Hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar anak : studi kasus di smpi al-khasyi'un ciputat

IIUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA
deエセgan@

PRESTASI BELAJAil aエセャH@
(Studi kasus diSI'v1PI Al-Khasyi'un ciputat)

OLEH

1\.BDUL ll.-.\RIS

Nil\1. 201011000572

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULT AS ILMU TARBIY AH DAN KE:GURUAN

UIN SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA

2005

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN C•RANG TUA

dengaャBセ@

PRESTASI BELAJAR A_NAK
(Studi kasus diSMPI Al-Khasyi'un ciputat)

SKRIP SI
Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat ujian akhir program strata satu (SI)
Dalam gelar Sarjana
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(S.Pd.I)

OLEH

ABDUT..i HARIS
NIM.201011000572

DIBA WAH Bll\1BINGAN

Drs. H. Abdul Rachman Shaleh APU.


PENDIDIKAN AGAMA ISLAl\I
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA

2005

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA
DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMPI AL-KHASYI'UN CIPUTAT"
telah diujikan pada sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jaka1ta pada tamggal 18 November 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata satu (SI) pada jurusan
Pendidikan Agama Islam Program studi Pendidikan Agama Islam
Jakarta, 18 November 2005

Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota


Sekertaris Merangkap anggota

セN@

P rof. Dr. H. Azri Fahrurroz1, MA
NIP, 150 202 343
Anggota

Penguji I

Penguji II

Drs. H. Abdul Rachman Shaleh, APU

3. f'c:nbimbmg skripsi. Drs. H. Abdul Rachman Shaleh Apu, 、・ョZセ。@

kcrelm,n hati dan

pe:;mh kesabaran mcrnl-x:rikan bimbingan, petunjuk dan samn dalam menyele&'likan


4. K: pala sekolah SM!" !SLAM. Al-Khasyiun Cipulat be8erta guru-gtn1 dan staf
juga siswa-,;iswi, khusus11ya kelas I.
5. T:risti,ne\\a kepacla orang tua tercinta, Matory (Bapak) dan Hamdah (Emak)
:1w1g tclah bcrjmng mcr.1b-:sa1kan dan mencliclik

ー」[ョオャゥセ@

dcngan tulus dan sabar

;,: ·ta memlxri hant11endidiknn dengan J>endekatan. (Bandung: PT Rcnutja
Rosdakmya 1999). CcJ kc-4. h. 90.
22

Abu Ahmadi clan Widodo Supriyono. Psikologi Be/ajar (Jakarta: Rincka Cipta. 1999). Cct.
Kc-l.h.121.
23

Abin Syan1sudin Makinun. }Jsiko/ogi f)endidiknn, (Bandung: Rc1naja Rosdakar:ya. 2001),
cct.kc-.\. h.157.


28

berasal dari suasana kehidupan dalam keluarga maupun dari lingkungan
luar, yang di perkirakan menjadi dasar dari proses perubahan prilaku.
Dari definisi-definisi yang telah dike1m1kakan di atas penulis
menyimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran, yang
lazimnya di tunjukan dalam bentuk nilai atau skor yang di berikan oleh
guru rnata pelajaran yang

「・イウ。ョァォオエセ

T@

Prestasi belajar merupakan kunci pokok untuk memperoleh ukuran
dan data hasil belajar siswa yang meliputi perubahan prilaku


dari tiga

buah ranah psikologis yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan tingkah laku yang te1jacli sebagai hasil belajar
siswa baik cipta clan rasa maupun yang berdimensi karsa.
Menurut Muhibbin Syah, pacla prinsipnya bahwa pengungkapan
hasil belajar idealnya meliputi segenap ranah psikologis yang berubah
akibat clari pengalaman clan proses belajar siswa. Namun demikian,
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah
rasa siswa, sangat sulit. ha! ini di sebabkan perubahan hasil belajar itu ada
yang bersifat intangible (tak dapat di raba). 25

2

-1 Ti111 Pcnyusun kan1us pusat pc1nbinaan pcngcn1bangan bahasa, Depdikbud. Ka111us besnr
!3ahasa Indonesia. (Jakart:J: Balai pustaka 1998) cct kc- 1 h. 700

25

Muhibbin Syah,M. Ed. f)sikologi be/ajar. (Jakarta: PT Logos. 1999) Cct kc-1 h. l 92


