Upaya Meningkatkan Kesadaran Sekolah Formal Pada Remaja Di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati - Test Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH

FORMAL PADA REMAJA DI DESA MANTINGAN

KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Oleh:

ENDANG ASMIATUN NIM. 111 13 160 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH

FORMAL PADA REMAJA DI DESA MANTINGAN

KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Oleh:

ENDANG ASMIATUN NIM. 111 13 160 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudari Endang Asmiatun Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Endang Asmiatun NIM : 111 13 160 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Judul :UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH FORMAL PADA REMAJA DI DESA MANTINGAN KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

  Dengan ini kami mohon kepada Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga agar skripsi saudari tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 9 Agustus 2017 Pembimbing

  Imam Mas Arum, M.Pd

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

  

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH FORMAL PADA

REMAJA DI DESA MANTINGAN KECAMATAN JAKEN KABUPATEN

PATI

DISUSUN OLEH

Endang Asmiatun

NIM: 111 13 160

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2017 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.

  Pd.).

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil ________________________ Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd ________________________ Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag ________________________ Penguji II : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd ________________________

  Salatiga, 29 Agustus 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M. Pd.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Endang Asmiatun NIM : 111 13 160 Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul :UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH

  FORMAL PADA REMAJA DI DESA MANTINGAN KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 9 Agustus 2017 Yang menyatakan, Endang Asmiatun

  NIM: 111 13 160

  

MOTTO

  Percayalah. Allah itu maha tau, sebelum kau meminta pun akan Dia berikan. Ini hanya soal kita bisa bersabar dan beryukur ataukah tidak

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt. Saya persembahkan skripsi ini kepada:

  1. Kedua orangtua saya tercinta, Bapak Yasmu dan Ibu Sunarmi yang selalu memberikan semangat dan tidak berhenti berdoa untuk saya agar menjadi orang yang bermanfaat. Selain itu, bapak yang selalu mengantarkan saya untuk melakukan penelitian.

  2. Kepada segenap staff pemerintahan di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati yang telah bersedia membantu dan memberi informasi serta dukungannya.

  3. Kepada semua narasumber yang telah bersedia memberikan informasinya.

  4. Kepada mas yang telah membantu dan memberi motivasi serta kepada adik yang telah bersedia membantu dalam dokumentasi penelitian.

  5. Teman-teman PPL Tahun 2016 di SMK Negeri 3 Salatiga serta teman-teman KKN 2017 di Dusun Kadirojo, Desa Papringan, Kec. Kaliwungu, Kab.

  Semarang yang telah banyak membantu dan bersedia bertukar pikiran serta motivasinya.

  6. Teman-teman serta ibu kos di Zaina Bordir yang selalu memberi motivasi dan bantuan, serta bersedia bertukar pikiran.

  7. Sahabat-sahabat seperjuangan saya mahasiswa PAI Angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebut satu persatu, semoga kita mencapai kesuksesan bersama. Amin.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb

  Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa kita dari zamaman jahiliyan hingga zaman terang benderang.. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yag telah membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam sekaligus juga sebagai dosen pembimbing akademik.

  4. Imam Mas Arum, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi.

  5. Kepada seluruh dosen tarbiyah khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di FTIK IAIN Salatiga.

  Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri.

  Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca yang budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  Salatiga, 9 Agustus 2017 Endang Asmiatun

  NIM. 11113160

  

ABSTRAK

  Asmiatun, Endang. 2017. Upaya Meningkatkan Kesadaran Sekolah Formal pada Remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati . Skripsi.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.

  Kata Kunci: Upaya dan Sekolah formal

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran sekolah formal bagi remaja di Desa Mantingan. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabannya adalah (1) Apa alasan yang membuat remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tidak minat untuk sekolah formal? (2) Bagaimana usaha orang tua untuk meningkatkan minat sekolah formal pada remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati? (3) apa saja upaya yang dilakukan pihak pemerintah (perangkat desa) untuk meningkatkan minat remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati?

  Penelitian ini adalah jenis penelitian yang terjun langsung kelapangan (field

  

research ), karena sumber data diperoleh langsung dari sumbernya. Sehingga,

metode wawancara dipilih untuk menggumpulkan data dalam skripsi ini.

