Analisa Manajemen Aliran Kas Pada PT.PLN (Persero) Area Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISA MANAJEMEN ALIRAN KAS PADA PT.PLN (PERSERO) AREA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

MITA FRISKA HANDAYANI SIAGIAN 122101045

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

NAMA : MITA FRISKA HANDAYANI SIAGIAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NIM : 122101045

PROGRAM STUDI : D-III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISA MANAJEMEN ALIRAN KAS PADA

PT.PLN (PERSERO) AREA MEDAN

Tanggal : …… JUNI 2015 DOSEN PEMBIMBING

NIP. 197602142005011002

Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si

Tanggal : ……. JUNI 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

NIP: 197411232000122001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

Tanggal : ……. JUNI 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

NIP: 195604071980021001


(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur hanya PadaMu ya allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan kesehatan dan menjaga hati serta pikiran penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ANALISA MANAJEMEN ALIRAN KAS PADA PT.PLN (PERSERO) AREA MEDAN “ , guna melengkapi syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari banyak pihak baik secara moral maupun material,sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Kedua Orangtuaku yang teramat kusayangi Papa dan Mama yang selalu sabar Makasih buat segala Doa dan dukungannya baik moral maupun material

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac. Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr.Yeni Absah,SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, M,Si selaku Seketaris Program Diploma III Manajemen Keuangan dan sekaligus sebagai Dosen


(4)

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Pimpinan PT.PLN (PERSERO) Area Medan dan seluruh staf yang telah bersedia membantu penulis dan memberikan izin riset diperusahaan sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini.

7. Buat orang yang aku sayangin Fauzi Abdul Rohim Nasution Makasih buat Doa dan dukungannya semoga kamu cepat nyusul sarjana pertaniannya, dan juga terima kasih buat teman-teman group A yang selama ini saling membantu.

Akhir kata penulis ucapkan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita yang membutuhkannya.

Medan, Juni 2015

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR...v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penilitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN... 5

A. Sejarah Perusahaan... 5

B. Struktur Organisasi...9

C. Uraian Perusahaan... 10

D. Kinerja Terkini... 21

BAB III PEMBAHASAN... 26

A. Pengertian Manajemen Kas...26

B. Tujuan dan Manfaat informasi Aliran Kas…….……… 30

C. Faktor yang Mempengaruhi Aliran Kas……..………..32

D. Manajemen Kas dan Surat-surat Berharga... 34

E. Arus Kas Pada PT.PLN Area Medan... 36

F. Likuiditas Pada PT.PLN Area Medan... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...47

A. Kesimpulan... 47

B. Saran...48


(6)

Gambar 3.2 Tabel Laporan Laba Rugi Per Unsur...39 Gambar 3.3 Tabel Neraca...42


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT.PLN (PERSERO) Area Medan...8 Gambar 2.2 Logo Perusahaan...10 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan...24


(8)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Secara umum segala transaksi yang terjadi pada perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu berhubungan dengan kas.

Kas menurut Syahyunan (2013: 59) merupakan “Seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening Koran”. Arus kas yang pengelolaannya tidak benar akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Kas juga komponen vital dalam gerak langkah organisasi. Melalui kas, dana mengalir masuk menjadi sumber daya organisasi, dan mengalir keluar sebagai biaya. Aliran dana yang masuk tidaklah selalu seirama dengan mengalirnya dana yang keluar. Maka, mengatur arus kas menjadi sebuah pekerjaan yang sepatutnya memperoleh perhatian serius dalam pengelolaan keuangan organisasi.

Laporan arus kas dimasudkan untuk memberikan ikhtisar tentang arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode.Dimana sumber-sumber kas meliputi arus kas masuk yang biasanya di peroleh dari aktivitas operasi utama perusahaan,dari aktivitas sampingan (seperti investasi sekuritas) dan dari aktivitas yang tidak biasa atau luar biasa (seperti pembiayaan melalui hutang dan ekuitas).Sedangkan arus kas keluar digunakan untuk mempertahankan aktivitas inti dengan melakukan investasi yang didalamnya termasuk pembelian bahan


(9)

baku dan peralatan.Selain itu arus kas juga digunakan untuk memenuhi kewajiban pembiayaan melalui hutan dan ekuitas,pembayaran deviden dan lainnya.

Laporan arus kas dapat menyediakan informasi yang memungkinkan para pemakai mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang bisnis. Laporan arus kas juga dapat membantu para pemakai laporan keuangan untuk menentukan efek dari transaksi-transaksi

cash dan noncash investing serta pendanaannya terhadap posisi keuangan perusahaan.

Suatu perusahaan yang modern hanya di kelola sedemikian rupa sehingga kas menjadi produktif dan selalu tersedia untuk menghindari risiko kekurangan dana dan resiko pailid.Sistem manajemen yang baik ditandai dengan pemeriksaan perkembangan kegiatan usahannya dari waktu ke waktu ,apakah menjalani kemajuan atas kemunduran ,dan yang paling penting adalah mengetahui keadaan keuangan perusahaan pada waktu tertentu.Keadaan keuangan perusahaan ini dapat dilihat dari laporan pertanggung jawaban pimpinan dalam bentuk laporan keuangan.

Dengan demikian masalah perputaran kas menjadi sangat penting didalam suatu perusahaan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan keterangan-keterangan yang telah diuraikan sebelumnya maka perusahaan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian adalah :


(10)

1. Apakah PT.PLN (Persero) Area Medan telah mengelola kas yang ada sesuai dengan sistem manajemen aliran kas yang baik?

2. Bagaimana PT.PLN (Persero) Area Medan menggunakan dana atau kas yang dimilikinya dalam menjalankan kegiatan operasional?

C.Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah pengelolaan kas pada PT.PLN (Persero) Area Medan telah sesuai dengan sistem manajemen aliran kas yang baik.

b. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mengelola kas atau dana yang dimiliki dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah : A) Bagi penelitian

Untuk menambah pengetahuan serta memperluas wawasan penulis tentang pengelolaan serta penggunaan manajemen kas yang baik

B) Bagi PT.PLN (Persero) Area Medan

Untuk memberikan masukan bagi PT.PLN (Persero) Area Medan dalam mengelola dan meningkatkan aliran kasnya dengan baik

C) Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan serta sumber informasi penting bagi pihak-pihak yang memerlukan dan rekan-rekan lain dalam rangka menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.


