Desain Alat Ukur Deteksi Polusi Udara Karbon Monoksida

(1)

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarduino.blogspot.co.id/2014/01/pengukuran-kadar-karbon-monoksida-co.html

http://www.hendriono.com/blog/post/mengenal-arduino- nano http://www.hendriono.com/blog/post/mengenal-arduino- nano

http://jagoanelektronikanufa.blogspot.co.id/2014/10/sensor- gas-co-mq-7.html http://baskarapunya.blogspot.co.id/2013/05/mq-7-sensor- gas-co.html


(2)

BAB III

PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Rancang Sistem

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

Gambar 3.1 Diagram block alat ukur

Alat ukur ini mempunyai prinsip kerja seperti diagram blok pada gambar 3.1 . Power Supply menghidupkan Arduino dan LCD serta sensor MQ7 , setelah sensor menerima tegangan dari power Supply kemudian perbedaan tegangan atau bacaan sensor dikirim ke komperator untuk dikuatkan sebelum masuk ke bagian ADC Arduino. Arduino membaca ADC yang kemudian hasil pembacaannya akan di kalibrasi yang kemudian di tampilkan oleh LCD.

Tampilan LCD

Komperator Mikro

kontroler Power Supply


(3)

3.2 RANCANGAN PERANGKAT KERAS

3.2.1 Rangkaian LCD Karakter 16x2

Berikut ini merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengoperasikan LCD karakter 16x2.

Gambar 3.2 Rangkaian LCD Karakter 16x2

Pada rangkaian ini digunakan trimpot yang dihubungkan pada pin 3 dari LCD. Hal ini bertujuan agar kontras pada karakter yang ditampilkan pada LCD dapat diatur tingkat kecerahannya. Pin 5 pada LCD dihubungkan langsung pada GND shingga logika pada pin ini selalu low. Hal ini akan menyebabkan LCD akan selalu pada mode Write, dimana LCD sifatnya akan selalu untuk menampilkan data dari mikrokontroler saja.


(4)

Gambar 3.3 Driver LCD

3.2.2 Rangkaian Komperator dan sensor

Gambar 3.4 Rangkaian Komperator dan Sensor

komperator untuk dikuatkan sebelum masuk ke bagian ADC Arduino. Arduino membaca ADC yang kemudian hasil pembacaannya akan di kalibrasi yang kemudian di tampilkan oleh LCD.


(5)

3.2.3 Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini menggunakan ic LM7805 sebagai regulator tegangan, sehingga tegangan keluaran dari rangkaian ini adalah 5V. Kapasitor digunakan sebagai filter tegangan, sehingga tegangan yang dihasilkan kualitasnya lebih baik dengan ripple tegangan yang rendah. Sebagai input tegangan dari rangkaian ini digunakan sebuah baterai 9V atau adaptor yg menggunakan arus searah.


(6)

3.2.4 Rangkaian keseluruhan dan PCB


(7)

Rangkaian keseluruhan alat pengukuran karbon monoksida pada gambar 3.6 di mulai dari Power Supply menghidupkan Arduino dan LCD serta sensor MQ7 , setelah sensor menerima tegangan dari power Supply kemudian perbedaan tegangan atau bacaan sensor dikirim ke komperator untuk dikuatkan sebelum masuk ke bagian ADC Arduino. Arduino membaca ADC yang kemudian hasil pembacaannya akan di kalibrasi yang kemudian di tampilkan oleh LCD.


(8)

3.3 Rangkaian Perangkat Lunak

3.3.1 Flowchart

start

Baca Sensor

Sensor Terbaca

Penguat/ Komprator

Mikrokontrol er

Tampilan LCD

End

Tidak

Ya

Baca Nilai

ppm


(9)

Penjelasan Flowchart :

- ketika alat pertama kali dinyalakan, mikrokontroler diarahkan pada program untuk menginisalisasi pin yang digunakan serta menginisialisasi variable yang digunakan

- setelah itu mikrokontroler akan mengambil data dari pin Analog kemudian data tersebut di konversi menjadi data digital/ nilai tegangan listrik kemudiantegangan listrik di baca oleh arduino yang di konversikan le LCD - lalu data tersebut yang di tampilkan pada LCD dan program akan kembali untuk

menggambil data dari adc yang berasal dari sensor

3.3.2 Pogram

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7); const int AoutPin = A7;

const int DoutPin = 2;

float RL = 8200.00; //cek dgn multimeter

float Ro = 45000.00; //harus kalibrasi di 100ppm(cek datahseet);

int lastNilai = 0;

unsigned long lastMillis;

int durasi = 1000; //selang waktu menampilkan data int value;


