GEMPA BUMI di sumatera barat (3)

GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma
di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala
akan terjadinya letusan gunung berapi.
Cara Menghadapi Gempa Bumi
Bila berada di dalam ruangan:
 Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah
meja atau tempat tidur.
 Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda
lainnya.
 Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
 Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, bendabenda yang tergantung di dinding dan sebagainya.

Bila berada di luar ruangan:
 Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
 Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
 Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
 Segera hentikan di tempat yang terbuka.
 Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
Dengarkan informasi:
 Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak
karena informasi yang tidak jelas.

BANJIR
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus
berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah
yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan
kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat

banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai
dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan
memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus
menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai
menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan
akibat banjir periodik.
Beberapa penyebab banjir secara biofisik mencakup :
1. Curah hujan tinggi
2. Karakteristik DAS yang responsive terhadap banjir.
3. Penyempitan saluran drainase
4. Perubahan penutupan lahan
Sedangkan secara sosial ekonomi dan budaya, banjir disebabkan :
1. Tidak tegasnya penegakan hukum
2. Perilaku masyarakat yang kurang sadar akan lingkungan
3. Timpangnya pembangunan

GUNUNG MELETUS
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan

tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90
km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
 Suhu di sekitar gunung naik.
 Mata air menjadi kering
 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan di sekitar gunung layu
 Binatang di sekitar gunung bermigrasi

TSUNAMI
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara
harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tibatiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat
merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami
adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per

jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Dampak negatif yang
diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh
gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang
ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah
laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter
karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gempa yang menyebabkan tsunami
 Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)

 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

TANAH LONGSOR
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah
dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab
utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu
lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang
turut berpengaruh:
 erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan,
sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki
lereng-lereng bertambah curam
 lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi
yang diakibatkan hujan lebat

 gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikelpartikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan
tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut
 gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang,
hujan lebat dan aliran debu-debu
 getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan
peledak, dan bahkan petir
 berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya
hujan atau salju

ANGIN TOPAN
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan
selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. [1] Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang
ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.

Angin Topan

Dampak Topan Haiyan


KEKERINGAN
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya
kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan
kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.
Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang
cukup signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi
terlalu lama bisa berdampak pada turunnya produksi tanaman dan merugikan
petani. Selain itu, produksi pertanian yang rendah akan berakibat pada
menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi
perkeonomian mudah goyah. Hal lain yang bisa terjadi jika kekeringan terjadi
terlalu lama adalah terganggunya sistem hidrolisis lingkungan dan manusia
akan kekurangan air untuk dikonsumsi. Hal ini tentu sangat krusial sebab air
merupakan salah satu unsur kehidupan yang mutlak tersedia untuk
keberlangsungan hidup.
Mencermati dampak yang disebutkan di atas, sudah saatnya kita memandang
kekeringan di Indonesia khususnya tidak terjadi semata-mata karena faktor
alamiah saja. Memang bisa dipahami bahwa Indonesia terletak di wilayah
geografis dimana ia diapit dua benua juga dua samudera. Indonesia juga terletak
di sepanjang garis khatulistiwa. Semua fakta geografis ini membuat wilayah
Indonesia rentan terhadap gejala kekeringan sebab iklim yang berlaku di

wilayah tropis memang monsoon yang diketahi sangat sensitive terhadap
perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation. ENSO inilah yang menjadi
penyebab utama kekeringan yang muncul apabila suhu di permukaan laut pasifik equator tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami
peningkatan suhu.
Meski demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa anomaly ENSO tidak menjadi penyebab satu-satunya atas gejala kekeringan di Indonesia. Kekeringan
umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain:
1. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi nonvegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan.
2. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan
daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba.
3. Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan
pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi.

KEBAKARAN HUTAN
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumahrumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar.
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
 Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau
yang panjang.
 Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.

 Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari
letusan gunung berapi.
 Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan
pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan
vandalisme.
 Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut
yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran
hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6
miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature
2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh
dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena
kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga
dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah
terpencil.

5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada
musim kemarau.
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup
karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.

7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi
penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.