Hasil FGD Penjaminan Mutu

(1)

FGD

Membangun Mutu Pendidikan Tinggi

Fasilitator

: Prof. Aris Junaedi

Nara Sumber

: Prof. T. Basaruddin

Perumus

: 1. Dr. Masfuri

2. Dr. J.P. Gentur Sutapa

3. Dr. Setyo Pertiwi


(2)

Pengertian Mutu

1. Mutu bukan suatu

action

/tindakan, tetapi suatu kebiasaan

(Aristotle)

2. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang terjadi karena

ketidaksengajaan/kecelakaan, tetapi merupakan suatu hasil

upaya yang tulus dan terencana dengan baik, yang

merupakan pilihan bijaksana dari berbagai alternatif

(William A. Foster)

3. Mutu merupakan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pemangku kepentingan, baik yang dinyatakan

maupun yang tidak dinyatakan

4. Mutu bersifat dinamik, multidimensional, dan merupakan

suatu konsep yang terikat/tergantung pada perspektif dan

konteks yang spesifik


(3)

Budaya Mutu

1. Budaya mutu berkembang, dirasakan, dan

dilihat/tampak sehingga menciptakan atmosfer

mutu

2. Budaya merupakan sesuatu yang kompleks,

berbasis interaksi dan secara terus menerus

struktur/konstruksinya berubah

3. Budaya mutu adalah sesuatu yang tergantung

pemangku kepentingan, tumbuh bersama

pengalaman sosial dari semua pemangku

kepentingan


(4)

Prinsip-Prinsip Pengembangan Budaya Mutu

1. Memberdayakan pemangku kepentingan untuk

mengembangkan tujuan yang ingin dicapai, memulai

langkah menuju pencapaian tujuan, dan mengukur

capaian.

2. Membangun transparansi dan

common standard

(standar-standar yang berlaku umum)

3. Berdasarkan saling percaya (

sharing trust

) tanpa

mengabaikan resiko

4. Memperkuat komunikasi dua arah/dialogis

5. Menyeimbangkan antara penerimaan dan pendelegasian

tanggungjawab


(5)

Budaya Mutu di Pendidikan Tinggi

1. Berakar pada norma-norma dan nilai-nilai akademik

universal : kejujuran, keadilan,

meritocracy

sesuai

berdasar kemampuan/kapabilitas

2. Ditularkan lewat contoh, melalui interaksi

akademik; dosen-dosen senior sebagai role model

yang menciptakan suasana mutu akademik yang

baik di PT

3. Budaya mutu akan secara otomatis memberikan

pengaruh pada aspek non akademik


(6)

Membangun Budaya Mutu

1. Inisiasi dari atas (

leadership

) :

setup policy

,

setup

program, alokasi sumberdaya

2. Komitmen oleh semua, pada semua level:

pembangunan dimulai dari penumbuhan

awareness, komitmen, menghasilkan konsistensi

3. Dikembangkan secara sistematis dengan

program-program yang efektif, mencakup program-program yang

bersifat preventive dan corrective

4. Diimplementasikan secara konsisten (dalam hal

reward maupun punishment)


(7)

Pengukuran efektifitas pembangunan budaya mutu

1. Mutu harus berdasar penilaian pihak lain (bukan

self claim

)

2. Evaluasi Mutu: evaluasi diri, sistem umpan balik,

peer

evaluation

/audit mutu

3. Obyek evaluasi: akademik dan non akademik, fokus pada

tingkat kepuasan pemangku kepentingan

4. Hasil evaluasi harus dianalisis, dan hasil analisis menjadi

umpan balik bagi dosen dan manajemen untuk

ditindaklanjuti

5. Perlu dikembangkan sistem monitoring dan deteksi dini

untuk

irregularities

6. Tracer study

sangat diperlukan; Tracer study harus dikelola

secara profesional dan periodik (sebagai kegiatan pokok,

bukan sambilan)


(8)

Continuous Quality Improvement

1. Terkait SPMI dan SPME

2. SPMI : menetapkan standar, melaksanakan, serta

memonitor secara cermat dan menyeluruh kualitas

proses akademik dan non akademik

3. SPMI harus berfungsi tidak saja untuk

mencapai/menjamin mutu internal, tetapi untuk

membangun budaya mutu

4. SPME harus menjadi partner dalam pengembangan

mutu dan budaya mutu

5. Dit Penjamu bertanggung jawab mengembangkan

kebijakan dan sistem untuk percepatan tercapainya

budaya mutu


(9)

Burning Issues : Manajemen

1. Disparitas mutu antara Jawa dan Luar Jawa

• pendekatan yang kurang optimal dalam pembinaan PT : pendekatan sama, latar belakang berbeda, hasil beda

