Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II RKPD

BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN
RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
a. Karakteristik lokasi dan wilayah
1. Luas dan Batas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Gorontalo sebesar 2.207,58 Km²
atau 17,39% dari luas Provinsi Gorontalo(12.215,44 Km²). Bila di
bandingkan dengan wilayah Indonesia, maka wilayah Kabupaten
Gorontalo hanya 0,032%. Secara administratif memiliki batas
wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara dengan Kabupaten Gorontalo Utara
 Sebelah Selatan dengan Teluk Tomini
 Sebelah Timur dengan Kabupaten Bone Bolango dan Kota
Gorontalo
 Sebelah Barat dengan Kabupaten Boalemo
Wilayah Administratif Kabupaten Gorontalo pada tahun 2013

bertambah satu wilayah kecamatan baru hasil pemekaran
Kecamatan Bongomeme yakni Kecamatan Dungaliyo, sehingga
pada tahun 2013 Kabupaten Gorontalo terbagi menjadi 19
(Sembilan belas ) wilayah kecamatan, 191 desa dan 14
kelurahan dimana kecamatan yang terluas adalah Kecamatan

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Asparaga

seluas

534,99

KM2

atau

seluas


24,23

%

dan

kecamatan terkecil adalah kecamatan talaga jaya dengan luas
4,98 KM2 atau seluas 0,23% dari total luas Kabupaten Gorontalo.
2. Letak dan kondisi geografis
Posisi Kabupaten Gorontalo secara astronomis terletak
antara 0 30'– 0 54' LU dan 122 07' – 123 44' Bujur timur. Secara
geostrategis, Kabupaten Gorontalo terletak ditengah-tengah
dengan berbatasan langsung dengan 4 (empat) Kabupaten/Kota
yang ada diProvinsi Gorontalo. Memiliki akses Pelabuhan Udara
yang berada di Kecamatan Tibawa yakni Bandara Jalaludin
Gorontalo.

Kondisi

kawasan


sebagian

besar

wilayahnya

berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi,
tersebar pada ketinggian 0 – 2000 M di atas permukaan laut.
3. Kondisi Topografi
Permukaan tanah di Kabupaten Gorontalo sebagian besar
adalah perbukitan dan bergunung-gunung. Keadaan topografi
didominasi oleh kemiringan 15 – 40º (45 – 46%) dengan jenis
tanah yang sering mengalami erosi, Ketinggian dari permukaan
laut berada pada ketinggian 0 – 50 m dpl kurang lebih 7,9 %,
ketinggian 50 – 100 m kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar
Wilayah berada pada ketinggian 100 – 500 m dpl kurang lebih
51,08 %, dan sisanya berada pada ketinggian 500 – 1000 m dpl
kurang lebih 15,68 %, dan > 1000 m dpl kurang lebih 4.49 %.
Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan

di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Persentase Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut dan
Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo
N
o

10

Ketinggian dari
Permukaan
Laut

Luas
( %)

Kemiringan
(%)

Luas

(%)

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

1
2
3

(M)
0 – 50 M
50 – 100 M
100 - 500 M

7,49
21,26
51,08

4
5


500 – 1000 M
> 1000 M

15,68
4,49

0–2%
2 – 15 %
15

40 %
> 40 %

20,12
8,08
34,34
37,49

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo


Berdasarkan tabel di atas, dilihat dari kemiringan wilayah
dan ketinggian di atas permukaan laut maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan
perbukitan yakni 71,83 %. Kabupaten Gorontalo mempunyai
gunung dengan

ketinggian yang berbeda–beda. Gunung yang

tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2065 m
yang terletak di Kecamatan Tolangohula.
4. Kondisi Geologi
Wilayah Kabupaten Gorontalo secara geologis terdiri atas
litologi (jenis batuan) yang relatif belum terkompaksi dengan
kuat. Umumnya batuan penyusunnya adalah vulkanik muda,
terdapat pula endapan danau, batu gamping, deorit bone, dan
batu gunung api dengan litologi terdiri atas granosdisrite,
rhiolite, andesit, basalt, recent alluvium, istuarinemarine dan
fandeposite. Lapisan-lapisan bebatuan tersebut umumnya di
bagian selatan Kabupaten Gorontalo.
Berdasarkan peta geologi dari Direktorat Geologi (Tjetje Appandi,

1977) di Kabupaten Gorontalo dijumpai batuan gunung api
( berupa breksi gunung api, tufa dan lava yang mengandung
batu apung warna kuning); batuan gamping koral berwarna
putih, pejal pada perbukitan; batuan beku terobosan granodiorit,
dijumpai menerobos batuan gunung api maupun batu gamping
terjal di wilayah bagian selatan; dan alluvium berupa lumpur,
pasir dan kerikil pada satuan morfologi daratan.

