sebagainya.
d. Memberi Rasa Aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuannya, bila ia
merasa bahwa kepantingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada
hubungan yang erat antara ia dan keluarganya. Ketenangan suasana
keluarga adalah pula syarat supaya anak merasa aman.
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah kasih sayang,
ketentraman dan penerimaan. Maka anak yang merasa sungguh dicintai
oleh orang tua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan
aman.
Kebutuhan akan rasa aman sangat dirasakan, terutama ketika anak
masih kecil. Karena itu, ia harus merasa aman dengan kehadiran sang ibu
di sisinya di dunia yang asing dan baru ini baginya. Ia juga merasa aman
dengan kehadiran ayahnya dan senda guraunya bersamanya. Anak akan
merasa tersia-sia dan cemas apabiloa ditinggalkan oleh ibunya di tempat
pengasuhan atau bersama pembantu sepanjang harinya. Berganti-gantinya
18
pengganti ibu akan membuat anak kehilangan rasa amanya dan akan
tertanan dalam dirinya perasaan ragu dan bingung.
e. Memberikan Rasa Penerimaan
Seorang anak butuh untuk disenangi dan diterima oleh kedua orang
tuanya dan orang-orang lain. Ia butuh untuk diterima apa adanya tanpa
memandang jenis kelaminnya, warna kulitnya, bentuknya, dan apa-apa
yang dapat dianggap kelemahan atau kekurangan pada dirinya.
Penerimaan orang tua terhadap anaknya dengan mencintainya, lembut
terhadapnya, bermain bersamanya, mengarahkannya dengan halus,
menghormatinya ketika ia salah, memberikan pujian ketika ia benar dan
tidak memisahkan antara ia dengan salah satu saudaranya terutama yang
lebih kecil darinya, semua itu akan meningkatkan percaya dirinya, lebih
cenderung kepada kasih sayang, mampu menjalin interaksi sosial yang
baik, serta menyayangi saudara-saudaranya.
Muhammad said mursi mengatakan bahwa di antara tanda-tanda
mengesampingkan
anak
adalah
membencinya,
mangabaikannya,
memusuhinya, lebih mementingkan saudara-saudaranya dari pada dirinya,
atau sering membanding-bandingkannya dengan anak-anak lain. Hal ini
dapat menumbuhkan pada anak perasaan bermusuhan, keinginan untuk
melakukan pembalasan, perasaan iri, tidak dapat menyesuaikan diri, dan
sebagainya.
f. Memberikan Rasa Ingin Tahu (Pendidikan Akal)
Seorang anak membutuhkan rasa ingin tahu. Di antara gerak dan
tingkah laku anak banyak menunjukkan bahwa ia ingin tahu, misalnya
setiap benda atau apa saja yang terdapat di sekitarnya, menggugah
perhatiannya, lalu benda itu diperiksanya dengan tangan dan mulutnya.
Karena itu tidak patut apabila orang tua membentak anak ketika ia sedang
melakukannya atau mencegahnya dari pencarian dan rasa ingin tahunya
20
tanpa suatu alasan. Dan kalaupun tujuannya untuk mendidik maka tidaklah
hal itu dilakukan terlalu lama.
Menurut Zakiyah Daradjat
kebutuhan ingin
tahu tentang
lingkungannya adalah termasuk faktor yang penting untuk menumbuhkan
kesanggupan padanya. Oleh karena itu orang tua harus memperhatikan hal
ini dalam mendidik anaknya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
ini ialah dengan aktivitas sediri (permainan). Akan tetapi permainan pada
umur kanak-kanak itu permainannya tidak menentu, karena itu orang tua
memiliki peran yang sangat penting dalam memimpin anak-anak.
Ramayulis dalam bukunya ”Pendidikan Islam Dalam Rumah
Tangga” menyebutkan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam
pendidikan akal anak-anak adalah :
1) Anak-anak harus diberi kesempatan bergerak dan diajar cara yang
akan menolongnya untuk mencapai kebutuhan jiwanya. Supaya
jangan mereka merasa tidak tentram dan merasa tidak mendapat
perhatian dan penghargaan. Juga dalam mendidik anak-anak jangan
digunakan cara-cara ancaman, kekejaman dan siksaan badan, dan ia
juga jangan merasa diabaikan dan merasa kekurangan dan
kelemahan. Begitu juga jangan dilukai perasaan mereka dengan
keritik tajam, ejekan cemoohan, mengangap enteng pendapatnya
serta membandingaknya dengan anak-anak tetangga dan kaum
kerabat yang lain.
2) Berikanlah ia peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran
dan pendapat mereka dengan menyatakan secara sopan dan hormat,
disamping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan
menunaikan tugas yang di pikulkan kepadanya.
3) Ajarkan kepada mereka berbagai jenis ilmu yang dapat
merangsangnya untuk mempergunakan fikirannya, seperti ilmu
mantik, matematika dan sebagainya.26
4. Kedudukan Orang tua dalam Keluarga
Keluarga adalah persatuan yang kecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak. Dalam pengertian lain desebtukan keluaga merupaka unit
sosial terkecil yang bersifat universal, karenanyua ia terdapat pada setiap
masyarakat di dunia ini. Dilihat dari sudut pandang sosiologi, keluarga
26
Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 86-87
21
pada dasarnyatidak hanya sebagai kindship grop yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang terhimpun atas dasar darah atau perkawinan, tetapi juga
ditempatkan sebgai unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Orang tua sebagai bagian dari keluarganya biasa disebut sebagai
”Primary community”, yaitu sebagai lingkungan pendidikan pertama dan
utama. Disebut lingkungan pendidikan pertama karena dalam keluarga
inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan
disebut sebagai lingkungan pendidikan utama karena sebagi besar hidup
anak berada dalam keluarga. 27
Menurut Hery Noer Aly bahwa orang tua adalah orang dewasa
pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami
anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan
ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasardasar pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak
tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. 28
Oleh karena itu kedudukan orang tua dalam keluarga adalah
sangat penting dan memiliki pengaruh yang sangat mendasar terhadap
perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap,
reaksi, kebiasaan makan, minum, berbicara dan kebiasaan lainnya. Dengan
demikian kehiduapan dalam keluarga jangan sampai memberikan
pengalaman-pengalaman dan kebiasaan yang tidak baik, yang nantinya
akan merugikan perkembangan hidup anak di masa dewasa.