(11)

A.Sejarah Perusahaan

Sejarah keberadaan kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923 yang dibangun oleh NV. NIGEM / OGEM Perusahaan swasta Belanda diatas tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi Kantor PLN Area Medan Jl. Listrik No 8 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga (oleh NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Aksi Karyawan Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang diambil alih dan diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih tersebut, maka dengan penetapan Pemerintah No. 1.SD/45 yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik Nasional.

Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara BPU-PLN. Setelah BPU-PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.19/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Utara dan Riau diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan melalui Peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 maka dibentuklah


(12)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik. Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN secara Nasional menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi, dimana ditetapkan pembagian daerah kerja PLN Sumatera Utara menjadi Eksploitasi– I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS.009/DIRPLN/66 tanggal 14

April 1966, PLN Eksploitasi-I dibagi menjadi 4 DAN dan 1 Sektor, yaitu DAN Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar ( yang berkedudukan ) di Tebing Tinggi, karena P.Siantar masih dikelola PLD dan Sektor Glugur.

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 dan Keputusan Menteri PUTL No.01 /PRT/73 untuk menetapkan PLN menjadi PERUM yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara untuk mengelola kelistrikan di seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam Surat Keputusan Menteri PUTL No.01/PRT/1973 menetetapkan PLN Eksploitasi-I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi –II Sumatera Utara. Kemudian menyusul terbitnya Peraturan Menteri PUTL No.013/PRT/75 yang mengubah PLN Ekspoitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi II. Berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Kemudian pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 23 / 1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Persero.


(13)

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap II (PJPT-II) yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonisasi dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi pertumbuhan lainnya

Dengan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami pertumbuhan dengan begitu pesat, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan perubahan tersebut maka PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 284 Medan. Wilayah kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara meliputi Wilayah Propinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km², sebagian besar berada didaratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias yang terlihat pada ( Gambar 1 ).


(14)

Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan Kabupaten / Kota tersebut terdiri dari 417 Kecamatan dan secara keseluruhan desa sebesar 5.856 desa / kelurahan.

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

B . Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan badan usaha, suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi.Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu badan usaha / organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian


(15)

kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda – beda tersebut dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi-spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah menggunakan jenis struktur organisasi fungsional “Line and Staff Organization” atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi fungsional dengan unsur – unsur yang terdiri dari unsure pimpinan, unsur pelaksanaan, dan unsur pengawasan.

Berikut ini skema dari Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan:


(16)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan

C.Uraian Pekerjaan

Berikut adalah uraian pekerjaan pada PT.PLN (PERSERO) Area Medan yaitu : 1. Manajer Area

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergi.Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan


(17)

pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance(GCG) di PT. PLN (Persero) Area Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) melakukan kegiatan pengusaha pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energy, handal dan ramah lingkungan.

b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan.

c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.

d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.

e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan,

pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.

g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.

h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Area Medan.

i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi. j) Menetapkan laporan Menejemen Area Medan


(18)

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil / output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan handal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi dan PDKB.

e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

f) Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

g) Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya Zero Accident. h) Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i) Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien. 2.1 Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi


(19)

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisien penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja Operasi.

b) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c) Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d) Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e) Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional teknik.

f) Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g) Mengevaluasi kinerja operasi.

2.2 Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b) Melaksanakan dan mengevaluasikan kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c) Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.


(20)

d) Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e) Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

2.3 Sub Bagian Supervisor PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c) Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.

d) Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e) Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat / brevet personil PDKB.

f) Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB g) Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala operasi

3. Asisten Manajer (Asman) Transaksi Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area / Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku.Hasil / output laporan transaksi energi listrik, susut dan pemeliharaan meter transaksi.


(21)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Manajemen Billing. b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan

Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c) Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d) Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO.

e) Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.

f) Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g) Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h) Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan transfer price energy.

i) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j) Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k) Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l) Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan Setting APP.

m) Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenamg untuk kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

2.4 Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter (Har Meter)

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.


(22)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b) Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c) Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan. d) Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.

e) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter transaksi.

f) Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g) Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h) Memastikan hasil sampling peneraan APP baru hasil metrology dan rekondisi pihak ketiga.

i) Memonitor manajemen segel APP.

• Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut (DalSut)

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / Reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian / Rayon terkait.

b) Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.


(23)

d) Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e) Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA (Service Level Agreement).

f) Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin. g) Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h) Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i) Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL. 2.5 Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b) Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c) Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d) Memvalidasi data kelainan APP.

e) Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f) Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala

4. Asman pelayanan dan Administrasi

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan


(24)

keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP).

b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c) Mengkoordiasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan Pelanggan.

d) Memonitor data pelanggan.

e) Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran. f) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g) Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan

Cash Budget.

h) Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.

i) Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j) Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung.

k) Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l) Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja.

m) Memonitor realisasi anggaran.

n) Memproses permohonan SPPD / Perjalanan Dinas 2.6 Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum


(25)

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja. b) Melaksanakan pengelolaan K3.

c) Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran, dan musibah lain yang terkait K3.

d) Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e) Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

f) Melaksanakan fungsi kehumasan.

g) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan administrasi.

h) Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas, dan PUMP-KPR/BPRP.

i) Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dan dana operasional

2.7 Sub. Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan Pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.


(26)

b) Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c) Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodeik dan menindaklanjuti pencapaian TMP.

d) Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan menyusun Data Potensi Pasar (Captive Power).

e) Mengelola peta segmentasi pelanggan.

f) Melaksanakan supervise untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon. g) Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai

kewenangannya.

h) Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i) Memonitor Mutasi Data Induk Langganan (DIL) dan memelihara arsip Data Induk Langganan.

j) Memonitor laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP). k) Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

D.Kinerja Terkini

Visi & Misi dan Tujuan Perusahaan.

Sebagai Unit Bisnis,PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Sumatera Utara sekaligus harus mampu memberikan kontribusi positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT PLN (Persero).

Proses transformasi di seluruh jajaran PLN menuju perusahan berkelas dunia sebagaimana tercantum dalam Visi PT PLN (Persero) akan dapat berjalan dengan baik jika pengamalan nilai-nilai Budaya Perusahaan :Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar yang telah disampaikan seluruh anggota


(27)

perusahaan dan telah disahkan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama PT PLN (Persero) pada tanggal 27 Oktober 2002 dapat berjalan sebagai mana mestinya.

