pengaruh konsentrasi caustic soda NaOH p

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

PT. Socfindo adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang bergerak dalam
pengolahan kelapa sawit dari produksi tandan buah segar sampai proses akhir yaitu
minyak goreng yang dapat langsung digunakan..
PT. Socfindo perkebunan Tanah Gambus terbagi menjadi 3 pabrik, yaitu :
1.

Palm Oil Mill (POM)

2.

Fractionation and Refinery Factory (FRF)

3.

Palm Kernel Oil Factory (PKOF)

PT. Socfin Indonesia perkebunan tanah gambus menghasilkan kelapa sawit

dan pengolahannya menjadi minyak sawit ( Crude Plam Oil / CPO), Refined
Bleached Deodorized Olein (RBD-OL), Refined Bleached Deodorized Stearin (RBDST), dan Palmitic Fatty Acid Distillated (PFAD) serta minyak inti sawit ( CPKO).
Pabrik FRF terbagi dalam 3 bagian proses :
1. Pretreatment (section 500 – 600)
2. Rafination (section 800)
3. Fraksination (Section 1000 )
Dalam proses pretreatment terdapat proses filtrasi (penyaringan) yang salah
satunya terdapat pada tangki niagara filter dimana pada tangki niagara filter akan

1

terjadi pemisahan antara CPO dengan Spent earth. Spent earth adalah bleaching
earth yang telah mengikat gum, logam berat dan karoten. Tangki niagara filter
dinamakan juga tangki hermetic leaf filter, karena terdiri atas 13 buah leaf filter (±
100 mesh) yang tersusun secara tegak, dimana ukuran yang kecil berada di sebelah
pinggir dan yang besar berada di tengah.
Minyak mengalir melalui celah leaf filter yang disusun secara seri dan turun
ke bawah tangki terkumpul pada pipa kolektor minyak dalam bentuk BPO. Sementara
spent earth akan melekat di permukaan leaf filter. Dalam penyaringan awal BPO ini
berwarna keruh, sehingga harus disirkulasikan dulu ke tangki vacum bleacher untuk

pengurangan kadar air. BPO yang sudah terlihat jernih yang terbentuk ditransfer ke
balance tank.
Proses pembersihan atau pembuangan spent earth ini disebut dengan istilah
blowing. Jika leaf filter sudah penuh dengan spent earth, ditandai dengan naiknya
tekanan di tangki (> 3-4 kg/cm2) atau timbulnya gelembung udara di sight glass.
Biasanya jika sudah bekerja selama ± 4 jam, maka tanda ini akan muncul. Sehingga
setiap 4 jam sekali akan dilakukan pembersihan leaf yang dinamakan blowing.
Pada saat blowing, minyak dialihkan pada niagara filter lainnya yang dalam
keadaan stand by. Blowing dilakukan dengan menggunakan tekanan steam
± 2kg/cm2 selama 30 menit. Spent earth yang telah kering dan terlepas dari minyak
kemudian dibuang pada tempat pembuangan khusus (clay spent holder).

2

Pada saat stand by pembersihan leaf filter harus dilakukan dengan benar agar
kerak dan lumpur yang melekat pada leaf filter tidak menumpuk untuk penyaringan
berikutnya. leaf filter dipindahkan ke bak pencuci dan dicuci dengan menggunakan
larutan caustic soda dengan konsentrasi tertentu.
Untuk proses ini bahan utama yang digunakan adalah caustic soda karena
merupakan senyawa dasar yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat

pada leaf filter dan sebagai pencuci yang baik. Larutan cautic soda ini pada umumnya
relatif stabil, memiliki sedikit buih, mudah diperoleh dan relatif murah sehingga
larutan ini sering digunakan dalam berbagai industri.
Berdasarkan uraian diatas, perlu kiranya diketahui pengaruh dan bagaimana
proses pencucian tersebut dengan menggunakan larutan caustic soda untuk mencapai
tingkat kebersihan leaf filter yang diinginkan serta jumlah maksimum konsentrasi
larutan caustic soda yang dipakai untuk mendapatkan hasil dari kebersihan leaf filter
yang baik.
Atas dasar inilah, penulis berminat membahas dan mengambil judul karya akhir
mengenai :

“PENGARUH KONSENTRASI CAUSTIC SODA (NaOH) PADA
PENCUCIAN LEAF FILTER PADA TANGKI NIAGARA FILTER
TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN LEAF FILTER
DI PT. SOCFINDO TANAH GAMBUS”.