Dalam ajaran Islam orang tua di samping sebagai pendidik, juga
sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk
memelihara keluarganya dari siksa api neraka.
29
hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam QS. At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
....
27
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1 h. 15
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, h.5
29
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. IV, h.
28
37
22
Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka....” (QS. At-Tahrim: 6)30
Dan dalam firmannya yang lain Allah menjelaskan dengan tersirat
bagaimana posisi orang tua terhadap anaknya dalam hubungannya sebagai
penanggung jawab dan pelindungnya, namun dalam situasi yang
sedemikian rumit hanya doa dan penyerahan yang tulus kepada Sang
Maha Pencipta. Allah berfirman dalam surat Ibarahim ayat 37:
Artinya:
Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka
dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.31
Memberi
KEPRIBADIAN ANAK
(Studi Penelitian di RW.04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai
Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Skripsi
Oleh:
Syarif Hidayatullah
NIM : 106011000195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Perhatian Orang tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadain Anak.
Penelitian lapangan (field Research) ini menjadi salah satu pendekatan
keilmuan dalam menyelesaikan problematika keluarga yaitu pada aspek
pembentukan kepribadian anak. Kaitannya dengan tujuan penelitian dalam hal ini
adalah untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua kepada anak, untuk
mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk keparibadian
anak, unutk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan
kepribadian anak.
Data dikumpulkan melalui observasi, penyebaran angket, dan wawancara
mendalam. Data dianalisis secara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek
penelitian orang tua, dan setting penelitian lokasinya yaitu, Rw. 04 Kelurahan
Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
Populasi yang diteliti
berjumlah 591, responden berjumlah 50 orang, dan 20% dari sampel
diwawancarai secara mendalam.
Perhatian orang tua adalah upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu
dan ruang dengan penuh kesadaran dengan cara memberikan kebutuhankebutuhan anak baik kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan mental
rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik. Bentuk
perhatian orang tua yang dibutuhkan anak diantaranya yaitu; memberikan
kebutuhan pokok jasmaniah, memberi kebutuhan agama (keimanan), memberi
kebutuhan kasih dan sayang, memberi rasa aman, memberi rasa penerimaan dan
memberi rasa ingin tahu (pendidikan akal). Dari perhatian orang tua yang
dibutuhkan anak tersebut diharapkan terbentuk kepribadian anak yaitu; bersikap
terbuka, mudah bergaul, percaya diri, mandri, ekspresif dan ceria.
Berdasarkan analisa temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa perhatian
orang tua di wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang cukup tinggi sehingga tinggi pula implikasinya terhadap pembentukan
kepribadiana anak. Hal ini bisa dilihat dari hasil temuan lapangan mengenai
kepribadian anak yang terbentuk dari perhatian yang diberikan orang tua bahwa
kerpibadian anak-anak di wilayah tersebut yaitu sikap anak baik ketika di rumah
dan di luar rumah, sikap anak baik, hormat dan patuh kepadan orang tua, anak
tertarik belajar agama Islam, anak mengerjakan tugasnya sendiri, anak rajin
melaksanakan ibadah sholat, puasa dan mengaji, dan anak dapat membaca alQur’an dengan baik.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua
dengan pembentukan kepribadian anak di wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipodoh Kota Tangerang. Bahwa baik dan buruknya kepribadian anak
yang terbentuk itu tergantung dari tinggi atau rendahnya perahtian orang tua yang
diberikan kepada anak.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah, Puji-pujian hanya milik Illahi Robbi yang telah melimpahkan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya.
Tanpa ke-Ridhoan-Mu hamba tidak mungkin mampu menyelesaikan tugas ini.
Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk Ibu dan Bapak tercinta
Semoga Allah selalu menyayangi beliau….amin.
Untuk kaka-kaka ku tercinta terima kasih do’a dan dukungannya
Untuk adik-adik ku semoga kalian menjadi orang yang sukses dunia akhirat.
Untuk Teh Icha yang selalu mendukung dan medo’akan dalam penulisan skripsi ini.
Tanpa kalian penulis bukanlah siapa-siapa.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk kita
semua.
… Amien
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirrobil’alamiin. Segala Puji hanya milik Allah dan atas
limpahan Rahmat dan Karunia serta Hidayah Allah swt, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul ”Perhatian Orang Tua dalam Upaya
Pembentukan Kepribadian Anak”, disusun sebagai persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Selama dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan
dan didukung serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dan juga
tak sedikit hambatan yang penulis hadapi saat menyelesaikan tugas akhir ini.
Karena bantuan dari orang-orang terdekatlah penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, khususnya penulis megucapkan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak memberi masukan untuk penulis. Kepada Bapak
Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA. penulis mengucapkan rasa syukur dan
rasa terima kasih yang mendalam atas semua bimbingan dan arahannya.
Selanjutnya tak lupa, penulis haturkan syukur Alhamdulillah dan terima
kasih yang mendalam kepada semua pihak, karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Bapak Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
dan Bapak Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Kepada segenap dosen pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan kuliah dan membekali penulis dengan pengetahuan yang
bermanfaat.
4. Kepada segenap keluarga-Ku Ibu, Bapak, Kakak dan adik-adiku tercinta,.
Syarif bukan siapa-siapa tanpa ikatan tali silaturrahmi dari keluarga, semangat,
motivasi, dan keharmonisan dalam keluarga adalah sebuah modal besar untuk
i
Syarif menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini, terima kasih-Ku ucapkan
untuk Teh Icha yang telah memberikan banyak dukungan dalam penulisan
skripsi ini, semoga karya ini dapat bermanfaat.
