Setting Penelitian Hasil Analisis Data Penelitian

27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Semarang memiliki 19 Kecamatan dengan keseluruhan luas wilayah 950,21 Km 2 . Desa Kopeng merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Getasan dan terletak di bawah kaki Gunung Merbabu dengan ketinggian 1500 m dpl sehingga Desa Kopeng memiliki udara yang sangat sejuk. Desa Kopeng memiliki 9 dusun, salah satunya adalah Dusun Plalar yang menjadi lokasi penelitian. Secara geografis letak Dusun Plalar berada sebelah utara Desa Kopeng. Mayoritas penduduk di Dusun Plalar beragama muslim dan bermata pencaharian sebagai petani.

4.1.2 Proses Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2016 di Dusun Plalar, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Data diperoleh melalui wawancara terhadap 8 dari 10 partisipan yang memiliki anak 0-24 bulan yang sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tentukan sebelumnya. Pada pertemuan pertama, peneliti membina hubungan saling percaya, menjelaskan tujuan penelitian serta meminta kesediaan calon partisipan untuk menjadi 28 partisipan penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu dengan partisipan untuk mulai melakukan wawancara. Wawancara berlangsung di rumah tiap-tiap partisipan dengan durasi wawancara 20-40 menit tiap partisipan. Selama proses wawancara berlangsung peneliti menggunakan audio untuk merekam setiap pembicaraan. Proses wawancara berlangsung dengan lancar dan beberapa partisipan antusias serta terbuka dalam memberi informasi.

4.2 Gambaran Umum Partisipan

4.2.1 Karakteristik Partisipan

Tabel 4.2.1 Karakteristik Partisipan Sumber: Pribadi Peneliti Partisipan Inisial Jenis Kelamin Umur Ibu tahun Umur Anak bulan Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu P1 Ny.N P 27 4 Sarjana IRT P2 Ny.S P 22 4 SD IRT P3 Ny.M P 23 10 SMP IRT P4 Ny.I P 18 10 SMP IRT P5 Ny.P P 25 10 SMP IRT P6 Ny.H P 19 11 SMP IRT P7 Ny.B P 36 14 SD IRT P8 Ny.E P 38 10 SMP Karyawati pabrik 29 Tabel diatas menunjukkan karakteristik partisipan. Uraian masing- masing partisipan dijelaskan sebagai berikut :

A. Partisipan 1

Partisipan bernama Ny.N berumur 27 tahun. Partisipan telah menikah dan memiliki satu orang anak berjenis kelamin laki-laki yang berusia 4 bulan dan masih menyusui sampai saat ini. Partisipan tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama mertua, sedangkan suami partisipan tinggal terpisah di luar kota karena tuntutan pekerjaan. Wawancara dilakukan di rumah partisipan pada tanggal 13 dan 14 April 2016 sekitar pukul 13.15 WIB sampai selesai. Wawancara berlangsung dengan lancar dan partisipan sangat kooperatif, terbuka dalam memberikan informasi serta antusias dalam menjawab berbagai pertanyaan.

B. Partisipan 2

Partisipan bernama Ny.S berumur 22 tahun. Partisipan telah menikah dan memiliki satu orang anak berjenis kelamin perempuan yang berusia 4 bulan dan masih menyusui sampai saat ini. Partisipan saat ini tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama dengan orang tua kandungnya. Suami partisipan tinggal diluar kota setelah anaknya berumur 10 hari dan sampai sekarang belum kembali untuk mengunjungi partisipan dan anaknya. Wawancara dilakukan pada 30 tanggal 14 April 2016 pukul 15.30 WIB di rumah partisipan. Partisipan cukup kooperatif walaupun ada beberapa jawaban yang dibatasi partisipan karena berkaitan dengan masalah pribadi dalam keluarga namun hal tersebut tidak mengganggu jalannya wawancara dan dapat berjalan dengan lancar sampai selesai.

C. Partisipan 3

Partisipan bernama Ny.M berumur 23 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki satu orang anak berjenis kelamin perempuan yang berusia 12 bulan dan masih menyusui sampai sekarang. Partisipan saat ini tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama orang tua dan suami. Wawancara dilakukan di rumah partisipan pada tanggal 15 April 2016 pukul 13.00 WIB. Partisipan kadang kebingungan dalam menjawab pertanyaan tapi setelah diarahkan partisipan mampu menjawab sehingga wawancara dapat berlangsung dengan baik sampai selesai.