(10)

void setup() {

// put your setup code here, to run once: Serial.begin(9600);

lcd.begin(16, 2);

pinMode(AoutPin, INPUT); pinMode(DoutPin, OUTPUT);

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("RIta Carolina Ginting"); lcd.setCursor(0 ,1);

lcd.print("D3 Metrologi"); delay(2000);

lcd.clear(); delay(3000); }

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly: value = analogRead(AoutPin);


(11)

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("kadar CO"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(value); lcd.setCursor(12, 1); lcd.print("ppm");

Serial.print("kadarCo"); Serial.println(value); delay(1000);


(12)

BAB IV

ANALISIS DAN PENGUJIAN

4.1Pengujian Rangkaian

No Jenis

1 Udara bebas 104 – 115

ppm

2 Hembusan napas 116 – 132

ppm

3 Asap rokok 152 – 268


(13)

4 Asap anti nyamuk bakar

132 – 172 ppm

5 Asap sepeda motor 192 – 330

ppm

6 Asap solder 128 – 153

ppm

Ketika sensor mendeteksi udara pada keadaan tanpa asap rokok tegangan output sensor sebesar 1.51 volt dan ketika ruangan penuh dengan asap rokok maka tegangan output sensor sebesar 5 volt hal ini di kenakan tegangan Vcc sensor sebesar 5 volt. Tegangan output sensor tergantung berapa banyaknya asap rokok yang masuk ke dalam ruangan . data tegangan output sensor di dapatkan dari pengukuran menggunakan alat multimeter mulai udara normal atau udara mengandung asap


(14)

rokok. Mendeteksi keberadaan asap rokok maka resistansi elektrik sensor akan turun menyebabkan tegangan yang dihasilkan oleh output sensor akan semakin besar.

4.2Pengujian Rangkaian Sensor MQ7

Ketika sensor bekerja dalam kondisi udara normal tegangan output sensor sebesar 1.6 volt dan pada saat maksimal atau penuh karbonmonoksida tegangan output sensor sebesar 2.8 volt. Tegangan output sensor bergantung pada banyaknya gak karbon monoksida yang terdapat dalam smoking room area. Data tegangan output sensor di dapatkan dari pengukuran menggunakan multimeter mulai udara normal sampai udara mengandung CO dapat dilihat pada table 4.2

No Kadar Gas CO

(ppm)

Rs/Ro

(KΩ)

Ro

(KΩ) (KΩ)RL Sensor (V) Vout

1 100 15 1 10 2.0

2 200 12.73 1 10 2.2

3 300 10.83 1 10 2.4

4 400 9.23 1 10 2.6

5 500 7.86 1 10 2.8

Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa ketika sensor mendeteksi keberadaan gas karbon monoksida maka resistansi elektrik sensor akan turun yang menyebabkan tegangan yang di hasilkan oleh output sensor akan semakin besar.

Kategori Kadar CO (dalam ppm)

Baik 51-115 ppm

Tidak sehat 120-199 ppm

Sangat tidak sehat 200-299 ppm


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data sheet 20 - 20.000 ppm . kadar yang baik saat nilai Rs/Rb =1 adalah 100 ppm , yang di dapat untuk lingkungan berkisar 104 - 115 ppm

2. Sensor MQ-7 berfungsi sebagai sensor yang digunakan untuk mengukur kadar karbon monoksida (CO) dalam udara.

3. Pada kenyataan , alat ini bekerja pada jangkauan ppm dari 104 -105 ppm pada kondisi tercemar


(16)

5.2 Saran

Berdasarkan pengujian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh saran sebagai berikut :

1. Alat ini masih sederhana diharapkan kedepannya dapat dikembangkan lagi menggunakan komponen yang lebih komplet.

2. Diharapkan kedepannya alat instrument yang di buat ini memiliki %ralat yang sangat kecil ketika dibandingkan dengan alat ukur yang sesuai standar.

3. Untuk perancangan alat ukur polusi udara karbon monoksida kedepannya dapat di tambahkan pengukuran lain seperti kelembapan dan suhu sehingga dapat di pakai secara komplet pada tempat-tempat umum yang memiliki udara tidak sehat.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarduino.blogspot.co.id/2014/01/pengukuran-kadar-karbon-monoksida-co.html

http://www.hendriono.com/blog/post/mengenal-arduino- nano http://www.hendriono.com/blog/post/mengenal-arduino- nano

http://jagoanelektronikanufa.blogspot.co.id/2014/10/sensor- gas-co-mq-7.html http://baskarapunya.blogspot.co.id/2013/05/mq-7-sensor- gas-co.html


(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Sensor MQ7

MQ 7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk

mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil.Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater : 5V AC/DC dan menggunakan catu daya rangkaian : 5VDC, jarak pengukuran : 20 - 2000 ppm untuk ampuH mengukur gas karbon monoksida.