5. Kepada seluruh sahabat-sahabat kelas jurusan PAI, terutama saudara Ahmad
Hidayat, Deden Supriyadi, Panji, Toto Priyanto, Ahmad Mudasir, Ahmad
Fadil From Batu Ceper, Saiful Makmur from Ciledug, Dwi Priyo Utomo from
Tangerang, Akhi Hardiansyah dan Akhi Haris from Lampung, Ade Husni
Mubarok from Ciamis, Dokter Herbal Akhi Imanulhaq dan sahabat-sahabat
lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
6. Kepada orang yang sangat berharga dalam hidup-Ku, Teh Icha, sahabatsahabat di Tarbiyah; Akhi Taufik Hidayat, Akhi lefi, , Akhi Abdu, Akhi Agus,
dan Abu Muflih.
Semoga kebaikan yang telah diberikan dibalas dengan setimpal oleh Allah
Swt. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama dan gelar. Semoga
dapat bermanfaat, khususnya bagi civitas akademis dunia pendidikan dan
umumnya bagi masyarakat yang cinta akan ilmu. Amin.
Tangerang, 14 Maret 2011 M.
09 Sili Mulud 1432 H.
Penulis
Syarif Hidayatullah
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
v
DAFTAR BAGAN .......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I
BAB II
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
5
D. Perumusan Masalah ................................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
5
F. Metode Penelitian Yang Digunakan .......................................
6
G. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial..........................
10
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Perhatian Orang Tua kepada Anaknya ...................................
12
1. Pengertian Perhatian Orang Tua .......................................
12
2. Pengertian Orang Tua .......................................................
13
3. Bentuk Perhatian Orang Tua yang Dibutuhkan Anaknya .
14
iii
BAB III
BAB IV
4. Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga ...........................
19
5. Hubungan Orang Tua dengan Anak ..................................
23
B. Pembentukan Kepribadian Anak ............................................
27
1. Pengertian Kepribadian ....................................................
27
2. Sifat Kepribadian Anak yang Diharapkan Orang Tua .......
29
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak .................
31
C. Kerangka Konseptual dan Pengajuan Hipotesis .....................
34
1. Kerangka Konseptual .......................................................
34
2. Pengajuan Hipotesis .........................................................
34
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
35
1. Letak Geografis Wilayah Rukun Warga 04 ......................
35
2. Tugas Pokok Rukun Warga ..............................................
35
3. Keadaan Penduduk ...........................................................
37
4. Sarana Pendidikan dan Ibadah ..........................................
40
B. Susunan Kepengurusan RW. 04 ............................................
41
HASIL PENELITIAN PERHATIAN ORANG TUA DALAM
UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
A. Peran Perhatian Orang Tua dalam Upaya Pembentukan
Kepribadian Anak ..................................................................
42
B. Bentuk Perhatian Orang Tua kepada Anaknya .......................
70
C. Kepribadian Anak yang Diharapkan dari Perhatian yang
Diberikan Orang Tua ..............................................................
73
D. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Pembentuakan
Kepribadian Anak ..................................................................
BAB V
74
ANALISA HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Ketepatan Hipotesis ................................................................
76
B. Analisa Teoritis dan Teori Temuan ........................................
77
iv
C. Perspektif Peneliti Mengenai Perhatian Orang Tua dalam
Upaya Pembentukan Kepribadian Anak .................................
BAB VI
80
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
82
B. Rekomendasi ..........................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Daftar Jumlah Kepala Keluraga di Rw. 04 Kel. Gondrong
Kec. Cipondoh Kota Tangerang ..........................................
2. Tabel 2
Daftar Jumlah Rumah Tinggal dan Kontrakan di Rw. 04
Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang ...................
3. Tabel 3
38
Daftar Tingkat Pendidikan Warga Rw. 04 Kel. Gondrong
Kec. Cipondoh Kota Tangerang .........................................
4. Tabel 4
37
38
Daftar Pekerjaan Warga di Rw. 04 Kel. Gondrong Kec.
Cipondoh Kota Tangerang ..................................................
39
5. Tabel 5
Perhatian Pendidikan Agama Islam pada Anak ...................
42
6. Tabel 6
Mengajarkan Pendidikan Agama Islam pada Anak di
Rumah .................................................................................
7. Tabel 7
Sikap Memeberikan Contoh Teladan yang Baik pada Anak
di Rumah .............................................................................
8. Tabel 8
45
Sikap Mencerimkan Perilaku yang Baik Ketika di Rumah
Maupun di Luar Rumah ......................................................
9. Tabel 9
43
46
Sikap Menegur dan Menasehati Anak Ketika Melakukan
Hal yang Buruk Baik di Rumha Maupun di Luar Rumah ....
47
10. Tabel 10 Sikap Mengarahkan Anak Untuk Bersikap Baik Ketiak di
Rumah Maupun di Luar Rumah ..........................................
48
11. Tabel 11 Penyediaan Pasilitas Pendidikan yang Memadai kepada
Anak ....................................................................................
49
12. Tabel 12 Sikap Memberikan Semangat dan Motivasi Anak di Rumah
50
13. Tabel 13 Mengadakan Diskusi Keagamaan Bersama Anak di Rumah
.............................................................................................
51
14. Tabel 14 Anak Mengikuti Kursus Tambahan Baik di Rumah
Maupun di Sekolah .............................................................
52
15. Tabel 15 Sikap Mengontrol Kegiatan Ibadah Anak di Rumah ...........
53
vi
16. Tabel 16 Sikap Menegur Anak Apabila Tidak Sholat .........................
54
17. Tabel. 17 Mendidik Anak Ibadah Shalat dan Puasa ............................
55
18. Tabel. 18 Pemibasaan Melakukan Sahalat Berjamaan Bersama Anak
di Rumah .............................................................................
56
19. Tabel. 19 Penanaman Sikap Disiplin di Rumah ..................................
57
20. Tabel. 20 Sikap Memberikan Pengawasan Terhadap Kegiatan Belajar
Anak di Rumah Maupun di Luar Rumah .............................