  Sedangkan analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deduktif dan analisis kualitatif.

  Adapun hasil penelitian ini antara lain: (1) Alasan yang melatar belakangi kurangnya minat pendidikan formal di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten pati, diantaranya: a. Faktor dari dalam diri anak itu sendiri yaitu, rasa malas, tidak suka dengan teman-temannya, tidak suka belajar, hingga tidak suka dengan sekolahannya. b. Faktor dari lingkungan sekitar yaitu, pengaruh teman sebaya yang kebanyakan suka nongkrong, bekerja, dan menikah. c. Faktor ekonomi, karena kurang mampunya orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang berikutnya, sehingga anak lebih memilih untuk menuruti saran dari orang tua. (2) Upaya yang dilakukan orang tua untuk meningkatkan minat sekolah formal bagi remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten pati adalah: Hampir tidak ada usaha yang berarti dari pihak orang tua. Hanya sedikit orang tua yang sadar akan pendidikan yang lebih mengarahkan anaknya untuk sekolah. Akan tetapi dengan keadaan ekonomi yang cenderung masih di bawah rata-rata lebih memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya dan mengarahkan anaknya untuk bekerja atau menikah. (3) Upaya yang dilakukan pemerintah di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten pati adalah: Mengadakan program kejar paket B dan C bagi warga yang minat untuk mengikuti.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO .............................................................................. .. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... . ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................. . v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... . x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7 E. Penegasan Istilah .......................................................................... 7 F. Metode Penelitian ........................................................................ 9 G. Sistematika Penulisan ................................................................ 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan ................................................................................. 15 B. Kesadaran Sekolah Formal ........................................................ 16

  C.

  Remaja ....................................................................................... 21 D.

  Penelitian yang Relevan ............................................................. 23

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati ............................................................................................ 26 B. Alasan Anak Remaja tidak Minat untuk Sekolah Formal ......... 34 C. Usaha Orang Tua untuk Meningkatkan Minat Sekolah Formal

  pada Remaja di Desa Mantingan Kecamatanjaken Kabupaten Pati .................................................................................................39 D. Upaya yang Dilakukan Pihak Pemerintah (Perangkat Desa) untuk Meningkatkan Minat Remaja di Desa Mantingan

  Kecamatan Jaken Kabupaten Pati ..................................................44

  BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Terhadap Alasan tidak Minat untuk Sekolah Formal .... 49 B. Faktor penyebab kurangnya minat sekolah formal ...................... 58 C. Upaya Yang Dilakukan Orang Tua Untuk Meningkatkan Minat Sekolah Formal Bagi Remaja ............................................ 59 D. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah ............................................ 64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 68 B. Saran .......................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

  DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA FOTO WAWANCARA NOTA PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR KONSULTASI LEMBAR PERMOHONAN IZIN SURAT KETERANGAN SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena dengan

  ilmu itulah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Dengan ilmu pula Allah memberikan keunggulan kepada Nabi Adam as. Atas para malaikat. Dan Allah menyuruh mereka sujud kepada Adam. Keutamaan ilmu hanya karena ia menjadi wasilah (pengantar) menuju ketakwaan yang menyebabkan seseorang berhak mendapat kemuliaan di sisi Allah swt. dan kebahagiaan yang abadi (Asrori, 1996: 8). Sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah: 122

  

            

         



  Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat

  (add ins, arabic translate) menjaga dirinya”. Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan

  me-

  sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 1995: 13).

  Menurut Hadrai Nawawi dalam buku Pendidikan Keluarga dalam perspektif Islam, yang bertanggung jawab atas maju mundurnya pendidikan, tergantung pada keluarga, sekolah, dan masyarakat (Ahid, 2010: 59). Ketiga lingkungan pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan, ketiganya harus saling bekerjasama untuk mendukung terlaksananya pendidikan dengan baik. Hal ini karena keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama yang dikenal oleh anak. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan anak- anaknya, merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan reigius pada diri anak didik (Ahid, 2010: 61).