2.1.1 Struktur Sensor MQ7


(19)

Struktur dan konfigurasi MQ-7 sensor gas ditunjukkan pada gambar.1 (Konfigurasi A atau B), sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi kerak yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih.Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. MQ-7 dibuat dengan 6 pin, 4 dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan untuk menyediakan arus pemanasan

2.1.2 Skematik Rangkaian Dasar Sensor MQ7

Gambar 2.2 Rangkaian Dasar Sensor MQ7

MQ 7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil.untuk


(20)

mengukur gas karbon monoksida.nsor gas ditunjukkan pada gambar. 1 (Konfigurasi A atau B), sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi kerak yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih.Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif.

2.1.3 Prinsip Kerja Sensor MQ7

Hambatan permukaan sensor Rs diperoleh melalui dipengaruhi sinyal output tegangan dari resistansi beban RL yang seri. Hubungan antara itu dijelaskan:

Rs\RL = (Vc-VRL) / VRL

sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO), pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan lengkap (2,5 menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari MQ-7 komponen gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas, Jadi, ia memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5 tahun di bawah kondisi penggunaan.Penyesuaian Sensitivitas Nilai resistansi MQ-7 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas konsentrasi.Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan.kami sarankan Anda mengkalibrasi detektor untuk CO 200ppm di udara dan menggunakan nilai resistansi beban itu (RL) sekitar 10 KΩ (5KΩ sampai 47 KΩ).


(21)

Ketika secara akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban. Sensitivitas Program menyesuaikan:

a. Hubungkan sensor ke rangkaian aplikasi.

b. Menghidupkan daya, terus pemanasan melalui listrik lebih dari 48 jam.

c. Sesuaikan beban perlawanan RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi karbon monoksida tertentu pada titik akhir dari 90 detik.

d. Sesuaikan lain beban resistansi RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi CO di titik akhir dari 60 detik

2.1.4 Rangkaian Penggunaan MQ-7

Karena banyaknya yang bertanya bagaimana mencari nilai Ro Saya akan coba jelaskan (ini menurut analisis Saya sendiri, So Anda harus meneliti ulang), Saya pernah buat alat pendeteksi CO sebelumnya, karena tidak adanya alat yang sebenarnya maka Saya harus melihat grafik Datasheet, pertama saat 100ppm maka Ro=Rs karena Rs/Ro = 1, nah Saya asumsikan pada Grafik saat ppm CO = 20 ppm maka Rs/Ro = 3 (ingat ketelitian penarikan grafik disini sangat penting bisa jadi Anda lebih teliti dan menyimpulkan saat 20ppm=2,8 dsb), kenapa awalannya 20ppm karena batasan sensor ini 20ppm-2000ppm, maka saat mendeteksi udara bebas Saya asumsikan sensor tetap mendeteksi kadar CO 20ppm, Saya cari Rs saat udara


(22)

bebas(20ppm), dengan rumus Rs pada datasheet (silakan lihat Datasheet), misalkan Rs terdeteksi 6500 lalu Saya masukan rumus ini :

3 = Rs/Ro,

3 = 6500/Ro, sehingga 6500/3=Ro,

Ro=2166,67 karena Ro adalah tetapan, sekarang Saya sudah tahu saat 100 ppm maka Ro=2166,67

nah saat 100ppm = Rs/Ro=1,

maka 1 = Rs/2166,67 sehingga Rs=2166,67.

Sekarang tinggal Konversi Rs/Ro ke ppm Kita bisa gunakan excel


(23)

2.2 Pengenalan Arduino Nano

Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontrolel itu sendiri adalah chip atau

integrated circuit (IC) yang bias diprogram menggunakan computer. Tujuan

menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Arduino dengan bootloader dan software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah board mikrookontrolel yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan dikembangkan. Arduino mempunyai bahasa pemograman sendiri dan bootloader yang dapat menjembatani software compiler arduino dengan mikrokontroler.

