Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

5 tertarik untuk meneliti kembali hubungan antara variabel intellectual capital dengan cost of equity capital.Selain itu peneliti juga menambah variable independen lainnya seperti asimetri informasi dan nilai pasar ekuitas untuk melengkapi penilitian ini. Karena variable-variable tersebut merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi cost of equity capital. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertark untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Intellectual Capital, Asimetri Informasi, dan Nilai Pasar Ekutasterhadap Cost of Equity Capitalpada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas , maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Intellectual Capital, asimetri informasi, dan nilai pasar ekutasberpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap cost of equity capital pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intellectual capital, asimetri informasi, dan nilai pasar ekuitas secara parsial maupun simultan terhadap cost of equity capital pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2011-2013. 6 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian , serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di dunia kerja. 2. Akademisi Penelitian ini dapat memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam upaya penerapan ilmu serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya. 3. Investor Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada peruusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal perusahaaan tersebut dan untuk menentukan alternatif pendanaan. 4. Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan struktur modal yang optimal. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Cost of Equity Capital

Utami 2005 menjelaskan bahwa biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Empat sumber dana jangka panjang yaitu: hutang jangka panjang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. Biaya modal saham biasa inilah yang sering disebut dengan biaya modal ekuitas atau cost of equity capital. Lebih lanjut Utami 2005 memaparkan beberapa model penilaian perusahaan yang mempengaruhi pengukuran cost of equity capital, antara lain: 1 Model penilaian pertumbuhan konstan constan growth valuation model Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama dengan nilai tunai present value dari semua deviden yang akan diterima di masa yang akan datang diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan dalam waktu yang tidak terbatas. Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model. 8 2 Asset Pricing Model CAPM Menurut model CAPM, biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. 3 Model Ohslon Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.

2.1.1.1 Pengukuran

Cost of Equity Capital Metode Ohlson Model Ohlson tergolong dalam model valuasi berdasarkan laba residual yang telah dikenal lama sebelumnya Model valuasi tersebut merupakan penjabaran konsep nilai dalam teori ekonomi neoklasik, yang menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah sebesar nilai sekarang aliran kas bersih yang diterima pemilik. Untuk dapat merumuskan sebuah model valuasi maka harus diasumsi bahwa investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen.Asumsi kedua dalam pendekatan laba residual adalah adanya hubungan surplus bersih antara neraca dan laporan laba rugi. Model Ohlson memakai tingkat diskonto yang digunakan oleh para investor untuk menilai tunaikan future cash flow. Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal. Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur biaya modal yang optimal. Biaya modal dihitung atas beberapa sumber dana yang tersedia bagi perusahaan. Menurut Brigham dan Gapenski 1993, p. 179 ada empat sumber dana dalam perhitungan biaya modal yaitu : 9 1. Hutang jangka panjang Biaya hutang jangka panjang didapat dari pembagian antara beban bunga hutangjangka panjang yang ditanggung dengan total hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan pada periode tertentu. 2. Saham preferen Pembayaran biaya saham preferen dilakukan dengan pemberian dividen dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya saham preferen sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor pemegang saham preferen. 3. Saham biasa Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. 4. Laba ditahan Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai deviden dan bukan merupakan akumulasi surplus suatu neraca. Perhitungan cost of equity capital dalam penelitian ini menggunakan persamaan dari Model Ohlson, yaitu sebagai berikut: r = Bt +Xt +1 – Pt Pt Keterangan: r = cost of equity capital Bt = Nilai buku per lembar saham periode t Pt = Harga saham pada periode t Xt+1 = Laba per lembar saham periode t+1

2.1.2 Intellectual Capital

Ada banyak definisi berbeda mengenai intellectual capital. Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikandalam pekerjaan untuk menciptakan nilai Williams dalam 10 Purnomosidhi,2006. Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalampembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakanuntuk menciptakan kekayaan Stewart dalam Mangena et al., 2010. Intellectual capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan.Intellectual capital telah diidentifikasi yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai Bontis, 2000. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa intelellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang nantinya akan memberikan keuntungan di masa depan yang dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Beberapa peneliti telah mengemukakan elemen-elemen apa saja yang terdapat dalam intellectual capital. Namun, dari semuanya, tidak ada ketetapan pasti mengenai elemen-elemen dalam intellectual capital. Sehingga secara umum, elemen-elemen dalam intellectual capital terdiri dari modal manusia human capital, Structural Capital SC, dan CustomerCapital CC Bontis et al., 2000. Definisi dari masing-masing komponen intellectual capital yaitu: 1 Human Capital HC adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam human capital yaitu pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreativitas dan attitude. Menurut Bontis, human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil 11 dalam mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan customer capital. 2 Structural Capital SC adalah infrastruktur yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan. Menurut Nashih dikutip oleh Wahdikorin, 2010, structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan menghasilkan intellectualcapital. 3 Customer Capital CC adalah orang-orang yang berhubungan dengan perusahaan, yang menerima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Menurut Sawarjuwono dan Agustine 2003 elemen customer capital merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan seperti pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar.