Apabila pengamalan nilai-nilai budaya perusahaan dapat diwujudkan dalam kehidupan kerja, maka PT PLN (Persero) dengan seluruh jajarannya akan dapat melaksanakan pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang telah dicanangkan pada tanggal 31 Desember 2003 oleh Direksi dan Dewan Komisaris PT PLN (Persero) dengan konsisten dan berkelanjutan.

1.Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insan.

2. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

a. Menjalankan bisnis kelistrikan danbidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan

PT PLN Wilayah Sumatera Utara dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Sumatera Utara mempunyai georafis, demografis, sosial budaya dan sumber daya


(28)

mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, seluruh unsur pimpinan PLN Wilayah Sumatera Utara telah berketetapan hati merumuskan Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Utara, yang diharapkan mampu diemban atau dijabarkan oleh PLN Wilayah Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan tenaga listrik yang baik bagi masyarakat Sumatera Utara.

Selain itu penjabaran Visi dan Misi PLN Wil Sumatera Utara dalam kegiatan usahanya paling sedikit pada periode 2014 – 2018 juga diperkirakan akan mampu memberikan sumbangan yang Positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT PLN (Persero) secara korporat.

Maksud dan Tujuan Perusahaan

Berdasarkan visi dan misi perusahaan yang telah disebutkan diatas, maka maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan usaha PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah Menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, berupaya memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pemerataan pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas sesuai AD PLN”.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT PLN (Persero), maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT PLN (Persero) adalah menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.


(29)

Arah Pengembangan Perusahaan

Dengan diundangkannya UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, maka dimungkinkan munculnya pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN. Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan arah pengembangan perusahaan.

Manajemen PT PLN (Persero) secara korporat telah mencanangkan program metamorfosa PLN untuk menghadapi dinamika bisnis ketenagalistrikan pasca diberlakukannya UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sebagai bagian dari PT PLN (Persero) berkewajiban untuk mendukung program metamorfosa PLN ini sesuai dengan lingkup dan dinamika bisnis kelistrikan yang dihadapinya. Sehingga dengan pelaksanaan program metamorfosa ini PLN Sumatera Utara akan dapat terus meningkatkan kinerja perusahaannya untuk menuju perusahaan kelas dunia sesuai dengan visi perusahaan. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan melaui program metamorfosanya, PLN Sumatera Utara akan berfokus pada upaya untuk peningkatan kapasitas dan kontinuitas penyaluran TL, perbaikan kualitas operasional dan pelayanan, serta peningkatan budaya kinerja yang tinggi. Pada akhirnya dengan konsisten pada pelakasanaan program tersebut diharapkan PLN Sumatera Utara akan dapat menurunkan biaya pokok produksinya dan memperbaiki citranya di mata stakeholder.

Logo dan Makna Perusahaan Bentuk Lambang

Bentuk, warna dan 22ambing Perusahaan resmi digunakan adalah sesuai yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik


(30)

Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juli 1976, mengenai Pembuatan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara

Gambar 2.3 Logo Perusahaan

Elemen – elemen Dasar Lambang

1. Warna Kuning

Menjadikan bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat tepat para insane PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gayaenergi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang


(31)

sering sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberikan warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang diperlukan dalam kehidupan manusia.


(32)

BAB III

PEMBAHASAN

A.Pengertian Manajemen Kas

Sebelum didefinisikan pengertian manajemen aliran kas, ada baiknya diketahui arti dari kas dan manajemen itu sesungguhnya. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan mempunyai resiko yang paling kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Kas tidak dapat bertambah kecuali diinvestasikan dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Menurut Syahyunan (2013:59) pengertian kas adalah “Seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening Koran.” Arti manajemen menurut Sumarsan (2010:2) adalah “Seni dalam proses perencanaan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan/ sasaran kinerja.” Menurut Bacon (dalam kasmir, 2010:191) arti dalam kas adalah“Uang seperti pupuk, tidak berguna kecuali digunakan. Artinya uang harus digunakan dahulu baru memiliki nilai. Apabila digunakan, maka uang akan menyuburkan investasi sehingga tumbuh sudah dan berkembang terus.”

Jadi manajemen aliran kas artinya suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan


(33)

serta memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash, yang pelaksanaanya dilakukan manajer.

Manajemen aliran kas mengatur bagaimana aliran kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi dan pendanaan perusahaan menyajikan aliran kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis atau usaha perusahaan tersebut.

Manajemen aliran kas perusahaan merupakan salah satu bagian yang cukup bermasalah jika manajer kurang mampu sebab apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan, sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, ketimbang pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik karena kemungkinan ada uang mengganggur, atau tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan.

Teori Analisa Manajemen Aliran Kas

Perusahaan dalam menajalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai perusahaan sehari-hari maupun mengadakan operasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus-menerus (continue).

Oleh karena itu pihak manajemen pihak manajemen perlu mengatur baik arus kas masuk dan arus kas keluar. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar ketimbang uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin. Kebutuhan kas ini perlu


(34)

dibuatkan secara detail dalam anggaran kas yang membuat penerimaan dan pengeluaran kas untuk satu periode.

Menurut Kasmir (2010:190) hal-hal yang menjadi pokok perhatian di dalam penyusunan kas, adalah harus memuat unsur-unsur sebagai berikut :

1. Penerimaan kas. 2. Pengeluaran kas.

3. Perubahan kas bersih dalam periode yang bersangkutan. 4. Kebutuhan kas baru.

Dalam manajemen kas terdapat istilah ketidaksolvenan artinya perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Perusahaan akan berhenti jika pembayaran bahan baku terus menerus terlambat atau tak terbayar sama sekali dan penyedia utama akan menghentikan pengiriman selanjutnya. Mengingat bahwa kas mempunyai pengaruh besar dan sangat penting bagi kelancaran aktivitas perusahaan maka pimpinan perusahaan dituntut untuk mampu mengelola dan mendayagunakan kas dengan efisiensi. Dalam arti tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kas, serta kas digunakan dengan tepat untuk menghasilkan laba atau profit yang optimal.

Menurut Syahyunan (2013:59) tujuan manajemen kas adalah menjaga jumlah kas minimum yang menempatkan perusahaan adalam posisi likuid dan profitable, artinya bahwa manajer keuangan harus memandang kedua arah dengan seimbang, yaitu meminimalkan kas demi meminimumkan biaya serta menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan.


(35)

Menurut syahyunan (2013:59) untuk mencapai tujuan ini ada 2 (dua) macam pendekatan yang berbeda dalam memperlakukan kas yaitu :

1. Kas diperlakukan sebagai aset financial (financial asset)

Tujuan pendekatan ini adalah meminimumkan biaya yang timbul dari pengguna kas.