D. Partisipan 4

Partisipan bernama Ny.I berumur 18 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki satu orang anak berjenis kelamin laki-laki yang berusia 11 bulan dan masih menyusui sampai saat ini. Partisipan saat ini tinggal di dusun Plalar Kulon bersama dengan suami dan mertua. Wawancara dilakukan di rumah partisipan pada tanggal 18 April 2016 pukul 11.20 WIB. Partisipan sangat kooperatif 31 dalam menjawab berbagai pertanyaan sehingga wawancara berlangsung dengan baik sampai selesai.

E. Partisipan 5

Partisipan bernama Ny.P berumur 25 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki dua orang anak, masing-masing laki- laki dan perempuan. Anak pertama berusia 7 tahun sedangkan anak kedua berusia 10 bulan dan masih menyusu sampai sekarang. Partisipan tinggal bersama suami dan kedua anaknya di Dusun Plalar Wetan. Wawancara dilakukan di rumah partisipan pada tanggal 19 April 2016 pukul 09.00 WIB. Partisipan sangat terbuka dalam menjawab pertanyaan dan juga sangat kooperatif sehingga wawancara dapat berjalan dengan baik.

F. Partisipan 6

Partisipan bernama Ny.H berumur 19 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki berumur 10 bulan dan masih menyusu sampai saat ini. Partisipan tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama suami, anak, serta mertuanya. Wawancara dilakukan pada tanggal 19 April 2016 pukul 10.30 WIB di rumah orang tua kandung partisipan di dusun Plalar Wetan. Selama wawancara berlangsung, partisipan sering terlihat sibuk mengawasi anaknya yang cukup aktif bergerak, partisipan juga 32 kadang kebingungan dalam menjawab pertanyaan namun dapat menjawab setelah diarahkan sehingga wawancara dapat selesai dengan baik.

G. Partisipan 7

Partisipan bernama Ny. B berumur 36 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Anak pertama berumur 16 tahun sedangkan anak kedua berumur 14 bulan dan masih menyusu sampai sekarang. Partisipan saat ini tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama suami, kedua anak, adik serta iparnya. Wawancara dilakukan di rumah partisipan pada tanggal 21 April pukul 12.30 WIB. Wawancara berlangsung dengan baik sampai selesai.

H. Partisipan 8

Partisipan bernama Ny.E berumur 38 tahun. Partisipan sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Anak pertama berumur 12 tahun, anak kedua berumur 8 tahun sedangkan anak ketiga berumur 10 bulan. Partisipan saat ini tinggal di Dusun Plalar Kulon bersama suami dan ketiga anaknya. Wawancara dilakukan dirumah partisipan pada tanggal 23 April 2016 pukul 16.00 WIB. Wawancara dapat berlangsung dengan baik. 33