3

B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud

Maksud Penulis melakukan kerja praktek di PT. Socfindo Tanah Gambus unit
Medan adalah :
a.

Untuk mengetahui bagaimana proses pencucian leaf filter dengan
menggunakan caustic soda (NaOH).

b.

Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja mesin pencucian leaf filter
yang terdapat di PT. Socfindo Tanah Gambus unit Medan.

2. Tujuan
Adapun tujuan Penulisan Praktek Kerja Lapangan di PT. Socfindo Tanah
Gambus unit Medan adalah :
a.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh konsentrasi caustic soda
(NaOH) terhadap pencucian leaf filter.


b.

Untuk

mengetahui

faktor-faktor

kebersihan pada pencucian leaf filter.

4

yang

mempengaruhi

tingkat

C. Kegunaan dan Manfaat
1. Kegunaan

Dapat memberikan pengetahuan tentang tingkat kebersihan leaf filter apabila
dicuci dengan menggunakan caustic soda (NaOH) dengan konsentrasi yang
berbeda-beda.
2. Manfaat
Adapun manfaat penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.
Socfindo Tanah Gambus unit Medan adalah :
a.

Dapat memberikan pengetahuan fungsi dan proses leaf filter.

b.

Sebagai sumbangan pemikiran bagi almamater dan rekan-rekan
mahasiswa.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Proses Pretreatment
Secara umum, pengolahan minyak CPO kelapa sawit melewati beberapa
proses yang harus dilalui guna memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar
yang ada. Section 500/600 adalah unit pengolahan pretreatment atau pengolahan
pemucatan warna minyak (pengurangan karoten) dan penghilangan gum (lendir).
Proses ini berlangsung dengan bantuan tanah pemucat (bleaching Earth) dan bahan
kimia asam pospat (H3PO4).
Pada tahap ini, CPO (Crude Palm Oil) hasil dari POM (Palm Oil Milling)
diolah menjadi BPO (Bleached Palm Oil). Asam pospat yang digunakan berfungsi
untuk menghilangkan lendir (gum) dengan kadar 0.02% - 0.03% dari kapasitas
pengolahan. H3PO4 mengikat senyawa phospolipid yaitu lesitin yang mengandung
gum yang terdapat pada CPO. Bleaching earth dilakukan untuk menghilangkan
warna dari karoten pada minyak sampai pada batas standard.
B. Niagara Filter
Niagara filter berfungsi untuk memisahkan CPO dengan spent earth. Spent
earth adalah bleaching earth yang telah mengikat gum, logam berat dan karoten.
Tangki niagara filter dinamakan juga tangki hermetic leaf filter, karena terdiri atas 13
buah leaf filter (± 100 mesh) yang tersusun secara tegak, dimana ukuran yang kecil

6


berada di sebelah pinggir dan yang besar berada di tengah dengan temperatur niagara
filter dijaga pada 80 – 120 oC untuk proses filtrasi yang baik.

Gambar 1. Membran leaf filter
Minyak mengalir melalui celah leaf filter dan turun ke bawah tangki
terkumpul pada pipa kolektor minyak dalam bentuk BPO. Sementara spent earth
akan melekat di permukaan leaf filter. Dalam penyaringan awal BPO ini agak terlihat
keruh, sehingga harus disirkulasikan dulu ke tangki vacum bleacher untuk
pengurangan kadar air. BPO yang sudah terlihat jernih yang terbentuk ditransfer ke
tangki balance tank.
Proses pembersihan atau pembuangan spent earth ini disebut dengan istilah
blowing. Jika leaf filter sudah tumpat, ditandai dengan naiknya tekanan di tangki
(> 3-4 kg/cm2) atau timbulnya gelembung udara di sight glass. Biasanya jika sudah