2. Kas dianggap sebagai aset fisik (physical asset)

Dalam pendekatan ini, dipakai model persediaan untuk menetapkan jumlah persediaan kas yang layak bagi perusahaan.

Menurut Margaretha (2011:16) Arus kas akan memberikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode pelaporan.

1. Arus kas masuk

Segala sesuatu yang menyebabkan jumlah uang bertambah contoh : upah, gaji, fee, komisi, bonus, tips, penghasilan pensiun, uang tambahan dan lain.

2. Arus kas keluar

Segala sesuatu yang menyebabkan uang berkurang contoh : pengeluaran tetap /pengeluaran rutin, pengeluaran variable (tidak tetap).

3. total kas masuk dikurangi kas keluar Ada tiga kemungkinan :

1.Surplus, ketika kas masuk > kas keluar 2.Defisit, ketika kas masuk < kas keluar 3.Netral, ketika kas masuk = kas keluar


(36)

B.Tujuan dan Manfaat Informasi Aliran Kas

Menurut Sumarsan (2010:36) tujuan utama penyajian data mengenai aliran kas yaitu menyediakan informasi yang diasumsikan akan :

a. Untuk mengetahui kinerja perusahaan dan sekaligus untuk mengetahui apakah perusahaan berada dalam likuiditas yang baik untuk membayar atas produk yang dijual.

b. Kreditur untuk mengetahui kinerja perusahaan yang titik fokusnya adalah membayar kembali pokok pinjaman dan bunga.

c. Penanam modal untuk mendapatkan informasi apakah modal yang ditanam layak untuk diperbesar atau untuk memperkecil penanaman modal pada perusahaan.

d. Calon penanam modal untuk mmendapatkan informasi apakah layak atau tidaknya untuk melakukan investasi didalam perusahaan.

e. Badan pemerintah untuk mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi regional dan pertumbuhan ekonomi nasional yang sekaligus untuk mengawasi ketertiban pembayaran dan administrasi perpajakan.

Informasi aliran kas merupakan langkah awal dalam program manajemen kas efektif yang biasanya dihasilkan dengan mengevaluasi fungsi keuangan data yang disediakan oleh fungsi pemasaran dan produksi diperusahaan. Dalam salah satu bentuk model ini pengharapan akan peningkatan deviden dimasa mendatang diasumsikan sebagai salah satu faktor yang paling penting dalam mengevaluasi harga pasar dan surat-surat berharga.


(37)

Manfaat Informasi Aliran Kas

Mengingat bahwa kas mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi kelancaran aktivitas perusahaan, maka pimpinan perusahaan dituntut untuk mempunyai kelancaran atau mendayagunakan kas dengan efisien.

Menurut Kasmir (2010:190) manfaat dari informasi aliran arus kas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga untuk meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi bagi perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Manajemen kas mencakup pengumpulan yang efesien terhadap pembayaran dan investasi sementara kas. Demikian juga anggaran kas dapat memberitahukan berapa banyak yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan untuk berapa lama. Oleh karena itu anggaran kas merupakan dasar peramalan dan pengawasan kas.

Disamping anggaran kas, perusahaan juga membutuhkan informasi yang sistematis semacam sistem pengawasan informasi yang berguna jika perusahaan ingin mengelola kas secara efisien, yang menjamin ketersediaan kas serta penghasilan investasi terhadap investasi sementara.


(38)

C. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas

Seiring dengan perubahan kas yang terjadi dalam suatu periode, maka jumlah uang kas juga dari waktu ke waktu akan selalu berubah. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari berbagai sumber yang dimiliki. Dalam menyusun arus kas, FASB agar arus kas masuk dan arus kas keluar digolongkan dan dilaporkan menurut tiga kategori :

1.Aktivitas Operasional

Merupakan jumlah arus kas yang berhubungan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Jumlah aliran kas berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi PT.PLN (PERSERO) Area Medan dapat menghasilkan aliran kas cukup untuk melunasi pinjaman pemeliharaan kemampuan tersebut untuk membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

2. Aktivitas Investasi

Merupakan seluruh arus kas dari aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan pinjaman, hutang dan surat-surat berharga atau modal aktiva tetap, dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Pengelompokkan berdasarkan kegiatan ini perlu dilakukan, sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas dari sumber dana yang dimiliki untuk tujuan menghasilkan pendapatan kas untuk masa yang akan datang.


(39)

3 Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah satu komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kegiatan pendanaan merupakan kegiatan untuk mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjamkan dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu.

Menurut Kasmir (2010:193) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah uang kas :

1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa artinya perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit.

2. Adanya pembelian barang dan jasa artinya perusahaan membeli sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya. 3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan

mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai perusahaan.

4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman artinya jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa waktu, maka akan mengakibatkan kas berkurang.


(40)

5. Adanya pengeluaran untuk investasi artinya jika perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti mesin-mesin atau pembangunan gedung.

6. Adanya penerimaan dari pendapatan artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari pendapatan baik yang berkaitan langsung atau tidak langsung.

Menurut James C. van Horne (dalam Kasmir 2010: 196) , cara untuk mempercepat penerimaan kas perlu dilakukan beberapa hal :

1. Mempercepat persiapan dan pengiriman faktur tagihan

2. Mempercepat pengiriman pembayaran pelanggan kepada perusahaan. 3. Mengurangi waktu di mana pembayaran yang diterima perusahaan tetap

menjadi dana tidak tertagih.

D. Manajemen Kas dan Surat-surat Berharga

Manajemen kas akhir-akhir ini terlihat semakin penting karena tingkat suku bunga investasi jangka pendek yang relatif tinggi telah meningkatkan biaya kesempatan atau opportunity cost dan kas di tangan perusahaan. Oleh karena itu sangat diperlukan teknik-teknik penagihan dan pengeluaran kas terutama untuk mengoptimumkan tersedianya dana dan mengurangi biaya bunga atau sumber dana dari luar perusahaan.

Fungsi dari manajemen kas sangat berkaitan erat dengan menajemen surat berharga portofolio dari investasi yang sangat cair serta dapat mendukung perkiraan ataupun rekening kas. Oleh karena investasi berupa kas dan surat


(41)

berharga merupakan aktiva yang resikonya lebih kecil dari pada investasi barang dalam bentuk peralatan dan proyek-proyek maka penerimaan atau return relative kecil. Dalam hal ini investasi berupa surat-surat berharga diharapkan akan dapat menutupi biaya modal serta fungsi likuditas dari saham.