  Selain keluarga sekolah juga termasuk lembaga pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta didik melaksanakan interaksi proses belajar mengajar secara formal batasan ini memberikan suatu fenomena, bahwa sekolah merupakan suatu lembaga pelaksanaan internalisasi nilai-nilai dari suatu kebudayaan, kepada peserta didik secara terarah dan memiliki tujuan (Ahid, 2010: 66).

  Usia remaja merupakan usia sekolah dan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa dewasa, di mulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis (Sukmadinata, 2004: 155).

  Kegiatan belajar tersebut sangat diperlukan mengingat semakin banyaknya dan semakin tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Semakin tinggi taraf perkembangan masyarakat, semakin tinggi dan banyak tuntutan yang harus dipenuhi, semakin panjang masa belajar yang harus di tempuh sebelum anak bisa bekerja dan hidup dengan wajar di masyarakat (Sukmadinata, 2004: 177).

  Di sekolah formal terdapat pembinaan akhlak yang nantinya dapat dijadikan bekal dalam kehidupan yang sebenarnya di masyarakat. Mengingat semakin maraknya kemerosotan akhlak yang terjadi pada remaja. Apalagi dengan dunia modern penuh dengan teknologi-teknologi baru yang semakin mudah diakses oleh para remaja. Bila tanpa bekal pembinaan akhlak yang kuat akan memudahkan mereka terjerumus dalam pergaulan bebas yang akan merusak moral anak bangsa.

  Namun kesadaran akan pentingnya pendidikan formal bagi remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati kurang begitu besar, cenderung kurang menyadari tentang pentingnya pendidikan. Kebanyakan para remaja di sana setelah menyelesaikan pendidikan dasar atau menengah pertama di lanjutkan mondok di pondok pesantren dan tidak dibarengi dengan pendidikan formal, bekerja atau bahkan menikah.

  Pendidikan kurang dianggap penting bagi masyarakat sekitar, hal ini karena mereka beranggapan bahwa seberapapun tingginya pendidikan seseorang nanti berujung hanya menjadi petani, menggarap sawah dan mengurusi keluarga masing-masing. Tanpa pendidikan yang tinggi dan biaya yang begitu besar tetap bisa melakukan semua pekerjaan itu. Bagi warga awam yang latar belakang pendidikannya rendah lebih suka bila anak-anak mereka bekerja dan mendapatkan uang banyak dari pada sekolah di sekolah formal dan mengeluarkan banyak biaya.

  Hal ini menyebabkan para remaja lebih memilih untuk bekerja di perantauan yang penting bisa mendapatkan uang tanpa memandang betapa pentingnya pendidikan. Tanpa pendidikan akhlak yang kuat mengakibatkan begitu banyak kenakalan remaja akibat pergaulan yang tidak terkendali dengan dunia luar. Apalagi ditambah dengan banyaknya remaja dengan usia yang belum matang dan cenderung ikut-ikutan bekerja di daerah ibu kota dengan pergaulan bebasnya dan berimbas pada perilaku remaja ketika kembali kedaerah asal. Yang tadinya masih dengan tingkah laku polos sesuai dengan usianya, setelah kembali dari perantauan berubah menjadi anak yang tidak berakhlak.

  Dengan melihat fenomena ini seharusnya dari pemerintah khususnya perangkat desa berusaha menyadarkan para orang tua agar tidak mendoktrin anak-anak mereka untuk putus sekolah dan memeilih bekerja karena bisa menyebabkan hal-hal buruk bagi mereka terutama akhlak mereka. Begitupun dengan orang tua agar tidak selalu menyuruh anak-anak mereka untuk mencari uang guna membantu keuangan keluarga. Karena dalam usia remaja anak-anak masih membutuhkan bimbingan dari orang tua untuk memilih kearah mana mereka akan menentukan hidupnya. Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SEKOLAH FORMAL PADA REMAJA DI DESA MANTINGAN KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

B. Rumusan Masalah

  Dari berbagai uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.

  Apa alasan yang membuat remaja di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati tidak minat untuk sekolah formal? 2. Bagaimana usaha orang tua untuk meningkatkan minat sekolah formal pada remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati?

  3. Apa saja upaya yang di lakukan pihak pemerintah (perangkat desa) untuk meningkatkan minat remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengungkap alasan para remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tidak melanjutkan sekolah lanjutan.

