Analisis sistem informasi pada website goverment : laporan kerja praktek

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan teknologi informasi menjadi sangat penting saat ini, hal ini dapat dilihat dari penerapan teknologi informasi khususnya internet yang tidak terbatas dalam bidang perdagangan saja (e-Business atau e-Commerce), melainkan juga dalam berbagai bidang lainnya seperti bidang pendidikan (e-Learning), bidang sosial (social networking), bidang perbankan (e-Banking) dan lain sebagainya.

Berbagai keuntungan diberikan teknologi informasi khususnya internet, yaitu membuat proses penyebaran informasi dan komunikasi menjadi lebih cepat, mudah dan murah serta tanpa batasan jarak dan waktu. Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan teknologi ini membuat teknologi informasi khususnya internet banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk kedalam bidang pemerintahan.

Wujud nyata dari pengaplikasian e-Government yang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya di Indonesia adalah pembuatan situs web pemerintah daerah. E-Government intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Pembangunan situs web bagi pemerintah daerah di Indonesia merupakan implementasi dari Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003, yang isinya menggalakkan pemanfaatan teknologi informasi (internet) dalam


(2)

2 menunjang aktivitas pemerintahannya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menuju terwujudnya e-Government di Indonesia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.depkominfo.go.id pada bulan september 2009, dari 470 pemerintah daerah baik tingkat provinsi, kotamadya maupun kabupaten terdapat 361 (77%) situs web pemerintah daerah, dan yang aktif atau bisa dibuka sekitar 316 situs web pemerintah daerah sisanya rusak, dalam pengembangan atau terkena sanksi (suspended). Saat ini perkembangan dari situs web pemerintah daerah memang meningkat pesat, namun baru dalam segi kuantitas sedangkan dari segi kesiapan situs web pemerintah daerah tersebut dalam menyongsong e-Government di Indonesia masih belum terlalu baik, tidak semua situs web pemerintah daerah menyediakan fasilitas pelayanan publik secara online.

Selain itu sebagian besar pengelola situs web pemerintah daerah belum mengoptimalkan efektivitas untuk meningkatkan popularitas situs webnya, hal ini dapat dilihat dari minimnya popularitas link serta masih rendahnya peringkat traffic mayoritas situs web pemerintah daerah di Indonesia. Semakin baik peringkat traffic dan popularitas link (jumlah eksternal inlink yang merujuk atau mereferensi menuju situs web pemerintah daerah), maka semakin populer suatu situs web pemerintah daerah, sehingga semakin tinggi perpindahan informasi yang terjadi dari pemerintah daerah ke masyarakat. Dengan pemeringkatan popularitas situs web pemerintah daerah diharapkan akan memacu pengelola situs web pemerintah daerah untuk senantiasa meningkatkan kualitas informasi serta pelayanan terhadap masyarakat luas.


(3)

3 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kami membahas permasalahan yang ada sebagai berikut :

a. Belum tersedianya media alternatif dalam penyampaian informasi yang akurat

b. Belum efektifnya sistem dalam menyajikan informasi secara cepat, akurat dan berkualitas.

Dalam pembuatan suatu sistem, identifikasi masalah mutlak diperlukan sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.

Adapun permasalahan yang terdapat pada sistem informasi pada sebuah website yang kami buat ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana merancang sistem informasi berbasis web yang baik.

b. Aplikasi situs yang dionline seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna dan masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan informasi bagi semua pihak yang terkait lainnya.

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan 1.3.1 Maksud

Maksud dari kerja praktek ini selain sebagai salah satu syarat kelulusan perkuliahan Kerja Praktek semester VII Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia, juga sebagai sarana merealisasikan ilmu yang telah didapat berupa materi dan ketermpilan yang telah didapatkan dikampus. Apakah sesuai dengan apa yang dibutuhkan


(4)

4 oleh dunia kerja atau masih terdapat kekurangan-kekurangan ilmu dan ketermpilan yang tidak mahasiswa dapatkan di kampus.

1.3.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mendapatkan ilmu dan wawasan baru tentang dunia kerja. Serta ilmu dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan oleh tempat dimana mahasiswa melakukan Kerja Praktek yakni di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Bandung. Sehingga jika mahasiswa sudah mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan di dunia kerja, maka mahasiswa akan lebih giat belajar agar kelak setelah lulus dapat bekerja dengan baik dan maksimal.

1.4 Batasan Masalah

Kompleksnya permasalahan yang ada dalam menganalisis website yang ada di sebuah situs pemerintahan adalah membuat kami merasa perlu adanya batasan masalah, maka kami membatasi masalah yang akan disampaikan, yaitu :

a.Mengenai pembahasan sistem informasi online yang tujuannya untuk memberitahukan kepada khalayak banyak adalah dimana situs pemerintahan jarang di update dan juga masih banyak situs website yang belum memberikan informasi yang baru untuk para penggunanya.