Menurut Syahyunan (2013:59) motif yang mendasari perusahaan atau perseorangan untuk memiliki kas dan surat-surat berharga adalah :

1.Motif Transaksi (Transactions Motive)

Pada suatu bidang tertentu dimana pada saat pemasukan tagihan bisa diramalkan maka arus kas masuk bisa dijadwalkan dan diselaraskan dengan arus kas keluarnya dan biasanya rasio kas terhadap penjualan dan rasio kas total aktiva pada perusahaan yang seperti ini relative rendah, begitu juga sebaliknya terhadap perusahaan dagang dimana tingkat penjualan berfluktuasi. Sejumlah transaksi bisa saja terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya, maka rasio kas terhadap penjualan atau aktiva relatif tinggi.

2. Motif Berjaga-jaga (safety motive/Precautionary Motive)

Motif ini berkaitan dengan bisa atau tidaknya arus kas masuk dan arus kas keluar diperkirakan, biasanya arus kas masuk yang makin diperkirakan sebelumnya akan menyebabkan semakin kecilnya arus kas. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada motif berjaga-jaga ialah bagaimana kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak dan ini tentu saja berhubungan dengan daya atau kekuatan perusahaan berhubungan dengan instansi perbankan.


(42)

3.Motif Spekulasi (Speculative Motive)

Dimana kas yang dipegang untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang dan bertujuan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan sementara ataupun situasi pontensial yang menghasilkan laba, seperti penurunan tiba-tiba pada harga bahan mentah.

E.Arus Kas Pada PT.PLN (PERSERO) Area Medan

Ada motif yang mendasari perusahaan dalam menyimpan kasnya. Motif yang digunakan PT.PLN (PERSERO) Area Medan adalah motif transaksi, dimana pada satu bidang tertentu perusahaan dapat memperoleh masukan yang besar seperti pada penjualan tenaga listrik. Arus kas bisa diselaraskan dengan arus kas keluarnya rasio kas terhadap penjualan dan total aktivanya dapat dperkirakan. Motif transaksi ini juga motif yang memiliki tingkat penjualan berfluktuasi.

PT.PLN (PERSERO) Area Medan dalam membuat laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung. Dari laporan arus kas dapat diketahui bahwa perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan pada arus kas dalam satu periode, dan arus kas PT.PLN (PERSERO) Area Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(43)

Tabel 3.1

Realisasi Cash Flow (Laporan Arus Kas) Tahun 2014

URAIAN Tahun 2014

Aktivitas Operasi

1. Pendapatan Penjualan a. Tenaga Listrik b. Sambungan Pesta c. Penambah Daya 2. Subsidi Listrik Pemerintah

3. Penerimaan Biaya Penyambungan 4. Penerimaan Unit Jual Listrik 5. Pendapatan Operasi Lainnya : 6. Biaya Operasi

A. Pembelian Tenaga Listrik B. PSKSK

C. Sewa Disel D. Bahan Bakar

E. Ongkos Angkot Bahan Bakar F. Minyak Pelumas

G. Pemeliharaan a. Material b. jasa

H. Biaya Kepegawaian I. Penyusutan Aktiva tetap

J. Biaya Administrasi dan lain-lain 7. Pendapatan (Pengeluaran) diluar operasi

Jumlah Kas bersih dari Akuntansi Operasi

Rp. 4,475,706,434,999 Rp. 3,741,325,489,404

- - Rp. 751,882,125,184 Rp. 17,632,053,453

- Rp. 866,766,957 Rp. 7,810,683,536,351 Rp. 7,624,858,281,621

- - - - -

Rp. 20,530,766,861 Rp. 39,874,888,935 Rp. 55,974,454,916 Rp. 44,266,521,353 Rp. 25,178,622,666 Rp. 25,154,727,857 Rp. 3,309,822,373,496


(44)

Dari tabel di atas akan diuraikan tentang komposisi kas (sumber dan penggunaan kas) pada tahun 2014 terhadap masing-masing aktivitas perusahaan.

I.Aktiva Operasi

Jumlah sumber kas dari pendapatan usaha :

a.Pendapatan penjualan Rp 3.741.325.489.404

b.Subsidi Pemerintah Rp 715.882.125.184

c.Penerimaan biaya penyambungan Rp 17.632.053.454

d.Pendapatan operasi lainnya

Jumlah kas dari pendapatan usaha Rp 4.475.706.434.999 Rp 866.766.957

Persentasi masing-masing sumber kas tersebut adalah :

a.Pendapatan penjualan = 3.741.325.489.404

4.475.706.434.999 X 100% = 83,60%

b.Subsidi Pemerintah = 715.882.125.184

4.475.706.434.999 X 100% = 1,60 %

c.Penerimaan biaya penyambungan = 17.632.053.454

4.475.706.434.999 X 100% = 0,39%

d.Pendapatan Operasi Lainnya = 866.766.957

4.475.706.434.999X 100% = 0,19%

Dengan demikian dapat dilihat jumlah sumber kas dari pendapatan usaha pada aktiva operasi PT.PLN (PERSERO) Area Medan pemerintah, sebesar Rp 4.475.706.434.999 dengan persentasi pada pendapatan penjualan 83,60%, subsidi


(45)

pemerintah 1,60%, panerimaan biaya penyambungan 0,39%, dan biaya operasi lainnya sebesar 0,19%.