11

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Formasi batuan yang tersebar di beberapa daerah di Kabupaten
Gorontalo meliputi:
 Batuan Gunung api,terdiri dari:breksi gunung api,tufdanlava.
 Batu gamping klastika terdiri dari: Kalkarenit, kalsirudit, batu
gamping koral.
 Endapan Danau

terdiri dari: batulempung,batupasir,dan


kerikil.
 Diorit Bone terdiri dari: diorit,dioritkuarsa, granodiorite dan
adamelit. Satuan batuan ini diduga berumur MiosenTengah
hingga awal Miosen Akhir.
Pembagian
representasi

zona

batuan

bentang

dan

alam

struktur


yang

geologinya,

merupakan
Kabupaten

Gorontalo termasuk pada zona fisiografis utama, yaitu Zona
Pegunungan Utara Tilongkabila-Boliohuto, dan Zona Dataran
Interior

Paguyaman-Limboto.

Tilongkabila-Boliohuto

umumnya

Zona
terdiri


Pegunungan
dari

Utara

formasi-formasi

batuan gunung api berumur Miosen – Pliosen (kira-kira 23 juta
hingga 2 juta tahun yang lalu). Umumnya terdiri dari batuan
beku intermedier hingga asam, yaitu batuan-batuan intrusif
berupa diorit, granodiorit, dan beberapa granit. Batuan lainnya
merupakan batuan sedimenter bersumber dari gunung api terdiri
dari lava, tuf, breksi, atau konglomerat. Asosiasi batuan-batuan
tersebut

membawa

pada

kandungan

mineral

logam

yang

berharga, khususnya emas. Tambang-tambang emas rakyat
tersebar di zona ini, seperti di Dutula Nantu, sungai yang berasal
dari Pegunungan Boliohuto (+ 2065).
5. Kondisi hidrologi
Kabupaten Gorontalo memiliki 55 buah sungai besar dan
kecil dengan total panjang sungai dan anak sungai tersebut
sebesar 1.007,65 Km yang bermura pada 1 danau (Danau

12

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Limboto). Terdapat dua daerah aliran sungai (DAS) utama yang
mengalir di wilayah ini yaitu DAS Paguyaman dan DAS Bone –
Bolango yang bermuara di teluk tomini.

Sumber air untuk

keperluan penduduk disuplai melalui PDAM, namun sebagian
besar masyarakat masih menggunakan air tanah dangkal dan
sumur serta sebagian yang lainnya masih menggunakan air
sungai. Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain
ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan
induk dan sebagainya.
Dari total luas wilayah Kabupaten Gorontalo, 22.748 Ha (sesuai
SK Menteri Kehutanan Nomor : 452/KPTS-II/1999) diarahkan
untuk

peruntukan

kawasan

hutan

lindung

yang

dalam

kenyataannya juga merupakan kawasan resapan air. Curah hujan
wilayah kabupaten pada umumnya tergolong cukup rendah,
Sebagai faktor fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh
waktu maka besar kecilnya curah hujan

akan mempengaruhi

factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi,
adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Dengan
pengaruh

kedua

faktor

fisik

tersebut

sekaligus

akan

mempengaruhi kawasan resapan air yang mutlak diperlukan
untuk mendukung tindakan budidaya baik terhadap teknik
pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi yang akan
dibudidayakan dalam bidang pertanian.
Tabel 2.2
Nama Sungai dan Lokasi di Kabupaten Gorontalo
N
o
1
2
3
4
5
6

13

Nama Sungai
Tohupo
Alopohu
Limehe
Biyabo
Alo
Molalahu

Lokasi (Kecamatan)
Batudaa
Tibawa

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

7 Dutulanaa
Limboto
8 Biyonga
9 Bulia
10 Hutuo
11 Molanggata
12 Nanati
Telaga
13 Tapodu
14 Mahti
15 Paguyaman
Boliyohuto
16 Bongo
17 Tombiu
18 Mohiyolo
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