7

bekerja selama ± 4 jam, maka tanda-tanda ini akan muncul. Sehingga setiap 4 jam
sekali akan dilakukan pembersihan leaf yang dinamakan blowing.
Pada saat blowing, minyak dipindahkan pada niagara filter lainnya yang

dalam keadaan stand by. Blowing dilakukan dengan menggunakan tekanan steam ±
2kg/cm2 selama 30 menit. Spent earth yang telah kering dan terlepas dari minyak
kemudian dibuang pada tempat pembuangan khusus (clay spent holder). Adanya
spent earth mencemari deodorizer, mengurangi stabilitas oksidasi dari produk minyak
dan berlaku sebagai katalis untuk aktifitas dimerizaition dan polimerisasi. Karena itu,
beberapa koreksi dapat diambil secepatnya (young,1987).

C. Caustic Soda (NaOH) dan Sifat-Sifatnya
Natrium hidroksida (NaOH) adalah zat padat yang berbentuk kristal yang
berwarna putih, mempunyai titik lebur 318 C, panas laten 40 cal/gram, density 1,6
gram/liter dan larut dalam air dengan mengeluarkan panas. Natrium hidroksida ini
apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi atau terpecah menjadi ion, hal ini terjadi
karena natrium hidroksida adalah bersifat basa. Larutan ini terdiri dari tiga atom
masing-masing satu atom Na, O dan H. Dimana dalam ini O dan H tetap bersatu oleh
karena itu apabila NaOH menjadi ion, ia akan terpecah menjadi ion Na + dan ion OHyang disebut hidroksil dan terdiri dari atom Oksigen dan atom hidrogen.

8

Ion hidroksil mempunyai satu muatan negatif yang diemban oleh kedua atom
itu sebagai satu unit ionisasi, NaOH ini dapat dituliskan dalam persamaan reaksi :

NaOH (aq)

Na+ (aq) + OH- (aq)

Oleh karena itu, kekhasan semua basa ialah bahwa air larutanya mengandung
ion hidroksil. NaOH yang mempunyai berat jenis 1,6 gram/liter, titik lebur 318 C dan
berat molekul 40 apabila terkena kulit rasanya licin, dapat merubah lakmus merah
menjadi lakmus biru dan termasuk elektrolit kuat.
Larutan NaOH adalah seperti lendir yang bersifat hidroskopis, misalnya tangan
kita terkena NaOH maka tangan akan berkerut atau apabila NaOH dalam konsentrasi
tinggi, (pekat) terkena kulit akan menyebabkan hangus menghitam. Kristal NaOH
bila terkena kayu, maka akan menjadi hitam, hal ini disebabkan karena molekul air
ditarik dari kayu.
Keperluan terhadap NaOH ini akan meningkat dalam proses penyulingan
minyak tanah, pengolahan dan pembuatan tekstil, pembersih (pencuci) membran
niagara filter dan pengolahan gliserin serta pengolahan bahan-bahan kimia. Namun
demikian pemakaian NaOH sekarang ini paling banyak adalah didalam pengolahan
rayon. Kristal NaOH ini dipasaran disebut dengan soda api, hal ini dapat dibeli
ditoko-toko. Haruslah berhati-hati bila bekerja dengan NaOH.
Bentuk NaOH yang dijual, dipasaran ada 3 macam, kristalnya ada yang

berbentuk batang-batang dan ada yang berbentuk tablet dan berbentuk cair.
Permintaan dalam perdagangan terhadap NaOH ini dihubungkan dengan 2 metoda
produksi, metoda yang paling lama tetapi masih merupakan metoda yang masih
9

memberikan setengah dari suplay jumlah dibutuhkan, yang meliputi reaksi natrium
karbonat dengan kalsium hidroksida.
Na2CO3 (l) + Ca(OH)2 (aq)

2NaOH (aq) + CaCO3 (s)