Arduino Nano adalah tipe dari arduino yang berukuran 0.73 inci x 1.70 inci, dengan spesifikasi berdasarkan board ATmega328 (Arduino Nano 3.0) atau


(24)

ATmega168 (Arduino Nano 2.x). Dengan fungsi secara umum sama dengan Arduino Deumilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano bekerja menggunakan kabel USB Mini-B.Arduino Nano ini dirancang dan diproduksi oleh Gravitech.

2.2.1Konfigurasi Pin Arduino Nano

Perhatikan pemetaan antara pin Arduino Nano dan port ATmega328 SMD. Pemetaan untuk ATmega8, ATmega168, dan ATmega328 sangat identik atau sama persis.

Nomor Pin

Nama Pin Nomor

Pin

Nama Pin

ATmega328 Arduino Nano

1 PD3(PCINT19/OCB2B/INT1) 6 Digital pin

3(PWM)

2 PD4(PCINT20/XCK/T0) 7 Digital pin 4

3 GND 4 & 29 GND

4 VCC 27 VCC

5 GND 4 & 29 GND

6 VCC 27 VCC

7 PB6(PCINT6/XTAL1/TOASC1) - -

8 B7 (PCINT7/XTAL2/TOASC2) - -

9 PD5 (PCINT21/OC0B/T1) 8 Digital pin 5

10 PD6 (PCINT22/OC0A/AIN0) 9 Digital Pin 6 (PWM)

11 PD7 (PCINT23/AIN1) 10 Digital Pin 7

12 PB0 (PCINT0/CLK0/ICP1) 11 Digital Pin 8

13 PB1 (PCINT1/OC1A) 13 Digital Pin 9

(PWM)

14 PB2 (PCINT2/SS/OC1B) 13 Digital Pin 10

(PWM - SS) 15 PB3 (PCINT3/OC2A/MOSI) 14 Digital Pin 11

(PWM -

MOSI)

16 PB4 (PCINT4/MISO) 15 Digital Pin 12

(MISO)

17 PB5 (PCINT5/SCK) 16 Digital Pin 13

(SCK)

18 AVCC 27 VCC


(25)

6

20 AREF 18 AREF

21 GND 4 & 29 GND

22 ADC7 26 Analog Input

7

13 PC0 (PCINT8/ADC0) 19 Analog Input

0

24 PC1 (PCINT9/ADC1) 20 Analog Input

1

25 PC2 (PCINT10/ADC2) 21 Analog Input

2

26 PC3 (PCINT11/ADC3) 22 Analog Input

3

27 PC4 (PCINT12/ADC4/SDA) 24 Analog Input

4 (SDA)

28 PC5 (PCINT13/ADC5/SCL) 25 Analog Input

5 (SCL) 29 PC6 (PCINT14/RESET) 28 & 3 RESET

30 PD0 (PCINT16/RXD) 2 Digital Pin 0

(RX)

31 PD1 (PCINT17/TXD) 1 Digital Pin 1

(TX)

32 PD2 (PCINT18/INT0) 5 Digital Pin 2

Gambar 2.4 Tabel Pin Layout Arduino Nano


(26)

Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Nano dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 KOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus, yaitu:

Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip FTDI USB-to-TTL Serial.

External Interrupt (Interupsi Eksternal): Pin 2 dan pin 3 ini dapat

dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.

PWM : Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan

fungsi analogWrite(). Jika pada jenis papan berukuran lebih besar (25ymbol: Arduino Uno), pin PWM ini diberi 25ymbol tilde atau “~” sedangkan pada Arduino Nano diberi tanda titik atau strip.

SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung

komunikasi SPI. Sebenarnya komunikasi SPI ini tersedia pada hardware, tapi untuk saat belum didukung dalam bahasa Arduino.

LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano. LED

terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED menyala, dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam.


(27)

Arduino Nano memiliki 8 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai dengan A7, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference(). Pin Analog 6 dan 7 tidak dapat digunakan sebagai pin digital. Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:

I2C : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL). Yang mendukung komunikasi I2C

(TWI) menggunakan perpustakaan Wire.

Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Nano, yaitu:

AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi

analogReference().

RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)

mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino.

2.2.3 Memori Arduino Nano

Atmega 168 dilengkapi dengan flash memori sebesar 16 kbyte yang dapat digunakan untuk menyimpan kode program utama. Flash memori ini sudah terpakai 2 kbyte untuk program boatloader sedangkan Atmega328 dilengkapi dengan flash


(28)

memori sebesar 32 kbyte dan dikurangi sebesar 2 kbyte untuk boatloader. Selain dilengkapi dengan flash memori, mikrokontroller ATmega168 dan ATmega328 juga dilengkapi dengan SRAM dan EEPROM.SRAM dan EEPROM dapat digunakan untuk menyimpan data selama program utama bekerja. Besar SRAM untuk ATmega168 adalah 1 kb dan untuk ATmega328 adalah 2 kb sedangkan besar EEPROM untuk ATmega168 adalah 512 b dan untuk ATmega328 adalah 1 kb.