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Lokasi praktek kerja lapangan yang dilakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika yang beralamat di Jalan Taman Sari No. 55 Bandung. Adapun jadwal pelaksanaan praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh kami, yaitu :


(5)

5 Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Kerja Lapangan

No. Aktifitas 2011

Juli

1 2 3 4 1. Tugas Pertama

(Ruang Lingkup Progres MI Unikom)

X

2. Mengumpulkan Tugas Pertama (Ruang Lingkup Progres MI Unikom)

X

3. Tugas Kedua

(Menganalisis Website Goverment)

X

4. Mengumpulkan Tugas Kedua (Menganalisis Website Goverment)

X

5. Tugas Ketiga

(Menganalisis Teknik Perancangan Website)

X

6. Mengumpulkan Tugas Ketiga

((Menganalisis Teknik Perancangan Website)

X

7. Pengkoreksian Tugas Ketiga

(Menganalisis Teknik Perancangan Website)

X


(6)

6 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan / group / komponen apapun baik phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan system, yaitu yang menenkankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Pendekatan system yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan system sebagai berikut ini :

Suatu Sistem adalah suatu jaringan kerja dari procedure-prosedure yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu

Pendekatan system yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan system sebagai berikut ini :

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan system yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau susbsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataanya suatu system dapat terdiri dari beberapa subsistem atau system bagian.. Sebagai misal, system akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya.


(7)

7 2.1.1 Elemen Sistem

Elemen sistem mendukung dimana akan terjadinya suatu informasi yang akan berkualitas, maka dari itu elemen sistem sangat dibutuhkan dalam mencari suatu informasi berupa data yang akan menghasilkan informasi.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut JOG[3] sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang terdiri dari ;

o Komponen-komponen (Component)

Suatu sistem terdiri dari jumlah komponen yang saling berinteraksi untuk membentuk suatu kesatuan komponen-komponen sistem berupa sub-sistem. o Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan item yang lain dengan lingkungan luar. Batas sistem ini dapat dipandang sebagai satu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

Karakteristik system dapatlah digambarkan sebagai berikut :

D

Input Out Put

Batas sistem

C A

B

Sub Sistem Lingkungan eksternal


(8)

8 2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut ini :

a. Sistem diklasifikan sebagai hasil system abstrak (abstrak system) dan system fisik (Physical System)

Sistem abstrak adalah system yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya system teologia, yaitu system yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan system yang ada secara fisik. Misalnya system computer, system akuntansi, system produksi dan lain sebagainya.

b. Sistem diklasifikan sebagai system alamiah (natural system) dan system buatan manusia (human made system)

Sistem alamiah adalah system yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya system perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah system yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi anatara manusia dengan mesin disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system, karena menyangkut penggunaan computer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem diklasifikan sebagai system tertentu (deterministic System) dan system tak tentu (probabilistic system)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari system dapat diramalkan. Sistem computer adalah contoh dari system tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah system yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.


(9)

9 d. Sistem diklasifikan sebagai system tertutup (closed system) dan system

terbuka(open system)

Sistem terbuka adalah system yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena system sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luanya, maka suatu system harus mempunyai suatu system pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relative tertutup karena system tertutup akan bekerja secara otomatis dna terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

Klasifikasi system terbuka dan tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :

Input Transformasi Output

Sistem Terbuka

Sistem Tertutup

Tujuan

Mekanisme Pengendalian


(10)

10 2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi, digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan Grudnitski (1989) kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :

o Relevansi o Tepat waktu dan o Akuransi

Akuransi berarti bahwa informasi bebas dari kesalahan. Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Tepat waktu berarti bahwa informasi datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Untuk mempermudah bagi para pekerja di suatu organisasi dalam memperoleh informasi, teknologi informasi biasa dilibatkan. Secara lebih khusus, organisasi umumnya menerapkan sistem informasi.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Dibawah ini adalah pengertian sistem informasi menurut berbagai sumber, yaitu :

o Menurut Alter (2000 : 1)

Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang di organisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

o Menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 2)

Sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentik informasi yang berguna.


(11)

11 2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Dalam pemahaman masalah dilakukan pendekatan sistem yang merupakan serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah dipahami, solusi alternative dipertimbangkan dan solusi yang dipilih bekerja.

Kemudian akan dilanjutkan dengan pengembangan sistem sebagai bentuk aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan yang timbul.