Jumlah sumber kas dari beban usaha atau biaya operasi dapat di lihat dari tabel laporan laba rugi per unsur di bawah ini :

Tabel 3.2

LAPORAN LABA / RUGI PER UNSUR (SIFAT) Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

K E T E R A N G A N PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013 PENDAPATAN USAHA 4,475,706,434,999 6,173,242,827,437

- Penjualan Tenaga Listrik 3,741,325,489,404 3,457,278,278,850

- Penjualan Tenaga Listrik (Bruto) 3,741,325,489,404 3,457,278,278,850

- Discount - -

- Subsidi Listrik Pemerintah 715,882,125,184 2,690,557,894,130

- Penyambungan Pelanggan 17,632,053,454 25,630,079,662

- Lain-lain 866,766,957 776,574,796

BEBAN USAHA 7,810,683,536,351 7,965,503,002,982

- Pembelian Tenaga Listrik 7,624,858,281,621 7,7687,508,258,543

- Beban Penggunaan Transmisi

- Bahan Bkar dan Minyak Pelumas - -

- H S D

- M F O / Residu - I D O

- Batu Bara - Gas Alam Panas Bumi - A i r

- Campuran Bahan Bakar dll

- Meniyak Pelumas 60,405,655,796 57,814,655,569

- Pemeliharaan 20,530,766,861 20,654,586,498

- Pemakaian Material 39,874,888,935 37,160,069,071

- Jasa Borongan 55,974,454,916 71,389,430,476

- Kepewgawaian 44,266,521,353 42,043,055,146

- Penyusutan Aset Tetap 25,178,622,666 25,747,603,247

- Administrasi (3,334,977,101,353 (1,792,260,175,544)

LABA (RUGI) USAHA 25,154,727,857 23,036,545,060

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN - 69,766

- Pendapatan Bunga 25,010,083,407 22,140,560,714

- Pendapatan Lain-lain - -

- Beban Pinjaman ( ) (7,167,332,010) (2,705,112,083)

- Beban Pensiun ( ) 7,311,976,460 3,601,026,663

- Beban Lain-lain ( ) - Beban Selisih Kurs ( )

LABA (RUGI) Sebelum PPH BADAN (3,309,822,373,496) (1,769,223,630,484)

-BEBAN PAJAK - -


(46)

a.Pembelian tenaga listrik Rp 7.624.858.281.621

b.Biaya pemeliharaan Rp 60.405.655.796

c.Biaya kepegawaian Rp 55.974.454.916

d.Penyusutan aktiva tetap Rp 44.266.521.353

e.Biaya lain-lain

Jumlah kas dari beban usaha atau biaya operasi Rp 7.810.683.536.352 Rp 25.178.622.666

Persentasi masing-masing suber kas tersebut adalah

a.Pembelian tenaga listrik = 7.624.858.281.621

7.810.683.536.352 X 100% = 9,76%

b.Biaya pemeliharaan = 60.405.655.796

7.810.683.536.352= X 100% = 0,77%

c.Biaya kepegawaian = 55.974.454.916

7.810.683.536.352 X 100% = 0,19%

d.Penyusutan aktiva tetap = 44.266.521.353

7.810.683.536.352 X 100% = 0,56%

e.Biaya lain-lain = 25.178.622.660

7.810.683.536.352 X 100% = 0,32%

Dengan demikian jumlah kas pada PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 dapat dihitung dengan cara aktivitas operasi atau pendapatan usaha dikurangi dengan beban dan beban lain-lain. Aktivitas operasi sebesar Rp 7.810.683.536.351 Dikurangi beban usaha dan beban lain-lain sebesar Rp


(47)

4.475.706.434.999 dan Rp 25.010.083.407 Maka dapat dihitung laba bersih perusahaan pada tahun 2014 Sebesar Rp 3.309.822.373.496.

F.Likuiditas PT.PLN (PERSERO) Area Medan

Berikut ini akan diuraikan mengenai likuiditas PT.PLN (PERSERO) Area Medan untuk tahun 2013 Dan tahun 2014. Data yang lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel neraca. Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek yang jatuh tempo.


(48)

Tabel 3.3 N E R A C A

Periode 31 Desember 2014 dan 2013

K E T E R A N G A N PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

A S E T

ASET TETAP (NETTO) 790,460,177,454 732,077,066,291

Aset Tetp (Bruto) 1,307,840,636,786 1,208,440,292,696

Akumulasi Penyusutas (517,380,459,332) (476,363,863,405)

PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN 9,496,802,635 15,480,007,390

PROPERTI INVESTASI - -

INVESTASI JANGKA PANJANG - -

ASET TIDAK LANCAR LAIN 1,328,198,403 1,190,095,592

Aset Tidak Beroperasi -

Piutang Lain-lain (Jk. Panjang) 1,190,075,074 1,065,960,592

- Pihak Yang Berelasi 1,190,075,074 1,065,960,592

- Pihak Ketigas - -

Biaya Yang Ditangguhkan - -

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka (Jk. Panjang) 138,123,329 124,135,000

- Pihak Yang Berelasi 138,123,329 124,135,000

- Pihak Ketigas - -

DANA PELUNAS GLOBALIASASI - -

ASET PAJAK TANGGUHAN - -

REKENING YANG DIBATASI PENGGUNAANYA - -

ASET LANCAR 424,372,841,848 389,627,692,740

Kas dan Setara Kas - -

Investasi Sementara - -

Piutang Usaha (Netto) 396,031,384,000 369,475,176,750

- Pihak Yang Berelasi (Bruto) 12 ,977,188,457 10,393,766,463

- Penyisihan (Hubungan Berelasi) () - (8,527,580)

12,977,188,457 10,385,238,884

- Pihak Ketiga (Bruto) 391,207,111,097 363,553,508,218

Penyisihan (Pihak Ketiga) () (8,152,915,554) (4,463,570,352)

383,054,195,543 359,089,937,866

P e r s e d I a a n (Netto)

- P e r s e d I a a n (Brutto) 27,072,229,290 16,723,019,451

P e n y I s I h a n () 27,293,878,546 17,035,972,829

(221,649,256) (312,953,378)

Uang Muka Pajak -

Piutang Lain-lain (Jangka Pendek) 1,142,903,704 793,284,977

- Pihak Yang Berelasi 275,118,764 298,248,977

- Pihak Ketigas 867,784,940 495,000,000

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka (Jk, Pendek) 126.324.855 2.636.247.562

- Pihak Yang Berelasi - 2,541,909,579

- Pihak Ketigas 126,324,855 94,337,983

Aset Tidak Lancar Yabg Tersedia Untuk Dijual - -

1,225,658,020,341 1,138,374,862,014


(49)

PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013 EKUITAS LIABILITAS

T O T AL E K U I T A S (3,309,822,373,496) (1,769,223,630,484)

Ekuitas Entitas Induk (3,309,822,373,496) (1,769,223,630,484)

Modal Saham -

-Tambahan Modal -

-Ekuitas Lainnya (Akum Pendapatan Komprehensif Lain) -

-Saldo Laba (3,309,822,373,496) (1,769,223,630,484)

