t ips 0909614 chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kajian terhadap peristiwa konflik kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 di
Kabupaten Tuban, maka dapat diperoleh hasil diantaranya bahwa konflik
kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 murni dilakukan oleh masyarakat Kabupaten
Tuban yang kecewa terhadap pemerintahan Bupati Haeny relawati dan terluapkan
ketika menemukan momentum pilkada tahun 2006 yang terbukti terjadi
kecurangan.
Konflik kerusuhan kerusuhan pasca pilkada tahun 2006 dilatarbelakangi oleh
beberapa factor yaitu: pertama adanya pemaksaan struktur baru dari struktur lama
(structural conduciveness) yang menyebabkan masyarakat terutama yang sering
bersinggungan dengan kebijakan memendam perasaan kecewa terhadap
pemerintah. Penyebab kedua adalah adanya pengabaian struktur sosial yang telah
ada terutama berdasarkan agama dalam hal ini NU (Structural strain). Pengabaian
ini menyebabkan warga NU Tuban mulai memendam kekecewaan terhadap
penguasa Tuban terhitung sejak tahun 2003. Penyebab ketiga adalah terbentuknya
satu nilai (Growth and spread of a generalized belief) yaitu keadilan yang dituntut
masyarakat Tuban untuk mencapai tujuan bersama. Keempat adalah hancurnya
tatanan sosial (precipitating factors) yaitu hubungan yang semakin hancur antara
rakyat Tuban yang kecewa dengan pemerintah dengan saling menghujat. Hal ini

dibarengi pencarian nilai-nilai spiritual yaitu dengan cara menghujat lawan yang

182

dilakukan melalui pertemuan pengajian dan do’a bersama. Penyebab kelima yaitu
adanya pengumpulan masa (mobilization of participants for action) melalui
konsolidasi ikatan-ikatan formal PKB Tuban dan informal untuk melakukan aksi.
Penyebab terakhir adalah adanya momentum pilkada yang terbukti terjadi
kecurangan

sehingga

menyebabkan

masyarakat

Tuban

meluapkan


kekecewaannya. Penyebab terakhir ini tidak sesuai dengan teori Smelser tentang
memudarnya kontrol pemerintah, dan yang menyebabkan konflik kerusuhan di
Tuban hanya berjalan sebentar dengan eskalasi yang begitu besar.
Dari peristiwa konflik kerusuhan pasca pilkada langsung tahun 2006 di Tuban
didapatkan nilai-nilai pendidikan yang diambil dari peristiwa konflik tersebut
antara lain: nilai keadilan, nilai kejujuran, nilai cinta damai, nilai kebersamaan,
nilai berfikir jernih, nilai nrimo ing pandum/qona’ah. Keenam nilai ini dapat
diterapkan sebagai sebuah resolusi konflik melalui pendidikan.
Dapat dibuat sebuah kerangka pembelajaran IPS (sejarah) berbasis resolusi
konflik dengan cara mengintegrasikan antara nilai-nilai pendidikan yang
diperoleh, ketrampilan resolusi konflik yang dikembangkan NCSS dan
kompetensi dasar yang relevan sebagai sebuah langkah praktis resolusi konflik
pasca pilkada tahun 2006 di kabupaten Tuban. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa realita sosial berupa konflik kerusuhan dapat diselesaikan /
dilakukan tindakan resolusi konflik melalui pendidikan IPS yang terintegrasi
antara materi dengan nilai-nilai peristiwa.

183

B. Saran

Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap peristiwa konflik kerusuhan
pasca pilkada di Tuban Tahun 2006, maka akan diberikan beberapa saran yang
mudah-mudahan berguna bagi masyarakat Tuban khususnya dan untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia antara lain:
1. Kasus konflik kerusuhan Tuban telah lima tahun berlalu, tetapi benihbenih konflik akan selalu muncul apabila beberapa pihak yang terkait tidak
dapat menginsafi kejadian tersebut. Oleh karena itu untuk pemerintah
Tuban saat ini harus bersikap adil, jujur, qona’ah, dan cinta damai agar
kasus serupa tidak terulang kembali.
2. Untuk masyarakat kabupaten Tuban, bahwa kebersamaan itu penting.
Akan tetapi kebersamaan akan jadi berbahaya ketika dipergunakan untuk
hal-hal yang kurang baik. Sebaliknya kebersamaan akan mendatangkan
manfaaat apabila dipergunakan untuk jalan yang baik.
3. Untuk masyarakat Tuban, segala sesuatu tidak harus diselesaikan dengan
kepala panas, akan tetapi harus diselesaikan dengan kepala dingin yaitu
berfikir yang jernih. Permasalahan yang baik akan bisa mendatangkan
keburukan jika dilakukan dengan cara yang kurang baik.
4. Khusus untuk para pelaku kerusuhan yang ditahan, kata maaf harus selalu
kita dengungkan kepada orang yang telah sedikit merugikan kita. Tanpa
kata maaf, maka letupan konflik akan selalau muncul dan mengarah pada
destruktif.


184

5. Untuk para pengkaji resolusi konflik, ada satu rancangan resolusi konflik
melalui pendidikan yang dapat dipraktekkan dari hasil penelitian ini .
6. Untuk pemerintah khususnya pusat kurikulum, bahwa hasil penelitian
penulis tentang nilai-nilai yang didapatkan dari peristiwa konflik
kerusuhan Tuban 2006, dapat diakomodir untuk dapat dibelajarkan kepada
seluruh siswa di Nusantara mengingat Indonesia adalah negara yang
mempunyai potensi konflik yang besar.

185