BAB XIV PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 93 Ketentuan Umum
1 Pendidik adalah dosen dan guru. 2 Tenaga kependidikan terdiri atas peneliti, pengembang pendidikan, pustakawan, pranata
komputer, laboran, teknisi sumber belajar, pranata humas, dan staf adminitrasi penunjang akademik lainnya.
3 Dosen UM adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di UM. 4 Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
5 Dosen UM mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6 Dosen dapat merupakan dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen tamu. 7 Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap di UM.
8 Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap UM. 9 Dosen tamu adalah seseorang yang diundang dan diangkat menjadi dosen di UM selama jangka
waktu tertentu. 10 Dosen dapat merupakan dosen program pendidikan akademik, dosen program pendidikan profesi,
dan dosen program pendidikan vokasi. 11 Dosen program pendidikan akademik adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan akademik di UM.
12 Dosen program profesi adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan profesi di UM. 13 Dosen program vokasi adalah dosen yang bertugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat jalur pendidikan vokasi di UM.
14 Kelompok bidang keahlian dan atau minat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan dan mengembangkan bidang ilmu atau
profesi tertentu. 15 Kelompok bidang keahlian atau profesi ini dipimpin oleh seorang yang dianggap memiliki
kepakaran dalam bidangnya. 16 Kelompok bidang keahlian dimaksud dapat merupakan kelompok bidang keahlian yang sifatnya
lintas jurusan, lintas fakultas, lintasdisiplin ilmu, di bawah koordinasi Jurusan, Fakultas, PPs atau Universitas.
17 Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar, sedangkan GolonganRuang kepangkatan administrasi dosen adalah Penata Muda IIIa, Penata
Muda Tingkat I IIIb, Penata IIIc, Penata Tingkat I IIId, Pembina IVa, Pembina Tingkat I IVb, Pembina Utama Muda IVc, Pembina Utama Madya IVd, Pembina Utama IVe
sebagaimana tampak pada Tabel 15.
Tabel 15 Jabatan Fungsional dan Pangkat Administrasi Dosen Jabatan Fungsional Pangkat Administrasi GolonganRuang
Asisten Ahli Penata Muda
IIIa Penata Muda Tingkat I
IIIb Lektor
Penata IIIc
Penata Tingkat I IIId
Lektor Kepala Pembina
IVa Pembina Tingkat I
IVb Pembina Utama Muda
IVc Guru Besar
Pembina Utama Madya IVd
Pembina Utama IVe
18 Tenaga penunjang akademik adalah seseorang yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan pendidikan dan keahliannya untuk melaksanakan tugas di UM sesuai dengan bidang
keahliannya.
Pasal 94 Hak Akademik Dosen dan Kode Etik Kehidupan Akademik
1 Hak akademik dosen yang meliputi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, Hak atas Kekayaan Intelektual, dan lain-lain diatur dalam ketentuan Kode Etik
Kehidupan Akademik. 2 UM menjunjung tinggi kebebasan akademik bagi sivitas akade-mika untuk memelihara dan
memajukan ilmu pengetahuan, tek-nologi, dan seni sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. 3 UM menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik bagi dosen untuk mengemukakan pikiran
dan pendapat dalam lingkungan Perguruan Tinggi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. 4 Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik yang
memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di UM sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan
5 UM menjunjung tinggi dan menjamin otonomi keilmuan dengan ketentuan dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap anggota sivitas akademika:
a. bertanggung jawab secara pribadi atas proses dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan; dan
b. melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan.
6 UM menjunjung tinggi Hak atas Kekayaan Intelektual HKI bagi sivitas akademika agar mengembangkan dan menghasilkan temuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
ber-HKI dan menghormati penggunaan HKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7 Kode etik kehidupan akademik UM merupakan seperangkat norma yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku yang menjadi landasan moral dalam kehidupan akademik yang wajib
ditegakkan oleh setiap anggota sivitas akademika dosen dan mahasiswa dan karyawan. 8 Kode etik kehidupan akademik yang memuat kode etik dosen, kode etik mahasiswa, dan kode
etik karyawan menjamin pelestarian otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan nilai kemanusiaan.
9 Kode etik kehidupan akademik bertujuan memelihara, menegakkan, dan mengembangkan iklim kehidupan akademik yang sehat untuk mendorong peningkatan kreativitas, objektivitas, dan
penalaran. 10 Kode etik kehidupan akademik UM dikomunikasikan kepada sivitas akademika untuk
menegakkan integritas keilmuan dan sikap ilmiah, memantapkan kesadaran atas pengakuan dan penghargaan terhadap karya orang lain dan adanya sanksi bagi pelanggarnya.
11 Penindakan kasus pelanggaran terhadap kode etik kehidupan akademik dilakukan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan para guru besar atas pelimpahan wewenang Senat Universitas.
12 Sanksi bagi pelanggar kode etik kehidupan akademik dapat berupa sanksi moral dan sanksi akademik, atau administratif.
13 Kode etik kehidupan akademik, peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan disusun oleh Senat Universitas dan ditetapkan dengan keputusan Rektor sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XV LAIN-LAIN