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan sistem terstruktur. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan akan dipecahkan dengan hasil dari sistem yang mudah untuk dipelihara serta fleksibel. Pendekatan sistem ini mempunyai dokumentasi yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Adapun alat yang dipergunakan dalam metode terstruktur ini berupa Diagram Alir (Flow Map), Diagram Konteks (Context D iagram), DFD (Data Flow Diagram), Kamus Data (Data Dictionary), ERD (Entity Relational Diagram), dan Normalisasi yang berorientasi pada proses dan data.


(12)

12 2.4.2 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan system (system development) dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki system yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :

 Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul disistem yang lama yang dapat berupa :

i. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam system yang lama menyebabkan system yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

Ketidakberesan ini dapat berupa :

1. Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.

2. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

3. Tidak efisiensinya operasi.

4. Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. ii. Pertumbuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya system yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan system yang lama tidak efektif lagi, sehingga system yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.


(13)

13 Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras computer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Oganisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Bila pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada pelanggan dan lain sebagainya.

Adanya instruksi-instruksi (derivatives)

Penyusunan system yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

Berikut ini dapat digunakan sebagai indicator adanya permasalahan-permasalahan dan kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga menyebabkan system yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti keseluruhannya. Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut :

- Keluhan dari langganan

- Pengiriman barang yang sering tertunda - Pembayaran gaji yang terlambat

- Laporan yang tidak tepat waktunya - Isi laporan yang sering salah - Tanggung jawab yang tidak jelas - Waktu kerja yang berlebihan - Ketidakberesan kas

- Produktifitas tenaga kerja yang rendah - Banyaknya pekerja yang menganggur


(14)

14 - Kegiatan yang tumpang tindih

- Tanggapan yang lambat terhadap langganan - Kehilangan kesempatan kompetisi pasar - Kesalahan-kesalahan manual yang tinggi - Persediaan barang yang terlalu tinggi

- Pemesnaan kembali barang yang tidak efisien - Biaya Operasi yang tinggi

- File-file yang kurang teratur

- Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran

- Bertumpuknya back order (tertundanya pengiriman karena kurangnya persediaan barang)

- Investasi yang tidak efisien

- Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat

- Kapasitas produksi yang menganggur (idle capasites) - Pekerjaan manajer yang terlalu teknis

- Dll.

Proses pengembangan system dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem Yang ada

Pengembangan ssitem

Sistem Yang baru Permasalahan, kesempatan,

instruksi

Memecahkan masalah,meraih kesempatan menemui


(15)

15 Dengan telah dikembangkannya system yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di system yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan mengingatnya), yaitu sebagai berikut:

- Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) system yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughtput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan terebut.

- Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

- Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

- Control (Pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.

- Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan

dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

- Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.


(16)

16 2.4.3 Alat Bantu Analisis

1) Flowmap

Flowmap adalah campuran peta dan flow chart, yang menunjukkan pergerakan benda dari satu lokasi ke lokasi lain, seperti jumlah orang dalam migrasi, jumlah barang yang diperdagangkan, atau jumlah paket dalam jaringan. Flowmapmenolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

Langkah-langkah dalam membuat Flowmap :

Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowmap, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :

Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan

definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.stem.

Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

2) Diagram Kontek

Model berikutnya menjawab sejumlah pertanyaan yang muncul dalam pembuatan statement of purpose. Context Diagram merupakan kejadian tersendiri dari suatu diagram alir data. Dimana satu lingkaran merepresentasikan seluruh sistem. Context Diagram ini harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem-sistem dan keluaran.


(17)

17 Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem.

Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran daa menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen.

Context diagram menggarisbawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem:

Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.

Data dimana sistem kita menerima dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.

Data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.

Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem kita dengan terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya,, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita.

Batasan antara sistem kita dan lingkungan.

Context Diagram dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran control penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang dilakukan keseluruhan organisasi.


(18)

18 Terminator ditunjukkan dalam bentuk persegi panjang dan berkomunikasi langsung dengan sistem melalui aliran data atau penyimpanan eksternal Antar terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung. Pada kenyataannya hubungan antar terminator dilakukan, tetapi secara definitif karena terminator adalah bagian dari lingkungan, maka tidak relevan jika dibahas dalam context diagram.

Tabel 2.4.2.2 Simbol-simbol Context Diagram

Gambar 2.4.2.2 (a) dublicator

Context Diagram memiliki aturan sebagai berikut:

a. Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus untuk menjelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah identik.


(19)

19 Tanda tersebut dapat berupa asterik (*) atau pagar (#).

b. Jika terminator mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah personil yang berfungsi untuk melakukan itu dapat berganti sedang Context Diagram harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran.

c. Karena fokus uitama adalah mengembangkan model, maka penting untuk membedakan sumber (resource) dan pelaku (handler)., pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransportasikan data ke/dari sistem, karena pelaku seringkali familier dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang tidak perlu digambarkan.