4.3 Hasil Analisis Data Penelitian

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan didapatkan 4 tema dari beberapa sub tema yang tersusun. Dari tema-tema yang dihasilkan terdapat beberapa tema pendukung yang muncul dari hasil wawancara yaitu persepsi ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan terdapat pengalaman yang bervariasi selama menyusui sedangkan tema yang akan menjelaskan tujuan khusus dari penelitian adalah dukungan suami sangat penting terhadap kelancaran pemberian ASI eksklusif dan istri merasa senang ketika diberi dukungan oleh suami dan sebaliknya akan kecewa jika tidak mendapat dukungan dari suami dan berharap suami lebih perhatian. Penjabaran mengenai proses analisa data dapat dilihat pada lampiran 4. 4.3.1 Persepsi ibu tentang pentingnya ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap ASI eksklusif namun sebenarnya tujuannya sama. Persepsi ibu yang mau digambarkan yaitu pengertian ASI eksklusif, rentang waktu pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif dan manfaat kolostrum. Sebagian besar ibu sudah paham tentang pengertian dari ASI eksklusif dan rentang waktu pemberian ASI eksklusif. Seperti diungkapkan dibawah ini : “ ASI eksklusif itu ya dari awal dia anak lahir sampai nanti 2 tahun hanya ASI yang, eh sampai 6 bulan hanya ASI yang diberikan”. P 1 Q 1 A 4 34 “ASI eksklusif itu membantu daya tubuh anak menjadi baik trus saya pikirnya itu lebih kuat dari anak yang susu formula. Umumnya itu kan 0 sampai 6 bulan”. P 4 Q 1 A 4-5 Pernyataan partisipan tersebut menunjukkan bahwa ibu mengetahui tentang pengertian ASI eksklusif yang mana ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja dari umur 0 sampai 6 bulan. Selain itu menurut ibu, ASI eksklusif lebih baik dari susu formula karena ASI eksklusif mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan bayi. Ibu juga menyadari bahwa pemberian ASI eksklusif dapat membuat bayi sehat, terhindar dari berbagai penyakit serta merupakan makanan utama yang penting bagi bayi. Selain itu pemberian ASI eksklusif juga lebih praktis. Seperti pernyataan dibawah ini : “Bayinya jadi sehat, terus untuk tumbuh kembangnya supaya bagus. Manfaatnya ya biar pintar, biar gemuk, biar ngga rewel . Nek kalau menurut saya, bocah ki kebal kalau minum ASI tok”. P 3 Q 1 A 27 , P 4 Q 1 A 9 , P 5 Q 1 A 8 , P 6 Q 1 A 9 , P 8 Q 1 A 10 Terkait beberapa pernyataan diatas terlihat jelas bahwa ibu mengetahui betapa luar biasanya manfaat ASI eksklusif dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga diharapkan ibu dapat terus memberikan ASI ke anaknya. Menurut ibu ASI pertama atau kolostrum mempunyai manfaat yang juga penting. Beberapa ibu mengetahui dengan jelas tentang manfaat kolostrum bagi bayi, misalnya dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena kolostrum mengandung antibodi. 35 “…itu kan mengandung antibodi yang bisa melindungi bayi dari penyakit”. P 1 Q 1 A 14 “…karena ada antibodi itu biar ngga cepat sakit”. P 2 Q 1 A 12 Dari hasil penelitian didapatkan hanya beberapa ibu yang memberikan ASI eksklusif secara penuh kepada bayi mereka, sementara sebagian lainnya sudah memberikan makanan tambahan dan susu formula sebelum bayi berumur 6 bulan. Salah seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya sampai berumur 4 bulan dengan alasan bahwa informasi dari tetangga menyebutkan ada susu yang bagus susu formula untuk anak usia 4 bulan. Ada juga ibu yang sudah mulai memberikan susu formula dan makanan tambahan ketika bayi baru berumur 10 hari dengan alasan sakit dibagian payudara sehingga payudara tersebut tidak bisa dipakai untuk menyusui. Sebagain besar ibu memiliki pandangan bahwa ketika selesai menyusu dan bayi masih menangis, itu pertanda bayi masih lapar dan ASI saja masih belum cukup maka ditambahkan dengan makanan lain dan susu formula. Namun kegagalan pemberian ASI eksklusif ini tidak serta merta mengubah tujuan awal dari penelitian ini, karena penelitian ini untuk melihat sejuah mana ibu mengerti tentang ASI eksklusif dan dukungan yang diberikan suami selama ibu memberikan ASI terutama dalam rentang ASI eksklusif. 