6. Kondisi Klimatologi
Klimatologi merupakan keberadaan iklim di suatu wilayah.
Kondisi iklim terkait dengan rata-rata curah hujan, temperatur
udara, kelembaban udara, arah angin maupun kisaran rata-rata
matahari. Kabupaten Gorontalo memiliki iklim tropis dengan dua
jenis musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang
secara rata-rata berganti kurang lebih setiap 6 (enam) bulanan.
Musim kemarau terjadi pada kisaran bulan Juni sampai November
sedangkan musim hujan

di Kabupaten Gorontalo turun

bulan Desember sampai Mei, Kelembaban udara

pada

relatif tinggi,

rata-rata kelembaban udara mencapai 86% dan kecepatan angin
berkisar antara 1 – 4 knot, Curah hujan rata‐rata 378 mm/tahun
dan jumlah hari hujan 204, temperatur udara rata-rata 31,8º C,
Suhu udara pada siang hari berkisar atara 30,9 - 33,4 derajat
celcius dan suhu pada malam hari antara 26,7 – 27,5 derajat
celcius,. Suhu tertinggi (32,9 ºC) terjadi pada bulan Mei dan
terendah (22, 8 ºC) pada bulan Agustus.
Tabel 2.3
Keadaan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Tekanan Udara,
Kecepatan Angin, Jumlah Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten
Gorontalo Tahun 2013
BULAN

14

SUHU KELEMBABAN
UDARA
RATARATA

TEKANAN
KECEPATAN
UDARA
ANGIN

JUMLAH
CURAH
HUJAN
HUJAN

PENYINARAN
MATAHARI
Prosentase

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER

27,0
26,8
27,6
27,6
27,3
27,3
26,2
26,5
27,2
27,5
27,4
27,2

RATA-RATA
RATA
1.009,2
10008,9
1.010,1
1.009,0
1.009,4
1.008,5
1.009,1
1.010,3
1.010,1
1.010,6
1.009,0
1.008,5

84
84
81
83
85
84
86
81
76
77
80
84

RATA2
1,8
2
1,6
1,1
1,3
1,6
2,6
2,7
1,6
1,3
1,2

19
19
10
17
23
20
24
20
9
10
18
24

148
152
110
152
307
99
247
161
37
202
108
168

30,6
64,5
70,4
57,4
52,5
53,0
52,4
66,4
70,4
75,8
60,0
55,4

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

7. Penggunaan Lahan (landuse)
Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh
aktivitas manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi.
Penggunaan lahan di Kabupaten Gorontalo diatur dalam Rencana
Pola Ruang Wilayah

yang meliputi Kawasan Lindung dan

Kawasan Budidaya. Tujuan kebijakan pengembangan pola ruang
adalah

untuk

seimbang

mewujudkan

antara

daya

pola

lindung

penggunaan
kawasan

ruang

lindung

yang

dengan

kapasitas produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya.
Kawasan Lindung Kabupaten Gorontalo meliputi :
a) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan
bawahannya;
b) Kawasan perlindungan setempat;
c) Kawasan rawan bencana alam.
Untuk

kawasan

menumbuhkembangkan

budi
dan

daya
melestarikan

diusahakan
kawasan

untuk
lindung

setempat baik ruang darat, laut maupun udara untuk menjaga
keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang juga merupakan
mata rantai sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau,
baik berupa hutan kota, jalur hijau di sempadan pantai,
sempadan sungai, sempadan danau, sempadan jalan luar kota
dan atau sempadan jalan bebas hambatan.

15

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan
diarahkan tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan
dan energi yang didukung alam yang asri dan lestari. Mayoritas
dari kegiatan masyarakat perdesaan di Kabupaten Gorontalo
adalah di bidang pertanian, melalui pengusahaan tanaman
pangan, perkebunan, hortikultura, maupun kehutanan.
Potensi lahan mencapai 13.556 ha dimana sawah yang
diairi irigasi teknis kurang lebih 7.115 ha, irigasi semi teknis
seluas 3.137 ha, irigasi sederhana 167 ha, Sawah tadah hujan
2.518 ha dan sawah pasang surut dengan luas 17 ha. Adapun
luas lahan sawah perkecamatan di Kabupaten Gorontalo dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.4
Potensi Lahan Sawah Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
N
o

Kecamatan

1 Batudaa Pantai
2 Biluhu
3 Batudaa
4 Bongomeme
5 Tabongo
6 Tibawa
7 Pulubala
8 Boliyohuto
9 Bilato
10 Mootilango
11 Tolangohula
12 Asparaga
13 Limboto
14 Limboto
barat
15 Telaga
16 Telaga Biru
17 Talaga Jaya
18 Tilango