58
21. Tabel. 21 Sikap Selalu Menanamkan Pendidikan Akhlak di Rumah ....
59
22. Tabel. 22 Minat Anak Terhadap Pendidikan Agama Islam .................
60
23. Tabel. 23 Pendapat Anak Tentang Pendidikan Agama Islam ..............
61
24. Tabel. 24 Sikap Anak Ketika di Rumah dan di Luar Rumah ...............
62
25. Tabel. 25 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak
Bersikap Baik, Hormat dan Patuh Pada Orang Tua ..............
63
26. Tabel. 26 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak
Bersikap Baik, Hormat, Tidak Bertengkar dan Mengharagai
Sesama Kerabat ...................................................................
64
27. Tabel. 27 Anak Rajin Melaksanak Ibadah Seperti Shalat, Puasa dan
Mengaji ...............................................................................
65
28. Tabel. 28 Anak Rajin Belajar dan Mengerjakan Tugasnya Sendiri .....
67
29. Tabel. 29 Kemampuan Anak Membaca Al-Qura’an ...........................
67
vii
DAFTAR GAMBAR
1
Gambar 1 Peta Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh
Kota Tangerang .......................................................................
2
Gambar 2 Sarana Ibadah di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
3
83
Gambar 3 Sarana Pendidikan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
4
82
85
Gambar 4 Sarana Kesehatan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ...................................
86
5
Gambar 5 Anak-Anak Sedang Belajar Di Sekolah .................................
87
6
Gambar 6 Anak-Anak Sedang Mengaji Dan Praktek Ibadah ................
88
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pedoman Wawancara Kepala Rw. 04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh
Kota Tangerang
2. Daftar Pedoman Wawancara Orang Tua
3. Daftar Pedoman Observasi
4. Angket Orang Tua
5. Pedoman Peliputan Data
6. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi
7. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Fakultas
9. Surat Keterangan Wawancara
10. Surat Keterangan Penelitian Dari Rw. 04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota
Tangerang
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha manusia membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan
belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengemabangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3
Pendidikan merupakan suatu proses bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang
di dalamnya melibatkan unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaannya keberhasilan pendidikan anak melibatkan ketiga
lingkungan pendidikan atau yang dikenal dengan tri pusat pendidikan yaitu:
1
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Ed.
Revisi, h. 1
2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: al-Ma’arif, 1980),
Cet. IV, h.19
3
Anwar arifin, Memahami Pradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UNDANGUNDANG SISDIKNAS (Jakarta : Ditjen Kelembagaan Agama Islma Depag, 2003) Cet. III h. 34.
1
2
pertama, pendidikan keluarga, kedua, pendidikan sekolah, dan ketiga,
pendidikan kesatuan sosial (masyarakat). 4 Lapangan lingkungan pertama
merupakan pendidikan primer khususnya meliputi masa bayi dan masa kanakkanak sampai sekolah, umumnya meliputi kehidupan sianak sampai ia dewasa
dan berdiri sendiri. Lingkungan kedua merupakan pendidikan sekunder
meliputi si anak dalam lembaga-lembaga pendidikan formil (sekolah) sampai
ia meninggalkan bangku sekolah. Sedangkan lingkungan ketiga adalah
pendidikan tersier, yang terakhir tapi bersifat serba tetap, mulai semenjak si
anak kontak dengan dunia luar rumahnya, khususnya setelah keluar dari
rumah tangga orang tuanya menjadi warga masyarakat yang penuh.
Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, pendidikan keluarga adalah
yang paling mendasar. Tidak berlebih-lebihan kalau dikatakan yang terpenting
dalam pembentukan dasar-dasar keperibadian seseorang. Sebab keluarga
merupakan kesatuan kehidupan bersama yang pertama dikenal oleh anak.
Keluarga disebut sebagai lingkungan pertama karena dalam keluarga inilah
anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga
disebut pula sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar
hidup anak berada dalam keluarga.
Anak lahir kedunia dalam keadaan suci dan tidak mengetahui apa-apa,
maka dalam hal ini melalui orang tualah anak mengetahui apa-apa dan bisa
apa-apa serta kemampuan lain sebagai bekal mereka di masa yang akan
datang.
Adapun masa terpenting untuk sebuah pendidikan adalah masa kanakkanak, karena masa inilah masa yang menentukan terbentuknya dasar-dasar
keperibadian. Usia anak ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki
pada masa sesuadahnya. Saat itu jiwanya yang masih bersih sesuai denga
firman Allah, lahir dalam keadaan suci. Dan pada masa itulah seorang
pendidik memiliki peluang sangat besar dalam membentuknya menjadi apa
4
Sidi Gazalba, Pendidikan Umat Islam: Masalah terbesar kurun kini menentukan nasib umat,
(Jakarta: Bhratara, 1970), h. 26-27
3
saja sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pendidik. Oleh karena itu, orang
tua selaku pendidik pertama memiliki peran yang sangat menentukan. 5
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 tahun 1989,
pasal 10 ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam
keluarga
yang
tugas
atau
peranannya
adalah
untuk
memberikan/menanamkan keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai
moral dan keterampilan.6
Dengan demikian pendidikan dilingkungan keluarga ini oleh undangundang sistem pendidikan nasional, diakui sangat penting perananya dalam
upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan
keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukan kepribadian yang
diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh
lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya kuarang
terbentuk dengan baik waktu di lingkungan pendidikan keluarga.
Oleh karena demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga
terhadap perkembangan pribadi anak, maka kehidupan dalam keluarga jangan
sampai memberikan pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaankebiasaan yang tidak baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak
kelak di masa dewasa.
Pengalaman-pengalaman yang dialami di waktu kecil, baik pengalaman
pahit maupun pengalaman yang menyenangkan, semua mempunyai pengaruh
dalam kehidupan anak nantinya karena kepribadian anak terbentuk dari
pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.
Pengalaman itu termasuk pendidikan dan perhatian orang tua terhadap anak.
