Hasil Model Radial Basis Function Neural Network RBFNN untuk diagnosa kanker otak

60

BAB IV PEMBAHASAN

Bab IV berisi pembahasan yang meliputi proses penelitian yakni hasil model Radial Basis Function Neural Network untuk diagnosa kanker otak, hasil klasifikasi, dan ketepatan hasil klasifikasinya.

A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network RBFNN untuk diagnosa kanker otak

Langkah-langkah untuk diagnosa kanker otak mengunakan Radial Basis Function Neural Network RBFNN diantaranya adalah: 1. Pengolahan Citra Pengolahan citra dilakukan pada citra MRI otak yang diperoleh dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Citra MRI otak masing-masing berukuran 1113 x 636 pixel dengan format JPG. Pada tugas akhir ini, data yang digunakan sebanyak 114 data citra MRI otak yang terdiri dari 57 data citra MRI otal normal dan 57 data citra MRI kanker otak. Pengolahan citra yang dilakukan berupa pemotongan cropping citra dan penghilangan background hitam pada citra. Citra hasil proses pemotongan dan penghilangan background dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3. Pengolahan citra ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Corel PHOTO-PAINT X7. Berikut adalah langkah-langkah pengolahan citra: a. Proses Pemotongan Citra Proses pemotongan citra dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Corel PHOTO-PAINT X7. Proses pemotongan citra dilakukan untuk 61 memperoleh citra otak yang sesuai dan menghilangkan informasi indentitas dari setiap pasien yang akan mempengaruhi hasil ekstraksi. Berikut proses pemotongan citra pada salah satu data citra MRI yakni 2731.jpg: Gambar 4.1 Citra MRI otak sebelum dipotong Gambar 4.2 Citra MRI otak selelah dipotong Dalam proses pemotongan, diusahakan citra tetap berbentuk persegi panjang sesuai dengan bentuk awal citra, namun dalam proses pemotongan ini tidak bisa sesuai dengan pixel awal karena citra akan berubah menjadi lonjong atau informasi pasien masih ada pada citra setelah pemotongan. Sehingga dalam proses pemotongan ini, dilakukan pemotongan berbentuk persegi panjang namun pixelnya diubah menjadi 650 x 550 pixel. 62 b. Proses Penghilangan Background Citra MRI hasil pemotongan masih memiliki background berwarna hitam yang dianggap mempengaruhi hasil dignosa. Proses penghilangan background dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Corel PHOTO-PAINT X7. Sehingga background menjadi berwarna putih dan dapat mengurangi pengaruh pada proses ekstraksi citra. Beikut proses penghilangan background pada citra MRI: Gambar 4.3 Citra MRI sebelum dilakukan penghilangan Background Gambar 4.4 Citra MRI setelah dilakukan penghilangan Background Setelah proses menghilangkan background dilakukan, citra disimpan dengan format JPG dan pixel citra disesuaikan setelah proses pemotongan yakni menjadi 650 x 550 pixel. 63 2. Ekstraksi Citra Setelah melakukan pengolahan citra MRI, langkah selanjutnya adalah melakukan ekstraksi citra. Proses ekstraksi merupakan salah satu karakteristik penting yang digunakan dalam mengidentifikasi objek atau pola citra, karena metode ekstraksi citra yang tepat akan mampu memberikan informasi yang detail tentang kelas suatu citra. Proses ekstraksi citra dapat dilakukan dengan Gray Level Coocurrence Matrix GLCM. Parameter-parameter hasil ekstraksi citra yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah 14 fitur yang nantinya digunakan sebagai variabel input dalam proses diagnosa. Fitur tersebut yaitu energi, kontras, korelasi, sum of squares, inverse difference moment, sum average, sum variance, sum entropy, entropi, difference variance, difference entropy, probabilitas maksimum, homogenitas dan