Kepentingan Non-Pengendali -

-AKUN ANTAR SATUAN ADMINISTRASI 4,181,703,372,889 2,292,813,297,398

LIABILITAS JANGKA PANJANG 74,147,941,450 344,536,655,887

Pendapatan Ditangguhkan 74,147,941,450 344,536,655,887

Liabilitas Pajak Tangguhan -

-Pinjaman Jangka Panjang :

- Pihak Yang Berelasi -

-Penerusan Pinjaman -

-Utang kepada Pemerintah -

-Utang Bank -

-- Pihak Ketiga -

-Utang Bank -

-Utang Obligasi -

-Utang Promes/ MTN -

-Utang Lain - Lain (Jk. Panjang) -

-- Pihak Yang Berelasi -

-- Pihak Ketiga -

-Liabilitas Manfaat Pekerja (Jk. Panjang) -

LIABILITAS JANGKA PENDEK 279,629,079,498 270,248,539,213

Utang Usaha 36,252,330,615 20,457,291,874

- Pihak Yang Berelasi 36,252,330,615

- Pihak Ketiga -

-Utang Dana Pensiun - 14,355,991

Utang Pajak 4,339,237,663 4,009,807,433

Utang Lain-Lain (Jangka Pendek) 46,773,760,711 37,954,483,812

- Pihak Yang Berelasi -

-- Pihak Ketiga 46,773,760,711 37,954,483,812

-Biaya Yang Masih Harus dibayar 4,207,876,628 26,456,810,284

Uang Jaminan Langganan 188,055,873,882 181,355,789,814

Utang Biaya Proyek -

-Liabilitas Jangka Panjang Jatuh Tempo -

-- Pihak Yang Berelasi -

-Penerusan Pinjaman -

-Utang kepada Pemerintah -

-Utang Bank -

-- Pihak Ketiga -

-Utang Bank -

-Utang Obligasi -

-Utang Promes/ MTN -

--

-Liabilitas Manfaat Pekerja (Jk. Pendek) -

--

-SAMBUNGAN TABEL 3.3

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013


(50)

Dari tabel neraca tersebut ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung likuiditas perusahaan yaitu :

a.Current Ratio

Current Ratio mengukur kesanggupan dari suatu perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan antara aktiva dengan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus Current Ratio adalah :

Current Ratio =

Aktiva lancar

kewajiban lancar X 100%

Current Ratio PT.PLN tahun 2013 dan tahun 2014 adalah

Tahun 2013 = 389.627.692.740

270.248.539.213

x

100%= 14,42%

Tahun 2014 = 424,372,841,848

279.629.079.498 X 100% = 15,18%

Likuiditas Current Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,76% dari tahun 2013.

b.Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan dan biaya yang dibayar dimuka karena sifat keduanya kurang likuid, artinya memerlukan waktu yang


(51)

relatif lama untuk diubah menjadi uang tunai. Semakin tinggi nilainya maka likuditas perusahaan semakin baik.

Rumus Quick Ratio adalah

Quick Ratio = Aktiva lancar−(Persediaan +Biay a dibayar dimuka )

Kewajiban Lancar

X 100%

Quick Ratio PT PLN tahun 2013 dan tahun 2014 adalah :

Tahun 2013 = 389.627.692.740−(16.723.019.451+2.636.247.562)

270,248,539,213 X 100%

= 137,01%

Tahun 2014 = 424.372.841.848−(27.072.229.290+126.324.855)

279.629.079.498 X 100%

= 524,28%

Likuiditas Quick Ratio atau Acid Test Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 387,27% dari 2013.

c.Working Capital to Total Assets Ratio

Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. Rumus Working Capital to Total Assets Ratio adalah :

Working Capital to Total Assets Ratio= Aktiva lancar−kewajiban Lancar

Total Aktiva X 100%


(52)

Tahun 2013 = 389.627.692.740−270.248.539.213

1.138.374.862.013 X 100% = 10,48%

Tahun 2014 = 424.372.841.848−279.629.079.498

1.225.658.020.341 X 100% = 11,80%

Likuiditas Working Capital to Total Assets PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,32% dari tahun 2013.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan arus kas. Dimana arus kas tersebut terdiri dari beberapa unsur yang dapat membuat arus kas tersebut berubah-ubah. Laporan arus kas terdiri dari beberapa unsur yaitu : aktivitas operasi dimana aktivitas operasi ini dapat diuraikan atas beberapa bidang seperti pendapatan penjualan, penerimaan unit jual listrik, pendapatan operasi lainnya, biaya operasi dan pendapatan / pengeluaran diluar operasi.


(53)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sebagai bab terakhir dalam tugas akhir ini, maka akan dikemukakan kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur dari kategori aktivitas perusahaan seb

1. Berdasarkan Laporan arus kas dalam realisasi cash flow yang mengklasifikasikan Arus kas dari aktivitas dapat dihitung dengan menggunakan metode tidak langsung dengan jumlah sumber kas dari pendapatan usaha pada aktiva operasi PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014, sebesar Rp 4.475.706.434.999 dengan persentasi pada pendapatan penjualan 83,60%, subsidi pemerintah 1,60%, panerimaan biaya penyambungan 0,39%, dan biaya operasi lainnya sebesar 0,19%. 2. PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 dapat dihitung dengan

cara aktivitas operasi atau pendapatan usaha dikurangi dengan beban dan beban lain-lain. Aktivitas operasi sebesar Rp 7.810.683.536.351 Dikurangi beban usaha dan beban lain-lain sebesar Rp 4.475.706.434.999 dan Rp 25.010.083.407 Maka dapat dihitung laba bersih perusahaan pada tahun 2014 Sebesar Rp 3.309.822.373.496.

3. Berdasarkan hasil laporan neraca PT.PLN (PERSERO) Area Medan dapat disimpulkan dari masing-masing likuditas pada likuiditas Current Ratio


(54)

peningkatan sebesar 0,76% dari tahun 2013 , Likuiditas Quick Ratio atau Acid Test Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 387,27% dari 2013, dan likuiditas Working Capital to Total Assets PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,32% dari tahun 2013

B. Saran

Adapun saran-saran yang dituliskan atas hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.PLN (PERSERO) Area medan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan harus terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja serta harus dapat mempertahankannya guna memperoleh laba yang lebih besar dan menghindari agar tidak terjadi kerugian.

2. Pengurangan terhadap biaya-biaya yang dapat membuat perusahaan sulit untuk memperoleh laba tertutama pada biaya-biaya yang tidak mempengaruhi efektivitas perusahaan.

3. Menjaga agar jumlah kas ditangan sesuai dengan standar yang telah diperkirakan.

4. Jika perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dengan tujuan agar dapat menembah kas.


(55)

Kasmir. 2010. Pengantar manajemen keuangan : Edisi Pertama, Jakarta : Kencana

Margaretha, Farah. 2011. Manajemen keuangan : untuk manager non keuangan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Sadalia, Isfenti. 2010. Manajemen keuangan , Medan : USU Press

Samryn, L.M. 2014. Pengantar Akuntansi : mudah membuat jurnal dengan pendekatan siklus transaksi : Edisi Ketiga, Jakarta : PT.Raja Grafindo Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan : teori dan Praktik.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Sumarsan, Thomas. 2010. Sistem Pengendalian manajemen : konsep, aplikasi dan pengukuran kinerja, Edisi pertama, Jakarta Barat : Permata Puri Media Syahyunan. 2013. Manajemen keuangan : perencanaan, analisis, dan


(1)

Dari tabel neraca tersebut ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung likuiditas perusahaan yaitu :

a.Current Ratio

Current Ratio mengukur kesanggupan dari suatu perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan antara aktiva dengan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus Current Ratio adalah :

Current Ratio =

Aktiva lancar

kewajiban lancar X 100%

Current Ratio PT.PLN tahun 2013 dan tahun 2014 adalah

Tahun 2013 = 389.627.692.740

270.248.539.213

x

100%= 14,42%

Tahun 2014 = 424,372,841,848

279.629.079.498 X 100% = 15,18%

Likuiditas Current Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,76% dari tahun 2013.

b.Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan dan biaya yang dibayar dimuka karena sifat keduanya kurang likuid, artinya memerlukan waktu yang


(2)

relatif lama untuk diubah menjadi uang tunai. Semakin tinggi nilainya maka likuditas perusahaan semakin baik.

Rumus Quick Ratio adalah

Quick Ratio = Aktiva lancar−(Persediaan +Biay a dibayar dimuka )

Kewajiban Lancar X 100%

Quick Ratio PT PLN tahun 2013 dan tahun 2014 adalah :

Tahun 2013 = 389.627.692.740−(16.723.019.451+2.636.247.562)

270,248,539,213 X 100%

= 137,01%

Tahun 2014 = 424.372.841.848−(27.072.229.290+126.324.855)

279.629.079.498 X 100%

= 524,28%

Likuiditas Quick Ratio atau Acid Test Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 387,27% dari 2013.

c.Working Capital to Total Assets Ratio

Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. Rumus Working Capital to Total Assets Ratio adalah :

Working Capital to Total Assets Ratio= Aktiva lancar−kewajiban Lancar

Total Aktiva X 100%


(3)

Tahun 2013 = 389.627.692.740−270.248.539.213

1.138.374.862.013 X 100% = 10,48%

Tahun 2014 = 424.372.841.848−279.629.079.498

1.225.658.020.341 X 100% = 11,80%

Likuiditas Working Capital to Total Assets PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,32% dari tahun 2013.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan arus kas. Dimana arus kas tersebut terdiri dari beberapa unsur yang dapat membuat arus kas tersebut berubah-ubah. Laporan arus kas terdiri dari beberapa unsur yaitu : aktivitas operasi dimana aktivitas operasi ini dapat diuraikan atas beberapa bidang seperti pendapatan penjualan, penerimaan unit jual listrik, pendapatan operasi lainnya, biaya operasi dan pendapatan / pengeluaran diluar operasi.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sebagai bab terakhir dalam tugas akhir ini, maka akan dikemukakan kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur dari kategori aktivitas perusahaan seb

1. Berdasarkan Laporan arus kas dalam realisasi cash flow yang mengklasifikasikan Arus kas dari aktivitas dapat dihitung dengan menggunakan metode tidak langsung dengan jumlah sumber kas dari pendapatan usaha pada aktiva operasi PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014, sebesar Rp 4.475.706.434.999 dengan persentasi pada pendapatan penjualan 83,60%, subsidi pemerintah 1,60%, panerimaan biaya penyambungan 0,39%, dan biaya operasi lainnya sebesar 0,19%. 2. PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 dapat dihitung dengan

cara aktivitas operasi atau pendapatan usaha dikurangi dengan beban dan beban lain-lain. Aktivitas operasi sebesar Rp 7.810.683.536.351 Dikurangi beban usaha dan beban lain-lain sebesar Rp 4.475.706.434.999 dan Rp 25.010.083.407 Maka dapat dihitung laba bersih perusahaan pada tahun 2014 Sebesar Rp 3.309.822.373.496.

3. Berdasarkan hasil laporan neraca PT.PLN (PERSERO) Area Medan dapat disimpulkan dari masing-masing likuditas pada likuiditas Current Ratio


(5)

peningkatan sebesar 0,76% dari tahun 2013 , Likuiditas Quick Ratio atau Acid Test Ratio PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 387,27% dari 2013, dan likuiditas Working Capital to Total Assets PT.PLN (PERSERO) Area Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,32% dari tahun 2013

B. Saran

Adapun saran-saran yang dituliskan atas hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.PLN (PERSERO) Area medan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan harus terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja serta harus dapat mempertahankannya guna memperoleh laba yang lebih besar dan menghindari agar tidak terjadi kerugian.

2. Pengurangan terhadap biaya-biaya yang dapat membuat perusahaan sulit untuk memperoleh laba tertutama pada biaya-biaya yang tidak mempengaruhi efektivitas perusahaan.

3. Menjaga agar jumlah kas ditangan sesuai dengan standar yang telah diperkirakan.

4. Jika perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dengan tujuan agar dapat menembah kas.


(6)

Kasmir. 2010. Pengantar manajemen keuangan : Edisi Pertama, Jakarta : Kencana

Margaretha, Farah. 2011. Manajemen keuangan : untuk manager non keuangan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Sadalia, Isfenti. 2010. Manajemen keuangan , Medan : USU Press

Samryn, L.M. 2014. Pengantar Akuntansi : mudah membuat jurnal dengan pendekatan siklus transaksi : Edisi Ketiga, Jakarta : PT.Raja Grafindo Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan : teori dan Praktik.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Sumarsan, Thomas. 2010. Sistem Pengendalian manajemen : konsep, aplikasi dan pengukuran kinerja, Edisi pertama, Jakarta Barat : Permata Puri Media Syahyunan. 2013. Manajemen keuangan : perencanaan, analisis, dan