5
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulullah terj. Dari manhaj altarbiyah al-nabawiyyah li al-thifl oleh kuswandani, dkk., (Bandung: al-Bayan, 1997), Cet. II, h.
108
6
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
h. 6
4
Perhatian orang tua dapat ditunjukkan dengan cara orang tua
memberikan kebutuhan-kebutuhan anak dalam hidup, mulai dari kebutuhankebutuhan pokok (jasmani) seperti makan, minum, dan sebagainya, sampai
kebutuhan-kebutuhan jiwa dan sosial (rohaniah) seperti kasih sayang, rasa
aman, dan sebagainya, serta menciptakan keadaan dan suasana keluarga
adalah pula syarat supaya anak merasa aman. Kehilangan rasa aman, terutama
masa kanak-kanak akan membawa pengaruh buruk terhadap pembentukan
pribadi anak.
Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa
kasih sayang yang ikhlas, dan kesediaan mengorbankan segala-galanya,
adalah hanya untuk melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak,
dalam membimbing mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi
sempurna, sebagaimana yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul yaitu
”PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN ANAK (Studi penelitian di RW. 04 Kel. Gondrong Kec.
Cipondoh Kota Tangerang)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang
menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
2. Kesibukan orang tua dalam bekerja menyebabkan lemahnya kontrol orang
tua terhadap perkembangan kepribadian anak.
3. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatiakan kebutuhan anaknya.
5
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
dalam penelitiana ini yaitu:
1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang
menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
2. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatiakan kebutuhan anaknya.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas penelitian ini dapat dirumuskan yaitu
banyaknya orang tua yang belum menyadari tugas dan tanggung jawab
utamanya sebagai pendidik menyebabkan lemahnya perhatian orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan anaknya.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara rinci sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dan
kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua terhadap anak.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk
kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan
kepribadian anak.
4. Dari tulisan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para orang tua
dalam upaya membentuk kepribadian anak.
5. Untuk memperluas pradigma berfikir dan khazanah keilmuan dalam
bidang pendidikan.
6
F. Metodologi Penelitian Yang Digunakan
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subjek
penelitian”. 7 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kepala
keluarga Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang. Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi
populasinya hanya pada kepala keluarga Rt. 03, 04, 06 dan 08 yang
memiliki anak yang berumur 0-12 tahun.
b. Informan
Penelitian ini tidak menggunakan sampel karena bersifat kualitatif.
Penulis mengambil informan sebanyak kebutuhan penelitian perhatian
orang tua dalam upaya pembentukan kepribadian anak dari sejumlah
kepala keluarga. Dalam penelitian ini penulis mengambil sebanyak 50
informan yang memiliki anak 0-12 tahun.
Dengan teknik penarikan secara acak (random) dari masing-masing
informan. Selanjutnya, informan ini akan diberikan angket dan dari hasil
data angket akan dilanjutkan dengan wawancara, yaitu lebih kurang 20
persen dari sejumlah informan, dengan tujuan mendapatkan data lebih
mendalam.
2. Teknik Pengumpulan Data
Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat
dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh
kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Ed. Revisi, Cet. ke-XII, h. 108.
7
bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data,
penulis lebih banyak menganalisa.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,
jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga
bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi.8
Untuk
mengumpulkan
data
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang bersifat
teoritis yang
diperoleh dari berbagai literatur untuk menjelaskan
masing-masing variabel penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Reserach)
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan data secara langsung ke objek penelitian guna
memperoleh data yang sebenarnya. Dengan menggunakan cara:
1) Observasi atau “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki”.
9
Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi objek
yang sedang diteliti.
2) Wawancara yaitu “suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaanpertanyaan pada para responden”.
10
Wawancara tersebut
8
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2004), Cet. VI, h. 44.
9
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 70
10
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), Cet. IV, h. 39.
8
dilakukan kepada responden yang terkait dengan masalah yang
akan diteliti.
3) Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden, terutama
pada penelitian survai. Angket bertujuan untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh
informasi mengenai suatu masalah secera sertentak.11
Dalam buku yang berjudul metode penelitian karangan P. Joko
Subagyo, SH meneyebutkan bahwa, tujuan pembuatan angket adalah:
1) Lebih mengarahkan informasi yang diperoleh secara relevan
sehingga terhindar data tidak terpakai.
2) Membantu responden memberikan jawaban dalam waktu relatife
lebih cepat dibandingkan cara lain.
3) Mengarah dalam pemakaian analisa kuantitatif sebagai maksud
utama, ditunjang analisis kuantitatif atau sebaliknya.
4) Mempercepat pengumpulan data. 12
Angket mempunyai kelebihan tersendiri apabila dibandingkan
dengan alat bantu lainnya, misalnya dengan cara wawancara yang
mempunyai kemampuan jelajah terbatas pada keadaan pewawancara.
Angket dapat disebarluaskan sesuai dengan keperluan pada setiap
responden dalam waktu relatife singkat dengan mengerahkan seluruh
jajaran peneliti untuk membagikannya secara langsung yang nantinya
anakn diisi oleh para orang tua yang mempunyai anak berumur antara 0-12
tahun.
3. Metode Analisis Data
Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat
dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh
kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptip
11
12
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 76
Joko Subagyo, Metode Penelitian..., h. 56
9
analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak
bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data,
penulis lebih banyak menganalisa.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,
jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga
bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi.13
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik brupa data
kulitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif dikemukakan
dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan.
Yang dianalisa adalah data tentang peran perhatian orang tuan
dalam upaya pembentukan kepribadian anak yang bersumber dari
observasi, wawancara dan angket.
b. Analisa Kuantitatif
Penelitian kuantitatif selalu berbicara variabel, variabel
adalah
perubahan-perubahan
perilaku
yang
dapat
diukur.
Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa
dijelaskan dan ditrasformasikan keangka.
Analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang
berwujud
angka
dengan
mengklasifikasikan,
mentabulasikan
dan
dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik sederhana untuk
memperoleh hasil penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan
perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan
menggunakan ferkuensi distribusi dan prosentase dengan rumus
perhitungannya:
13
Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 44
10
P=
�
�
x 100 %
P
= Angka Persentase
ƒ
= Frekuensi yang dicari persentasenya
N
= Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu)
100 %
= Bilangan tetap.14
Untuk mengukur tinggi rendahnya perhatian orang tua dalam
upaya pembentukan kepribadian anak di Rw. 04 Kelurahan Gondrong
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, maka penulis memilih ketentuan
dengan keriteria sebagai berikut:
a. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 90% - 100%, ini berarti baik sekali.
b. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 70% - 80%, ini berarti baik.
c. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B
mencapai 50% - 60%, ini berarti sedang atau cukup.
d. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B kurang
dari 50%, ini berarti kurang.
F. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
Pendekatan ilmu pendidikan merupakan teknik yang dilakukan dengan
mencocokan antara teori ilmu pendidikan dan temuan lapangan.
Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya Dictionary Of Sociology
mengatakan bahwa, “sosiologi pendidikan adalah ilmu sosial yang diterapkan
14
h. 40.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Persada, 1994), Cet. V,
11
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental, jadi
tergolong applied sociologi”.15
Dari keterangan di atas memberi kesimpulan bahwa pendekatan ilmu
dalam penulisan skripsi ini direlevansikan dengan teori ilmu pendidikan dan
teori ilmu sosial (sosiologi).
15
11.
Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), Cet. IV, h.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Perhatian Orang Tua Kepada Anaknya
1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perhatian berarti hal
perbuatan memperhatikan.16 Menurut Bimo Walgito, Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentarasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Makin diperhatikan sesuatu objek
akan semakin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu. 17
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya
”Psikologi Pendidikan” perhatian berdasarkan intensitasnya dibagi
menjadi dua macam, yaitu : (1) Pehatian intensif (2) Perhtian tidak
intensif. Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
batin berarti semakin intensiflah perhatiannya. Semakin intensif
perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah
aktivitas itu.18
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimakusd perhatian adalah suatu aktivitas jiwa
yang diarahkan kepada suatu objek, dimana semakin banyak kesadaran
16
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h. 245
17
Bimo Walinggo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981), h. 56
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jarkarta: Raja Grafindo, 2002), Cet. XI, h. 1415
13
yang menyertai aktivitas tersebut berarti semakin intensiflah perhatiannya.
Dan semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan
semakin sukselah aktivitas itu.
Adapun yang dimaksud dengan pengertian perhatian orang tua,
maka penulis mendefinisikan sebagai berikut ”Perhatian orang tua adalah
upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh
kesadaran dengan cara memberikan kebutuhan-kebutuhan anak baik
kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan mental rohaniah serta
menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik.
2. Pengertian Orang Tua
Menurut kamus besar bahasa indonesia istilah orang tua diartikan
dengan: (1) ayah dan ibu kandung (2) orang tua (3) orang yang dianggap
tau (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) (4) orang yang dihormati
(disegani) di kampung.19
Sedangkan dalam pengertian Arab istilah orang tua dikenal dengan
sebutan al-walid.20
Adapun dalam pengertian bahasa inggris istilah orang tua dikenal
dengan sebutan ”parent” yang artinya ”orang tua laki-laki atau ayah, orang
tua perempuan atau ibu.”21
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat meyimpulkan
bahwa orang tau adalah ayah dan ibu kandung yang harus disegani dan
dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan, dan
pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, pangan dan
papan bagi anaknya.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 627
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Muanawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Cet. XIV, h. 1580
21
Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003), Cet.
I, h. 593
19
20
14
3. Bentuk Perhatian Orang Tua Yang Dibutuhkan Anaknya
a. Memeberikan Kebutuhan Pokok Jasmaniah
Meskipun hakikat manusia adalah jiwanya dan tujuan asli dari
pendidikan adalah mendidik sifat-sifat kesempurnaan jiwa namun dimensi
jasmani
anak
juga
tidak
boleh
diabaikan.
Karena
untuk
bisa
menyempurnakan jiwanya manusia harus hidup dan sehat. Di samping itu,
antar jiwa manusia dan jasmaninya terdapat hubungan yang sangat erat
dimana satu sama lainnya saling mempengaruhi. Kecerdasan yang baik
dan sifat yang terpuji dapat tumbuh pada saraf dan tubuh yang sehat. Saraf
yang lemah menjadi sumber bagi akhlak yang buruk. Oleh karena itu,
salah satu kewajiban terpenting kedua orang tua ialah menjaga
perkembangan jasmani dan anggota tubuh anaknya secara benar dan
berusaha sekuat tenaga memelihara kesehatannya.
Peran keluarga dalam menjaga kesehatan anaknya sudah dapat
dilakasanakan sebelum bayi lahir. Yaitu melalui pemeliharaan terhadap
kesehatan ibu dan memberinya makanan yang baik dan halal selama
mengandung, sebab hal itu berpengaruh pada anak dalam kandungan ibu.
Setelah bayi lahir maka tanggung jawab keluarga terhadap
kesehatan anak dan ibunya menjadi berlipat ganda, dan dapat
menggunakan berbagai cara untuk melindungi dan memelihara anak-anak
agar menjadi sehat.
As-sayyid menyatakan :
Dalam pendidikan Islam, tuntunan yang baik untuk melindungi
kesehatan badan, adalah dengan cara wiqoyah, yaitu penjagaan
kesehatan (tindakan preventif). Metode ini lebih efektif bila
dibandingkan dengan pengobatan (kuratif). Sungguh merupaka
konsepsi pendidikan kesehatan yang sangat bagus, jauh melampaui
pendapat para ahli medis, yang saat ini juga mengandalkan teroi
serupa.22
22
81-82.
Ramayulis, dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Radar Jaya Offset), h.