  2. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan minat sekolah formal Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan pihak pemerintah

  (perangkat desa) untuk meningkatkan minat remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana realitas pendidikan di pedesaan dan menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN Salatiga).

  2. Secara Praktis a.

  Sebagai sumbangan pemikiran untuk pemerintah guna meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

  b.

  Sebagai upaya memotivasi anak yang tidak sekolah kembali mempunyai kesadaran untuk sekolah.

E. Penegasan Istilah

  Untuk mendapatkan kejelasan dari judul di atas, penulis perlu memberikan penegasan dan batasan terhadap istilah-istilah yang ada, istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Upaya Upaya menurut bahasa artinya usaha (Umayah, 2014: )

2. Kesadaran

  Kesadaran adalah keadaan tau, mengerti dan merasa (Poerwadaminta, 1985: 846) 3. Pendidikan formal

  Dalam Undang-Undang Pendidikan Indonesia Nomor 20 Tahun 2000 tenang Pendidikan Nasional pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi . Selain itu juga pendidikan formal diartikan sebagai proses belajar yang terjadi secara hierarkis, terstruktur, berjenjang, termasuk stdudi akademik secara umum, beragam program lembaga pendidikan dengan waktu penuh atau full time, pelatihan teknis dan profesional (Marzuki, 2010: 132).

4. Remaja

  Remaja merupakan usia sekolah dan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa dewasa, di mulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis (Sukmadinata, 2004: 155).

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan yuridis sosiologis, pendekatan ini melihat implementasi riel di masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian field research yaitu suatu penelitian yang terjun langsung kelapangan guna mengadakan penelitian pada objek yang dibahas (Susanti, 2013: 9).

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat partisipan, karena peneliti dapat berkomunikasi secara leluasa terhadap informan. Dalam hal ini peneliti diketahui statusnya oleh informan.

3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini adalah di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Yang mana di desa ini banyak remaja yang memilih tidak melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya dan lebih memilih bekerja, menikah, atau bahkan menganggur .

5. Sumber Data a.

  Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian di olah oleh peneliti.

  b.

  Data Sekunder Data yang di dapat dari catatan, buku, majalah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya. (Sujarweni, 2004: 73)

6. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku mnausia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut (Sujarweni, 2014: 32). Peneliti menggunakan observasi langsung ke Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Disini peneliti mengamati perilaku remaja yang tidak bersekolah.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab, bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (Sujarweni, 2014: 31).

  c.

  Dokumentasi Mencari data mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan dan data dari berbagai pihak yang terkait. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memeperoleh data.

7. Analisis Data

  Setelah seluruh data terkumpul maka barulah penulis menentukan bentuk analisa terhadap data-data tersebut, antara lain dengan metode: a.

  Deduktif Yaitu analisa yang bertitik tolak dari suatu kaidah yang umum menuju suatu kesimpulan yang bersifat khusus (Susanti, 2013: 11). Artinya ketentuan-ketentuan yang ada dalam nas dan teori dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis tentang pentingnya pendidikan bagi remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

  b.

  Kualitatif Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, yaitu peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

  Penulis menggunakan metode kualitatif karena penulis ingin mendeskripsikan keadaan riel yang terjadi di lapangan.

8. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Saebani, 2008: 189).

9. Tahap-Tahap Penelitian

  Disini peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap masalah- masalah yang ada di sekitar masyarakat, dari berbagai masalah yang timbul kemudian penulis menarik kesimpulan menjadi sebuah judul penelitian. Kemudian penulis mengumpulkan data-data yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis dan digabungkan dengan data-data yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding (Susanti, 2013: 9) dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami pembaasan ini. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan yang berisi uaraian tentang Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan

  BAB II : Kajian pustaka yang berisi uraian tentang Tinjauan Umum pentingnya penddikan, pendidikan menurt Islam, pendidikan menurut undang-undang, pengertian sekolah formal dan remaja. Disamping itu juga, mengurai penelitianyang relevan, yang telah dilakukan sebelumnya

