Biologi Molekuler Keganasan Sel Limfoid Antigen dan Imunogenitas Tumor

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Molekuler Keganasan Sel Limfoid

Keganasan, termasuk keganasan sel limfoid terjadi karena akumulasi kelainan genetik dalam sel. Pertumbuhan sel diatur oleh protoonkogen growth promoting oncogenes dan tumor suppressor gene. Kedua gen tersebut memproduksi protein yang akan meningkatkan dan menekan pertumbuhan sel sesuai kebutuhan Kresno, 2003a. Normalnya, sebagian besar onkogen dan gen supresor mengatur siklus sel secara langsung. Aktivasi onkogen berlebihan terjadi melalui perubahan struktur gen, translokasi kromosom, peningkatan ekspresi gen atau mutasi faktor-faktor yang mengontrol ekspresi gen yang bersangkutan. Akibatnya, sel-sel akan berproliferasi aktif. Proliferasi yang berlebihan ini dicegah oleh gen supresor Kresno, 2003a. Bila gen supresor mengalami mutasi, maka akan mengakibatkan supresi pertumbuhan sel menghilang. Hal-hal tersebut di atas akan menyebabkan hilangnya kontrol pertumbuhan sehingga sel bertransformasi menjadi ganas Kresno, 2003a. Sel kanker akan menunjukkan perubahan ekspresi berbagai molekul permukaan, gangguan transkripsi dan translasi sehingga protein yang dihasilkan juga berubah. Oleh karena itu sering dianggap asing atau imunogenik oleh tubuh. Sebenarnya sistem imun dapat mengenal dan menghancurkan sel-sel tersebut dan 5 disebut dengan immune surveillance Kresno, 2003a; Subowo, 2009. Pertumbuhan, proteksi maupun penolakan tumor dipengaruhi oleh komponen dan mekanisme efektor sistem imun serta imunogenitas tumor Kresno, 2003a.

2.2 Antigen dan Imunogenitas Tumor

Kanker mengekspresikan berbagai jenis molekul yang kemudian dikenali oleh sistem imun sebagai antigen asing Subowo, 2009. Proteksi sistem imun terhadap timbulnya tumor disebut dengan imunitas tumor. Imunitas sejati terjadi hanya pada tumor yang mengekspresikan antigen imunogenik Baratawijaya dan Rengganis, 2009. Antigen ini digunakan sebagai sasaran sistem imun untuk dihancurkan secara spesifik. Menurut gambaran ekspresinya pada sel tumor dan sel normal, antigen tersebut dapat dibagi menjadi: tumor specific antigen TSA dan tumor associated antigen TAA. Respon imun terhadap TSA dapat menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel yang sehat. Berikut termasuk dalam TSA: protein yang diproduksi akibat mutasi satu atau lebih gen dan protein dalam tumor yang diinduksi virus. Namun, keuntungan TSA belum jelas Baratawijaya dan Rengganis, 2009. Terdapat 2 jenis antigen tumor, yaitu: TSTA dan TATA. Antigen pertama diakibatkan oleh mutasi sel tumor yang menghasilkan protein sel yang berubah. Pembentukan protein tersebut terjadi di dalam sitosol dan menghasilkan peptida yang diikat MHC-I dan mengiduksi CTL yang bersifat tumor spesifik Baratawijaya dan Rengganis, 2009. 6 Sementara, TATA tidak spesifik bagi tumor dan dapat merupakan protein yang diekspresikan pada sel normal saat fetus dan tidak menimbulkan respons imun. Normalnya, tidak diekspresikan pada dewasa. Antigen yang tidak spesifik tumor, disebut juga dengan TAA Baratawijaya dan Rengganis, 2009. Gambar 2.1 Mekanisme terbentuknya TSTA dan TATA Baratawijaya dan Rengganis, 2009 Beberapa antigen yang termasuk dalam TAA, antara lain: oncofetal antigen, tissue-specific differentiation antigen melanoma differentiation antigen gp 100, PSA, carcinoembryonic antigen, AFP Baratawijaya dan Rengganis, 2009. 7 Tabel 2.1 Antigen tumor yang dikenal oleh limfosit T Abbas, Lichtman and Pillai, 2007b

2.3 Multiple myeloma