• perlu pendekatan dan strategi yang berbeda

• Hasil akreditasi sebaiknya menjadi acuan pemerintah dalam menetapkan kebijakan peningkatan mutu PT

2. Sistem remunerasi/penggajian

• Dengan sistem saat ini kepala Biro bisa memperoleh pendapatan > Rektor

dan/atau Wakil Rektor. Padahal kalau ada ketidakmutuan, yang dituntut Rektor • Perlu pengembangan sistem remunerasi/sistem penggajian di PTN satker yang

lebih fair;

3. Pendanaan

• Pendekatan pemberian dana dari pusat ke PT agar diatur kembali sehingga tidak membuat yang sudah mapan semakin mapan sementara yang tertingga semakin tertinggal;


(10)

Burning Issues : SDM

1. Pengembangan Tenaga Kependidikan

• Mutu tidak hanya terkait dosen dan mahasiswa, tetapi juga terkait tenaga kependidikan; kadang-kadang aspek tenaga kependidikan terlupakan,

akibatnya pengembangan akademik justru terkendala aspek non akademik

• Perlu program pertukaran staf (Staff Exchange), bila perlu mobilisasi horizontal antar PT; Undang-undang tidak melarang adanya perpindahan dosen dan staff antar PT

2. Pengkaryaan Guru Besar yang kurang optimal

• Banyak Guru Besar tidak pernah membimbing mahasiswa pasca sarjana (Doktor dan atau Master)

• Program Aliansi Pasca Sarjana perlu dihidupkan kembali • Pengembangan Joint Program antar PT

3. Paradoks antara kewajiban dan kewenangan untuk peningkatan mutu (kasus PTN)

• PTN perlu/harus menambah dosen/tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu, namun kewenangan (authority) pengangkatan dosen dan tenaga


(11)

Burning Issues : Regulasi

1. Otonomi PT

• Otonomi PT merupakan persyaratan untuk peningkatan mutu dan

pengembangan budaya mutu. Dibutuhkan adanya strategi leeway, dimana dari peraturan-peraturan yang ada dicari adanya jalan keluar terbaik, yang tetap comply pada koridor peraturan

à misal di UI : pemenuhan kebutuhan dosen tidak menggantungkan diri pada pemerintah (melalui pengangkatan PNS), tetapi melalui pengangkatan pegawai PT yang dibayar oleh PNBP UI.

2. Prinsip Nirlaba

• Prinsip nirlaba belum sepenuhnya dipahami oleh yayasan; Perlu disusun instrumen yang dapat digunakan oleh Kopertis dalam melakukan asesmen untuk menilai apakah yayasan betul-betul memiliki komitmen yang

diperlukan dalam pendirian PT/pembukaan prodi à sebagai dasar pemberian rekomendasi kopertis

3. Nomenklatur Prodi

• PT dapat mengubah nama prodi sesuai prodi dalam daftar nomen klatur, • PT dapat menyatakan bahwa nama prodinya termasuk dalam salah satu

rumpun prodi yang ada dalam daftar, atau

• PT dapat mengusulkan nama prodi yang spesifik untuk masuk ke dalam daftar apabila memang betul-betul memenuhi kriteria spesifik dan belum ada


(12)

Burning Issues : Pengembangan Keilmuan

1. Pengembangan ilmu-ilmu social dan humanity perlu

perhatian dan dukungan (jangan hanya saintek yang

diprioritaskan). Banyak kasus yang kuncinya pada

ilmu-ilmu sosial : masalah pluralism, … dsb

2. Bagi bidang social sciences dan humanity, tuntutan

publikasi di jurnal terindeks scopus kurang eleven.

Bagi bidang ilmu tersebut menulis dan menerbitkan

buku lebih relevan

à

hal ini sangat dimungkinkan, termasuk yang dari

bidang seni tidak harus publikasi scopus tetapi


(13)

Rencana Kerja Pengembangan SPMI 2016

1.

Diseminasi SPMI, SPME, dan PD-Dikti

2.

Pelatihan SPMI dan TOT Calon Pelatih SPMI

3.

Pelatihan Auditor Internal

4.

Bimbingan Teknis

5.

Uji Kompetensi Nasional

6.

Penguatan Kopertis

7.

