4. Framing Sebagai Teknik Analisis
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana media membentuk dan mengkonstuksi realitas atas sebuah
peristiwa yang sedang terjadi pada masyarakat. Media dalam penyajian peristiwa kepada khalayak dilakukan dengan
menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek dan membesarkan cara bercerita tertentu sehingga makna dari sebuah peristiwa
mudah diingat dan menyentuh oleh khayalak. Menurut pendapat Durham dalam Eriyanto,2002:77 menjelaskan bahwa framing
dapat membuat dunia lebih diketahui dan dimengerti, yang mana realitas yang dipahami dan disederhanakan dalam kategori tertentu
secara kompleks sehingga membuat khalayak mudah memahami pesan realitas tersebut.
Sedangkan menurut pendapat Entman melihat framing dari dua dimensi besar yaiku seleksi isu dan penonjolan tertentu dari
aspek-aspek realitas oleh media. Realitas yang disajikan secara menonjol maka mempunyai kemungkinan besar mempengarui
khalayak dalam memahami sebuah realitas, karena khalayak bisa mengetahui bagaimana wartawan dalam menulis berita dan
menyeleksi isu atas sebuah peristiwa Eriyanto, 2002:221. Menurut pendapat Gamson dalam Eriyanto, 2002:261
menjelaskan bahwa framing menunjukan pada skema pemahaman individu sehingga seseorang dapat menepatkan, memperspektif,
mengidentifikasikan, dan memberi label peristiwa dalam pemahaman tertentu. Selain itu Gamson menanggap media
memiliki suatu peranan sebagai konstruksi makna peristawa yang berkaitan dengan objek dalam suatu wacana.
Menurut pendapat Pan dan Kosicki menjelaskan bahwa framing adalah sebuah proses membuat pesan lebih menonjol,
menepatkan informasi lebih pada yang lainya sehingga khalayak lebih memahami isi cerita pada pesan tersebut. Dalam media
framing dipahami sebagai perangkat kognisi yang digunakan dalam informasi untuk membuat kode, menafsirkan, dan
menyampaikan pada khalyak, yang mana semua itu dihubungkan dengan kinerja wartawan profesional pada lapangan. Selain itu
framing melihat dari dua model konsep yaiku konsep psikologi dan konsep sosiologi Eriyanto, 2002:290-291.
Analisis framing merupakan salah satu pendekatan dalam analisis wacana kritis, yakni analisis bahasa kritis critical
linguistics. Dalam analisis ini memusatkan bahwa analisis pada bahasa dan menghubungkan dengan ideologi. Inti gagasanya
adalah melihat bagaimana bahasa dalam membuat posisi dan makna ideologi tertentu, ideologi tersebut memilih bahasa dan
struktur tata bahasa yang dipakai. Dalam pandangan kritis melihat fakta adalah sebuah proses pertarungan antara kekuatan ekonomi,
politik, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Sehingga berita
mencerminkan sebuah realitas, sedangkan dari wartawan nilai dan idiologi tidak terlepas dari proses peliputan dan pelaporan suatu
peristiwa. Peristiwa dibuat dengan peliputan dengan melakukan
wawancara dari beberapa sumber yang terpercaya lalu menyaring dengan ketentuan dari redaksi dan redaktur media. Hal ini tidak
terlepas dari proses pengelolan dan penyaringan pada media massa Sudibyo, 2001:224.
Fakta atau realitas adalah hasil dari konstruksi, yang mana realitas itu hadir karena konsep subjektifitas wartawan. Realitas
terbentuk dari konstruksi, sudut pandang tertentu dalam seorang wartawan, realitas ini bersifat objektif. Realitas itu bisa berbeda-
beda tergantung bagaimana konsepsi realitas itu dipahami oleh wartawan yang memiliki pandangan berbeda. Fakta dan realitas
bukan sesuatu yang mudah dibuat menjadi berita tapi ada karena ada dikonstruksi Eriyanto, 2002:19.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitiaan