Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Caustic Soda Dan Temperatur Terhadap Efektivitas Kebersihan Botol Di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI CAUSTIC SODA DAN
TEMPERATUR TERHADAP EFEKTIVITAS KEBERSIHAN BOTOL DI
PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh:
ADELIA SHAFRIANI PULUNGAN

NIM 082410036

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI CAUSTIC SODA DAN

TEMPERATUR TERHADAP EFEKTIVITAS KEBERSIHAN BOTOL DI
PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

Oleh:

ADELIA SHAFRIANI PULUNGAN

Medan,

NIM 082410036

April 2011

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing,

Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.
NIP 195107031977102001

Disahkan Oleh
Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.
NIP 195311281983031002

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis hadiahkan kehadapan Allah SWT, atas
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Caustic Soda dan
Temperatur Terhadap Efektivitas Kebersihan Botol di PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia Unit Medan”. Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang sebesar-sebesarnya penulis ucapkan kepada Ayah
Bunda tercinta H.Parlindungan Pulungan dan Hj.Zuraidah Harahap yang tiada
pernah berhenti mendoakan, mencintai, dan memberikan dorongan untuk
keberhasilan putrinya.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan
baik tanpa bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang
tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App. Sc., Apt., selaku ketua Program
Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
yang telah berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.
5. Bapak Hasiholan Tambunan, selaku Trainer Supply Chain PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia Unit Medan yang telah memberikan tempat pelaksanaan
prektek kerja lapangan.
6. Bapak Berton selaku pembimbing lapangan di tempat pelaksanaan praktek
kerja lapangan.
7. Kak Sukma, Syeikh, bang Marwan, bang Arman, bang Syahwin, dan bang
Arif, di Laboratorium yang selalu memberikan kegokilan, memberikan
bimbingan, dan telah banyak membantu penulis selama melaksanakan
praktek kerja lapangan.
8. Kak Evi, Kak Eni, Kak Umi dan abang-abang tersayang atas segala
perhatian dan kasih sayangnya.
9. Sahabat PKL Anggita, Sonanda, Predong, dan sahabat terdekat di kampus
Meje, dan July.
10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
Terima kasih atas persaudaraan yang indah ini.
11. Sahabat-sahabat penulis senasib seperjuangan AFA ’08 USU.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis sehingga selesainya tugas akhir ini.


Universitas Sumatera Utara

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan tugas
akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis dengan besar hati menerima
saran dan kritik yang membangun demi kebaikan ilmu pengetahuan saat ini.
Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan,

April 2011

penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar belakang .............................................................. 1
1.2. Tujuan .......................................................................... 3
1.3. Manfaat ........................................................................ 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5
2.1. Air ................................................................................ 5
2.1.1. Sumber-Sumber Air ............................................ 7
2.1.2. Kualitas Air ......................................................... 8
2.2. Proses Pengolahan Air ................................................. 9
2.2.1. Proses Pengolahan Soft Water ............................. 9

2.3. Senyawa-Senyawa Kimia Dalam Pencucian Botol ........ 11
2.4. Proses Pencucian Botol ................................................ 17

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN ........................................... 20
3.1. Alat dan Bahan ............................................................. 20
3.1.1. Alat-Alat .............................................................. 20
3.1.2. Bahan-Bahan........................................................ 20
3.2. Prosedur kerja ............................................................... 21
3.2.1. Penimbangan Botol ............................................. 21
3.2.2. Cek Konsentrasi Caustic Soda ............................. 22
3.2.2. Cek Konsentrasi Divo Ultra ................................ 23
3.2.3. Uji Kualitas Hasil Pencucian Botol...................... 23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………….. 25

4.1. Hasil ……………………………………………………. 25
4.2. Pembahasan ……………………………………………..27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….. 29
5.1. Kesimpulan …………………………………………….. 29
5.2. Saran ……………………………………………............ 29

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………............. 30

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Penimbangan Botol …………………………………………...... 21
Tabel 2. Data Perbedaan Konsentrasi Caustic Soda dan Temperatur
Terhadap Efektivitas Kebersihan Botol ………………………… 25
Tabel 3. Konsentrasi Caustic Soda, Divo Ultra, dan Temperatur

Menurut Standar Perusahaan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
Unit Medan …………………………………………………….. 26

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Diagram Alir Proses Pengolahan Air Untuk Pencucian
Botol ……………………………………………………... 31

Lampiran 2.

Bagan Proses Pencucian Botol …………………………... 32

Lampiran 3.

Gambar …………………………………………………... 33


Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Berdasarkan cara pembuatannya, minuman yang diproduksi oleh PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok besar yaitu minuman berkarbonat atau produk sparkling (CocaCola, Sprite, dan Fanta) dan minumann nonkarbonat (Frestea). PT Coca-Cola
adalah suatu industri yang bergerak dibidang minuman ringan tanpa alkohol (soft
drink) dengan kemasan botol gelas dan botol plastik, dan merupakan perusahaan
minuman yang mempunyai rasa yang khas serta dapat memberikan rasa
kesegaran.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembotolan, PT. Coca-Cola
harus memperhatikan dan menjaga kebersihan, kehigienisan dan kualitas
produknya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehigienisan dan
kualitas produk adalah kebersihan dari botol yang digunakan.
Selain bahan baku (air, gula, concentrate, dan carbon dioksida), terdapat
bahan tambahan yaitu bahan yang terpisah dari produk, dan bahan tersebut

mempertinggi tampilan atau berfungsi sebagai pengaman dari produk tersebut,
atau yang biasa dikenal dengan pengemasan (packing). Bahan tambahan pada
proses pembuatan minuman ringan ini diantaranya adalah botol. Botol yang
dimaksud adalah bahan pengemas minuman ringan yang dihasilkan oleh PT.

Universitas Sumatera Utara

Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan yang siap dipasarkan. Botol baru
diperoleh dari PT. Iglass Surabaya.
Disamping itu, digunakan botol-botol bekas dari pasar yang memenuhi
syarat. Oleh karena itu, botol-botol yang masih layak digunakan harus dibersihkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pembotolan. Terutama botol dari pasar
yang mengandung lumut, kotoran-kotoran, tanah, pasir, sampah-sampah, dan
sebagainya, harus dilakukan pengendalian kebersihan botol untuk menjaga mutu
minuman sehingga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Botol-botol yang
digunakan untuk pengisian minuman harus bersih, tidak rusak atau pecah. Botol
bekas yang akan dimasukkan ke mesin pencuci botol, akan disortir terlebih
dahulu, tujuannya untuk memisahkan botol-botol yang terlalu kotor atau rusak
dengan botol-botol yang masih layak digunakan. Botol yang rusak atau pecah
tidak dapat digunakan dan akan dipisahkan.
Proses pencucian botol di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan
menggunakan larutan caustic soda sebagai pengganti deterjen. Caustic soda
merupakan senyawa kimia yang dapat menghilangkan kotoran atau lumut yang
melekat pada permukaan botol yang kontak atau berhubungan langsung dengan
produk. Berfungsi untuk membersihkan botol pada mesin cuci (washer).
Selain caustic soda, ditambahkan bahan kimia lain (divo ultra) sebagai
bahan tambahan pada caustic soda. Penambahan divo ultra digunakan untuk
mengikat kotoran atau melunakkan kotoran yang dapat mempercepat pelepasan
kotoran pada botol sehingga proses pencucian botol menjadi lebih mudah dan

Universitas Sumatera Utara

berfungsi memperluas permukaan kotoran sehingga pada akhir pencucian
diperoleh botol yang bersih.
Dalam proses pencucian botol, konsentrasi larutan caustic soda yang telah
ditetapkan oleh perusahaan berkisar 2,0 - 3,5 % dengan kosentrasi divo ultra
berkisar 0,1 – 0,3% dan temperatur berkisar 500C – 600C.
Penggunaan caustic soda dengan konsentrasi optimum akan menghasilkan
tingkat kebersihan botol yang optimum. Apalagi diikuti oleh temperatur yang
tinggi pula. Oleh karena itu konsentrasi caustic soda dan temperatur sangat
berpengaruh terhadap efektivitas kebersihan botol yang digunakan untuk
mengemas produk akhir minuman di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit
Medan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul Tugas Akhir,
yaitu “ Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Caustic Soda dan Temperatur Terhadap
Efektivitas Kebersihan Botol di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan “.

1.2. Tujuan
− Untuk mengetahui konsentrasi caustic soda dan temperatur terhadap
efektivitas kebersihan botol.
− Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi caustic soda dan
temperatur terhadap efektivitas kebersihan botol.

Universitas Sumatera Utara

1.3. Manfaat
Dapat mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi caustic soda dan
temperatur yang optimum terhadap efektivitas kebersihan botol, sehingga
diperoleh tingkat kebersihan botol yang paling baik di PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia Unit Medan.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk
kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan
seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian, industri, perikanan, rekreasi,
dll. Air meliputi 70% dari permukaan bumi, tetapi di banyak negara persediaan air
terdapat dalam jumlah terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga
mutu air diperlukan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok digunakan
dalam industri atau untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu
diperlukan untuk persediaan air yang didapat dari sumber di bawah tanah atau
sumber-sumber di permukaan. Kegunaan air yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak), air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
(Notoatmodjo, 2003).
Air murni adalah zat cair yang tidak memiliki rasa, bau, warna, yang
terdiri dari hydrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. karena air suatu
larutan yang bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah ataupun buatan
manusia hingga tingkat tertentu terlarut didalamnya. (Linsley, 1995).
Masalah air baku untuk industri air minum menjadi sangat penting karena
kualitas air minum yang dipengaruhi oleh kualitas air baku tersebut akan
berpengaruh kepada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Air minum

Universitas Sumatera Utara

memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan
dengan proses biologis tubuh yang dapat menentukan kualitas kehidupan manusia.
Lebih dari 70% tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90% proses biokimiawi tubuh
memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu tidak berkualitas
baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan
gangguan fungsional.
Sebagian besar, air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air
permukaan seperti sungai, danau, dan sebagainya. Salah satu langkah penting
pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari
air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan
koloid yang berukuran sangat kecil. Partikel-partikel koloid tersebut tidak lain
adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya. (Alaerts,
1987).

2.1.1. Sumber-Sumber Air
1. Air Hujan
Bagi daerah yang tidak memiliki sumber air atau hanya memiliki sedikit
sumber air tanah maupun sumber air permukaan, maka air hujan
merupakan sumber air yang sangat penting. Air hujan dapat dipercaya
kemurniannya, karena sudah memenuhi syarat-syarat bakteriologi, fisik,
dan kimia.

Universitas Sumatera Utara

2. Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak
memenuhi syarat untuk air minum.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan sudah mengalami pencemaran, dan pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya.
4. Air Tanah
Terbagi atas air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri.
Lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan. Air tanah dangkal
dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
Air tanah dalam, harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya
sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan
didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air ini
dapat menyembur keluar dan kedalam, sumur ini disebut dengan sumur
artesis.
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. (Sutrisno, 2004).

Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Kualitas Air
1. Karakteristik Fisik
− Air tidak boleh berwarna

− Air tidak boleh berasa

− Air tidak boleh berbau

− Air harus jernih

− Tidak mengandung zat padatan

− Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk kira-kira 250C)
2. Karakteristik Kimia
− Tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu
dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan
− pH normal

− Kesadahan rendah
3. Karakteristik Biologi
− Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen

− Tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batasbatas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 ml air. (Sutrisno, 2004).

2.2. Proses Pengolahan Air
Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman
pada PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan. Proses pengolahan air
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu proses pengolahan treated water dan soft water.
Treated water memakai deep well 3 dengan kedalaman 250-255 meter yang

Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk produksi, laboratorium, keperluan air kantin dan kantor.
Sedangkan soft water memakai deep well 5 dengan kedalaman 125-150 meter
yang digunakan untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus), pencucian tangki dan
proses pencucian botol (bottle washer).

2.2.1. Proses Pengolahan Soft Water Untuk Pencucian Botol
a. Deep Well (Air Sumur)
Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang
berkapasitas 40 m3/jam. Air untuk pencucian botol menggunakan deep well 5,
sebelum memasuki degassifier, diinjeksikan dengan H2SO4 3,5-4% pada pipa inlet
ke degassifier. Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki pH sekitar 4 – 5 dan
terjadi proses penurunan alkalinitas air. Setelah mengalami penurunan pH, air
dalam pipa yang menuju ke degasifier juga diinjeksikan dengan kaporit 5-10%,
berfungsi sebagai disinfektan, juga berfungsi sebagai oksidator yang akan
mengoksidasi ion-ion Ferro menjadi ion Ferri.
b. Degasifier dan Catchman Tank


Degasifier
Dalam degasifier air akan dicurahkan dan melewati strainer sehingga

menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil. Dengan
kondisi dicurahkan, tertampung oleh saringan dan dengan udara dari blower, CO2
yang terlarut dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO2. Gas CO2 ini akan
terbang ke lingkungan melalui ventilasi pada bagian atas degasifier.

Universitas Sumatera Utara



Catchman Tank
Air dari degassifier akan ditampung dalam catchman tank dengan kadar

alkalinitas dan Fe yang telah berkurang dan terklorinasi.
c. Multi Media Filter (MMF)
Selanjutnya air dari catchman tank dipompa menuju Multi Media Filter
untuk proses pemisahan partikel-partikel padat dalam air, sehingga diperoleh air
bersih/jernih atau dengan kata lain turbidity air menjadi rendah (< 0,5 NTU).
Adapun media penyaring menggunakan antrasit, batu, pasir kasar, pasir halus.
d. Carbon Filter (Penyaring Karbon)
Air bersih yang masih terklorinasi akan dilewatkan ke carbon filter untuk
pengurangan/penghilangan klorin, bau, rasa dan bahan organik. Media
penyaringan menggunakan batok kelapa yang telah dihaluskan yang berguna
untuk mengikat klorin.
e. Resin Filter
Selanjutnya air memasuki resin softener yang akan mengambil ion-ion
penyebab kesadahan air [Ca2+, Mg2+] sehingga diperoleh air lunak (Soft water).
Air lunak yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain
untuk menambah waktu kontak dengan klorin, juga untuk menjaga proses
produksi (bottle washer dan boiler) yang kontinu. Keluar dari softener, aliran air
lunak dalam pipa akan diinjeksikan dengan klorin 2,5% sehingga diperoleh
kandungan klorin sebesar 1 – 3 ppm.

Universitas Sumatera Utara

f. Storage Tank
Air lunak (soft water) yang telah terklorinasi ditampung dalam bak
penampungan. Selain itu untuk menambah waktu kontak dengan klorin, juga
untuk menjaga proses produksi yang berkelanjutan.
g. Hidrophore Tank (Tangki Bertekanan)
Air yang telah mengalami pengolahan di softener akan ditransfer ke buffer
tank dibagian depan wilayah produksi dengan menggunakan tangki bertekanan
(hydrophore tank). Sebelum ditampung dalam buffer tank, air lunak diberikan
injeksi klorin sehingga diperoleh kandungan klorin sebesar 1–3 ppm untuk
antisipasi kontaminasi mikroba karena jalur pengaliran air yang panjang.
h. Buffer Tank
Air lunak dari reservoir dipompa ke bagian depan (wilayah produksi)
untuk ditampung kembali dalam buffer tank.
i. Catridge Filter
Tahap ini untuk memastikan air yang digunakan benar-benar bersih, jernih
dan layak digunakan untuk keperluan pencucian botol, serta layak digunakan
untuk kegiatan utilitas dengan sandard kekeruhan maksimal 0,5 NTU.
(PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, 2000).

2.3. Senyawa-Senyawa Kimia Dalam Pencucian Botol
1. Caustic Soda
Senyawa kimia yang umum digunakan pada proses pencucian botol baik
itu minuman keras maupun minuman ringan adalah NaOH. Karena merupakan

Universitas Sumatera Utara

senyawa dasar yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada
botol dan sebagai pencuci yang baik.
Caustic soda murni adalah zat padat berwarna putih yang sangat kuat
dalam menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. Istilah caustic soda
digunakan karena sifatnya yang korosif terhadap kulit. Penggunaan tradisionalnya
dalam bidang sabun, tekstil dan pengolahan minyak bumi masih menonjol, tetapi
penggunaan pada bidang lain pun cukup berkembang. Caustic soda sangat korosif
terhadap jaringan kulit dan mata dan harus ditangani dengan hati-hati. Bersifat
higroskopis dan mudah menyerap air dari udara, sehingga harus disimpan dalam
wadah kedap udara. (Austin, G. T. 1996).
Natrium hidroksida (NaOH) adalah praktis putih atau pemerian putih,
massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan
dalam etanol. (Depkes RI. FI, 1995).
Zat padat yang berbentuk kristal berwarna putih, mempunyai titik lebur
3180C, density 2,13 g/cm3, berat molekul 40, apabila terkena kulit akan terasa
licin. (http://environmentalchemistry.com/).
Caustic soda merupakan senyawa kimia yang dapat menghilangkan
kotoran atau lumut yang melekat pada permukaan botol yang kontak atau
berhubungan langsung dengan produk.

