7
REMAJA Studi Fenomenologi Terhadap Komunikasi Berbahasa Jawa Pada Remaja di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten
Ngawi ”. B.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penelitian, penting dilakukan agar penelitian dapat terarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah penggunaan bahasa Jawa pada remaja di desa Mantingan,
Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi? 2.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penurunan penggunaan bahasa Jawa pada remaja di desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten
Ngawi?
C. Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah, maka penelitin ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui penggunaan bahasa Jawa pada remaja di desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi.
2. Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan penggunaan
bahasa Jawa pada remaja di desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada remaja unt uk memperhatikan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan bagian dari
8
kebudayaan, sehingga remaja termotivasi untuk melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Orangtua
Dapat memberikan tambahan wawasan bagi orangtua pentingnya penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari yang diterapkan
pada anak. Sebab bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki tata kromo , sehingga mampu membimbing remaja sopan santun.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya dengan penelitian yang sama.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang penggunaan bahasa, khususnya bahasa Jawa sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti lain, penelitian-penelitian ini
membedakan penelitian yang dilakukan sekarang. Hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:
Hengki Sudarmawan 2012 telah melakukan penelitian yang berjudul Tingkat tutur bahasa Jawa Kromo Pada Generasi Muda Sinoman di
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelian kualitatif dan dilakukan di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dengan subjek para
remaja. Hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa Penggunaan bentuk bahasa Jawa kromo pada generasi muda di kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo sering terjadi campur code, interferensi dan pemendekan dengan bahasa lain. Pemilihan bentuk kata pada generasi muda
9
Sinoman di kecamatan Grogol banyak kurang tepat dalam memilih kosakata bahasa Jawa kromo inggil terutama dalam hal menghormati lawan bicara.
Kurang tepatnya, banyak terdapat pada penggunaan bahasa Jawa krama dalam menentukan perubahan kata awalan, imbuhan, maupun sisipan pada
kalimat menurut kaidah bahasa Jawa yang berlaku, penggunaan kata bilangan, pemilihan kata yang mengakibatkan interferensi ngoko, kromo,
maupun bahasa Indonesia, menggunakan kata perbandingan dan penggunaan keindahan kata dalam bahasa Jawa k romo . Kelebihan terletak pada
penggunaan tentang pengucapan, kata perulangan dan penggunaan kata ‘sanget’.
Yuli Setyowati 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak Studi Kasus
Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa, diperoleh kesimpulan
bahwa penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak maupun antaranggota keluarga memiliki implikasi
terhadap proses perkembangan emosi anak. Dalam proses komunikasi tersebut, anak akan belajar mengenal dirinya maupun orang lain, serta
memahami perasaannya sendiri maupun orang lain. Penelitian ketiga yang relevan dilakukan oleh Purwadi 2008 dengan
judul Etika komunikasi dalam Budaya Jawa: Sebuah Penggalian Nilai Kearifan Lokal demi Memperkokoh Jatidiri serta Kepribadian Bangsa.
Kesimpulan hasil penelitian yaitu pemahaman terhadap struktur bahasa akan
10
mempermudah kajian komunikasi dalam perspektif etika dan budaya. Butir- butir kearifan lokal kerap diwujudkan dalam bentuk ungkapan bahasa lisan,
yang memerlukan penyimakan serius. Berhubung bahasa lisan itu banyak variasinya, maka kecermatan daya simak harus memperhatikan unsur
dialektologi. Misalnya dialek bahasa Banyumasan, Pesisiran, Jawa Timuran, Yogyakarta dan Surakarta, masing-masing mempunyai struktur fonologi dan
semantik yang berlainan. Ketiga penelitian tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan
dengan penelitian sekarang. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu sama-sama mengkaji dengan objeknya bahasa Jawa. Perbedaannya,
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Hengki Sudarmawan 2012 yaitu penelitian terdahulu membahas tentang
penggunaan terjadi campur kode, interferensi, dan pemendekan dengan bahasa lain. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Setyowati 2012 difokuskan
pada penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak menggunakan bahasa Jawa. Penelitian Purwadi 2008
membahas struktur bahasa sebagai kajian komunikasi dalam perspektif etika dan budaya Jawa. Sedangkan penelitian sekarang membahas penggunaan dan
faktor -faktor yang mempengarungi penurunan penggunaan bahasa Jawa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penelitian sekarang dalam
penulisannya memiliki keaslian.
11
F. Landasan Teori