Program Asuh

à

Potensi setiap PT perlu dikembangan (Pola Kemitraan lebih tepat daripada

Pola Pembina - Yang Dibina);

à

Perlu rancangan khusus untuk PT Baru

à

Perlu penggerak mutu (Quality Champion) di PT sebagai cahaya di

kegelapan;


(14)

Terima Kasih

Matur Sembah Nuwun

Matur Suksme


(1)

Burning Issues : Manajemen

1. Disparitas mutu antara Jawa dan Luar Jawa

• pendekatan yang kurang optimal dalam pembinaan PT : pendekatan sama, latar belakang berbeda, hasil beda

• perlu pendekatan dan strategi yang berbeda

• Hasil akreditasi sebaiknya menjadi acuan pemerintah dalam menetapkan kebijakan peningkatan mutu PT

2. Sistem remunerasi/penggajian

• Dengan sistem saat ini kepala Biro bisa memperoleh pendapatan > Rektor

dan/atau Wakil Rektor. Padahal kalau ada ketidakmutuan, yang dituntut Rektor • Perlu pengembangan sistem remunerasi/sistem penggajian di PTN satker yang

lebih fair;

3. Pendanaan

• Pendekatan pemberian dana dari pusat ke PT agar diatur kembali sehingga tidak membuat yang sudah mapan semakin mapan sementara yang tertingga semakin tertinggal;


(2)

Burning Issues : SDM

1. Pengembangan Tenaga Kependidikan

• Mutu tidak hanya terkait dosen dan mahasiswa, tetapi juga terkait tenaga kependidikan; kadang-kadang aspek tenaga kependidikan terlupakan,

akibatnya pengembangan akademik justru terkendala aspek non akademik

• Perlu program pertukaran staf (Staff Exchange), bila perlu mobilisasi horizontal antar PT; Undang-undang tidak melarang adanya perpindahan dosen dan staff antar PT

2. Pengkaryaan Guru Besar yang kurang optimal

• Banyak Guru Besar tidak pernah membimbing mahasiswa pasca sarjana (Doktor dan atau Master)

• Program Aliansi Pasca Sarjana perlu dihidupkan kembali • Pengembangan Joint Program antar PT

3. Paradoks antara kewajiban dan kewenangan untuk peningkatan mutu (kasus PTN)

• PTN perlu/harus menambah dosen/tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu, namun kewenangan (authority) pengangkatan dosen dan tenaga


(3)

Burning Issues : Regulasi

1. Otonomi PT

• Otonomi PT merupakan persyaratan untuk peningkatan mutu dan

pengembangan budaya mutu. Dibutuhkan adanya strategi leeway, dimana dari peraturan-peraturan yang ada dicari adanya jalan keluar terbaik, yang tetap comply pada koridor peraturan

à misal di UI : pemenuhan kebutuhan dosen tidak menggantungkan diri pada pemerintah (melalui pengangkatan PNS), tetapi melalui pengangkatan pegawai PT yang dibayar oleh PNBP UI.

2. Prinsip Nirlaba

• Prinsip nirlaba belum sepenuhnya dipahami oleh yayasan; Perlu disusun instrumen yang dapat digunakan oleh Kopertis dalam melakukan asesmen untuk menilai apakah yayasan betul-betul memiliki komitmen yang

diperlukan dalam pendirian PT/pembukaan prodi à sebagai dasar pemberian rekomendasi kopertis

3. Nomenklatur Prodi

• PT dapat mengubah nama prodi sesuai prodi dalam daftar nomen klatur, • PT dapat menyatakan bahwa nama prodinya termasuk dalam salah satu

rumpun prodi yang ada dalam daftar, atau

• PT dapat mengusulkan nama prodi yang spesifik untuk masuk ke dalam daftar apabila memang betul-betul memenuhi kriteria spesifik dan belum ada


(4)

Burning Issues : Pengembangan Keilmuan

1. Pengembangan ilmu-ilmu social dan humanity perlu

perhatian dan dukungan (jangan hanya saintek yang

diprioritaskan). Banyak kasus yang kuncinya pada

ilmu-ilmu sosial : masalah pluralism, … dsb

2. Bagi bidang social sciences dan humanity, tuntutan

publikasi di jurnal terindeks scopus kurang eleven.

Bagi bidang ilmu tersebut menulis dan menerbitkan

buku lebih relevan

à

hal ini sangat dimungkinkan, termasuk yang dari

bidang seni tidak harus publikasi scopus tetapi


(5)

Rencana Kerja Pengembangan SPMI 2016

1.

Diseminasi SPMI, SPME, dan PD-Dikti

2.

Pelatihan SPMI dan TOT Calon Pelatih SPMI

3.

Pelatihan Auditor Internal

4.

Bimbingan Teknis

5.

Uji Kompetensi Nasional

6.

Penguatan Kopertis

7.

Program Asuh

à

Potensi setiap PT perlu dikembangan (Pola Kemitraan lebih tepat daripada

Pola Pembina - Yang Dibina);

à

Perlu rancangan khusus untuk PT Baru

à

Perlu penggerak mutu (Quality Champion) di PT sebagai cahaya di

kegelapan;


(6)

Terima Kasih

Matur Sembah Nuwun

Matur Suksme