15
Tidak memberikan makanan kepada anak atau lalai dalam
memberikannya dapat menyebabkan anak melihat anak yang laini yang
kemudian akan menimbulkan perasaan dengki atau iri kepadanya. Bahkan
dapat meniombulkan tingkah laku mencuri. Di samping itu ada pula
dampak-dampak yang lainnya, yaitu: (i) kecerdasan yang lemah yang
kemudian akan menimbilkan keterlamabatan dlam belajar (ii) tidak
memiliki kemampuan
untuk berkonsentrasi (iii) tidak memiliki
keseimbangan dalam pergerakan.23
Dalam mengembangkan jasmani anak ada dua masalah penting
yang harus menjadi perhatian para orang tua: pertama, memberi makan
anak secara benar, dan kedua, menjaga kebersihan anak. Selain itu,
Muhammad Said Mursi mengatakan bahwa makanan yang deberikan
kepada anak harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
bersih, mudah dikunyah dan dicerna, pemberian makanan harus dengan
cara-cara yang tenang dan tidak memaksa anak untuk makan.
Diantara kebutuhan-kebutuhan jasmaniah anak yang lain yaitu
pakaian. Pakaian yang baik adalah pakaian yang sesuai dengan iklim yang
sedang dialami anak. Pada musim panas, pakaian anak haruslah yang
ringan/tipis sehingga dapat memantulkan panas matahari. Sedangkan pada
musim dingin, pakaian yang dipakai anak harus yang berat/tebal sehingga
dapat memberikan kehangatan, misalnya pakaian dari wool. Mengetahui
kebutuhan-kebutuhan
anak
dan
bagaimana
mewujudkannya
serta
memberikan kepuasan kepadanya merupakan sesuatu yang sangat penting
agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna dan seimbang
dalam semua isi kepribadiannya, baik fisik, mental, sosial, kecerdasan
maupun rohani.
b. Memberikan Kebutuhan Agama (Keimanan)
Muahammad Sa’id Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah: Sebuah Terobosan Baru Dunia
Pendidikan Modern Terj. Dari fan Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam oleh Ali Yahya, (Jakarta:
Cendikia Sentra Muslim, 2001), Cet. I, h. 17
23
16
Bayi yang baru lahir memang belum mampu mengenal apapun dan
belum mengerti arti kata dan kalimat. Namun demikian saraf dan otaknya
sudah memiliki kesiapan untuk menerima pengaruh dari apa yang
dilihatnya dan apa-apa yang di dengarnya. Oleh karenanya dari sejak lahir
seorang anak sudah membutuhkan agama.
Untuk mencapai pendidikan sebagaimana di canangkan oleh
Rasulullah, agar terbentuk manusia yang utuh disetiap aspek baik akal,
jasmani, rohani dan keserasiannya dengan kehidupan kemasyarakatan,
pendidikan anak perlu disempurnakan dengan pendidikan keimanan.
Di dalam ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW
yang padat makna, yaitu iman dan taqwa. Kedua konsep ini tidak dapat di
pisahkan. Taqwa merupakan azas dari berbagai kebajikan, dan bahkan
sebagai iduk dari segala perbuatan dan ibadah manusia. Sedangkan iman
merupakan pernyataan pembenaran dengan kalbu sehingga manusia
terbebas dari berbuat dusta. Lebih jauh lagi iman menurut syariat islam
adalah i’tikad dalam qalbu dan iqrar dengan lisan yang diwujudkan dalam
berbagai amalan segala rukunnya. Ini berarti bahwa seorang yang beriman,
pasti berserah diri kepada Allah SWT, dalam arti bahwa dia muslim
hakiki.24
Menurut Zuhairini dkk., ”bahwa semenjak lahirnya manusia sudah
membawa fitrah beragama”.
25
Agama disebut fitrah karena merupakan
dasar-dasar teoritis dan aturan-aturan praktis, jalan hidup yang dapat
menjamin kehagagiaan hakiki manusia sebagai tujuan perkembangan
martabat insani. Dengan demikian agama merupakan tuntutan fitrah, dan
karenanya tidak boleh diubah.
c. Memberikan Kasih Sayang
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam
hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi oleh ayah
24
25
Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 96
Zuahirini dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, h. 96
17
ibunya akan menderitanya batinnya, kesehatan badannya mungkin
terganggu, kecerdasannya mungkin akan berkurang, kelakuannya munekin
menjadi nakal, keras dan sebagainya.
Seorang anak sangat membutuhkan pemeliharaan orang tua,
terutama pada tahun-tahun pertama pada umur anak. Pada tahun-tahun
pertama anak sangat bergantung kepada orang tuannya dan dengan
sendirinya membutuhkan kasih sayang, ketentraman dan penerimaan.
Muahammad Said Mursi menyebutkan bahwa di antara cara-cara
menyayangi anak yaitu : berbicara dengan anak sesuai kemampuan
akalnya, memanggilnya dengan nama yang paling ia sukai, memberikan
hadiah dalam bentuk barang, memaafkannya apabila ia berbuat salah,
bercanda, bersenda gurau, dan bermain bersamanya, menciumnya,
memandangnya dan tersenyum kepadanya, menyentuh anak dengan
sentuhan yang menujukkan kecintaan, dan lain sebagainya.
d. Memberi Rasa Aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuannya, bila ia
merasa bahwa kepantingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada
hubungan yang erat antara ia dan keluarganya. Ketenangan suasana
keluarga adalah pula syarat supaya anak merasa aman.
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah kasih sayang,
ketentraman dan penerimaan. Maka anak yang merasa sungguh dicintai
oleh orang tua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan
aman.
Kebutuhan akan rasa aman sangat dirasakan, terutama ketika anak
masih kecil. Karena itu, ia harus merasa aman dengan kehadiran sang ibu
di sisinya di dunia yang asing dan baru ini baginya. Ia juga merasa aman
dengan kehadiran ayahnya dan senda guraunya bersamanya. Anak akan
merasa tersia-sia dan cemas apabiloa ditinggalkan oleh ibunya di tempat
pengasuhan atau bersama pembantu sepanjang harinya. Berganti-gantinya
18
pengganti ibu akan membuat anak kehilangan rasa amanya dan akan
tertanan dalam dirinya perasaan ragu dan bingung.
e. Memberikan Rasa Penerimaan
Seorang anak butuh untuk disenangi dan diterima oleh kedua orang
tuanya dan orang-orang lain. Ia butuh untuk diterima apa adanya tanpa
memandang jenis kelaminnya, warna kulitnya, bentuknya, dan apa-apa
yang dapat dianggap kelemahan atau kekurangan pada dirinya.