16

0
0
0
0
0
0
0
1138
0
1207
2165
330
71
1288

Irigasi
½
Teknis
0
0
0
678
831
685
0
150
0
109
0
76
609
0

Irigasi
sederhan
a
0
0
0
0
0
0
0
0
0
167
0
0
0
0

390
323
203
0

0
0
0
0

0
0
0
0

Irigasi
Teknis

Tadah
Hujan

Pasang
Surut

0
0
0
0
0
129
251
80
80
537
450
49
410
11

0
0
10
0
345
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
141
0
0

0
0
7
0

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Jumlah

7.115

3.137

167

2.518

17

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

b. Potensi pengembangan wilayah
Berdasarkan

deskripsi

karakteristik

wilayah,

dapat

diidentifikasi wilayah Kabupaten Gorontalo yang memiliki potensi
untuk

dikembangkan

sebagai

kawasan

budidaya

seperti

perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan
lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.
Tabel 2.5
Luas Wilayah, Kabupaten Gorontalo s.d tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Kecamatan
Batudaa
Pantai
Biluhu
Batudaa
Bongomeme
Dungaliyo
Tabongo
Tibawa
Pulubala
Boliyohuto
Bilato
Mootilango
Tolangohula
Asparaga
Limboto
Limboto barat
Telaga
Telaga Biru
Talaga Jaya
Tilango
Jumlah

Luas
Wilayah
(KM)
50,58
99,03
208,23
30,13
36,34
137,56
247,04
181,57
185,39
149,30
534,99
86,61
92,35
100,47
57,86
4,98
5,15
2207,58

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

1. Potensi pengembangan Kawasan Perikanan
Kawasan pengembangan perikanan di Kabupaten Gorontalo
dilakukan di perairan darat atau perairan umum dan di
perairan pesisir dan laut. Di perairan darat, potensi kawasan
berupa danau dan kolam-kolam. Danau Limboto merupakan
potensi kawasan perikanan yang cukup signifikan, baik untuk

17

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

pengembangan

perikanan

tangkap

maupun

perikanan

budidaya. Demikian juga kawasan sekitar-sungai (DAS) dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidayakolam

yang

menggunakan

air

sungai

sebagai

media

pemeliharaan. Sementara kawasan pesisir dan laut dapat
dimanfaatkan

selain

untuk

budidaya

(pertambakan

tangkap

(coastal

pengembangan

dan

marikultur)

fisheries).

perikanan

juga

perikanan

Pengembangan

kawasan

perikanan di pesisir selatan Kab. Gorontalo dapat dilakukan
pada bentangan pantai sepanjang 79,4 km. Potensi kawasan
perikanan ini

dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi

marikultur, baik untuk areal budidaya rumput laut maupun
budidaya

ikan-ikan

Selanjutnya,

laut

(kakap,

pengembangan kawasan

baronang,

kerapu),

perikanan tangkap

lebih diarahkan pada penata-kelolaan daerah penangkapan di
wilayah perairan pantai (coastal waters). Berdasarkan kategori
ruang, wilayah perikanan pantai untuk daerah penangkapan
terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ±
200 m (flat kontinen). Berdasarkan kondisi topografi dan
bathimetrik, pesisir selatan memiliki flat kontinen yang relatif
sempit, diperkirakann kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen
ini merupakan lokasi ’hunting’

bagi nelayan, khususnya

nelayan tradisional. Kawasan perikanan tangkap yang berada
sebelah luar perairan pantai biasanya dikategorikan sebagai
kawasan
perairan

pengembangan
sebelah

selatan

perikanan
Kab.

oseanik.

Gorontalo

(Teluk

Kawasan
Tomini)

memiliki potensi stok ikan yang diperkirakan sebesar 32.560
ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis sebesar 19.536 ton/tahun
dan

18

ikan

demersal

13.024

ton/tahun.

Potensi

stok

ini

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

merupakan ’stok-bersama’ bagi seluruh pemerintah daerah
yang memiliki akses terhadap perairan Teluk Tomini.
2. Potensi pengembangan kawasan pertanian
Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang
sesuai dengan persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti
iklim, tanah, dan topografi) akan memberikan hasil yang
optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat lahan ini
merupakan modal dasar yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam menentukan pewilayahan komoditas
(zonasi

ruang)

pertanian

yang

pertanian.