dismilarity. Proses ekstraksi citra untuk mendapatkan parameter-parameter tersebut dapat dilakukan dengan bantuan MATLAB R2013a. Berikut adalah contoh hasil ekstraksi citra untuk data citra MRI otak 2731.jpg yang ditunjukkan pada Tabel 4.1: Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Citra 2731.jpg No Fitur Hasil Ekstraksi 1 Energi 0,292947 2 Kontras 0,308517 3 Korelasi 0,978821 4 Sum of Squares 37,66693 5 Inverse difference moment 0,995588 6 Sum Average 11,05545 7 Sum Variance 115,3538 64 8 Sum Entropy 1,753428 9 Entropi 1,947261 10 Difference Variance 0,308517 11 Difference entropy 0,522479 12 Probabilitas Maksimum 0,50504 13 Homogenitas 0,918169 14 Dissimilarity 0,192586 Selanjutnya, untuk hasil ekstraksi citra dari 114 data citra MRI secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. 3. Pendefinisian Variabel Input dan Variabel Target Pendefinisian variabel input dan target digunakan sebagai input dan target jaringan. Input berasal dari 14 parameter hasil dari ekstraksi citra menggunakan Gray Level Co-occurance Matrix GLCM secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 6, sehingga banyaknya neuron pada lapisan input adalah 14 neuron. Variabel target berasal dari keterangan diagnosa masing-masing citra yakni citra MRI normal dan citra MRI kanker. Target dan output berupa vektor yang mewakili masing-masing diagnosa. Pola target yang digunakan sebagai berikut: Tabel 4.2 Pola Target Vektor Diagnosa Kanker Otak No Diagnosa Vektor Target 1 Normal 2 Kanker 1 65 Hasil diagnosa yang didapatkan merupakan bilangan desimal. Pendiagnosaan dilakukan dengan membulatkan bilangan desimal tersebut dengan kriteria, jika 0.5 maka dibulatkan menjadi 0, sedangkan apabila ≥ 0.5 maka hasil perhitungan dibulatkan menjadi 1. 4. Pembagian Data Input Langkah selanjutnya adalah pembagian data input yang berupa data training dan testing. Pembagian data input dilakukan secara acak random. Pada tugas akhir ini yang digunakan untuk data training adalah 90 sampel data dari 114 total sampel data dan data testing yang digunakan adalah 24 sampel data dari 114 total sampel data. Hasil pembagian data input terlampir pada Lampiran 7 untuk data training dan Lampiran 8 untuk data testing. 5. Normalisasi Data Setelah proses pembagian data input, langkah selanjutnya adalah normnalisasi data. Data input dinormalisasi dengan membawa data ke bentuk normal baku, yakni dengan meanrata-rata = 0 dan standar deviasi = 1. Hasil normalisasi data training dan data testing secara urut masing-masing terlampir pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. Berikut adalah salah satu hasil normalisasi citra 2731.jpg: Tabel 4.3 Hasil Normalisasi Citra 2731.jpg No Fitur Hasil Normalisasi 1 Energi -0,21089 2 Kontras -0,29747 3 Korelasi 0,368651 4 Sum of Squares 0,535738 66 5 Inverse difference moment 0,229242 6 Sum Average 0,451897 7 Sum Variance 0,2615 8 Sum Entropy 0,841416 9 Entropi 0,750563 10 Difference Variance -0,29747 11 Difference entropy 0,423728 12 Probabilitas Maksimum 0,461948 13 Homogenitas -0,58674 14 Dissimilarity 0,297053 6. Pembelajaran Radial Basis Function Neural Network Data training hasil normalisasi digunakan dalam proses clustering. Proses clustering yang digunakan adalah metode k-means clustering. Proses k- means clustering dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MINITAB sehingga didapatkan pusat masing-masing cluster dan jarak yang digunakan dalam proses RBFNN. Tabel 4.4 merupakan hasil jarak dan pusat clustering dengan 10 cluster. Tabel 4.4 Hasil Jarak dan Pusat Clustering Clus ter Pusat Cluster Jarak X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 1 -1,545 1,395 -1,310 -0,155 -0,145 