2.2.4Komunikasi Arduino Nano

Arduino Nano memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, dengan Arduino lain, atau dengan mikrokontroler lainnya. ATmega168 dan ATmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt), yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip FTDI FT232RL yang terdapat pada papan Arduino Nano digunakan sebagai media komunikasi serial melalui USB dan driver FTDI (tersedia pada software Arduino IDE) yang akan menyediakan COM Port Virtual (pada Device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada komputer.

Perangkat lunak Arduino termasuk didalamnya serial monitor memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip FTDI dan koneksi USB yang terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).


(29)

Sebuah perpustakaan SoftwareSerial memungkinkan komunikasi serial pada beberapa pin digital Nano. ATmega168 dan ATmega328 juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan Wire digunakan untuk menyederhanakan penggunaan bus I2C. Untuk komunikasi SPI, silakan lihat datasheet ATmega168 atau ATmega328.

2.3 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang, misalnya dalam alat-alat elektronik, seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah Kristal cair sebagai suatu titik cahaya.Walaupun disebut sebagai titik cahaya.

Gambar 2.5 LCD (Liquid Crystal Display)

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”.Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit.Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel


(30)

bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan

penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD.Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.

Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung padadatasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan.Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”.Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7.Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk


(31)

membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.

Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data).Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

2.4 Rangkaian Penurun Tegangan 7805

78xx merupakan jenis IC regulator tegangan yang bisa bekerja tanpa adanya komponen tambahan.Seri 78xx biasanya diikuti oleh 2 digit angka dibelakangnya.Misalnya 7805, 7806, 7812, 7815, 7818 dan sebagainya, dua angka dibelakang menunjukkan tegangan out yang dihasilkan oleh IC ini.Contohnya 7805 berarti tegangan keluarnya adalah 5 Volt, 7809 berarti tegangan outnya 9V.

IC ini biasanya banyak digunakan pada rangkaian elektronika untuk menurunkan tegangan DC sekaligus menyetabilkannya.Untuk itu dengan sebuah IC 78xx saja tegangan 12V bisa kita turunkan menjadi 9V atau 6V. Tegangan input yang dibutuhkan harus lebih tinggi dari tegangan output agar IC ini bisa bekerja dengan


(32)

baik. Meski begitu jika tegangan terlalu besar juga tidak bagus, karena bisa menyebabkan panas berlebih pada IC.

Gambar 2.6 LM 7805

2.4.1 Cara Memasang IC 78xx

Sebelum ke pemasangan sebaiknya lihat dulu skema rangkaian power supply , selanjutnya pada out tegangan kita tambahkan IC 78xx ini sehingga akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini.

Tegangan out positif dari adaptor dihubungkan ke kaki kiri IC 78 ini, kemudian kaki tengah dihubungkan dengan out negatif.Sehingga hasilnya dapat dilihat pada gambar diatas. Jika tegangan awalnya 12V terus kita tambahkan IC 7809, maka tegangan out akan berubah menjadi 9Volt, namun jika kita tambahkan 7806, maka tegangan out akan menjadi 6V. Biasanya pada tulisan IC ini diawali dengan LM, L atau MC, tergantung pabrikannya, yang jelas fungsinya juga sama.

Biasanya rangkaian power supply seperti ini digunakan untuk mencatu daya rangkaian audio, atau rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan stabil. Seperti untuk mencatu daya tone control pada amplifier, mixer, mesin TV dan sebagainya.


(33)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring berjalannya waktu, perkembangan serta kemajuan teknologi semakin dirasakan dan menuntut untuk segala bidang dapat menyesuaikan diri. Dapat dilihat bahwa bidang elektronika seperti bidang instrument telah mampu memasuki perkembangan yang berjalan signifikan. Alat-alat instrument bermanfaat sekali untuk membantu pekerjaan tangan manusia yang dulunya secara manual namun kini terasa ringan dengan bantuan alat elektronik. Segala bidang tidak dapat luput dari alat-alat elektronik serta alat-alat-alat-alat pengukuran yang digunakan didalamnya. Seperti pada kantor, rumah sakit, kampus, laboratorium serta sarana umum lainnya.