Aliran dalam context diagram memodelkan masukan ke sistem dan keluaran dari system seperti halnya sinyal kontrol yang diterima atau dibuat sistem. Aliran data hanya digambarkan jika diperlukan untuk mendeteksi kejadian dalam lingkungan dimana sistem harus memberikan respon atau membutuhkan data untuk menghasilkan respon.

Selain itu, aliran data dibutuhkan untuk menggambarkan transportasi antara sistem dan terminator. Dengan kata lain aliran data digambarkan jika data tersebut diperlukan untuk menghasilkan respon pada kejadian tertentu. Dalam hal ini kita seharusnya menggambar context diagram dengan asumsi bahwa masukan disebabkan dan diawali oleh terminator, sedangkan keluaran disebabkan dan diawali oleh sistem.

Dengan mencegah interaksi yang tidak perlu (extraneous prompts) yang berorientasi pada implementasi masukan-keluaran dan mengkonsentrasikan pemodelan pada jaringan aliran data.


(20)

20 Gambar 2.4.2.2 (b) Interaksi yang tidak perlu

3) Data Flow Diagram

Data flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan sustu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, harddisk, tape, diskette, dan lain sebagianya). Simbol-sombol yang digunakan di DFD mewakili maksud tertentu, yaitu:

a. External entity (kesatuan Luar) atau boundary (batas sistem) Setiap sistem pasti memiliki batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainya yang berada di lingkungan luarnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

b. Data flow (arus data) Arus data di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan, dan kesatuan luar.

c. Process (proses)Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.


(21)

21 d. Data store (simpanan data) Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di komputer, suatu arsip atau catatan manual dan lain sebagainya.

Gambar 2.4.2.3 Komponen-komponen DFD

4) Perancangan Basis Data a) Normalisasi

Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus, mengubah dan mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan basis data belum optimal.

Langkah-langkah berikut akan dilakukan dalam proses normalisasi :

1) Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk tidak normal merupakan sekumpulan data yang akan direkam, serta tidak ada keharusan mengikuti format tertentu. Data-data tersebut dikumpulkan apa adanya sesuai dengan keData-datangannya.


(22)

22 2) Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form)

Bentuk ini sangat sederhana. Aturannya sebuah tabel tidak boleh mengandung kelompok yang berulang. Cara yang dilakukan pada normal peratma ini adalah dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu nilai tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada satu tabel dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang Atomic.

3) Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form)

Langkah ketiga pada normal kedua adalah bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu dan setiap file yang tidak bergantung sepenuhnya pada kunci primer dan harus dipindahkan ke tabel lain.

4) Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Third Normal Form)

Langkah keempat pada normal ketiga ini adalah suatu relasi dikatakan dalam bentuk ketiga jika berada pada bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.

5) Bentuk Normal Boyce Codd (BCNF)

Definisi dari bentuk BCNF adalah suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce Codd jika dan hanya jika suatu penentu (deteminan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik).


(23)

23 Dari proses normalilsasi ini hal-hal sebagai berikut akan dicapai :

a) Optimalisasi struktur-struktur tabel b) Meningkatkan kecepatan

c) Menghilangkan pemasukan data yang sama

d) Lebih efisien dalam penggunaan media penyimpanan e) Mengurangi redundansi

b) Tabel Relasi

Untuk mencatat informasi maka dibuat tabel sebagai tempat menyimpan dan mengelola data dengan langkah sebagai berikut :

1) Merancang tabel yang akan dibuat, 2) Merancang struktur tabel seperti apa

3) Mengatur hubungan/relasi antar tabel satu dengan tabel lain supaya informasinya terpadu.

Dalam sebuah database, setiap tabel memiliki sebuah field yang memiliki nilai unik untuk setiap field baris. Field ini ditandai dengan

icon bergambar kunci didepan namanya, baris yang berhubungan pada tabel mengulangi kunci primer (Primary Key) dari baris yang dihubungkannya pada tabel lain. Salinan dari kunci primer di dalam tabel yang lain disebut dengan kunci asing. Kunci asing ini tidak perlu bersifat unik dan semua field yang biasa menjadi kunci asing yang membua sebuah field merupakan kunci asing adalah jika dia sesuai dengan kunci primer pada sebuah tabel.


(24)

24 BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Profil Tempat Kerja Praktek

Sejarah Instansi

Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I


(25)

25 Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi.

Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti :

- IPTN - PJKA - ITB

- dan pihak Swasta lainnya.

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di


(26)

26 dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE)

Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa


(27)

27 Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.


(28)

28 Dasar Hukum :

1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ;

2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.

Nomenklatur :

BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika .

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di Jalan Tamansari no. 55 Bandung.

Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.


(29)

29 Berdasarkan Perda tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika berada diperingkat 20 dengan sruktur organisasi sebagai berikut di bawah ini.

1. Kepala

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub.Bagian Perencanaan dan Program

b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Kepegawaian dan Umum;

3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi, membawahkan :

a. Seksi Pos Dan Telekomunikasi;

b. Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi;

c. Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi;

4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi, membawahkan :

a. Seksi Komunikasi Sosial ;

b. Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah;

c. Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media;


(30)

30 a. Seksi Pengembangan Telematika;

b. Seksi Penerapan telematika;

c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika

6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan:

a. Seksi Kompilasi Data ;

b. Seksi Integrasi Data ;

c. Seksi Penyajian Data dan Informasi.

7. Balai LPSE

a. Tata Usaha LPSE

b. Layanan Informasi LPSE

c. Dukungan dan Pendayagunaan TIK LPSE

3.1.2 Visi dan Misi DISKOMINFO

Visi

Terwujudnya masyarakat informasi yang sejahtera melalui penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(31)

31 1. Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi. 2. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi.

3. Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi.

4. Mengembangkan standardisasi dan sertifikasi dalam rangka menciptakan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika.

5. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.

6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.

7. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan informatika. 8. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi dan profesionalisme. 9. Meningkatkan peran serta aktif Indonesia dalam berbagai fora internasional di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan citra positif bangsa dan negara.


(32)

32 10.Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good govermance).

3.2 Struktur Organisasi DISKOMINFO

Menurut Andri Kristanto (2003) Dalam organisasi, pengelompokan orang-orang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan dengan tujuan yang sama dinamakan departemen atau divisi. Bagan organisasi menunjukan bagaimana departemen-departemen yang ada akan dikoordinasi sesuai jalur wewenang yang dimiliki. Bagan organisasi adalah penggambaran struktur kerja dari sebuah organisasi, dimana didalamnya menunjukan hubungan wewenang dan tanggung jawab serta deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan.

Struktur organisasi merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh suatu organisasi, terutama organisasi formal. Persoalan yang langsung mempengaruhi masalah struktur organisasi mau tidak mau pasti akan timbul pada waktu penentuan sasaran dan hasil patok, karena organisasi merupakan satu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian dan sub-sub bagian yang mempunyai spesialisasi tertentu tersebut tidak ditertibkan, maka mereka tidak akan mendukung tujuan organisasi secara utuh, karena mereka akan menuju sasarannya masing-masing.

Melalui struktur organisasi yang baik dapat menunjukkan suatu pembagian tugas yang jelas dan tepat dalam menempatkan pegawai untuk menghindari tidak tepatnya dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pembagian tugas dalam suatu organisasi perlu diadakan dan dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.


(33)

33 Adapun struktur organisasi DISKOMINFO PROV. JABAR di Bidang Telematika di gambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat 3.3 Deskripsi Kerja dan Jabatan

Dibawah ini adalah beberapa deskripsi pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang oleh setiap tingkatannya masing – masing.

1. Kepala Seksi Penerapan Telematika

Kepala Seksi Penerapan Telematika dipimpin oleh Drs. H. Karso Saminnurahmat, MM. Bertanggung jawab sebagai Perumusan kebijaksanaan teknik penerapan telematika, pembinaan umum, pemberian bimbingan serta perizinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan.

2. Pengadministrasi Umum/BPP

Pengadministrasi Umum/BPP dipimpin oleh Yuningsih. Bertugas dalam pengeluaran biaya dan merangkap sebagai BPP.


(34)

34 3. Pengadministrasi Umum

Pengadministrasi Umum dipimpin oleh Ade Djuhana. Bertugas dalam pengeluaran biaya dan bagian kepegawaian.

4. Pengentry Data

Pengentry Data dipimpin oleh Imas Rosidah, SP. Bertugas sebagai masukkan dan keluaran data.

5. Operator Komputer / Teknis

Operator Komputer / Teknis dipimpin oleh Eko Radiantoro. A.Md. Bertugas sebagai teknisi lapangan sistem.


(35)

35 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem yang berjalan

Analisa sistem akan menguraikan sistem secara utuh ke dalam bagian komponen-komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Analisa sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

Penguraian akan dimulai dari sistem yang berjalan dengan menjabarkan identifikasi masalah serta peluang dari pemecahan solusi. Kemudian akan dilanjutkan dengan penjelasan sistem yang akan diusulkan untuk perbaikan dari sistem yang berjalan. Yang akhirnya perbandingan antara sistem lama dengan yang baru akan dikaji untuk melihat efektifitas dari sebuah rancangan sistem baru. 4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan untuk menganalisis atau mempelajari beberapa dokumen yang ada/digunakan dalam sistem yang sedang berjalan saat ini. Agar lebih mudah dalam proses yang sedang berjalan dan meningkatkan kinerja dari website yang di publish.