29

c. Tipe hasil belajar
Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian, antara
lain: bidang kognitif, bidang afektif, bidang psikomotorik. Ketiga bidang tersebut
tidak bisa berdiri sendiri, namun merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan dan harus merupakan hasil belajar siswa di sekolah dalam proses
pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat dalam tiga bi dang itu:

1. Tipe hasil belajar bidang kognitif
a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge).
Yaitu:

tingkat

kemampuan yang hanya meminta responden untuk

mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus
mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional

yang di gunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain:
rnenyebutkan, mendefinisikan, rnenunjukan dan lain-lain
b. Tipe hasil belajar pemaharnan (komprehensif).
Yaitu tingkat kemampuan yang mengharapkan leslee(responden) rnampu
memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya, testee
tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari
fakta/masalah yang ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan
untuk mengukur tipe ini antara lain: membedakan, menjelaskan, memberi
contoh, mcndemonstrasikan dan Jain-lain.

30

c. Tipe hasi1 belajar penerapan (aplikasi).
Yaitu: kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk
menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam
situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang digunakan
untuk mcngukurnya antara lain: mcnggunakan, mcncrapkan,
menghubungkan dan lain-lain.
d. Tipe basil belajar analisis.
Yaitu: tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau

mcnguraikan suatu intcgritas atau situasi tcrtrntu kcdalam
komponen atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang digunakan
untuk mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain:
membedakan, mengklasifikasikan, membandingkan,
mcngatcgorikan clan lain-lain,
e. Tipe hasil belajar sintesis
Yang dimaksud dengan sintesis adalah penya1uan unsur a tau
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi
kcmampuan sintesis Yaitu: kemampt·an yang menuntut responden
untuk dapat mcncmukan hubungan !causal atau urutan tcrtcntu, atau
menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja
operasional yang di gunakan untuk mengukumya antara lain:
mcnghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan,
mcngklasifikasikan dan lain-lain.

31

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Yaitu: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat

membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi
bcrdasarkan suatu kriteria tcrtentu. Kata kcrja yang digunakan
untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain:
membandingkan, menafsirkan, menilai,

memutuskan dan lain-

. 26
Iam.

2. Tipc hasil bclajar bidang afoktif
Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu
kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran,
disiplin, motifasi belajar,

menghargai gurudan teman sekelas, kebiasaan

bclajar dll
c1.


I?.eceiving

Attending yaitu semacam kepekaa.n dalam menenma

rangsangan dari luar yang datang pada siswa.
b. Responding yaitu reaksi yang di berikan terhadap rangsangan dari luar.
c. Valuing I pcnilaian yaitu scgala yang bcrkcnaan dcngan nilai :..tau

kepercayaan terhadap suatu gejala.
d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan.

26

'Ngali1n punvanto, Prinsip-prinsip tlan Teknik Evaluasi j^・ョセッェ。イL@

Rosdakarya, 2004), Cet ke- 12, h.44-47

(Bandung· Remnjn

e.

Karakteristik nilai, yaitu keterpaduan clari semua sistern nilai yang
,.

di miliki seseorang. - ·
3. Tipe hasil belajar biclang psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tarnpak pa.da bentuk keterampilan
(skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara
lain:
a.

Persepsi (perseption)
Level ini bcrkenaan dengan penggunaan organ indra untuk
menangkap isyarat yang membimbing aktifitas gerak. Contoh pada
level ini seperti:
Siswa dapat membedakan beberapa warna.
Siawa dapat membedakan clengan sentuhan tangan beberapa
tipe kain yang berbecla clll.

b. Kesiapan (set)
Level ini menunjukan pacla kesiapan untuk melakukan tindakan
tertentu yang melilputi kesiapan mental, :fisik clan emosi. Contoh:
Siswa dapat

menyusun

langkah--langkah untuk

membuat

sebuah prakarya
Siswa dapat s1ap memosisikan dirinya dalam menerima servis

bola 'tenis
Siswa menyatakan

minat/

kesiapan

untuk

meningkatkan

kemampuannya dalam hal te11entu

27

1998) h.55

Nana Sujana, /)asnr-!Jasar Proses !3elajar J\Jengajar. (Ba11dung: Sinar baru algcsindo.

