Morfologi dan Taksonomi Daun Lamtoro

Hadiwiyoto 1983, hal- hal tersebut dapat dilakukan dengan menutup pori-pori kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruang penyimpanan. Penutupan pori-pori telur dapat dilakukan dengan menggunakan laritan kapur, paraffin, minyak nabati minyak sayur, dicelupkan dalam air mendidih dan lain-lain. Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan penyimpanan di ruangan khusus Syarief, 1990. Sedangkan menurut Laconi 2010, salah satu cara mempertahankan mutu supaya dapat tahan lama adalah dengan melakukan perendaman atau pelapisan dengan cairan yaitu dengan cara merendam telur segar dalam berbagai larutan seperti air kapur, larutan air garam dan filtrat penyamak nabati yang mengandung tannin. Salah satu tanaman yang mengandung tanin adalah lamtoro. Lamtoro mengandung senyawa fenolik mimosin dan tanin dengan konsentrasi tinggi.

E. Morfologi dan Taksonomi Daun Lamtoro

Leucaena leucocephala Lamk Lamtoro atau orang sering menyebutnya dengan “Petai Cina”. Tanaman ini merupakan tanaman perdu yang pertumbuhannya mampu mencapai tinggi 5 sampai 10 meter. Tanaman ini berasal dari Amerika Latin, sudah sejak lama masuk ke Indonesia. Lamtoro masuk ke Indonesia pada awal tahun 1980 berkaitan dengan hama kutu loncat path tanaman Leuceaena diversifolia . Tanaman ini tumbuh tegak dengan sudut pangkal antara batang dan cabang 45 , apabila sudah dipangkas cabangnya akan menyerupai bentuk garpu. Lamtoro memiliki daun kecil, tulang menyirip ganda dua dan dengan jumlah pasangan 4 sampai 8 pasang, tiap sirip tangkai daun mempunyai 11 sampai 12 helai anak daun seperti pada Gambar 2. Bungannya merupakan bunga bangkol atau membulat, bunga majemuk menyerupai cawan tetapi tanpa daun pembalut, berbentuk bola dan berwarna putih, serta mampu menyerbuk sendiri Purwanto, 2007. Gambar 2. Daun Lamtoro Dokumentasi Pribadi, 2016 Lamtoro merupakan tanaman leguminosa pohon yang punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil hijauan makanan temak sepanjang tahun. Tanaman ini dapat menghasilkan 70 ton hijauan segar atau sekitar 20 ton bahan keringHatahun. Komposisi zat kimia zat makanannya dalam bahan kering terdiri atas 25,90 protein kasar, 20,40 serat kasar dan 11 abu 2,3 Ca dan 0,23 P, karotin 530.00 mgkg Mathius, 1984. Daun lamtoro memiliki kandungan metabolit sekunder berupa lignin, mimosin, alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Menurut Widyastuti 2001, kandungan lignin dalam daun lamtoro sebesar 7,90, kandungan mimosin sebesar 2,14. Menurut Mustapa 2015, kandungan flavonoid dalam daun lamtoro sebesar 0,018 mgkg. menurut Susanti 2014, Kandungan saponin dalam Bagian daun daun lamtoro sebesar 4,54. Menurut Mathius 1984, kandungan tanin dalam daun lamtoro sebesar 10,14 mgkg. Pohon lamtoro ini mempunyai sistem perakaran yang dalam dan mampu beradaptasi pada tanah yang berdrainase baik di daerah beriklim sedang dengan curah hujan tahunan diatas 760 mm Mathius, 1984. Disebutkan oleh Yurmiati dan Suradi 2007, tanaman lamtoro memiliki kedudukan taksonomi seperti yang tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Kedudukan Taksonomi Daun Lamtoro Kerajaan Plantae Tumbuhan Divisi Magnoliophyta Kelas Magnoliopsida Anak kelas Rosidae Bangsa Fabales Suku Mimosaceae Genus Leucaena Spesies Leucaena leucocephala L.

F. Pengertian Tanin