Proses diatas disebut proses non elektrolisa lime soda dengan penambahan air
kapur. Dari proses non elektrolisa ini maka konsentrasi NaOH 12%. Oleh karena itu
perlu dilakukan dengan jalan penguapan atau evaporasi dengan tipe multi efek
evaporator diperoleh konsentrasi yang lebih pekat, yakni lebih kurang 50%.
Tetapi akhir-akhir ini persediaan NaOH diperoleh secara elektrolisa dari NaCl,
reaksinya adalah sebagai berikut :
2NaCl (aq) + 2H2O (aq)

2NaOH (aq) + H2 (g) + Cl2 (g)

Elektrolisa untuk memperoleh NaOH dilakukan dengan 2 macam yakni :
1. Elektrolisa dengan sel diafragma
2. Elektrolisa dengan sel merkuri
Diantara dua jenis sel diatas, maka paling murni untuk menghasilkan NaOH
adalah sel merkuri dimana NaOH yang dihasilkan lebih besar dari 50%, tetapi dengan
menggunakan sel merkuri memakan biaya yang cukup besar dimana harga merkuri
yang digunakan cukup mahal dan menggunakan arus listrik yang cukup tinggi,
apabila digunakan maka akan dapat terjadi hubungan singkat antara katoda dan anoda
sehingga dapat mengakibatkan ledakan.

10

Pada elektrolisa dengan sel diafragma, reaksinya berlangsung bila ruangan
katoda terpisah dengan suatu selaput diafragma atau pemisah dari ruang anoda.
Apabila ruangan ini tidak terpisah maka gas khlor pada anoda akan bereaksi dengan
NaOH pada katoda. Reaksinya adalah sebagai berikut :
4NaOH (aq) + 2Cl2 (g)

2NaCl (aq) + NaClO (aq) + 2H2O(aq)

D. Senyawa Kimia Dalam Pencucian Leaf Filter
Senyawa kimia yang umum digunakan dalam proses pencucian Leaf Filter
adalah caustic soda, karena merupakan senyawa dasar yang dapat menghilangkan
kotoran dan bau asing yang melekat pada leaf filter dan sebagai pencuci yang baik.
Larutan caustic soda ini relatif stabil dan pada proses pencucian larutan caustic soda
haruslah mengandung alkali, larutan pembasah (weeting agents), larutan penghilang
buih (defoaming agents), pencegah korosi dan bakterisida. Karena pada larutan
tersebut dapat meningkatkan tingkat kebersihan dan mengatasi kesulitan-kesulitan
dalam pencucian leaf filter.
Caustic soda dapat memberikan tindakan sebuah aksi pembersih dalam
pencucian leaf filter pada tangki niagara filter kotor dengan jalan sebagai berikut :
1. Mengemulsi dan saponifikasi lemak
2. Protolisa dan hidrolisa protein
3. Melarutkan karbohidrat
4. Menghancurkan benda-benda yang sukar larut.

11

Pada beberapa reaksi ini alkalinitas caustic soda dibutuhkan. Sodium carbonat
(soda ash) adalah zat kimia lain yang biasa digunakan sebagai sumber alkalinitas. Itu
terkadang ditambahkan untuk melunakkan hasil formulasi untuk menimbulkan sifatsifat physical dari caustic soda, contohnya untuk mencegah pengkerakkan dan untuk
membuat produk lebih bebas mengalir, atau untuk memungkinkan penambahan dari
komponen-komponen lain seperti cairan-cairan yang dapat mengabsorbsi sehingga
kontak caustic soda dapat diminimalkan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan padatan kristal adalah sifat pelarut,
temperatur dan adanya ion-ion lain didalam larutan.

1.

Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air dari pada garam pelarut
anorganik. Air mempunyai momen dwi kutub basar dan tertarik ke kedua kutub
kation dan anion untuk membentuk ion H3O+ (hydrogen trioksida). Ion didalam
sebuah kristal mempunyai tarikan demikian besar untuk pelarut organik dan
karenanya kelarutan biasa lebih kecil daripada dalam air.

2.

