Analisis Manajemen Bencana Gempa Bumi di Sumatera Barat tahun 2009

Analisis Manajemen Bencana Gempa Bumi di Sumatera Barat tahun 2009
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

Restia Elfa Safitri
Gananda prajadiva
Karina
Friesty fadilla
Apassah

(10011381419180)
(10011381419174)
(10011
(10011381419224)
(10011381419223)

Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Perkotaan (KLPP) Kelas A


Deskripsi kasus Gempa Bumi Sumatera Barat tahun 2009
Gempa Bumi Sumatera Barat terjadi pada tanggal 30 September 2009, pukul 17:16:10 WIB
dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat. Gempa ini terjadi di lepas
pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan
parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang,
Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB,
sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di
Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban
hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, &
78.604 rumah rusak ringan.

Konsep terjadinya Bencana Gempa Bumi di Sumatera Barat tahun 2009

Bahaya :

Bagian inti bumi
mengeluarkan panas
terus menerus


Pergeseran kerak bumi

Kerentanan :
-Provinsi Sumatera Barat
terletak di antara 3 daerah
Seismik Aktif.
-Terletak di jalur gunung api,
jalur gempa bumi, jalur
pegunungan yang memiliki
potensi bencana alam Gempa
Bumi.
-Terletan di pesisir pantai
barat dan didepan jalur
penunjaman (subdaction
zone) lempeng Hindia
Australia sehingga rawan
Gempa Bumi Tektonik.
-


Risiko Gempa
Bumi

Bencana
Gempa Bumi

Siklus Manajemen Bencana Gempa Bumi di Sumatera Barat tahun 2009
1. Pencegahan dan mitigasi :
Pencegahan :
- sosialisasi kepada masyarakat tentang ancaman bahaya gempabumi serta
sosialisasi dari pemerintah pusat/daerah dan juga lembaga swadaya masyarakat
tentang pentingnya kontruksi rumah aman gempa pada daerah rawan gempa,
juga mengetahui jalur-jalur evakuasi yang sudah ada, juga meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya melakukan evakuasi sesegera mungkin.
Mitigasi :
structural
-

Pengadaan sarana kesehatan
Pembangunan dan rehabilitasi fisik (RS, Pusk, gudang obat, Posko dll)

Pengadaan alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai

Non structural
-

Pemasangan tanda/rambu-rambu/ petunjuk (penyelamatan, bahaya, letak
alat/bahan dll)

-

Pengaturan jalur evakuasi di setiap sarkes

-

Diklat (termasuk gladi)

-

Jaminan asuransi


2. Kesiapsiagaan
-

Pemerintah Kota Padang membuat sistem peringatan dini tsunami sebagai wujud
kesiapsiagaan dalam menghadapi ancama gempa dan tsunami berdasarkan UU
no 24 tahun 2007.

-

Pembentukan tim reaksi cepat (BSB) dan Penyebarluasan informasi yaitu
Pemerintah menyediakan radio amatir kepada masyarakat yang berfungsi untuk
segera melaporkan ke Pusdalop tentang berita terjadi evakuasi masyarakat
sesaat gempa selesai dengan menggunakan radio komunikasi di frekuensi
143.50.

-

Walikota Padang segera setelah menerima informasi dari Pusdalop memberikan
instruksi : “Laksanakan evakuasi sesuai dengan program yang ada, Kota Padang
dalam kondisi darurat bencana”.


-

Bila walikota tidak memberikan instruksi dalam waktu 10 menit, maka Pusdalop
akan membunyikan sirine bahwa terjadi gempa bumi dan masyarakat diarahkan
untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

3. Tanggap darurat

4. Rehabilitasi dan kegiatan Rekonstruksi
-

Pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke kawasan Aia Pacah

-

Pemulihan ekonomi dan revitalisasi Pasar Raya

-


Perbaikan jaringan transportasi
mempertahankan cagar budaya

-

Pemulihan sarana pendidikan dan kesehatan, pada sarana pendidikan seperti
SMA 1, SMK 5, SMK 9, SMP 23, SMP 24, dan SMP 25. Dan pada sarana kesehatan
seperti Rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya yang terkena dampak
Gempa Bumi.

-

Pemberian bantuan tunai perbaikan pada sekolah – sekolah yang terkena
dampak Gempa Bumi.

-

Pemulihan rumah masyarakat dan pemukiman, dengan cara pemberian bantuan
uang tunai kepada masyarakat yang rumahnya terkena dampak kerusakan akibat
Gempa Bumi. Yaitu sebesar 15 Juta untuk kerusakan berat, 10 Juta untuk

kerusakan sedang dan 1 juta untuk kerusakan ringan.

-

Pemulihan dini mental masyarakat dengan proses Traumatic Healing yang
melibatkan pakar pemulihan dari Universitas Negri Padang, dengan system TOT
(training on trainee).

-

Revisi RTRW ( Rencana tata ruang wilayah ) dan RPJM ( Rencana pembangunan
jangka menengah )

5. Pasca Bencana

penataan

pusat

Kota


lama

untuk

Daftar Pustaka
Setiageni, Sigit. 2011. Proses pemulihan bencana gempa pada tahun 2009 di Kota Padang.
Universitas Indonesia. Jakarta