Ala Asu P A. E

Gam

3.2 Ala

Ala terdiri d ƒ Qu Qu dig bu me sa ga un N dil ya dip 8m did re ƒ Ta Ta ya m di

3.3 Asu

• • • mbar 3.1 Motor at Ukur at ukur yang d dari: uintox Flue Ga uintox Flue G gunakan untu uang yang dih enggunakan o aringan partike as buang mes ntuk menguku NO dan NO 2 , S lengkapi deng ang runcing d pakai dalam lu mm sampai 2 dapatkan aka emote monitor Gambar 3.2 achometer achometer adal ang memiliki erah.. Pada pe gunakan adala Gambar 3.3 umsi-Asumsi p Mesin diese secara optim Tidak ada diujikan. Alat ukur ya dan dapat m akurat. r Diesel Chang digunakan dala as Analyzer Gas Analyzer a uk mengukur hasilkan oleh oksigen, sarin l untuk mende sin. Alat ini d r konsentrasi SO 2 , O 2 , dan H an probe yang depth stone co ubang-lubang y 1mm. Hasil p an ditampilkan . 2 Skema Quint Analyzer lah alat ukur k sensor beru engujian ini, h tachometer d 3 Tachometer D pada Pengujia el yang digu mal. fluktuasi pad ang digunakan melakukan pe g Chai SX 175 am pengujian adalah alat ya konsentrasi g mesin. Alat ngan sulfur, d eteksi kandung dapat digunak CO, CO 2 , NO HC. Gas analyz g memiliki uju one yang dap yang berdiame pengukuran ya n pada hand tox Flue Gas kecepatan putar upa sinar in tachometer ya digital. Digital an nakan berfun da putaran ya telah terkalibr embacaan sec ini ang gas ini dan gan kan Ox zer ung pat eter ang dset ran nfra ang ngsi ang rasi ara 3.4 3.4.1 P prest antar Daya Pe baha baka u m therm

3.4.2 P

adal SO 2 , IV. H

4.1 P A. E

D miny B50 Puta dimu bebe bent poro puta E seba mak dibu lihat puta seda . P hal y diba pada bera 1800 bera bahw 4 5 6 E fe s ie n s i t h e rm a l Parameter P 1 Parameter Parameter yang tasi motor die ra lain : a poros efekti , Pemakaian an bakar spe ar – udara FA , Efisiensi mal th η . 2 Parameter E Parameter yan ah konsentrasi , NOx, CO dan HASIL DAN P Pengujian Pre Efisiensi Therm Dengan mem yak jarak dan dan solar 10 aran digunakan ulai 1600 sam erapa hasil perc tuk garapik pe os,torsi dan k aran mesin. Efesiensi therm anding tingginy ka semakin utuhkan pada w t pada pengujia aran 1600 rpm angkan pada 21 Pada campuran yang sama, na awah solar 10 a putaran 160 ada diatas 0,1900,2000,21 ada dibawah s wa harga yang Grafik 40 50 60 1500 1600 1700 arameter yan r Prestasi g harus iperha sel pada berba if Ne, Tekan bahan bakar sifik Be, P A, Laju aliran volumetrik η Emisi Gas Bu ng akan diuku i gas buang ya n HC. PEMBAHASA estasi mal vs Putara mvariasikan c solar pada B1 0 sebagai p n naik konst mpai 2100, cobaan yang k erbandingan e konsumsi bah mal akan cen ya putaran. Sem banyak lang waktu yang sam an bahan bakar m efesiensi th 100 rpm efesie n biodiesel dan amun harga ya 00. Untuk B 00 dan1700 e solar 100 100 harga ef olar 100. Pa g ditunjukan ti efesiensi thermal vs pu 1800 1900 2000 Putaran rpm ng Diukur atikan untuk m agai kondisi op nan efektif rat f m , Pema Perbandingan bahan bakar u V η dan Efi ang ur dalam peng ang terdiri dari AN n ampuran bio 10, B20, B30, pembanding sta tan 100 rpm kami mendap ami tuangkan d fesien thermal han bakar ter nderung meni makin tinggi pu gkah kerja ma, hal ini dapa r solar 100 . U hermalnya 45 ensi thermalnya n solar juga t ang dperoleh b B10, B20, B30 fesiensi therm ,Untuk pu fesiensi therm ada gambar te dak naik atau utaran 2100 2200 Solar B10 B20 B30 B40 B50 menilai perasi ta-rata akaian bahan udara isiensi gujian i CO 2 , odiesel , B40, andar. yang patkan dalam l,daya rhadap ingkat utaran yang at kita Untuk 5,4 a 60,8 terjadi berada 0, B40 malnya utaran malnya erlihat turun Murni TeknikA 69 secara linear meskipun putaran yang diberikan sama. Campuran B10 samapi B50 masih dapat digunakan tetapi untuk perawatan dan kerja mesin yang optimal disarankan menggunakan samapai B20 karena semakin besar campuran akan menambah viskositas bahan bakar sehingga proses pengabutan tidak sempurna.