Penerimaan orang tua terhadap anaknya dengan mencintainya, lembut
terhadapnya, bermain bersamanya, mengarahkannya dengan halus,
menghormatinya ketika ia salah, memberikan pujian ketika ia benar dan
tidak memisahkan antara ia dengan salah satu saudaranya terutama yang
lebih kecil darinya, semua itu akan meningkatkan percaya dirinya, lebih
cenderung kepada kasih sayang, mampu menjalin interaksi sosial yang
baik, serta menyayangi saudara-saudaranya.
Muhammad said mursi mengatakan bahwa di antara tanda-tanda
mengesampingkan
anak
adalah
membencinya,
mangabaikannya,
memusuhinya, lebih mementingkan saudara-saudaranya dari pada dirinya,
atau sering membanding-bandingkannya dengan anak-anak lain. Hal ini
dapat menumbuhkan pada anak perasaan bermusuhan, keinginan untuk
melakukan pembalasan, perasaan iri, tidak dapat menyesuaikan diri, dan
sebagainya.
f. Memberikan Rasa Ingin Tahu (Pendidikan Akal)
Seorang anak membutuhkan rasa ingin tahu. Di antara gerak dan
tingkah laku anak banyak menunjukkan bahwa ia ingin tahu, misalnya
setiap benda atau apa saja yang terdapat di sekitarnya, menggugah
perhatiannya, lalu benda itu diperiksanya dengan tangan dan mulutnya.
Karena itu tidak patut apabila orang tua membentak anak ketika ia sedang
melakukannya atau mencegahnya dari pencarian dan rasa ingin tahunya
20
tanpa suatu alasan. Dan kalaupun tujuannya untuk mendidik maka tidaklah
hal itu dilakukan terlalu lama.
Menurut Zakiyah Daradjat
kebutuhan ingin
tahu tentang
lingkungannya adalah termasuk faktor yang penting untuk menumbuhkan
kesanggupan padanya. Oleh karena itu orang tua harus memperhatikan hal
ini dalam mendidik anaknya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
ini ialah dengan aktivitas sediri (permainan). Akan tetapi permainan pada
umur kanak-kanak itu permainannya tidak menentu, karena itu orang tua
memiliki peran yang sangat penting dalam memimpin anak-anak.
Ramayulis dalam bukunya ”Pendidikan Islam Dalam Rumah
Tangga” menyebutkan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam
pendidikan akal anak-anak adalah :
1) Anak-anak harus diberi kesempatan bergerak dan diajar cara yang
akan menolongnya untuk mencapai kebutuhan jiwanya. Supaya
jangan mereka merasa tidak tentram dan merasa tidak mendapat
perhatian dan penghargaan. Juga dalam mendidik anak-anak jangan
digunakan cara-cara ancaman, kekejaman dan siksaan badan, dan ia
juga jangan merasa diabaikan dan merasa kekurangan dan
kelemahan. Begitu juga jangan dilukai perasaan mereka dengan
keritik tajam, ejekan cemoohan, mengangap enteng pendapatnya
serta membandingaknya dengan anak-anak tetangga dan kaum
kerabat yang lain.
2) Berikanlah ia peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran
dan pendapat mereka dengan menyatakan secara sopan dan hormat,
disamping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan
menunaikan tugas yang di pikulkan kepadanya.
3) Ajarkan kepada mereka berbagai jenis ilmu yang dapat
merangsangnya untuk mempergunakan fikirannya, seperti ilmu
mantik, matematika dan sebagainya.26
4. Kedudukan Orang tua dalam Keluarga
Keluarga adalah persatuan yang kecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak. Dalam pengertian lain desebtukan keluaga merupaka unit
sosial terkecil yang bersifat universal, karenanyua ia terdapat pada setiap
masyarakat di dunia ini. Dilihat dari sudut pandang sosiologi, keluarga
26
Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 86-87
21
pada dasarnyatidak hanya sebagai kindship grop yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang terhimpun atas dasar darah atau perkawinan, tetapi juga
ditempatkan sebgai unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Orang tua sebagai bagian dari keluarganya biasa disebut sebagai
”Primary community”, yaitu sebagai lingkungan pendidikan pertama dan
utama. Disebut lingkungan pendidikan pertama karena dalam keluarga
inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan
disebut sebagai lingkungan pendidikan utama karena sebagi besar hidup
anak berada dalam keluarga. 27
Menurut Hery Noer Aly bahwa orang tua adalah orang dewasa
pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami
anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan
ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasardasar pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak
tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. 28
Oleh karena itu kedudukan orang tua dalam keluarga adalah
sangat penting dan memiliki pengaruh yang sangat mendasar terhadap
perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap,
reaksi, kebiasaan makan, minum, berbicara dan kebiasaan lainnya. Dengan
demikian kehiduapan dalam keluarga jangan sampai memberikan
pengalaman-pengalaman dan kebiasaan yang tidak baik, yang nantinya
akan merugikan perkembangan hidup anak di masa dewasa.
Dalam ajaran Islam orang tua di samping sebagai pendidik, juga
sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk
memelihara keluarganya dari siksa api neraka.
29
hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam QS. At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
....
27
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1 h. 15
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, h.5
29
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. IV, h.
28
37
22
Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka....” (QS. At-Tahrim: 6)30
Dan dalam firmannya yang lain Allah menjelaskan dengan tersirat
bagaimana posisi orang tua terhadap anaknya dalam hubungannya sebagai
penanggung jawab dan pelindungnya, namun dalam situasi yang
sedemikian rumit hanya doa dan penyerahan yang tulus kepada Sang
Maha Pencipta. Allah berfirman dalam surat Ibarahim ayat 37:
Artinya:
Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka
dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.31
Memberi