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya senyawa alkali, biasanya caustic soda dipercaya dapat
memberikan aksi pembersihan pada botol kotor yang mengandung tanah dalam
satu langkah atau lebih dengan jalan sebagai berikut :
1. Mengemulsi dan saponifikasi lemak
2. Memperluas bidang permukaan kotoran
3. Hidrolisa protein
4. Melarutkan karbohidrat
5. Menghancurkan bahan-bahan yang sukar larut.
Alkalinitas dari deterjen mempunyai peranan penting dalam menghasilkan
botol-botol yang memenuhi standard mikrobiologikal. Pada beberapa reaksi
alkalinitas NaOH membutuhkan natrium karbonat (soda ash) yang biasa
digunakan sebagai sumber alkalinitas. Natrium karbonat terkadang ditambahkan
untuk mencegah pengkerakan. Karbonat tertentu selalu ada dalam washer dengan
kadar yang lebih besar atau lebih kecil, melalui adsorbsi dari atmosfer atau
melalui reaksi dengan sisa-sisa minuman berkarbonasi. (Houghton, 1981).

2. Divo Ultra
Divo ultra adalah deterjen pembersih botol kaca pada industri pengotoran
makanan dan minuman. Digunakan sebagai zat tambahan pada proses pencucian
botol kaca. Merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai bahan pencuci botol
yang dapat melunakkan kotoran sehingga dapat mempercepat pelepasan kotoran
pada botol. Divo ultra adalah produk cair sebagai bahan tambahan pada larutan
pembersih caustic soda yang mengandung bahan pembasah, bahan pengkelat, dan

Universitas Sumatera Utara

pengontrol busa. Komposisi divo ultra adalah Phosphoric Acid 12%, Alkyl
Alcohol Ethoxylate 20%, Amin Methylane.
Divo ultra bila terkena mata dapat terjadi iritasi begitu pun bila terhirup
dan terhisap. Divo ultra dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan
kerusakan pada mata. Tetapi pada pemakaian normal tidak menyebabkan iritasi
pada kulit. Divo ultra disimpan tertutup pada ruangan yang kering dalam keadaan
suhu kamar.
Cara penggunaannya, divo ultra terlebih dahulu dicampurkan pada larutan
caustic soda dengan konsentrasi 0,08-0,3%, perbandingan 5:1 atau ( 50% caustic
soda : 10% divo ultra ) yang kemudian dimasukkan kedalam mesin pencuci botol.
Sifat-sifat divo ultra :
− Bentuk

− pH

− Berat jenis
− Kemasan

: cairan bening kekuningan
: 10,5 – 11,5
: 1,17 ± 0,05 kg/l
: 20,200 liter/container

Kelebihan divo ultra :
− Memperluas bidang kotoran, mencegah lapisan air pada permukaan.

− Cepat mengatasi masalah seperti : blooming, karat, lumut, germ dan lainlain.
− Mencegah timbulnya kerak pada bottle washer .

− Memperbaiki kebersihan dan pembilasan permukaan.

− Mengurangi botol reject dengan memperbaiki buangan alkali dari
permukaan gelas.

Universitas Sumatera Utara

− Ekonomis dengan mengurangi biaya pencucian dan waktu.

3. Divo AI
Divo AI adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menetralkan pH. Divo
AI akan bekerja menurut sistem otomatis yang terdapat pada washer. Komposisi
divo AI adalah Phosphoric Acid >30%.
Sifat-sifat divo AI :
− Bentuk

− Warna

− Bau

− pH

− Density

: cairan
: tidak berwarna
: karakteristik
: < 2.0
: 1.23 g/cm3

Stabilitas dan reaktivitas :
Bereaksi dengan bahan alkali dan bahan metal. Disarankan divo AI
disimpan sesuai dengan petunjuk yang telah disetujui yang diketahui produk
dekomposisinya.
Cara Pengecekan Divo AI :
− Diambil sampel air yang terdapat dalam mesin pencuci botol

− Dimasukkan kedalam erlenmeyer

− Diambil indikator universal dan dimasukkan kedalam sampel yang
terdapat pada gelas Erlenmeyer dan disamakan warnanya ke pH indikator
strips

− Target konsentrasi dengan pH 7-8

Universitas Sumatera Utara

4. Divo LE
Divo LE adalah bahan kimia yang berfungsi untuk membersihkan sisa
caustic soda yang terdapat pada botol. Divo LE akan bekerja menurut sistem
otomatis yang terdapat pada washer. Komposisi divo LE adalah EDTA 15-30%,
dan Nitriloacetic Acid