4.3.2 Terdapat pengalaman yang bervariasi selama menyusui. 36 Menjadi ibu kemudian harus memberikan ASI kepada bayi membuat ibu memiliki berbagai pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dan tentu semua hal tersebut harus dilewati ibu sebagai bagian dari proses pengasuhan. Pengalaman yang menyenangkan seperti ibu merasa bahagia dapat memberi ASI kepada anak, ibu berpendapat bahwa memberikan ASI lebih ekonomis dan praktis dan sebagainya. Beberapa ibu menyatakan respon positif yang dirasakan selama memberikan ASI, seperti pada pernyataan dibawah ini : ”Senang, sudah bisa kasih ASI. Pokoknya daripada uangnya dibeliin susu formula lebih baik nyusu sendiri”. P 2 Q 2 A 11 “Sejauh ini lancar saja. Senang gitu bisa ngasih ASI ke anak, ASI saya juga alhamdulilah banyak gitu mbak”. P 4 Q 2 A 1 Namun selain pengalaman menyenangkan, ada juga pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan ibu selama memberikan ASI kepada anaknya : “…rasanya sedikit karuan ibunya yang harus makan lebih juga bergizi agar ketika ibu sehat, anaknya pun ikutan sehat”. P 5 Q 2 A 1 Ungkapan partisipan diatas menunjukkan bahwa pengalaman menjadi seorang ibu yang harus merawat, mengasuh juga memberikan ASI bukanlah perkara yang mudah. Namun hal tersebut harus tetap dijalani sebagai bagian dari tugas dan tanggung 37 jawab menjadi seorang ibu. Maka tak jarang muncul berbagai kendala selama masa menyusui, seperti pernyataan berikut ini : “…stress trus baby blues juga karena belum adaptasi keadaan yang baru kan aku harus bangun malam trus susuin apalagi baru pertama kali kan jadi pengaruh”. P 1 Q 3 A 4 “…kayak sobek lecet, mungkin sebelumnya kan belum penah di susui terus tiba-tiba dihisap gitu lho mbak jadinya mesti sakit”. P 3 Q 3 A 1 , 6 Dari beberapa ungkapan partisipan diatas dan berdasarkan hasil penelitian, hambatan yang ditemui para ibu selama menyusui, yaitu putting lecet, payudara terasa bengkak dan sakit, bahkan putting masuk ke dalam. Hal-hal tersebut sangat tidak menyenangkan apalagi bagi ibu primipara yang belum ada pengalaman menyusui sebelumnya. Namun para ibu tahu cara untuk mengobatinya seperti, jika payudara terasa bengkak atau keras maka ibu akan mengompres payudaranya atau ketika putting susu masuk ke dalam maka ibu akan menarik-narik putting susu agar keluar sehingga bisa dipakai untuk menyusui. Hal-hal tersebut tidak membuat ibu menjadi malas bahkan menyerah untuk menyusui. Terbukti dari pernyataan seorang ibu dibawah ini : “…sakit sih tapi sakitnya terobati karena aku rasanya senang”. P 1 Q 3 A 3 Hambatan lain pun bisa datang dari status kesehatan jikalau ibu atau anak sakit tentu bisa berpengaruh terhadap kelancaran pemberian ASI 38 “…adek pernah sakit pilek, batuk bahkan kalau batuk kan minum keluar trus makan juga jadi susah. Abis nyusu muntah terus lalu juga panas gampang terserang virus-virus, sariawan juga pernah”. P 1 Q 3 A 7 , P 2 Q 3 A 3 ,P 4 Q 3 A 12, P 5 Q 1 A 5 , P 7 Q 3 A 1-2 “Adeknya pas awal lahir kan 29 ons terus setelah payudaranya sakit tinggal 26 ons ada penurunan”. P 2 Q 3 A 4 Ketika anak sakit tentu memberi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua. Segala hal akan dilakukan orangtua agar anak kembali sehat seperti ungkapan berikut : “…tiap malam juga bangun, dia ngulet-ngulet juga aku kasih ASI gitu terus supaya penyakitnya cepat sembuh”. P 1 Q 3 A 9 Ungkapan diatas menunjukkan betapa besar kasih sayang orangtua terlebih ibu dalam merawat dan mengasuh anaknya. Ibu ingin memberikan yang terbaik, ingin anaknya tumbuh sehat, dan tidak ingin anaknya sakit. 