2.1.2.1 Intellectual Capital Disclosure

Penelitian mengenai intellectual capital lebih cenderung terhadap cara pengukurannya daripada pelaporan. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan yang baku mengenai kewajban perusahaan dalam melaporkan modal intelektual yang dimilikinya. Di Indonesia praktik pengungkapan modal intelektual masih bersifat sukarela. 12 Canibano, et al dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010 menyebutkan bahwa pendekatan yang pantas digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan informasi intellectual capital disclosure. Pengungkapan merupakan suatu cara perusahaan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk annual report. Hendriksen dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010 menyatakan informasi yang diberikan biasanya berupa pernyataan, catatan mengenai pernyataan, dan tambahan pengungkapan informasi yang terkait dengan catatan.Tiga konsep disclosure yang umumnya dikemukakan yaitu adequate cukup, fair wajar, dan full disclosure pengungkapan yang lengkap. Laporan Jenkins dalam Bozzolan, et al 2003 mengusulkan kerangka kerja untuk pengungkapan sukarela berdasarkan kebutuhan informasi dari investor dan kreditur. Laporan ini menyajikan lebih luas jenis informasi yang diurutkan ke dalam lima kategori: 1. Data keuangan dan non keuangan 2. Analisis manajemen mengenai data keuangan dan non keuangan 3. Informasi yang berorientasi pada masa depan forward looking information 4. Informasi tentang manajer dan pihak - pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan stakeholder, dan 5. Latar belakang perusahaan Sebuah analis empiris mengenai praktik pengungkapan laporan keuangan FASB, 2001, menambah dimensi intellectual 13 capital ke dalam lima kategori jenis informasi di atas sehingga akan menambah nilai informasi yang disampaikan kepada pihak eksternal perusahaan Purnomosidhi, 2006. Pricewaterhouse Coopers PWC melakukan survei atas jenis – jenis informasi yang dibutuhkan investor.Diantara 10 jenis informasi yang dianggap paling penting bagi investor, hanya tiga yang berupa informasi keuangan cash flow, earning, dan gross margin. Sedangkan 7 jenis sisanya, dua diantaranya berasal dari data internal perusahaan strategic direction dan competitive landscape dan lima lainnya dapat dianggap sebagai intangibles pertumbuhan pasar, kualitaspengalaman dari tim manajemen, ukuran pasar dan pangsa pasar, kecepatan melayani pasar. Pricewaterhouse Coopers juga mengungkapkan 14 jenis informasi yang dianggap cukup penting yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu pelanggan saluran distribusi, brand equityvisibility, dan tingkat perputaran pelanggan, karyawan modal intelektual, tingkat retensi pegawai, dan pendapatan per karyawan dan inovasi pendapatan dari produk baru, tingkat keberhasilan produk baru, pengeluaran RD, dan siklus pengembangan produk.Sebagian besar informasi yang dianggap penting oleh investor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai modal intelektual. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari informasi yang dibutuhkan investor tidak diungkapkan dalam 14 laporan keuangan sehingga menimbulkan information gap Eccles, et al dalam Bozzolan, et al 2003