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem. Analisis sistem ini dapat dijadikan sebagai suatu landasan usulan perancangan sistem yang


(36)

36 sedang berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada serta dari urutan kejadian tersebut dapat dibuat Bagan Alir Dokumen (Flow Map).

Selanjutnya parameter pendukung dari sistem berjalan akan di jelaskan hingga tahap evaluasi yang akan memaparkan apa yang menjadi permasalahan dari sistem yang sedang berjalan.

4.1.2.1 Flowmap

Dibawah ini adalah contoh flowmap pada situs website goverment yang berkategorikan fotografi.


(37)

37 4.1.2.2 Diagram Kontek

Dibawah ini adalah Diagram Koneks Web Fotografi bersifat Pribadi.

Gambar 4.1.2.2 Diagram Kontek Web Fotografi

4.1.2.3 Data Flow Diagram

DFD adalah refresentasi dari suatu sistem yang menggambarkan bagian-bagian dari sistem tersebut beserta seluruh keterlibatan diantara bagian yang ada. Lihat gambar 4.1.2.3 dibawah ini yang menunjukkan foto sifat pribadi dalam website. Jika ada yang register ingin menjadi member, akan dijawab oleh admin. Lihat dibawah ini sebagai berikut :


(38)

38 Dfd Level 1 Proses 1


(39)

39 Dfd Level 1 Proses 2

Gambar 4.1.2.3 (b) Dfd Level 1 Proses 2

Dfd Level1 Proses 3


(40)

40 4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, sistem yang berjalan pada saat ini memiliki beberapa kelemahan yang berdampak pada produktivitas dari website tersebut.

Adapun uraian permasalahan tersebut yakni sebagai berikut : a. Pengguna Web (user)

- Pengguna khusus Web ini didominasi oleh investor, pegawai pemerintahan dan pengusaha (baik dalam maupun luar negeri) yang memiliki rentang umur 25 – 60 tahun. Para investor dan pengusaha biasanya memerlukan informasi mengenai prospek daerah mulai dari keaadaan ekonomi, pertahanan, sosial dan keadaan geografis.

- Pengguna Web secara umum adalah masyarakat luas. b. Penulisan Format Waktu

Penanggalan dan waktu sangat baik, dan sesuai dengan format waktu. c. Format Penulisan dan Panjang Kata

- Penggunaan rata teks yang baik sehingga mempermudah user dalam membaca.

- Penggunaan kata yang cukup. d. Logo dan Tag Line

- Logo hanya ada pada homepage. - Peletakan logo yang benar


(41)

41 e. Fungsi Search

Web ini mempunyai fungsi search pada halamannya. Sehingga mempermudah pengguna untuk melakukan pencarian.

f. Ruang Komentar

Web ini tidak mempunyai ruang komentar, chat, forum dan sebagainya sebagai feedback kepada pengguna. Sehingga Web ini semakin terlihat tidak interaktif.

g. Urutan Sub Menu

Sub menu diletakkan tidak berdasarkan urutan abjad. Sehingga menyulitkan user jika menu yang diberikan banyak.

h. Peta

Peta yang ditampilkan pada web ini mempunyai banyak kekurangan. Anatar lain:

- Tidak memiliki arah mata angin.

Mata angin diperlukan user untuk mengetahui posisi daerah terhadap bumi. - Tidak mencantumkan skala.

Tidak adanya skala pada peta akan mempersulit user untuk memprediksi luas suatu bagian daerah pada peta. Sebaiknya Web ini memberikan skala pada peta. Skala yang digunakan bisa berupa angka maupun grafik. Tapi sebaiknya skala yang digunakan berupa grafik agar mempermudah user dalam perbandingan gambar dengan ukuran yang sebenarnya.


(42)

42 Penggunaan legenda akan mempermudah user untuk mengetahui kota kota kecil yang ada dipeta. Tanpa adanya legenda user sulit untuk menerjemahkan simbol-simbol yang ada dipeta seperti simbol pesawat dan garis batas suatu wilayah.

- Peta yang terlalu kecil.

Ukuran peta yang ditampilkan relative kecil dan terlihat seperti screenshoot. Sehingga usersulit untuk mengetahui batas-batas suatu daerah.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Dalam menentukan tujuan sistem yang akan dibangun atau dirancang harus sesuai dengan rancangan yang diinginkan user yaitu dengan maksud sebagai penyedia sistem informasi Naskah Dinas Provinsi Jawa Barat. Kegunaan dari sistem informasi yang akan dirancang ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pegawai dalam pencarian informasi naskah dinas.