Sekarang ini, polusi udara menjadi masalah penting yang dapat mengancam kehidupan manusia. Gas-gas polutan yang utamanya dihasilkan oleh kendaraan bermotor, terbukti pada batas kadar tertentu dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya di lingkungan tersebut. Pada dasarnya, distribusi tingkat polusi udara daerah satu dengan lainnya tidak sama, bergantung pada seberapa banyak sumber polutannya misalnya jumlah kendaraan bermotor aktif.

Dengan jumlah kendaraan bermotor aktif berlalu-lalang yang besar, dapat disimpulkan bahwa kawasan tersebut memiliki tingkat polusi udara tinggi (linearitas antara sumber polutan dengan tingkat polusi). Oleh sebab itu, diperlukan suatu


(34)

monitoring tingkat polusi udara untuk mengetahui indeks polusi udara di kawasan tersebut dalam rangka mempertahankan kadar polutan di bawah nilai ambang batasnya. Yang berguna memberikan informasi kondisi udara di daerah tersebut pada masyarakat umum dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menyelamatkan lingkungan terhadap bahaya tingginya polusi udara.


(35)

1.2. RUMUSAN MASALAH

Pada laporan project desain alat ukur polusi udara karbon monoksida ini permasalahan diarahkan pada:

a. Rancang bangun alat ukur pendeteksi polusi udara berdasarkan kadar CO (karbon oksida) dengan menggunakan sensor MQ7 dan Arduino Nano

b. Rancang bangun menggunakan LCD sebagai display hasil pengukuran

1.2.1. BATASAN MASALAH

Karena adanya keterbatasan waktu dan untuk menghindari topik yang tidak perlu maka penulis membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Adapun permasalahan yang akan penulis bahas adalah :

1. Mengetahui bagaimana prinsip kerja dari rangkaian alat ukur pendeteksi polusi udara digital yang menggunakan sensor MQ7 dan Arduino Nano

2. Mengetahui bagaimana fungsi dari masing- masing komponen utama yaitu sensor MQ7 dan Arduino Nano

3. Menggunakan LCD sebagai penunjuk nilai perhitungan

1.3. TUJUAN PERANCANGAN

Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan desain alat ukur polusi udara karbon monoksida ini adalah :


(36)

1. Untuk mengetahui dan mengaplikasikan fungsi dan kerja sensor MQ7 sebagai alat pengukur polusi udara secara digital dibidang instrumentasi

2. Untuk mengaplikasikan kegunaan arduino nano di bidang kesehatan 3. Untuk mengetahui tingkat kesehatan udara yang baik dan yang buruk Adapun Manfaat pembahasan ini adalah :

1. Mempermudah pekerjaan dalam bidang pengukuran polusi udara 2. Mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu lingkungan

3. Untuk mengaplikasikan arduino dalam bidang kesehatan dan monitoring 4. Mengaplikasikan ilmu yang di dapat di kuliah

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan Laporan Project Akhir ini, pembahasan mengenai sistem alat yang dibuat dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan laporan ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara


(37)

lain tentang sensor MQ7 dan Arduino Nano.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV : ANALISIS DAN PENGUJIAN

Membahas tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan rancangan alat dan memberikan saran pada penelitian lanjutan demi perbaikan performans alat yang telah dibuat.


(38)

ABSTRAK

Tugas akhir ini membahas tentang sistem pengukuran polusi udara karbon monoksida. Karbon monoksida (CO) ini merupakan salah satu sebab utama keracunan yang paling umum bagi kesehatan manusia. Maka, diperlukan suatu alat ukur yang mampu mengukur kadar gas karbon monoksida (CO) dalam udara. Pada proyek elektronika ini di buat suatu alat yang di gunakan untuk mengukur kadar nilai. Menggunakan sensor MQ7 sebagai sensor gas monoksida, dan Arduino nano sebagai mikrokontroler


(39)

ABSTRACT

The final project is about air pollution measurement systems of carbon monoxide . Carbon monoxide ( CO ) is one of the major causes of the most common toxicity to human health . So , we need a measuring instrument capable of measuring the levels of carbon monoxide ( CO ) in the air . In this electronic project created a tool that is used to measure levels of value . Using sensors MQ7 as monoxide gas sensor , and Arduino nano as a microcontroller


(40)

DESAIN ALAT UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON

MONOKSIDA

TUGAS AKHIR

RITA CAROLINA GINTING

132411003

PROGRAM STUDI D3

METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(41)

DESAIN ALAT UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON

MONOKSIDA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

RITA CAROLINA GINTING 132411003

PROGRAM STUDI D-3

METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(42)