33

c. Gerak terbimbing (Guided Re.1yHme)
Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari ketrampilan
yang komplek, hal ini meliputi peniruan (mengulang suatu gerakan
yang di deminstrasikan oleh instruktur) serta trial dan eror. Contoh
Siswa

dapat

rnengikuti

langkah

instruktur

dalam

memperagakan sesuatu
Siswa mampu memasak kue dengan cara mengikuti resep
DIL

cl Gerak Terbiasa
Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon s1swa telah
menjadi terbiasa clan gerakan-gerakan yang di lakukan penuh
dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh:
Siswa mampu secara mandiri menggunakan mesin potong kayu
Siswa mampu secara mandiri mengaktifkan komputer dan
menggunakannya di!.
e. Gerak kompleks
Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak
yang sangat kompleks, keahliannya terindikasi dengan gerakannya
yang cepat, lancar, akurat tanpa keraguan.
エセ@

Gerak pola penyesuaian
Gerak ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan
dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerak
untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.

g. Kreatifitas
Level ini merujuk pada penciptaan pola-pola gerak baru ntuk
menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar
ini menekankan kreatifitas yang di dasarkan pada ketrampilan
yang sangat hebat (piawai). Contoh:

34

Siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi
tertentu
Siswa dapat memodifikasi gerak dalam tarian/senarn dengan
gcrak vang sedikit berbed.

20

Ketiga tipe ini adalah pendapat bloom yang sangat penting
untuk di ketahui oleh guru sebagai clasar clalarn rnembuat tujuan
pembelajaran.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
\'lasalah utama yang menghambat sukses I keberhasilan pendiclikan
clan pengajaran aclalah kesukaran-kesukaran yang di haclapi oleh anak
pacla umumnya, sebab-sebab kesukaran tersebut dapat di golongkan
menjacli 2 yaitu sebab yang indogin dan eksogin.

21
'

1. Sebab inclogin
a. Sebab yang bersifat biologis yang berhubungan dengan jasrnaniah,
contoh:
I) Kesehatan: Faktor kesehatan sangat mernpengaruhi diri anak,
sebab anak-anak yang sakit akan mengalarni kesulitan clalam
belajar.

23 Hisya1n Zaini dkk. /Jesnin /)en1helajaran, (Yogyakarta: C.rf.S.D JAIN Su nan gunung jati
21102) h. 79-82
29

Ora. Kanini Kartono. !Jin1hingan be/ajar di Sl\.f.A don F>erguruan tinggi. (Jakarta: cv

Rajmrnli eel I l h.6 I

35

2) Catat badan: contoh bisu, tuli, buta dll, hal ini menghambat
belajar anak, sebab anak-yang seperti ini tidak dapat menenma
pelajaran seperti biasa, melainkan harus secara khusus.
b. Sebab yang bersifat psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan
anak, contoh:
(I) lntelejensi: Merupakan salah satu faki:or indogin yang sangat
mempengaruhi kemajuan dan perkembangan anak, sebab jika
intelejensi anak memang rendah, maka hal ini akan membatasi
kemampuan belajarnya, contoh:
Anak idiot: Anak yang hanya dapat mencapa1 tingkat
kecerdasan sama dengan anak 3 th
Anak imbesil: Anak yang hanya dapat mencapa1 tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 3-7 th.
Anak debil ; anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 7-12 th.
(2) Perhatian: ini sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak,
sebab dengan tidak adanya perhatian 1erhadap pelajaran, maka
anak tidak akan suka belajar, berarti tanpa perhatian akan
sangat menghambat bdajar anak.
(3) lvlinat: Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka
anak tidak akan belajar dengan baik.

36

a.

Bakat: Jika pelajaran tidak sesuai dengan bakat anak, maka
anak tidak akan mencapai prestasi tinggi, karna clia ticlak
berbakat dalam bidang itu.

b.

Konstelasi psikis yang lain yaitu adanya kemundurankemunduran

psikis

yang

menghambat

belajar anak

contoh: kehiclupan emosinya, gangguan-gangguan psikis,
antara lain neorosis psikos1s dll.
2.

