9
genteng didalam tungku, pembakaran, pemilihan seleksi. Departemen perindustrian, 1982:17
2.1.1 Persiapan Bahan Pembuatan Genteng Keramik
2.1.1.1 Tanah Liat
Pada pembuatan genteng keramik pres ini bahan dasar yang digunakan adalah tanah liat. Adapun definisi tanah liat sesuai PUB I tahun 1982 pasal 14
yaitu : suatu jenis tanah yang dalam keadaan kering terasa seperti berlemak, mempunyai daya susut muai yang besar dan mempunyai daya ikat yang besar baik
dalam keadaan kering maupun basah, Departemen Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan P.U, 1982:22. Kemudian dijelaskan juga bahwa
jenis tanah ini akan bersifat plastis bila basah, akan mengeras dan membatu bila dipanasi pada suhu tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989:2-7.
Untuk mengatasi susut tanah liat yang terlalu banyak, ditambah bahan yang tidak plastis misalnya pasir. Dengan penambahan bahan ini memang
plastisitas tanah dapat diatur, tetapi harus diperhatikan bahwa penambahan bahan dalam proporsi yang tidak tetap mengurangi mutu barang-barang yang dihasilkan.
Tiga sifat tanah liat sebagai bahan baku Iramanti, 1987 adalah sebagai berikut :
1. Warna tanah liat
Secara umum tanah liat mempunyai warna abu-abu muda sampai tua, kuning, coklat, coklat merah, dan hitam.
10
2. Keplastisan tanah liat
Tingkat keplastisan tanah liat yang dipergunakan sebagai bahan genteng keramik adalah agak plastis yang dimaksud tingkat keplastisan berkisar antara
20-30 berdasarkan hasil pengujian tanah yang dilakukan dilaboratorium. 3.
Penyusutan tanah liat Penyusutan yang terjadi pada tanah liat ada 2 dua macam yaitu penyusutan
ketika proses pengeringan dan penyusutan ketika proses pembakaran. Penyusutan yang terjadi pada waktu proses pengeringan dinamakan susut
kering, penyusutan yang terjadi pada waktu proses pembakaran dinamakan susut bakar.
2.1.1.2 Penggalian Bahan Mentah
Untuk penggalian bahan mentah biasanya menggunakan cangkul dan alat-alat lainnya. Biasanya untuk penggalian tanah liat diambil pada daerah yang
lebih tinggi karena nantinya akan dapat mendatarkan daerah dataran tinggi. Adapun aturan-aturan dalam penggalian tanah liat agar mendapatkan
hasil yang lebih baik yaitu lapisan tanah yang paling atas setebal 40-50 cm dibuang, dengan maksud supaya bahan-bahan organik akar-akar tidak terbawa.
Setelah itu digali dari atas sampai kebawah sedalam 1,5 sampai 2,5 meter, tergantung keadaan kondisi tanah. Penggalian harus dilakukan secara teratur tidak
dilakukan secara meloncat-loncat sehingga akan menimbulkan kubang-kubang yang pada akhirnya selain menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, juga
akan mempersulit pula pengangkutan dan lalulintas, sampai daerah tersebut akan tidak berguna dan menjadi sarang nyamuk, Hanoeng Soenarmono, 1982.
11
2.1.2 Pengolahan Tanah Liat Sebagai Bahan Dasar