PERSETUJUAN

Judul : Desain Alat Ukur Deteksi Polusi Udara Karbon Monoksida

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Rita Carolina Ginting Nomor Induk Mahasiswa : 132411003

Program Studi : D-3 Metrologi dan Instrumentasi Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2016

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Diana Alemin Barus , M.Sc Junedi Ginting, S.S., M.Si NIP. 19551030 198001 003 NIP. 197306222 003121 001 Disetujui Oleh

Ketua, program studi D3 Metrologi dan Instrumentasi

Dr.Diana Alemin Barus , M.Sc NIP. 19551030 198001 003


(43)

PERNYATAAN

DESAIN ALAT UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON

MONOKSIDA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2016

RITA CAROLINA GINTING 132411003


(44)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan bukti pertanggungjawaban atas pendidikan yang telah dijalani selama 3 (tiga) tahun di Universitas Sumatera Utara dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi D3 Metrologi dan Instrumentasi. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah: DESAIN ALAT

UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON MONOKSIDA.

Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Krista Sebayang, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Drs. Marhaposan Situmorang, Ph.D, selaku ketua Departemen Fisika.

3. Dr. Diana Barus, M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU dan Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Junedi Ginting, S.Si., M.Si Selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.


(45)

5. Secara khusus saya ucapkan kepada orang tua tercinta Ayahanda Sapri Edi Ginting dan Ibunda Syafrida Sitepu yang telah berjuang untuk membimbing dan memberi dorongan moril serta doa-doanya selama ini kepada penulis dan tak lupa juga saya berterima kasih kepada kakak, abang dan adik saya Lisa Pratiwi Ginting, Andreas Ginting, Benyamin Ginting dan Yusrina Ginting atas semangat dan doa serta nasehat yang diberikan kepada penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Metrologi dan Instrumentasi angkatan 2013, khususnya mahasiswa/i kelas Ganjil (A) untuk kebersamaannya, persahabatan, bantuan dan solidaritas sehingga hari-hari yang sulit dalam menghadapi tantangan di Metrologi dan Instrumentasi menjadi ringan selama 3 (tiga) tahun.

Penulis menyadari penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membagun untuk penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Terima kasih.

Medan, 06 Juni 2016

Penulis


(46)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i-ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... iv

Abstrak ... v

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.2.1 Batasan Masalah... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sistematika Penulisan... 4

BAB 2 Landasan Teori... 6

2.1 Pengenalan Sensor MQ7 ... 6

2.1.1 Struktur Sensor MQ7 ... 6

2.1.2 Skematik Rangkaian Dasar Sensor MQ7 ... 7

2.1.3 Prinsip Kerja Sensor MQ7 ... 9

2.1.3 Rangkaian Penggunaan ... 10

2.2 Pengenalan Arduino Nano ... 11

2.2.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano ... 13

2.2.2 Input dan output Arduino Nano ... 15

2.2.3 Memori Arduino Nano ... 15

2.2.4 Komunikasi Arduino Nano ... 16

2.3 LCD ... 2.4 Rangkaian Penurun Tegangan7805 ... 2.4.1 Cara Memasang IC 78xx... BAB 3 Perancangan Alat Pembuat Sistem………21

3.1 Rancang Sistem... 21

3.1.1 Diagram Blok ... 21

3.2 Rancangan Perangkat Keras... 22

3.2.1 Rangkaian LCD karakter 16x2 ... 22

3.2.2 Rangkaian Komperator dan Sensor... 23

3.2.3 Rangkaian Catu Daya ... 23

3.2.4 Rangkaian Keseluruhan dan PCB ... 24


(47)

3.3.1 Flowchart ... 26

3.3.2 Program ... 27

BAB 4 Pengujian Alat………30

4.1 Hasil Pengujian Rangkaian ... 30

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ... 39

4.3 Pengujian Rangkaian LCD ... 40

4.4 Pengujian Rangkaian LM35 ... 41

4.5 Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 42

BAB 5 Kesimpulan dan Saran……… 5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

Lampiran : Data Sheet MQ7

Data Sheet Arduino Nano


(48)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Sensor Gas MQ7 ... 6

Gambar 2.2 Rangkaian Dasar Sensor MQ7 ... 7

Gambar 2.3 Rangkaian Penggunaan MQ7 ... 10

Gambar 2.4 tabel Pin Layout Arduino Nano... 13

Gambar 2.5 LCD ... 17

Gambar 2.6 LM 7805 ... 19

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 21

Gambar 3.2 Rangkaian LCD karakter 16x2 ... 22

Gambar 3.3 Rangkaian Driver LCD ... 22

Gambar 3.4 Rangkaian Komperator dan Sensor ... 23

Gambar 3.5 Rangkian Catu Daya... 23

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan dan PCB ... 24


(1)