Temperatur
12

Kebanyakan garam anorganik bertambah kelarutannya apabila temperatur
dinaikan. Hal ini menguntungkan para titrasi pengendapan, dan pencucian
dengan larutan air panas, dimana zat pengotor akan lebih mudah larut. Proses
pencucian akan berjalan lambat dan tidak efisien jika pada temperatur rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pencucian yaitu:
- Kandungan caustic soda
- Temperatur yang digunakan pada setiap perlakuan.
- Kandungan Khlor pada perendaman air hangat.
- Tekanan air

3.

Pengaruh Air
PT. Socfindo Tanah Gambus unit Medan menggunakan air ;
1. Alkalinitas dibawah 85 ppm
2. Kesadahan (hardness) dibawah 100 ppm

Ad. 1 Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan buffer, alkaliniti merupakan
pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-reaksi
terpisah dalam larutan hingga merupakan suatu analisa “makro”

yang

menggabungkan beberapa reaksi. Alkaliniti dinyatakan didalam mek/L (cara
kimiawi dan tepat) atau meg CaCO3/L (cara kuno, tetapi masih terpakai di
Amerika Serikat).

13

Ad. 2 Air sadah adalah air yang mengandung ion-ion Ca 2+ dan Mg2+, juga oleh Mn2+,
Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi
biasanya terdapat pada air tanah didaerah yang bersifat kapur, yang
mengandung Ca2+ dan Mg2+. Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih
tinggi, karena adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan
molekul sabun menyebabkan sifat larutan sabun hilang. Kelebihan ion Ca 2+
serta ion CO32+ (salah satu ion alaklinitas) mengakibatkan terbentuknya
kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan ion kalsium karbonat
(CaCO3). Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan
menyulitkan pemanasan air dalam ketel.
4. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemak tergantung pada pH larutan. Beberapa
contoh ialah oksalat sulfida, hidroksida, karbon dan fosfat. Ion hidrogen
bereaksi dengan anion garam membentuk asam lemak, dengan demikian
meningkatkan kelarutan garam.
Sumber R.A Day, Jr dan A L. Underwood (1997)

F. Sistem Perendaman
Pengotor leaf filter biasanya mengandung suatu campuran bleaching yang tidak
larut bersama minyak, debu dan tumbuhan sejenis mikroba atau jamur, maka sebelum
dilakukan perendaman, membran terlebih dahulu dicuci dengan manual cleaning,
yang dicuci bagian luar dan atas membran. Membran digosok dengan busa atau spons
14

yang agak kasar dan direndam didalam bak yang berukuran 500 liter dengan
menggunakan caustic soda 4 % dan temperatur 85 C dalam waktu 10 menit. Ini
berfungsi untuk meregangkan kotoran dan sisa bleaching yang tercampur yang
melekat pada leaf filter

G. Desinfektan Air
Hampir disetiap air terutama dalam tanah pada tumbuhan-tumbuhan, kulit
manusia dan hewan serta dalam sistem pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas, terdapat bakteri-bakteri yang jenisnya tertentu. Sebagian besar dari jenis
bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia seperti bakteri pencernaan dan ada pula yang memiliki
peranan yang penting dalam lingkungan hidup kita. Bakteri-bakteri yang
menyebabkan penyakit pada manusia atau yang dapat membahayakan kesehatan
umum, misalnya Salmonella Typhosa, Shigella dysenteriae dan vibrio comma.

Selain dari pada itu E. Coli dan Coliform dianjurkan untuk tes mikrobiologi.
Secara teoritis semua air yang dipergunakan untuk pembilasan hendaknya harus
terhindar dari kemungkinan terkontaminasi dengan bakteri terutama yang bersifat
patogen. Disamping bakteri, air juga mengandung mikroorganisme yang lain yaitu
ganggang dan jamur.

