merumuskan paradigma baru dalam fiqih. Yang pada akhirnya dapat menjadi acuan bagi para praktisi di lapangan keislaman.
Semua ini membuat umat pada saat ini sangat perlu dan bahkan sudah sampai kepada batas darurat terhadap Fiqih
Prioritas yang harus segera dimunculkan, didiskusikan, diperbincangkan, dan dijelaskan, sehingga bisa diterima oleh
pemikiran dan hati mereka, juga agar mereka memiliki pandangan yang jelas dan wawasan yang luas untuk melakukan
perbuatan yang baik. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bentuk tesis dengan judul:
Konsep Yusuf Qardhowi tentang Fiqih Prioritas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka masalah pokok yang diteliti dalam tulisan ini adalah bagaimana konsep Yusuf Qardhowi tentang
Fiqih prioritas dalam menentukan skala prioritas dari suatu amal.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui jawaban terhadap rumusan masalah di atas, yaitu untuk mengetahui konsep Fiqih prioritas yang ditawarkan
oleh Yusuf Qardhowi dalam menentukan skala prioritas dari suatu amal. Berhubungan dengan itu, melalui penelitian ini akan diketahui apakah Yusuf
Qardhowi memberikan secara konsepsional tentang Fiqih prioritas yang digunakan dalam menentukan skala prioritas dari suatu amal atau tidak?.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan yang luas kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Sebagai masukan yang berarti bagi segenap para sarjana hukum Islam agar kiranya dapat mengembangkan kajian
Maqasid As-Syariah agar umat Islam paham mana amalperbuatan yang diaplikasikan terhadap berbagai
kasus-kasus yang baru yang harus secepat mungkin dicarikan jawaban hukumnya.
2. Merupakan bahan
pengembangan wacana
keilmuan kepada para peneliti Islam untuk memberikan wawasan
tentang prioritas amal bagi umat Islam. 3. Sebagai sebuah kritik kepada pihak yang meragukan
eksistensi al-Quran dan Hadis yang sebagai sumber pokok hukum Islam untuk dapat menyelesaikan berbagai
persoalan keumatan yang semakin kompleks namun tidak mampu menghadirkan altenatif lain. Ternyata dalam al-
Quran dan Hadis masih sarat dimuati prioritas dalam amal.
4. Bagi Penulis, sebagai menambah khazanah keilmuan mengenai skala prioritas dalam berbagai bidang amal
sehingga tau mana amalan yang harus dilakukan terlebih dahulu dan mana yang diakhirkan serta sekaligus untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Master Hukum Islam M.HI dalam program Studi Hukum
Islam Pascasarjana IAIN Sumatera utara.
E. Landasan Teoritis