  BAB III : Paparan Data dan Temuan Peneliti berisi tentang deskripsi wilayah pada masyarakat Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati, Alasan yang membuat para remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tidak minat sekolah formal, usaha pihak pemerintah dalam meningkatkan minat sekolah formal di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati dan usaha orang tua dalam meningkatkan minat sekolah formal di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

  BAB IV : Pembahasan berisi tentang analsis tentang hal-hal mengenai alasan remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tidak minat sekolah formal dan usaha apa saja yang dilakukan pihak pemerintah dan orang tua dalam meningkatkan minat sekolah formal bagi remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

  BAB V : Penutup berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran ataupun rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan bagi remaja khususnya bagi remaja di Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang

  mengandung makna seorag anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos (Suwarno, 2006: 19).

  Pendidikan Pendid ikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me- sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah Muhibbin, 1995: 13).

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

  Dari berbagai penelitian yang berkaitan dengan sekolah formal yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas, sudah banyak tulisan terkait dengan sekolah formal. Penulis hanya ingin fokus mengupas sekolah formal di Desa Mantingan yang peminatnya cenderung tidak banyak.

B. Kesadaran Sekolah Formal

  Secara harfiah, kesadaran memiliki arti yang sama dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun eksternal (Afifah, 2014: 13).

  Menurut Poedjawjatna dalam bukunya Amos Neolaka, kesadaran adalah pengetahuan, sadar, atau tahu. Mengetahui atau sadar tentang keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu. Poedjawjatna menekankan tentang adanya faktor kesenjangan dalam memilihtindakan baikdan buruk. Faktor kesenjangan menyebabkan seseorang yang sadar menjadi tidak sadar, tahu menjadi tidak tahu, terbangun namun seperti tertidur, tidak tergugahhatinya terhadap sesuatu, baik dan buruk sepertinya sama, masa bodoh tidak waras, tidak mneyadari tingkah lakunya atau tidak sadar atas tindakannya (Afifah, 2014: 14).

  Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah keadaan seseorang mengetahui baik buruknya suatu yang akan berdampak pada dirinya. Jadi, kesadaran disini berkaitan tentang baik buruknya bagi seseorang bila tidak berpendidikan atau sekolah.

  Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah merupakan sebuah unit sosial, karena di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang menyatu bukan faktor kebetulan tetapi dengan sebuah kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun melakukan tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan bersama, yakni mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju fase kedewasaan, agar mereka mandiri baik secara psikologis, biologis maupun sosial (Rosyada, 2007: 213-214).

  Pendidikan formal dilaksanakan dalam semesta pendidikan nasional. Menurut TAP MPR No. II/MPR/1988, Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadia, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggug jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani (sudarsono, 1995: 129).

  Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta didik melaksanakan interaksi proses belajar mengajar secara formal (Ahid, 2010: 65). Pada saat ini sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang sudah banyak keberadaanya dari mulai perkotaan sampai di pedesaan.

  Eksistensi sekolah merupakan sarana yang paling vital dalam proses pemunculan kepribadian manusia sutuhnya (Ahid, 2010: 67). Dalam hal ini sekolah sebagai sarana pendidikan, baik secara formal, nonformal, maupun informal. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa seorang anak. Maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk membentuk pribadi seorang anak. Sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja (sudarsono, 1995: 129).

  Pendidikan formal diartikan sebagai proses belajar yang terjadi secara hierarkis, terstruktur, berjenjang, termasuk stdudi akademik secara umum, beragam program lembaga pendidikan dengan waktu penuh atau full time, pelatihan teknis dan profesional (Marzuki, 2010: 132).

  Sedangkan pendidikan nonformal dapat diartikan sebagai proses belajar secara terorganissikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula (Marzuki, 2010: 132).

  Dan pendidikan informal adalah proses belajar sepanjang hayat yang terjadi pada setiap individu dalam memperoleh nilai-nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan melalui pengalaman sehari-hari atau pengaruh pendidikan dan sumber-sumber lainnya di sekitar lingkungannya. Hampir semua bagian prosesnya relatif tidak terorganisasikan dan tidak sistematik. Meskipun demikian, tidak berarti hal ini menjadi tidak penting dalam proses pembentukan kepribadian (Marzuki, 2010: 132).