15

Sifat-sifat kualitas air yang baik untuk digunakan yaitu :
 Bebas dari mikro organisme
 Tidak berwarna dan jernih
 Tidak berbau dan tidak berasa
 Tidak mengandung toxic (racun)
Kombinasi dari caustic, suhu yang tinggi dan waktu berhubungan untuk
menghasilkan efek bakterisida dibagian larutan caustic soda pada bak pencucian leaf
filter. Sebenarnya bakteri dapat mudah berkembang dalam pembilasan air panas pada
suhu 40-50 C, dan jika persediaan air dicurigai mengandung bakteri maka
penambahan desinfektan yang sesuai diperlukan untuk mencegah hal ini. Sterilisasi
biasanya sempurna dengan uap suhu tinggi dengan larutan desinfektan diinjeksikan
kedalam bagian pencucian. Syarat air yang baik digunakan untuk menjamin
pembasmian kuman dalam air :
 Harus jernih
 Mengadung sedikit zat-zat organik maupun jasad-jasad renik hidup lainnya.

16

BAB III
PERMASALAHAN POKOK

A. Gambaran Masalah
PT. Socfindo Tanah Gambus Unit Medan merupakan salah satu perusahan
kelapa sawit yang bergerak dalam bidang produksi minyak setengah jadi dan minyak
jadi. Leaf filter yang terbuat dari alumunium sangat cocok untuk pembuatan filtrasi
CPO dan spent earth, dimana alumunium lebih ringan dan lebih tahan dari korosi
(perkaratan). Jika menggunakan logam yang lain misalnya besi, akan mudah berkarat
sehingga produk yang dipasarkan menjadi rusak. Selain itu juga untuk mengantisipasi
agar mikrobiologinya tidak dapat berkembang biak (hidup) saat korosi pada minyak
jika memakai logam lain.
Leaf filter yang digunakan sebagai filtrasi haruslah dalam keadaan baik dan
steril. Kebersihan paling utama dalam menjaga kualitas produk, karena minyak ini
merupakan produk yang melekat pada makanan. Leaf filter yang akan dipakai
terlebih dahulu diproses untuk menghilangkan segala kotoran yang melekat.
Pada proses pencucian leaf filter membutuhkan suatu larutan kimia yang dapat
menghilangkan kotoran-kotoran. Biasanya kotoran itu akan terlarut oleh larutan yang
dipakai sebagai pencuci. Larutan tersebut adalah caustic soda yang mana akan
terpecah menjadi ion dan mengurangi kotoran-kotoran yang melekat didalam leaf

17

filter. Zat pengotor yang terdapat pada leaf filter adalah spent earth yaitu bleaching
earth yang telah mengikat gum, logam berat dan karoten, debu dan mikroorganisme.
Dalam hal ini konsentrasi yang dibutuhkan dalam pencucian dengan memakai caustic
soda sangat berpengaruh untuk mendapat hasil pencucian dan kebersihan yang
maximal. Disamping itu temperatur, waktu tekanan yang dibutuhkan untuk
penambahan caustic soda sangat mendukung dalam proses pencucian tersebut.

18

B. Perumusan Masalah
Jika di tinjau dari gambaran proses pencucian leaf filter, maka yang menjadi
rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana pengaruh larutan caustic soda dengan konsentrasi yang berbeda
terhadap tingkat kebersihan leaf filter (bersih dan bebas kuman).
2. Berapakah konsentrasi yang tepat untuk mendapatkan tingkat kebersihan yang
baik.

19

BAB IV
MATERI DAN METODA
A. Materi
1. Peralatan
a.

Alat-alat yang digunakan dalam pencucian leaf filter
 Membran
 Bak berukuran 500 liter
 Termometer
 Washer membran
 Stop watch
 Neraca analitik
 Spons (busa)
 Heater (pemanas)
 Sarung Tangan

b.

Alat-alat yang digunakan dalam pengecek (pemeriksaan) kebersihan leaf
filter :
 Pipet Tetes
 Gelas Ukur
 Erlemeyer
 Sendok / Spatula

20

c.

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan indikator phenophetalein
 Beaker glass 200 ml
 Gelas Ukur
 Neraca analitik
 Sendok Spatula

d.

Bahan-bahan yang digunakan :
 Treated Water
 Caustic Soda
 Alkohol 86%
 Bubuk Indikotor Phenolphetalein.