4.3.3 Dukungan suami sangat penting terhadap kelancaran pemberian ASI eksklusif Dukungan suami sangat dibutuhkan ibu dalam masa menyusui. Ketika memutuskan untuk hidup bersama tentu banyak hal yang sudah dipikirkan oleh keduanya secara matang. Setelah hidup bersama kemudian punya anak, tanggung jawab sebagai orangtua lebih besar. Orang tua terutama ibu lebih sering kurang tidur karena harus menyusui anak dan hal-hal lainnya. Tugas suami selain mencari nafkah juga ikut membantu dalam merawat dan mengasuh anak, dukungan secara moril kepada sang istri yang 39 sementara menyusui juga diperlukan. Misalnya saja dukungan emosional dalam bentuk perhatian dan empati yang diberikan suami. Seperti ungkapan berikut : “Ada perhatiannya. Jadi, aku dikasih bonusnya itu aku ngga boleh kerja tapi harus kasih ASI. Terus ngingetin aku makan gitu, dia tau aku belum makan dia ngambilin makan buat aku. Kalau pas aku mau susuin, kurang ada ganjel bantal di ambilin gitu ”. P 1 Q 4 A 2 , P 1 Q 4 A 11, P 1 Q 5 A 2 “Wong kalau 1 atau 2 hari ngga makan sayuran gitu di bilangin, ada juga yang pulang dari mana gitu bawain sayur mbak”. P 5 Q 4 A 13 Data penelitian diatas menunjukkan bahwa suami ikut memberi perhatian dan empati kepada ibu selama ibu ada dalam masa menyusui, seperti mengingatkan untuk makan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, mengganjal punggung ibu dengan bantal ketika akan menyusui agar ibu tetap merasa nyaman. Selain dukungan emosional, ibu juga mendapatkan dukungan informasi yang diberikan oleh suami. Dukungan informasi yang dimaksud adalah informasi mengenai ASI eksklusif yang didapatkan suami dari orang-orang sekitar atau melalui berbagai media yang ada. “Suami ngirim artikel ke saya”. P 1 Q 4 A 7 “…ya masalah waktu, kalau sudah waktunya minum suruh saya ngasih ASI jangan di biarin kasihan gitu”. P 8 Q 4 A 14 40 Data diatas menunjukkan bahwa suami ikut mendukung pemberian ASI eksklusif lewat informasi yang diberikan. Hal ini walaupun sederhana namun dapat membuat ibu tersanjung dan meningkatkan semangat ibu dalam menyusui. Disisi lain, ada juga suami yang tidak memberikan informasi tentang ASI eksklusif dikarenakan tidak memiliki sumber informasi sehingga menyebabkan suami tidak tahu tentang ASI eksklusif. Selain dukungan informasi, ibu juga mendapat dukungan instrumental seperti ditunjukkan oleh beberapa pernyataan partisipan berikut : “Suami kadang ikut bangun tengah malam. Suami ikut dampingi kalau anaknya nangis ikut tenangin juga”. P 3 Q 4 A 1-2 “Kalau saya nyusui kan dia suka ke kebun nyariin sayuran biar susunya lebih banyak gitu. Kalau selesai nyusuin dia suami sendawain biar ngga cekukan. Terus kalau makan pedas dimarahin, makan yang pahit-pahit ngga boleh. P 4 Q 4 A 1 Dari ungkapan diatas menunjukkan bahwa ibu mendapat dukungan instrumental dari suami yaitu tindakan secara langsung yang dilakukan suami, misalnya menyendawakan ketika anak selesai disusui, ikut bangun tengah malam mendampingi istri menyusui, mencari sayur untuk makan ibu agar ASI lancar, ganti popok, dan memandikan. Hal-hal di atas menunjukkan bahwa suami ikut berperan selama masa menyusui. 41 Selain dukungan emosional, informasi, dan instrumental ada juga dukungan penilaianpenghargaan dan dukungan kelompokkeluarga. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ibu tidak mendapatkan dukungan penilaianpenghargaan seperti kata-kata pujian yang dilontarkan suami ketika selesai menyusui. Sedangkan dukungan kelompokkeluarga karena suami menjadi bagian dari keluarga maka dapat dikatakan bahwa ibu mendapatkan dukungan tersebut. Namun di sisi lain, ada beberapa ibu yang mengaku kurang mendapat dukungan dari suami selama masa menyusui, bahkan ada yang tidak mendapatkan dukungan sama sekali dari suami. Seperti pernyataan berikut : “Suami ngasih tanggung jawab sepenuhnya ke saya. Informasi tentang ASI juga ngga ada di kasih tau. Ya ngga. Cuma disaranin aja ngga boleh makan pedas-pedas kasihan anaknya. Air susunya nanti panas katanya tertawa”. P 7 Q 4 A 1-3 “Perhatian dari suami ngga ada, bisa dibilang seperti itu. Itu hal pribadi. tertawa ehm, ngga juga sih. Yang mencari nafkah malah kakeknya ayah suami. Udah gitu aja ya masalah p ribadi. Informasi mengenai ASI dari suami juga ngga ada”. P 2 Q 4 A 2,3,8 Ungkapan diatas menunjukkan bahwa suami tidak mampu memainkan perannya selama masa menyusui dan masih berpikir bahwa memberi ASI hanya tanggung jawab istri. Bahkan ada suami 42 yang tidak pulang untuk mengunjungi istri dan tentu saja hal ini secara psikologis dapat membebani pikiran sang istri. 