PERNYATAAN

DESAIN ALAT UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON

MONOKSIDA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2016

RITA CAROLINA GINTING 132411003


(2)

Puji syukur Penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan bukti pertanggungjawaban atas pendidikan yang telah dijalani selama 3 (tiga) tahun di Universitas Sumatera Utara dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi D3 Metrologi dan Instrumentasi. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah: DESAIN ALAT UKUR DETEKSI POLUSI UDARA KARBON MONOKSIDA.

Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Krista Sebayang, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Drs. Marhaposan Situmorang, Ph.D, selaku ketua Departemen Fisika.

3. Dr. Diana Barus, M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU dan Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Junedi Ginting, S.Si., M.Si Selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.


(3)

5. Secara khusus saya ucapkan kepada orang tua tercinta Ayahanda Sapri Edi Ginting dan Ibunda Syafrida Sitepu yang telah berjuang untuk membimbing dan memberi dorongan moril serta doa-doanya selama ini kepada penulis dan tak lupa juga saya berterima kasih kepada kakak, abang dan adik saya Lisa Pratiwi Ginting, Andreas Ginting, Benyamin Ginting dan Yusrina Ginting atas semangat dan doa serta nasehat yang diberikan kepada penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Metrologi dan Instrumentasi angkatan 2013, khususnya mahasiswa/i kelas Ganjil (A) untuk kebersamaannya, persahabatan, bantuan dan solidaritas sehingga hari-hari yang sulit dalam menghadapi tantangan di Metrologi dan Instrumentasi menjadi ringan selama 3 (tiga) tahun.

Penulis menyadari penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membagun untuk penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Terima kasih.

Medan, 06 Juni 2016 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i-ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... iv

Abstrak ... v

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.2.1 Batasan Masalah... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sistematika Penulisan... 4

BAB 2 Landasan Teori... 6

2.1 Pengenalan Sensor MQ7 ... 6

2.1.1 Struktur Sensor MQ7 ... 6

2.1.2 Skematik Rangkaian Dasar Sensor MQ7 ... 7

2.1.3 Prinsip Kerja Sensor MQ7 ... 9

2.1.3 Rangkaian Penggunaan ... 10

2.2 Pengenalan Arduino Nano ... 11

2.2.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano ... 13

2.2.2 Input dan output Arduino Nano ... 15

2.2.3 Memori Arduino Nano ... 15

2.2.4 Komunikasi Arduino Nano ... 16

2.3 LCD ... 2.4 Rangkaian Penurun Tegangan7805 ... 2.4.1 Cara Memasang IC 78xx... BAB 3 Perancangan Alat Pembuat Sistem………21

3.1 Rancang Sistem... 21

3.1.1 Diagram Blok ... 21

3.2 Rancangan Perangkat Keras... 22

3.2.1 Rangkaian LCD karakter 16x2 ... 22

3.2.2 Rangkaian Komperator dan Sensor... 23

3.2.3 Rangkaian Catu Daya ... 23

3.2.4 Rangkaian Keseluruhan dan PCB ... 24


(5)

3.3.1 Flowchart ... 26

3.3.2 Program ... 27

BAB 4 Pengujian Alat………30

4.1 Hasil Pengujian Rangkaian ... 30

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ... 39

4.3 Pengujian Rangkaian LCD ... 40

4.4 Pengujian Rangkaian LM35 ... 41

4.5 Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 42

BAB 5 Kesimpulan dan Saran……… 5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 Lampiran : Data Sheet MQ7

Data Sheet Arduino Nano


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Sensor Gas MQ7 ... 6

Gambar 2.2 Rangkaian Dasar Sensor MQ7 ... 7

Gambar 2.3 Rangkaian Penggunaan MQ7 ... 10

Gambar 2.4 tabel Pin Layout Arduino Nano... 13

Gambar 2.5 LCD ... 17

Gambar 2.6 LM 7805 ... 19

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 21

Gambar 3.2 Rangkaian LCD karakter 16x2 ... 22

Gambar 3.3 Rangkaian Driver LCD ... 22

Gambar 3.4 Rangkaian Komperator dan Sensor ... 23

Gambar 3.5 Rangkian Catu Daya... 23

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan dan PCB ... 24