(43)

43 4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan

4.2.2.1 Flowmap


(44)

44 4.2.2.2 Diagram Kontek

gambar 4.2.2.2 Diagram Kontek yang diusulkan

4.2.2.3 Data Flow Diagram

DFD adalah refresentasi dari suatu sistem yang menggambarkan bagian-bagian dari sistem tersebut beserta seluruh keterlibatan diantara bagian yang ada. Adapun DFD yang diusulkan terdapat pada gambar 4.2.2.3 sebagai berikut :


(45)

45 Dfd Level 1 Proses 1

Gambar 4.2.2.3(a) Dfd Level 1 Proses 1

Dfd Level 1 Proses 2


(46)

46 Dfd Level 1 Proses 3

Gambar 4.2.2.3 (c) Dfd Level 1 Proses 3

4.2.2.4 Kamus Data

Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu informasi yang digunakan untuk mendefinisikan data yang mengalir dalam sistem secara lengkap. Kamus data untuk data yang mengalir pada DFD (Data Flow Diagram) yang penulis usulkan adalah sebagai berikut :

Nama Arus Data : Data Admin

Deskripsi : Berisi Username dan Password Admin

Struktur Data : Username + password

Nama Arus Data : Data Foto

Deskripsi : berisi Data Foto


(47)

47 4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang diusulkan / dirancang

Mengacu pada permasalahan di atas, penulis membuat sebuah rancangan pemecahan masalah. Dimana Sistem Informasi Website Goverment berbasis Fotografi akan dirancang sebagai solusi masalah yang akan diajukan. Inti dari solusi yang akan diambil untuk memecahkan masalah sebagai berikut :

1. Pengisian data akan dilakukan secara terkomputerisasi, sehingga lebih memudahkan user / admin untuk mengisi data jabatan dan tidak perlu banyak menghabiskan waktu

2. Penyimpanan data akan dilakuakn di database sehingga bisa lebih aman dan tidak memerlukan tempat yang luas untuk menyimpannya.database yang ada juag bisa di proteksi dengan menggunkan password,sehingga tidak semua orang bisa merubah data yang ada

3. Setiap divisi tidak usah bolak balik untuk mendapatkan persetujuan dari atasannya, cukup dengan mengisi form tersebut, maka atasan pun bisa langsung mengaksesnya dari tempat dia bekerja

4. Peng-update tan lebih mudah dilakukan karena langsung dilakukan dengan merubah data yang sudah ada dalam database dan kemudian disimpan lagi


(48)

48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Peringkat Traffic), Kecepatan (Waktu Loading), Isi Situs Web (Website Content) dan Kesiapan Menuju e-Government (e-Government Readiness) dalam penelitian ini sudah dapat diimplementasikan sebagai perangkat dalam mengevaluasi dan memeringkat popularitas situs web pemerintah daerah, hal ini dapat dilihat pada hasil pemeringkatan popularitas terhadap sepuluh situs web pemerintah daerah pada penelitian ini, yang menunjukan total nilai evaluasi masing-masing situs web pemerintah daerah yang beragam sehingga proses pemeringkatan yang berdasarkan pada total nilai evaluasi dapat dilakukan.

Parameter evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini sudah dapat digunakan sebagai salah satu perangkat proses pemeringkatan popularitas situs web pemerintah daerah di Indonesia, walaupun dalam pembobotan subkategori parameter evaluasi penelitian ini masih memerlukan justifikasi teoritis sehingga lebih dapat diterima keabsahannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai metode pengevaluasian popularitas situs web, khususnya situs web pemerintah daerah.

5.2 Saran

Penggunaan parameter yang digunakan dalam penelitian ini lebih baik lagi jika diaplikasikan kedalam bentuk perangkat lunak berbasis web yang dapat secara otomatis mengevaluasi dan memeringkat situs web pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini masih perlu penyempurnaan di beberapa bagian agar


(49)

49 mendapatkan hasil yang benarbenar optimal, untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan subkategori parameter Isi Situs Web (Website Content) dan Kesiapan Menunjang e-Government (e-Government Readiness) secara lebih terperinci serta rentang (range) penilaian dalam pembobotan yang lebih luas, untuk menghindari kerangkapan hasil evaluasi tiap-tiap situs web pemerintah daerah.