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pula mengenai pendidikan formal.

  Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

  Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Serta pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

  Serta di pasal 6 ayat 1 setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan di ayat 2 dijelaskan lagi setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

  Pendidikan di Indonesia kini telah memasuki era perubahan yang ketiga, setelah sebelumnya pendidikan itu milik masyarakat yang menyatu dalam lembaga-lembaga keagamaan, surau, masjid, dan pesantren-pesantren sebagai pengembangan fungsi dari masjid menjadi lembaga pendidikan.

  Kemudian pendidikan menjadi program pemerintah, dan dikelola secara sentralistik baik perencanaan, pendanaan maupun berbagai kebijakan kurikulum dan pembinaan sumber daya manusia serta berbagai sumber daya pendidikan lainnya (Rosyada, 2007: 214).

  Kini dengan diundangkannya UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, rakyat memperoleh kembali hak partisipatifnya dalam mengembangkan kualiatas pendidikan, sebagaimana dikemukakan pada pasa 4 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Gagasan dasar tersebut diperjelas dengan ayat ke- 6 pasal yang sama, yang berbunyi “Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalan mutu layanan pendidikan (Rosyada, 2007: 215).

C. Remaja

  Remaja merupakan usia sekolah dan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa dewasa, di mulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis (Sukmadinata, 2004: 155). Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja (Daradjat, 1995: 8)

  Masa remaja awal sering disebut masa puber atau pubertas. Pubertas dari bahasa Latin yang artinya menjadi dewasa. Dapat diartikan pula bahwa pubertas dari kata pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menampakkan perkembangan seksual (Rumini Sundari, 2004: 63).

  Menurut Hall, masa remaja merupakan masa “sturm and drang” topan dan badai, masa penuh emosi dann adakalanya emosinya meledak-ledak, yang muncul karena adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi yang menggebu-gebu ini ada kalanya menyulitkan, baik bagi remaja maupun orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Namun emosi yang menggebu-gebu ini juga bermanfaat bagi remaja dalam upayanya menemukan identitas diri. Reaksi orang-orang disekitarnya akan menjadi pengalaman belajar bagi si remaja untuk menentukan tindakan apa yang kelak akan dilakukannya (Herlina, 2013).

  Remaja yang bergaul dengan teman-temannya yang tidak sekolah atau putus sekolah akan terpengaruh dengan mereka. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, karena teman-temannya juga tidak melanjutkan sekolah. mereka memilih untuk mencari uang dengan alasan membantu orang tua (Yunita, 2011). Walaupun sebenarnya orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan mempunyai keinginan menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dengan harapan akan mempunyai masa depan yang lebih baik.

  Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Basri, 2004: 4). Remaja memerlukan pengertian yang mendalam tentang kebutuhan, bakat, kapasitas diri, sikap perkembangan dan tuntutan masa remaja yang sedang dilaluinya, dan ia juga ingin mengetahui bagamana cara bergaul dengan lawan jenis (Daradjat, 1995: 36).

  Kurangnya kesadaran remaja akan pendidikan bisa disebabkan kurangnya minat belajar, hal ini bisa disebabkan oleh kurang menariknya cara belajar yang mereka harus hadapi setiap hari di sekolah dan remaja belum menyadari pentingnya belajar untuk masa depan mereka, sehingga mereka kurang termotivasi untuk berlomba-lomba mencapai prestasi (Hutanjalay: 2013).

D. Penelitian yang Relevan

  Pendidikan diperoleh melalui sekolah, seko lah banyak yang berdiri di Indonesia, baik itu sekolah formal, nonformal, maupun informal. Penelitian yang membahas tentang sekolah formal telah banyak dilakukan oleh para peneliti.

1. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Moh. Arif

  Miftkhudin dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang

  Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di SMP N 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang

  meneliti tentang tingkat pendidikan formal orang tua siswa SMP N 1 Warungasem tergolong lebih tinggi dibanding tingkat pendidikan formal orang tua di SMP Negeri lainnya yang terdapat di kecamatan Warungasem. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar anak di SMP N 1 Warungasem yang ditunjukkam oleh hasil korelasi product moment dimana r hitung > r tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yakni 0,329 <0,889>0,424, sehingga Ha diterima. Ini berarati tingkat pendidikan formal yang tua ikut menentukan prestasi belajar anak. Jika tingkat pendiidkan orang tuanya tinggi maka prestasi belajar anak juga baik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah pun akan berprestasi pula tergantung dari motivasi siswa itu sendiri dan peran serta orang tua dalam mendidik dan membimbing belajar anaknya.