B. Grafik Daya vs Putaran

Secara teori semakin tinggi putaran maka daya yang di hasilkan juga meningkat, pada gambar terlihat bahwa daya tertinggi pada 2100 rpm dan terendah 1600 rpm pada setiap variasi campuran Solar 100 menunjukkan daya maksimum 2,55 KW pada 2100 rpm dan daya minimum 1,47 KW pada 1600 rpm. Daya maksimum untuk B50 dan B30 sama dengan solar 100 pada putaran 2100 rpm, tetapi untuk putaran 1600 samapai 2000 rpm berada diatas solar 100. Seharusnya semakin besar campuran maka daya yang dihasilkan akan turun karena campuran akan meningkatkan viskositas bahan bakar, dan juga menurunkan nilai kalor pada hasil pembakaran diruang bakar. Nilai kalor yang rendah akan menurunkan keluaran daya maksimum dan menaikkan konsumsi bahan bakar. Dari grafik hasil pengujian dapat dilihat bahwa bahan bakar solar memiliki daya lebih tinggi dari pada campuran biodiesel. Daya solar yang lebih tinggi disebabkan karena nilai kalor solar yang lebih tinggi dari biodiesel. Biodisel memiliki keunggulan pada komposisi kimianya, karena dalam biodiesel terdapat atom-atom oksigen, hal ini tidak terdapat pada solar .

C. Konsumsi Bahan Bakar vs Putaran.

Konsumsi bahan bakar akan semakin meningkat dengan semakin besarnya putaran. Pada putaran 1600 rpm dibutuhkan bahan bakar rata-rata 0,270075 kgjam dan untuk putaran 2100 rpm dibutukan bahan bakar ratar-rata 0,39 kgjam dari gambar juga terlihat bahwa semakin besar campuran maka kebutuhan bahan bakar juga semakin besar dimana untuk putaran yang konstan 2100 rpm pada solar 100 dibutukan 0,34968 kgjam sedangkan pada B50 dibutuhkan 0,409659 kgjam. Peningkatan konsumsi bahan bakar yang dipengaruhi besarnya campuran karena semakin besar campuran maka viskositasnya juga meningkat, hal ini akan menyebabkan penguapan diruang bakar akan rendah. Untuk kebutuhan produksi dan penghematan sangat dianjurkan memakai campuran B20 karena pada B20 untuk putaran 2100 rpm hanya membutuhkan 0,386084 kgjam. Berati selisih antara solar 100 dengan B20 hanya 0,0364 kgjam.

D. Torsi vs Putaran

Torsi didapatkan dari besarnya gaya gesek pengerman terhadap putaran yang diberikan. Pada putaran 1600 didapatkan torsi minimum 8798,278 Nm nilai ini diperoleh dicampuran B20 sedangkan torsi maksimum11576,68 Nm didapat pada solar 100, B30 dan B50. seharusnya torsi pada solar 100 lebih besar dari biodiesel hal ini disebabkan solar 100 memiliki nilai kalor lebih tinggi dibandingkan campuran Biodisel dan solar. Kesalahan diperoleh pada pengaturan putaran yang tidak menggunakan putaran maksimum dengan daya maksimum. Kondisi mesin yang tidak optimal lagi sehingga tidak memungkinkan pengujian pada daya maksimum. Putaran yang sama sudah pasti kita juga mendapatkan gaya gesek pengereman yang sama atau mendekati sehingga selisih nilai torsi antara solar murni dan biodisel terjadi penyimpangan. 4.2 Pengujian Emisi Gas Buang 4.2.1 Grafik konsentrasi CO