Sebab eksogin
a. Faktor keluarga
Karna faktor keluarga sangat luas maka faktor ini di bagi
dalam beberapa aspek, antara lain:
I) faktor orang tua, cont oh:
Cara orang tua mendidik anaknya yang tidak mapan.
Hubungan antara orang tua dengan anaknya yang kurang
harrnonis.
Contoh perbuatan orang tua yang tidak baik, baik dari segi
perkataan maupun sikap.
2) Suasana rurnah
Suasana rumah yang tenang, damai dan harmonis
sangat berpengaruh terhaclap proses belajar anak, karna ha! itu
sangat rnendukung belajar anak, jika keadaan harmonis, damai
clan tenang maka clalam belajar pun anak akan merasakan

37

ketenangan sehingga apa yang di pelajari akan mudah diingat
dan di fahami.
3) Keadaan ekonomi keluarga
Jika keadaan ekonomi kurang, maka kebutuhan dan
perlengkapan belajar akan kurang terpenuhi, bisa jadi tempat
belajar pun tidak ada, maka anak t idak akan belajar clengan
baik. Demikian pula anak yang ekonomi keluarganya serba
terpenuhi juga dapat terhambat dalam belajar, karena biasanya
anak yang tersebut di atas di manja oleh orang tuanya sehingga
ia hanya bersenag-senang dan kurang perhatian terhaclap
pelajaran.
Faktor-faktor lain yang ada clalam keluarga adalah:
a) Adanya anggota keluarga lain
Hadirnya saudara antau anggota keluarga lain
clalam

sebuah

keluarga,

akan

sangat

mempengaruhi

suasana kehidupan keluarga tersebut dalam ha! ini anak
adalah objek pertama yang akan terkcna pengaruhnya, bila
anggota keluarga lain tersebut dapat membuat suasana
keluarga yang harmonis dengan perhatian clan kasih
sayang,

maka

ha!

perkembangan anak

itu

akan

berdampak

baik

bagi

38

b) Kedudukan/status anak dalam keluarga
Dalam keluarga, apakah anak tersebut (yang dijadikan
sampel penelitian) termasuk anak yang dimanja, disayang atau
anak yang sering terkena marah karena hal-hal tertentu·0 • ha!
tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi motifasi dan
psikologi dalarn perkembangannya.
Status juga dapat mempengaruhi perkembangan belajar
anak, yang dimaksud status disini: apakah anak tersebut anak
tunggal, anak bungsu, anak angkat, anak pertama dll, hal itu
akan berpengaruh khususnya dalam hal perlakuan yang di
dapatkan
c) Jen is kelarnin anak
Dalam keluarga, apakah anak tersebut anak lelaki satu-satunya
di saudaranya yang lain, atau anak perempuan satu-satunya
diantara saudaranya yang lain dan sebagainya. Hal ini juga
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
b. Faktor sekolah
I) Cara penyajian belajar yang kurag baik
- Guru kurang menguasai bahan pelajaran
- Methocle yang di gunakan kurang baik dan tepat
- Tanpa penggunaan alat peraga dan lain-lain.

39

2) Hubungan antara gum clan siswa yang kurang baik.
Biasanya gum yang sudah di benci siswa, maka pengajaran yang di
sarnpaikannya tidak akan berhasil maksimal
3) l-lubungan antara anak dengan temannya
l-lubungan dengan teman yang baik akan membawa anak
tersebut kearah yang baik pula, hal ini juga clapat merupakan
motifasi bagi anak untuk saling berbagi pengetahuan clan bersaing
dalam pelajaran yang akhirnya akan berujung pada darnpak yang
positif Sebaliknya hubungan dengan teman yang kurang baik akan
rnenimbulkan perasaan malas belajar dan cendrung bersenangsenang yang tentunya akan berujung pada darnpak yang negatif
4) Standar pelajaran tidak sesuai dengan ukuran normal kemarnpuan
anak
Maksudnya jika pelajaran yang diberikan oleh gum ada di
atas kernempuan anak pada umumnya. maka hanya anak-anak
yang pandai sajalah yang berhasil rnenerimanya, mak ha! ini juga
merupakan harnbatan belajar anak.
5) Alat-alat pelajaran di sekolah kurang lengkap
Dengan kurangnya alat-alat pelajaran, maka penyaJtan
bahan

pelajaran

juga

akan

kurang

baik,

ha!

1111

akan

mengaklibatkan anak-anak untuk tidak clapat rnenerima pelajaran
dengan jelas clan baik.

41

keorganisasian sekolah, yang mana ha] itu berdampak pada proses
perkembangan belajar anak dan proses belajar mengajarnya.

Di bawah ini terdapat 9 (sembilan) komponen dalam penyelenggaraan
sekolah, vang secara umum semuanya clapat berpengaruh terhaclap prestasi
belajar anak. Namun setelah digolongkan secara spesifik, hanya terclapat
「」・イセー。@

poin saja vang dapat berpengaruh lansung terhaclap prestasi belajar

anak di sekolah, ke sembilan komponen tersebut adalah:
1. Kurikulum clan pembelajaran
2. Asministrasi clan manajemen
3. Organisasi clan kelembagaan
4. Sarana clan prasarana
5. Ketenagaan

6. Kesiswaan
7. Pembiayaan clan
8. Peran serta masyarakat
9. Pembiayaan clan
I 0. Lingkungan dan budaya sekolah

c.

