32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis yaitu penelitian yang menguji hipotesis yang telah ditentukan di awal penelitian
Hartono, 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh faktor industri keuangan, makroekonomi dan karakteristik bank terhadap
profitabilitas bank syariah di Indonesia yang dilakukan studi pada bank syariah di indonesia periode 2006-2010.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas
independen
dan variabel terikat
dependen
. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, perkembangan sektor perbankan, NPF,
FDR, dan BOPO. Satu-satunya variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas bank syariah. Berikut dijelaskan definisi operasional masing-
masing variabel.
1. Variabel–Variabel Independen
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yang berupa variabel keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan, yaitu antara
lain : perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
33
perkembangan sektor perbankan = pembiayaan bank terhadap sektor privat X 100
GDP
a. Industri keuangan yang diproksi oleh Perkembangan sektor
perbankan. Yang dimaksud dengan Perkembangan sektor perbankan adalah
rasio dari nilai pembiayaan oleh bank untuk sektor privat dibagi dengan GDP. Rasio ini juga akan menunjukkan efisiensi relatif bank
syariah terhadap perbankan Syariah nasional secara umum Bank Indonesia, 2009. Variabel Perkembangan sektor perbankan
digunakan sebagai proksi untuk ukuran sektor bank, dan dimaksudkan untuk mengukur seberapa pentingnya pembiayaan
bank pada ekonomi Samir, 2009. Rumus yang digunakan untuk mencari perkembangan sektor perbankan adalah sebagai berikut
Srairi, 2009 :
b. Makroekonomi yang diproksi oleh Pertumbuhan Inflasi
Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari
nilai mata uang yang berlaku Rivai, 2009. Inflasi yang disediakan di Bank Indonesia maupun Kementerian Perdagangan. Pada
penelitian ini menggunakan pertumbuhan inflasi data tahunan. Oleh perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
34
karena itu inflasi dihitung berdasarkan pertumbuhan rata-rata inflasi per tahun. Secara lebih rinci perhitungan yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut : Pertumbuhan Inflasi = inflasi Th
t
– inflasi Tht-1 inflasi Tht-1 c.
Karakteristik Bank yang diproksi oleh NPF. Non Performing Finance NPF merupakan tingkat risiko yang
dihadapi bank. NPF merupakan jumlah kredit yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPF maka
semakin buruk kinerja bank tersebut Muhamad, 2005. Berikut rumus untuk
Non Performing Loan
:
d. KarakteristikBank yang diproksi oleh Pembiayaan bagi hasil FDR.
FDR
Financing to Deposit Ratio
merupakan indikator likuiditas bank dimana variabel ini diukur dengan membandingkan total
pembiayaan yang disalurkan dengan total dana simpanan masyarakat yang dihimpun. Rasio ini disebut juga dengan banking ratio.
Berikut adalah rumus untuk mengukur financing to deposit ratio Muhamad, 2005 :
Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
commit to user
35
mengandalkan kreditpembiayaan
yang diberikan
sebagai likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi
semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan
menjadi semakin besar. e.
Karakteristik Bank yang diproksi oleh BOPO BOPO merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi dari operasional
suatu bank. BOPO membandingkan antara biaya operasional bank dengan Pendapatan Operasional Bank Dendawijaya, 2005 .
Rumus BOPO sebagai berikut:
2. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen
Return on Asset
.
Return on asset
menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank Husnan,1998.
Pemilihan ROA untuk mengukur profitabilitas adalah mengetahui kinerja aset dalam mencetak laba. Artinya, berapa kemampuan tiap Rp.
1,00 aset yang dimiliki bank dalam mencetak laba sehingga dapat dinilai efisiensi kinerja bank dalam memutar asetnya.
commit to user
36
C. Populasi dan Sampel