21

B. Metode Kerja
1. Tahapan Kerja
Sesuai dengan judul Karya Akhir ini, maka metode kerja yang dilakukan
untuk mendapatkan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari buku-buku pustaka yang berhubungan dengan proses
pencucian membran dan larutan pencucian leaf filter.
b. Melakukan orientasi kelapangan bersama-sama dengan petugas lapangan
(pembimbing) di proses-proses pencucian leaf filter pada mesin pencuci.
c. Melakukan pengamatan terhadap urutan proses operasi pada proses
pencucian leaf filter dan peristiwa yang terjadi serta teori-teori yang
berkaitan dengan judul Karya Akhir tersebut.
d. Mempelajari fungsi peralatan yang dipakai pada proses pencucia leaf filter.
e. Menyusun metode pengambilan data dan keterangan-keterangan tentang
proses pencucian leaf filter.
f. Mengamati

dan

mencatat

data-data

pada

variabel

operasi

yang

berhubungan dengan yang akan dibahas antara lain :
1) Konsentrasi larutan Caustic Soda (NaOH)
2) Tingkat kebersihan leaf filter setelah pencucian melalui pengecekan
indikator phenolphetalein.
3) Waktu yang dibutuhkan pada saat pencucian/perendaman.
4) Temperatur pencucian leaf filter.
22

g. Menentukan konsentrasi larutan caustic soda untuk pencucian leaf filter
dan hasil pencuciannya dilakukan di laboratorium Socfindo Tanah Gambus
unit Medan.
2. Prosedur kerja proses pencucian leaf filter yang dilakukan di laboratorium
Socfindo Tanah Gambus unit Medan adalah :
1) Leaf filter diperiksa bau pada untuk kondisi awal.
2) Caustic Soda ditimbang berdasarkan konsentrasi yang diminta.
3) Leaf filter dicuci dengan cara manual cleaning dengan menggunakan busa
(spons) yang agak kasar.
4) Kemudian leaf filter direndam didalam bak yang berukuran 500 liter
dengan larutan Caustic Soda 4 % dan temperatur 85 C.
5) Perendaman dilakukan selama  10 menit untuk meregangkan kotoran
dan sisa-sisa campuran bleaching dan minyak yang melekat pada leaf
filter.
6) Pencucian dilakukan selama  7 menit dengan menggunakan spons yang
bersih dengan memakai sarung tangan untuk mencegah terjadinya kontak
langsung dengan campuran caustic soda dan air..
7) Setelah itu dengan air produksi treated water dibilas selama 10 menit.
8) Leaf filter dikeringkan secara alami.
9) Pemeriksaan ulang bau dilakukan untuk hasil trial kondisi akhir.

23

3. Prosedur analisa untuk menentukan tingkat kebersihan leaf filter dengan
menggunakan indikator phenoptalein sebagai berikut :
a.

Pipet 50 ml indikator phenolptalein ditambah 50 ml air lalu diaduk.

b.

Campuran tadi disiramkan kedalam leaf filter.

c.

Kemudian amati apakah masih terdapat caustic soda (NaOH), jika
terdapat warna merah pada tetesan jatuhnya cairan pada leaf filter tersebut
maka masih terdapat sisa kotoran yang melekat atau larutan pencuci,
maka harus dicuci kembali. Dan jika tidak ada maka leaf filter berada
dalam keadaan bersih.

4. Prosedur analisa dalam pembuatan indikator phenolptalein.
a.

Timbang dengan teliti 1 gram bubuk indikator phenolptalein

b.

Kemudian larutkan dengan 100 ml alkohol 86 % dan diaduk agar bersatu.

Persentase kebersihan leaf filter dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
jumlah leaf filter yang bersih
x 100
jumlah leaf filter yang dicuci

Persentase kebersihan leaf filter =

24

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Analisis pengaruh perubahan struktural terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan daerah di Kabupaten Sidoarjo thun 2003-2009

2 46 21

Analisis pengaruh pengumuman right issue terhadap expected return dan actual return saham di bursa efek Indonesia (BEI)

0 18 114

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Analisis pengaruh kinerja pelayanan dan kepuasan konsumen terhadap kecendrungan pembelian kembali 9repurchase)

5 42 144

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157