Faktor masyarakat I lingkungan umum
Dalam faktor ini terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
antara lain:

1) Mas- media contoh: bioskop, radio, majalah, komik dll.

42

2) Teman bergaul. teman bergaul yang kurang baik akan menyebabkan anak
tersebut kurang baik pula,
3) Aktifitas dalam masyarakat. jika terlalu banyak tu gas yang dijabat dan
dilakukan dalam berorganisasi, maka ha\ itu akan rnengganggu belajar
anak.
4) Corak kehidupan tetangga. Suatu com oh jika lingkungan tetangganya suka
berjudi, rnabuk-mabukan, mencuri dan kebiasaan buruk lain, maka hal itu
juaga akan mempengaruhi belajar dan kehidupan anak.
d. Faktor-faktor lain
I) Metode belajar anak yang kurang baik, contoh:
Pembagian waktu belajar yang kurang baik
Cara be!ajar \ang sa!ah
Pembagian dan penggunaan waktu istirahat yang kurang baik.
2) Tugas-tugas rumah yang ter!alu banyak
Anak yang terlalu banyak diberikan tugas rumah,
mengasuh

adik,

mengerjakan

pekerjaan

rumah

seperti

contoh:
mencuct,

membcrsihkan halaman, melakukan pekerjaan sambi!an untuk menambah
penghasilan, ha\ ini akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karna
waktu dan konsentasi yang merek milki menjadi terbagi.

43

B. H ipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar keputusan awal pemecahan suatu persoalan
yang dijadikan dasar penelitian. Hipotesis akan diterima jika penelitian yang
diadakan

hasilnya

membenarkan

kebenarannya

dan

akan

ditolak

jika

kenyataannya ticlak membenarkan pernyataan untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan yang diteliti. Hipotesis yang hendak di uji kebenarannya clan
digunakan dalam penelitian pengaruh budaya keilmuan orang tua terhadap
prestasi belajar anak, yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara

perhatian

orang tua terhadap prestasi

belajar anak.
Ha

Terdapat pengaruh yang signifikan antara
terhadap prestasi belajar anak.

perhatian

orang tua

BABIH

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu suatu metode yang secara langsung mengadakan observasi ke dalam
suatu objek penelitian yang telah ditentukan dengan perencanaan dan program yang
matang, untuk menunjukan kenyartaan atau kondisi yang sebenamya dengan sejelasjelasnya tanpa memperlakukan objek penelitian.

1

A. Va riabel penelitian.

Variabel

dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek

yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.
Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel yang dijadikan sasaran
utamanya, yaitu: perhatian orang tua yaitu upaya oang tua dengan penuh
kesadaran dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar berprestasi dengan
earn antara lain: menciptakan situasi kondusif untuk belajar anak di rumah,
melengkapi fasilitas belajar anak, selalu memberikan support (dorongan) kepada
anak untuk dapar berprestasi, dan prestasi belajar anak yang dapat di indikasikan
dengan skor atau nilai rata-rata yang diberikan oleh guru.

I

R.onny Kountur, Afetode r>enelitian [J11111k [>enulisan セIGォイゥjs@

Cct ke-1, h.36

!Jan Tesis, (Jakarta: PPiVI RPqセI@

45

Tabel I

MATRIX VARIABEL PENELITIAN

Variabel

1

I

1. Perhatian

perhatian

terhadap proses
belajar anak
dan
perkembangannya

orang tua
(keluarga)

I

I
I

Dimensi

I

Indikasi

- Memiliki jadwal belajar anak di
rumah dan menginga.tkannya

- Menemani belajar anak di rumah

I セ@
I

1-

II

1-

I

I-

I
2. Perhatian
terhadap sarana
belajar anak

-

セ@

.)

. Perhatian dan
gemar terhadap
hal-hal van g

Menanyakan perkembangan
prestasi anak ke sekolah
Membimbing dim mengerjakan PR 8
Mengajak berbincang seputar ilmu
pengetahuan,politik,sosial dll
13
Membantu mengatasi kesulitan
belajar(memberikan arahan dan
5
bimbingan)
Menegur j ika me! ih