4
konsentrasi ini akan digunakan sebagai acuan bagi peneliti untuk melakukan analisis terhadap beton pasca bakar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa nilai kuat tekan beton normal pasca bakar dengan variasi suhu terbakar
ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C? 2.
Berapa nilai kuat tekan beton kleled dengan konsentrasi 60 dengan variasi suhu ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C? 3.
Berapa nilai perbandingan kuat tekan beton normal pasca bakar dengan variasi suhu terbakar ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C dengan kuat tekan beton kleled dengan konsentrasi 60 dengan vaiasi suhu terbakar ruang,
150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui kuat tekan pasca bakar terhadap beton dengan penggunaan kleled 60 sebagai pengganti agregat kasar dengan suhu pembakaran suhu
ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C 2.
Untuk mengetahui kuat tekan pasca bakar terhadap beton normal pada suhu ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C 3.
Untuk mengetahui perbandingan kuat tekan pasca bakar antara beton dengan penggunaan kleled 60 sebagai pengganti agregat kasar dan beton normal.
5
Manfaat penelitian ini meliputi: 1.
Manfaat teoritis, yaitu mengembangkan pengetahuan dan penelitian tentang bahan kleled sebagai bahan konstruksi khususnya konstruksi beton pada
beton pasca bakar. 2.
Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu memberikan gambaran sejauh mana perbandingan mutu beton pasca bakar dengan pra
bakar yang dihasilkan pada kuat tekan optimal penggunaan kleled 60 pada perubahan suhu.
D. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1. Kleled diambil dari Desa Batur Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
2. Batu pecah berasal dari Kabupaten Karanganyar, semen dipakai semen
Gresik jenis I 3.
Tinjauan karakteristik kleled hanya terbatas pada hasil pengamatan di laboratorium.
4. Reaksi kimia antar kleled, semen dan air tidak dibahas secara mendalam
dengan sebatas reaksi pembakaran antara semen, kleled, pasir dan air yang digunakan dalam campuran beton.
5. Perbandingan campuran menggunakan metode perbandingan berat 1 semen :
2 pasir : 3 batu pecah dengan fas 0,5.
6
6. Dipergunakan data skunder dari penelitian sebelumnya Handoko,2003
dengan penggunaan variasi kleled 0 dan 60 terhadap batu pecah yang diambil pada kuat tekan optimal.
7. Pembakaran berkisar selama 1 jam sampai dengan 2 jam, disesuaikan dengan
rata rata kebakaran yang terjadi di lapangan. 8.
Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. 9.
Waktu pengujian kuat tekan beton pasca bakar dilakukan pada umur benda uji setelah 28 hari.
10. Pembakaran benda uji dilakukan dengan vareasi suhu yaitu suhu ruang, 150
o
C, 200
o
C, 250
o
C, 300
o
C, dan 350
o
C 11.
Jumlah benda uji untuk setiap vareasi suhu adalah 4 buah. 12.
Penamaan benda uji berdasarkan variasi suhu yaitu untuk suhu kamar A1, A2, A3, A4 150
o
C B1, B2, B3, B4, 200
o
C C1, C2, C3, C4, 250
o
C D1, D2, D3, D4, 300
o
C E1, E2, E3, E4, 350
o
C F1, F2, F3, F4 13.
Jumlah total benda uji adalah 48 buah. 14.
Uji kuat tekan dilaksanakan di Laboratorium Bahan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Laboratorium Bahan dan Struktur Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
E. Orisinalitas