2.1.2.2 Pengukuran Metode VAIC™

Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic 1998; 1999; 2000, didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creation. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input Ulum et al., 2008. Metode VAIC™ ini mengukur intellectual capital IC dengan cara menghitung value added yang dihasilkan dari tiga kombinasi rasio yaitu: a. Value Added Capital Coefficient VACA VACA adalah perbandingan antara value added VA dengan modal fisik yang bekerja CA. Dalam hal ini Value Added VA adalah merupakan Selisih antara Output dan Input. Output Total penjualan dan pendapatan lain dikurangi Input Beban dan biaya-biaya selain beban karyawan. Sedangkan CA merupakan CapitalEmployed yaitu Dana yang tersedia ekuitas, laba 15 bersih.Rasio VACA ini adalah sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh satu unit modal fisik dengan formula sebagai berikut: VACA = VACE Dimana : VACA : Value Added Capital Employed VA : Value added CE : Capital Employed : dana yang tersedia ekuitas Pulic 1998; 1999; 2000 mengasumsikan bahwa jika sebuah unit CA menghasilkan return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan yang lain, maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CAnya. Jadi pemanfaatan lebih CA adalah bagian dari IC perusahaan.Ketika membandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VACA menjadi sebuah indikator kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan modal fisik lebih baik. b. The Human Capital Coefficient VAHU VAHU adalah seberapa besar VA dibentuk oleh pengeluaran rupiah pekerja atau karyawan, karena HC merupakan keseluruhan jumlah beban yang dikeluarkan untuk karyawan.Hubungan antaraVA dan HC mengindikasikan kemampuan HC membuat nilai pada sebuah perusahaan. Jadi hubungan antaraVA dan HC mengindikasikankemampuan HC 16 membentuk nilai dalam sebuah perusahaan dengan formula sebagai berikut: VAHU = VAHC Dimana : VAHU : Value Added Human Capital VA : Value Added HC : Human Capital beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia perusahaan.VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan VA setiap rupiah dikeluarkan pada HC. c. Structural Capital Coefficient STVA STVA menunjukkan kontribusi modal struktural SC dalam pembentukan nilai. Dalam model Pulic, SC merupakan VA dikurangi HC. Kontribusi HC pada pembentukan nilai lebih besar kontribusi SC dengan formula sebagai berikut: STVA = SCVA Dimana : STVA : Structural Capital Value Added SC : Structural Capital VA – HC VA : Value Added 17 Rasio-rasio tersebut merupakan kalkulasi kemampuan intelektual sebuah perusahaan.Formulasi ini merupakan jumlah koefisien yang disebutkan sebelumnya. Hasilnya sebuah indikator baru dan unik yaitu the VAIC™, yaitu sebagai berikut: VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

2.1.3 Asimetri Informasi

Menurut Komalasari dan Baridwan 2001 dalam Marliana 2003 perspektif informasi asimetri mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi informasi guna memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara yang dikehendakinya opportunistic. Ketika terdapat informasi asimetri, keputusan pengungkapan yangdibuat manajer dapat mempengaruhi harga saham. Karena informasi asimetri antara investor yang lebih informed dan kurang informed akan menimbulkan kos transaksi dan mengurangi likuiditas dalam pasar untuk saham suatu perusahaan. Pengukuran terhadap informasi asimetri seringkali diproksikan dengan bid-ask spread. Hal ini dikarenakan informasi asimetri tidak dapat diobservasi secara langsung. Ditinjau dari proksi informasi asimetri, yaitu bid-ask spread, komponen yang terkait langsung dengan signaling adalah adverse selection. Dimana dalam signaling theory berasumsi bahwa ada informasi asimetri diantara berbagai partisipan pasar modal. Selain itu juga menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena adanya 18 pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan bad news tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Jika investor dan manajer tidak sepakat terhadap distribusi probabilitas return, maka dealer sekuritas akan terekspose terhadap risiko berdagang dengan investor yang mempunyai informasi superior. Dealer melindungi dirinya dari perdagangan yang termotivasi oleh informasi tersebut dengan memperlebar spread. Asimetri informasi adalah ketimpangan informasi antara manajer dengan pemegang saham, di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospekperusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham atau stakeholder lainnya. Asimetri informasi diukur dengan teori bid-ask spread. Dalam menghitung besarnya bid–ask spread dalam penelitian ini menggunakan model yang dipakai Komalasari dan Baridwan 2001, yaitu : SPREADi,t = aski,t – bidi,t {aski,t + bidi,t 2} x 100 Keterangan : Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t pada tanggal publikasi annual report Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t pada tanggal publikasi annual report

2.1.4 Nilai Pasar Ekuitas

19 Menurut PSAK 2002 pasal 49 dalam Suwardjono 2005, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban.Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel 1999 dalam Anggraeni 2007ekuitas perusahaan biasanya dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1 Modal saham capital stock ialahjumlah rupiah perkalian antara cacahsaham beredar dengan ni lai nimonal per saham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetordibayarkan melebihi modal yuridis tersebut. 2 Tambahan modal disetor agio saham additional paid in capital ialah kelebihan jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau yang ditetapkan. 3 Laba ditahan retained earnings ialah laba perusahaan yang tidak dibagikan. Laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu dan dapat digunakan untuk pembagian deviden. Nilai pasar ekuitas menggambarkan ukuran suatu perusahaan.Semakin besar nilai pasar ekuitas maka akan menunjukkan semakin besar ukuranperusahaan tersebut dimata pelaku pasar. Pada dasarnya perusahaan dapat dibagidalam dua kategori yaitu perusahaan besar large firm dan perusahaan kecil smallfirm.Nilai pasar ekuitas market value ofequity di ukur dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada satu bulan sebelum pengumuman laporan tahunan perusahaan. Nilai pasar ekuitas = jumlah saham beredar x harga penutupan