1,114 -0,288 3,804 2 -0,720 0,737 -0,851 0,636 -0,852 0,869 0,217 3,407 3 1,249 -0,949 0,905 -0,437 0,343 -0,699 -0,795 0,667 4 1,159 -0,688 1,616 -2,013 1,835 -1,742 -1,870 5 -0,536 0,360 -0,669 1,206 -0,951 0,700 1,265 2,677 6 -0,252 0,410 -0,128 -0,265 0,185 0,053 -0,083 2,178 67 7 0,204 -0,409 -0,001 0,448 -0,325 0,110 0,536 3,531 8 -1,681 1,467 -1,912 1,769 -2,140 1,914 0,969 0,354 9 0,713 -1,765 1,101 -0,263 0,935 -1,205 0,407 2,296 10 -0,996 0,916 -0,816 0,245 -0,134 0,684 0,621 2,105 Clus ter Pusat Cluster Jarak X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 1 -0,291 -0,290 -0,280 0,113 -1,545 -1,269 1,542 3,804 2 0,039 0,001 0,232 -0,811 -0,720 -0,872 0,747 3,407 3 -0,774 -0,699 -0,740 0,193 1,249 0,859 -1,205 0,667 4 -1,727 -1,675 -1,896 1,820 1,159 1,602 -1,242 5 1,112 1,020 1,219 -0,971 -0,536 -0,677 0,558 2,677 6 -0,158 -0,210 -0,197 0,255 -0,252 -0,069 0,244 2,178 7 0,593 0,641 0,591 -0,392 0,204 -0,018 -0,187 3,531 8 0,595 0,506 1,053 -2,076 -1,681 -2,075 1,738 0,354 9 1,235 1,431 0,799 0,831 0,713 1,146 -0,796 2,296 10 0,496 0,411 0,433 0,018 -0,996 -0,754 0,981 2,105 Hasil jarak dan pusat cluster secara lengkap terlampir pada Lampiran 11. Setelah masing-masing pusat cluster dan jarak didapatkan, selanjutnya dilakukan proses RBFNN dengan menggunakan rbfDesign dan globalRidge. Program rbfDesign dan globalRidge masing-masing secara urut terlampir pada Lampiran 12 dan Lampiran 13. Proses RBFNN dilakukan menggunakan MATLAB R2013a. 7. Menentukan Jaringan Optimum Proses selanjutnya adalah pengoptimalan jaringan dan pengoptimalan bobot menggunakan persamaan 2.52. Jaringan optimum dilakukan dengan menentukan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi. Banyaknya neuron 68 pada lapisan tersembunyi yang dapat menghasilkan jaringan optimum adalah neuron yang menghasilkan akurasi terbaik. Dengan menggunakan metode trial and error, beberapa cluster dicoba pada program RBFNN menggunakan MATLAB R2013a. Hasil akurasi dari beberapa cluster menggunakan k-means clustering yang dicoba menggunakan MATLAB R2013a sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Akurasi dari Beberapa Cluster Jumlah Cluster Hasil Akurasi Data Training Data Testing 2 51,1111 58,3333 3 57,7778 37,5000 4 25,5556 33,3333 5 64,4444 70,8333 6 65,5556 58,3333 7 68,8889 75 8 75,5556 70,8333 9 72,2222 70,8333 10 83,3333 91,6667 11 66,6667 79,1667 12 64,4444 70,8333 13 76,6667 70,8333 14 15 Dari cluster yang digunakan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai akurasi data training dan data testing berpola tidak beraturan. Hasil akurasi data training dan data testing yang terbaik didapatkan dengan cluster 69 sebanyak 10 cluster karena menghasilkan niai akurasi terbesar. Sehingga jaringan dengan 10 cluster merupakan jaringan optimum dengan nilai akurasi data training sebesar 83,3333 dan 91,6667 untuk data testing. Dengan demikian model RBFNN terbaik untuk mendiagnosa kanker otak mempunyai arsitektur 14 neuron pada lapisan input, 10 neuron pada lapisan tersembunyi, dan 1 neuron pada lapisan output. Arsitektur RBFNN jaringan terbaik yang digunakan untuk diagnosa kanker otak dengan 14 neuron pada lapisan input yakni , , . . . , , 10 neuron pada lapisan tersembunyi yakni , , . . . , , dan 1 neuron pada lapisan output yakni dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut: Gambar 4.5 Arsitektur RBFNN untuk Diagnosa Kanker Otak 1 . . . Lapisan Input Lapisan Tersembunyi Lapisan Output Bias . . 70 Pada lapisan tersembunyi, fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi aktivasi Gaussian dan fungsi yang diguakan pada lapisan output menggunakan fungsi linear atau identitas.

B. Hasil Klasifikasi