Kemudian untuk pembobotan subkategori parameter Efektivitas (Effectivity) dan Kecepatan (Speed) perlu dilakukan pemberian rentang jangkauan atau range yang lebih luas untuk subkategori popularitas link, peringkat traffic dan waktu


(50)

Analisis Sistem Informasi

Pada Website Goverment

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program Studi Sistem Informasi

Oleh :

Imam Yudhi Pradana 10508128 Etwin Ariawanda 10508126 Edwin Herdiansyah 10508119

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(51)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SIMBOL ... vii

LEMBAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 6

2.1.1 Elemen Sistem ... 7

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 7

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 8

2.2 Pengertian Informasi ... 10

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 10

2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 11

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem ... 11

2.4.2 Metode Pengembangan Sistem………. 12

2.4.3 Alat Bantu Analisis ... 16

1) Flowmap ... 16

2) Diagram Kontek ... 16

3) Data Flow Diagram ... 20

4) Perancangan Basis Data ... 21

a) Normalisasi ... 21


(52)

iv BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.2 Struktur Organisasi DISKOMINFO ... 32

3.3 Deskripsi Kerja ... 33

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang berjalan ... 35

4.1.1 Analisis Dokumen ... 35

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan ... 35

4.1.2.1 Flowmap ... 36

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 37

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 37

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan ... 40

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 42

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 42

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan ... 43

4.2.2.1 Flowmap ... 43

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 44

4.2.2.3 Diagram Flow Diagram ... 44

4.2.2.3 Kamus Data ... 46

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di usulkan / dirancang ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49


(53)

50 DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul kadir. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

2. Azhar Susanto, 2002. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2, Bandung. Lingajaya.

3. Jogiyanto, HM. 1996. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

4. Suhendar, Edhy, 2005, Komunikasi Data dan Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.

5. Jogiyanto, Hm, 2002, Analisis & Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta

6. Davis, Gordon B, 1995, Kerangka Dasar Sistem Informasi, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta


(54)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur milik Allah SWT yang telah memberikan karunia serta hidayah-Nya kepada tim penulis karena dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “ANALISIS SISTEM INFORMASI PADA WEBSITE GOVERMENT“ dan dapat selesai tepat pada waktunya. Setelah melakukan praktek kerja lapangan di DISKOMINFO BANDUNG. Laporan ini diajukan oleh tim penulis untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program S1 Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian serta do’a yang begitu besar sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan kerja praktek ini. Selain itu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah Membimbing terutama kepada Bapak H. Erawan Hayat yang telah membimbing kami hingga bisa membuat laporan tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua pihak yang telah membantu Penulis dan laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Bandung, Oktober 2011


(55)

(1)

Analisis Sistem Informasi

Pada Website Goverment

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program Studi Sistem Informasi

Oleh :

Imam Yudhi Pradana 10508128 Etwin Ariawanda 10508126 Edwin Herdiansyah 10508119

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SIMBOL ... vii

LEMBAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 6

2.1.1 Elemen Sistem ... 7

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 7

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 8

2.2 Pengertian Informasi ... 10

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 10

2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 11

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem ... 11

2.4.2 Metode Pengembangan Sistem………. 12

2.4.3 Alat Bantu Analisis ... 16

1) Flowmap ... 16

2) Diagram Kontek ... 16

3) Data Flow Diagram ... 20

4) Perancangan Basis Data ... 21

a) Normalisasi ... 21


(3)

iv BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.2 Struktur Organisasi DISKOMINFO ... 32

3.3 Deskripsi Kerja ... 33

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang berjalan ... 35

4.1.1 Analisis Dokumen ... 35

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan ... 35

4.1.2.1 Flowmap ... 36

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 37

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 37

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan ... 40

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 42

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 42

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan ... 43

4.2.2.1 Flowmap ... 43

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 44

4.2.2.3 Diagram Flow Diagram ... 44

4.2.2.3 Kamus Data ... 46

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di usulkan / dirancang ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49


(4)

50

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul kadir. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

2. Azhar Susanto, 2002. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2, Bandung. Lingajaya.

3. Jogiyanto, HM. 1996. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

4. Suhendar, Edhy, 2005, Komunikasi Data dan Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.

5. Jogiyanto, Hm, 2002, Analisis & Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta

6. Davis, Gordon B, 1995, Kerangka Dasar Sistem Informasi, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur milik Allah SWT yang telah memberikan karunia serta hidayah-Nya kepada tim penulis karena dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “ANALISIS SISTEM INFORMASI PADA WEBSITE GOVERMENT“ dan dapat selesai tepat pada waktunya. Setelah melakukan praktek kerja lapangan di DISKOMINFO BANDUNG. Laporan ini diajukan oleh tim penulis untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program S1 Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian serta do’a yang begitu besar sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan kerja praktek ini. Selain itu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah Membimbing terutama kepada Bapak H. Erawan Hayat yang telah membimbing kami hingga bisa membuat laporan tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua pihak yang telah membantu Penulis dan laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Bandung, Oktober 2011


(6)