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

20 Penelitian mengenai cost of equity capital telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam- macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 : Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Intellectual Capital Disclosure Practices and Effects on The Cost of Equity Capital Mangena et al. 2010 Dependen : Cost of equity capital Independen : − Intellectual capital disclosure − Voluntary disclosure Kontrol : − Firm Size − Beta − Leverage − Market-to- book value Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang mengungkapkan informasi tentang intellectual capital yang lebih banyak memiliki cost of equity capital yang lebih rendah. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif, sedangkan beta berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. 2 Disclosure Level and the Cost of Equity Capital Botosan 1997 Dependen : Cost of equity capital Independen : Disclosure Level Kontrol : − Market Beta − Firm Size Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat pengungkapan dan cost of equity capital. Tingkat pengungkapan yang semakin tinggi dapat menurunkan cost of equity capital. Beta dan ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh masing-masing positif dan negatif terhadap cost of equity capital 3 Reexaminatio n of Disclosure Level and the Expected Botosan and Plumlee 2001 Dependen : Cost of equity capital Independen : Disclosure Penelitian ini menemukan bahwa tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dalam laporan tahunan berdampak pada 21 Cost of Equity Capital Level Kontrol : − Market Beta − Firm penurunan cost of equity capital. Temuan lainnya adalah adanya pengaruh yang positif antara market beta terhadap cost of equity capital. Sedangkan firm size berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. 4 Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas Juniarti dan Yunita 2003 Dependen : Biaya Modal Ekuitas Independen : Tingkat Pengungkapan Kontrol : − Beta − Nilai Pasar Ekuitas Penelitian ini menemukan bahwa tingkat disclosure berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Tingkat disclosure yang tinggi menurunkan biaya modal ekuitas perusahaan. Nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas 5 Pengaruh Luas Pengungkapa n Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia Murni 2004 Dependen : Cost of equity capital Independen : − Luas Pengungkapan Sukarela − Bid-ask Spread − Beta Saham Penelitian ini menemukan bahwa informasi yang diungkapkan secara sukarela dalam laporan tahunan oleh perusahaan menurunkan cost of equity capital perusahaan. Temuan lainnya adalah adanya hubungan positif bid-ask spread dan beta saham terhadap cost of equity capital 6 Pengaruh Luas Pengungkapa n Sukarela, Beta Pasar, dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Terhadap Cost of Meythi et al. 2012 Dependen : Cost of equity capital Independen : − Luas Pengungkapan Sukarela − Beta Pasar − Nilai Pasar Ekuitas Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang menemukan adanya pengaruh. Nilai pasar ekuitas juga menunjukkan hasil tidak berpengaruh 22 Equity Capital pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap cost of equity capital, sedangkan beta pasar menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap cost of equity capital. 7. Intellectual Capital Disclosure, Cost of Finance and Firm Value Orens et al., 2009 Dependen : − Firm Value − Trading volume − Bid-ask spread − Cost of equity capital − Cost of debt capital Independen : Web-based Intellectual capital disclosure Kontrol : −Analyst following −Analyst’s forecast dispersion − Size − Leverage −Ownership structure −Profitability − Stock price volatility −Negative earnings − Earnings variability − Systematic risk Pengungkapan intellectual capital dalam website perusahaan berpengaruh positif terhadap firm value, trading volume dan berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread, implied cost of equity dan cost of debt capital. Profitability dan analyst following berpengaruh positif terhadap firm value. Firm size berpengaruh negatif terhadapfirm value. Stock price volatility berpengaruh positif terhadap trading volume danbid-ask spread. 6. Mangena et al. 2010 Intellectual Capital Disclosure Practices and Effects on The Cost of Equity Capital Dependen : Sumber : Olahan Peneliti 23

2.3 Kerangka konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Komponen Pembentuk Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

1 5 7

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

0 4 14

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

0 4 10

PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

2 14 40

Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela, Beta Pasar, dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Terhadap Cost of Equity Capital Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela, Beta Pasar dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 21

Pengaruh Nilai Pasar Ekuitas, Leverage dan Voluntary Disclosure terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ45 di BEI

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Cost of Equity Capital - Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

0 0 20

Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

0 0 11