  2. Penelitian lain juga dilakukan Oleh Friska Nurul Indah Sari dengan judul

  Pendidikan Formal Anak Pada Masyarakat Nelayan. Studi Kasus: Kelurahan Bungus Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang .

  Yang meneliti tentang kondisi masyarakat nelayan di kelurahan Bungus Selatan memiliki kecenderungan tingginya angka putus sekolah. Masalah ketersediaan biaya untuk melanjutkan sekolah berkaitan erat dengan kondisi sosial dan ekonomi orang tua. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan anak pada masyarakat nelayan Bungus Selatan dapat dikatakan belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan tingginya angka putus sekolah pada keluarga nelayan.

  Terjadinya fenomena anak putus sekolah pada masyarakat nelayan Bungus Selatan merupakan bukti pemahaman akan pentingnya pendidikan belum sepenuhnya dipahami dan dijalankan oleh masyarakat, yang ditandai oleh berbagai gejala yang melatar belakangi anak-anak nelayan mengalami putus sekolah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan, dan faktor ekonomi.

  3. Persamaan dan Perbedaan Sekripsi dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua

  Terhadap Prestasi Belajar Anak Di SMP N 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 mempunyai perbedaan

  dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti, walaupun sama-sama membahas tentang pendidikan formal anan tetapi, sekripsi ini cenderung membahas tentang pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar anak. Sedangkan peneliti lebih dalam mengkaji tentang upaya meningkatkan pendidikan forrmal dikarenakan minat sekolah formal lebih rendah, yang lebih dominan dikarenakan ekonomi keluarga yang rendah dan kurangnya minat anak didik untuk bersekolah.

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai persamaan dengan sekripsi yang berjudul Pendidikan Formal Anak Pada Masyarakat

  

Nelayan. Studi Kasus: Kelurahan Bungus Selatan, Kecamatan Bungus

  . Yaitu sama-sama meneliti tentang tingkat

  Teluk Kabung, Padang

  pendidikan formal yang rendah pada anak, dikarenakan tingkat ekonomi yang rendah sehingga menyebabkan kurangnya minat untuk sekolah formal. Selain itu lingkungan sekitar juga mempunyai pengaruh besar terhadap minat sekolah.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

Gambaran Umum Desa Mantingan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati

Desa Mantingan merupakan Desa yang mayoritas penduduknya

  bermata pencaharian sebagai petani. Ada sebanyak 801 orang berprofesi sebagai petani, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 52 orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 14 orang dan buruh sebanyak 71 orang. Karena keadaan masyarakat yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani dari jumlah penduduk 2738, rumah tangga miskinnya ada 757 orang (375 KK).

  Mengenai agama mereka sudah jauh lebih maju karena banyak anak muda yang mondok di pondok pesantren dan membawa perubahan yang cukup signifikan, dan seluruh masyarakat beragama Islam. Banyak acara- acara keagamaan yang sering di lakukan, seperti kegiatan yasinan keliling yang dilakukan setiap satu minggu sekali, pengajian muslimatan satu bulan sekali, pengajian dalam rangka peringatan hari-hari besar Islam, mengaji bersama di masjid setiap satu bulan sekali dan masih banyak kegiatan keagamaan lain yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mantingan.

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

10 143 89

Upaya Pnpm Mandiri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kebuyutan Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang

0 12 92

Efektivitas Partisipasi Perempuan Pada Pendidikan Non Formal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

0 0 62

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113

Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015. - Test Repository

0 0 107

Remaja Putus Sekolah antara Harapan dan Tantangan (Studi di Desa Ngemplak Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun 2015) - Test Repository

0 1 125

Fenomena Hamil Pranikah di Kalangan Remaja di Tinjau dari Perspektif Pendidikan Islam (Studi Kasus pada Remaja Putus Sekolah di Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 205