4.3.4 Istri merasa senang ketika diberi dukungan oleh suami dan sebaliknya akan kecewa jika tidak mendapat dukungan dari suami dan berharap suami lebih perhatian. Dukungan yang diberikan suami selama masa menyusui tentu akan membantu kelancaran ASI bagi bayi. Ibu akan merasa senang jika suami memberikan perhatian lebih, ikut membantu dan membagi tugas dalam merawat anak. Seperti pernyataan berikut : “Yaudah baik lah mbak. Senang gitu udah bisa bantu-bantu, mau di tinggal masak atau apa bisa. Kalau sudah punya anak kan harus bagi tugas, kerja sama ”. P 5 Q 4 A 16 P 4 Q 4 A 17 Dari ungkapan di atas terlihat bahwa ibu merasa tersanjung juga senang terhadap dukungan yang diberikan suami. Ketika ada masalah antara suami dan istri, beberapa ibu mengakui jika hal tersebut mempengaruhi proses menyusui dan kelancaran produksi ASI dan disisi lain juga ada yang mengakui bahwa hal tersebut tidak berpengaruh terhadap produksi ASI. “Berpengaruh banget mbak. Kadang pikiran orang tua ngga cocok itu anak nangis terus. Jadi anaknya ikut kerasa gitu. Tapi ASI-nya tetap lancar mbak. Cuma anaknya itu, disusui sing ngga mau tidak mau. Jadi pengaruhnya ke anak langsung”. P 4 Q 4 A 13,14 Dari ungkapan diatas menunjukkan bahwa stress berpengaruh ke mood anak dalam menyusui. Selain itu ibu juga 43 mendapat pelajaran bahwa stress yang dirasakan ibu dapat mempengaruhi psikologis anak sehingga membuat anak malas menyusu. Maka dari itu ibu belajar dari kesalahan agar tidak terulang kembali. Ada juga ibu yang menyadari tugas dan tanggung jawabnya, sehingga walaupun ada masalah sang ibu memutuskan untuk tetap memberikan ASI kepada anaknya. Dari paparan diatas dapat dilihat bahwa cinta ibu kepada anak sangat besar sekali bahkan dapat melawan keegoisan ibu sendiri. Selain itu, para ibu juga ditanya mengenai perasaan mereka ketika suami tidak memberikan dukungan selama masa menyusui. Berikut respon para ibu : “Mungkin marah ya, gimana sih kalo dikasih perhatian trus dukungan gitu dari suami apalagi pas lagi nyusuin itu kan rasanya beda ya bisa bikin kita bahagia terus semangat gitu loh. Dari awal hamil juga sampe nanti dia umur 2 tahun itu kan masa emasnya ya aku kan kepengen memberikan yang terbaik buat anak. Kalau suami ngga dukung ya aku kasih tau itu alasannya. Kalo seandainya suami ngga dukung bisa jadi suami kurang tau manfaat ASI”. P 1 Q 4 A 17 Dari beberapa ungkapan diatas dapat dilihat bahwa muncul berbagai perasaan yang tidak menyenangkan ketika suami tidak memberikan dukungan seperti sedih, kecewa, marah, kesal, dan lain-lain. Hal-hal tersebut memberikan dampak bagi ibu dalam kaitannya dengan proses menyusui : 44 “Oh ngga. Klo anak kan tetap harus diurus. ASI juga tetap saya berikan karena kan itu sudah jadi tugas saya gitu mbak sebagai seorang ibu”. P 7 Q 4 A 4 “ya gimana mbak anak kan nomer 1 jadi saya tetaplah memberikan ASI ke anak. Sekarang juga kan suami ngga pernah datang lagi untuk jenguk atau apalah, saya tetap menyusui. Kasihan kalau anak nya ngga disusui”. P 2 Q 5 A 3 Dibawah ini pernyataan ibu mengenai dukungan yang diinginkan dari suami : “Ya semua hal mbak. Kalau istrinya lagi apa dibantu gitu. Kan ada perselihan jadinya kan marahan gitu. Inginnya suami lebih perhatian. Ngga agresif, leb ih penyayang gitu”. P 4 Q 5 A 1 “Yang saya inginkan cuma ikut membantu, mengurus, kalau istri sibuk suami bantu- bantu. Lebih berbagi tugas gitu aja”. P 7 Q 5 A 1-2 Dari ungkapan diatas menunjukkan bahwa istri ingin suaminya lebih peka melihat tanggung jawab dirinya sebagai seorang suami, ikut membantu merawat dan mengurus anak, ingin suami lebih perhatian. Diharapkan juga bahwa para suami lebih memperhatikan tugas dan tanggung jawab mereka dalam kehidupan sehari-hari.

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB II

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB IV

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng T1 462012087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng

0 0 19