Perencanaan

berdasarkan

pembangunan

pewilayahan

akan

dapat

meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin
efektifitas perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan. Ini
dilakukan melalui suatu analisis kesesuaian lahan. Kegiatan
pertanian lahan basah adalah kegiatan pertanian yang
memerlukan air terus menerus sepanjang tahun, dengan
komoditi utamanya adalah padi sawah. Kawasan lahan yang
sesuai

dan

sangat

sesuai

tersebar

di

bagian

selatan

Kecamatan Telaga, Telaga Biru, Limboto, Limboto Barat, dan
Tibawa, bagian utara Kecamatan Batudaa, dan Bongomeme.
3. Potensi pengembangan kawasan pariwisata
Potensi wisata di Kabupaten Gorontalo
tariknya

masing-masing

dengan

memilikidaya

keunikannya

tersendiri,

Obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten
Gorontalo

meliputi:

(i)

wisata

alam

bahari;

Kabupaten

Gorontalo memiliki arena yang cukup luas untuk wisata bahari
Kawasan wisata bahari ditetapkan di Teluk Paguyaman, dan
sepanjang pesisir Batudaa Pantai; (ii) wisata alam hutan dan
gua; Kawasan wisata alam hutan marga satwa terdapat di
Hutan Suaka Margasatwa Nantu (Kecamatan Tolangohula),

19

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Cagar Alam Tangale di Kecamatan Tibawa. Disamping itu
terdapat Gua Ular Batudaa di Kecamatan Batudaa. Selain itu
ada Bukit PPN 32, yang terdapat di Kelurahan Bongohulawa,
Kecamatan Limboto; (iii) wisata alam danau; Danau Limboto
merupakan

suatu

tempat

yang

sangat

baik

untuk

dikembangkan sebagai area wisata danau. Perencanaan
fasilitas penunjang wisata di sekitar danau sangat diperlukan
untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan ini; (iv)
wisata alam air panas; Pemandian Air Panas Pentadio,
terdapat di Desa Pentadio Barat, Kecamatan Telaga; (v) wisata
sejarah dan budaya; Obyek wisata sejarah dan budaya di
Kabupaten Gorontalo adalah Rumah adat Gorontalo dan
Menara Keagungan di Kecamatan Limboto. Selain itu juga
terdapat obyek wisata Bekas Pendaratan Pesawat Udara
Katalina,

Desa

Iluta,

Kecamatan

Batudaa,

Untuk

mempertahankan keutuhan bangunan dan kawasan sejarah
seperti ini, sangat penting untuk terus dilakukan upaya-upaya
revitalisasi dan preservasi kawasan, sehingga menjadi wahana
proses belajar mengajar seni dan budaya daerah, sehingga
dapat menghidupkan wisata sejarah dan budaya di Kabupaten
Gorontalo.
4. Potensi pengembangan kawasan industri
Keberadaan

suatu

kawasan

industri

dalam

konteks

ekonomi secara teoritis, terkait setidaknya dengan bagaimana
kegiatan

industri

dapat

mengakses

dengan

mudah

sumberdaya yang menjadi input produksinya dan pasar.
Kedua indikator ini (input produksi dan pasar) merupakan
penentu-penentu

primer

dari

lokasi

industri.

Selain

itu

terdapat pula penentu lain seperti kebijakan pemerintah yang
terkait dengan penyediaan prasarana dan sarana produksi,

20

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

studi lingkungan hidup, maupun faktor-faktor

perilaku, juga

cukup berperan dalam kaitan penyediaan kawasan ini. Saat
ini,

kegiatan

industri

di

Kabupaten

Gorontalo

bersifat

menyebar (kegiatan home industri). Berdasarkan jenisnya,
unit usaha industri di Kabupaten Gorontalo dapat dibagi atas:
(i) industri pengolahan hasil pertanian (agro-industri); (ii)
industri aneka; dan (iii) industri logam, mesin, dan kimia; dan
(iv) industri perikanan. Tiga jenis industri tersebut dijumpai di
semua kecamatan. Namun, untuk keperluan jangka panjang
diperlukan

penetapan

wilayah

dengan

fungsi

utama

pengembangan industri. Karena skalanya yang masih kecil,
dalam rencana ini digunakan istilah kawasan industri terbatas
atau sentra industri kecil. Namun ini merupakan cikal bakal
untuk tumbuh menjadi suatu kawasan industri. Sentra industri
kecill

merupakan

suatu

area/lahan

peruntukkan

dimana

terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang
tumbuh

dan

berkembang

dalam

suatu

lokasi

tertentu.

Berdasarkan jumlah, sebaran, kecenderungan perkembangan
industri kecil, dan proksimitas dengan bahan baku, alokasi
ruang bagi pengembangan kawasan industri terbatas (sentra
industri kecil) di Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut :
 Agro-industri

di

Kecamatan

Tibawa

dan

Kecamatan

Bongomeme
 Sentra Industri Kecil Aneka di Kecamatan Telaga dan
Kecamatan Telaga Biru
 Sentra Industri Kecil logam, mesin, dan kimia di Kecamatan
Telaga dan Kecamatan Limboto Barat.
 Industri perikanan terbatas di Kecamatan Batudaa Pantai,
Kecamatan Boliyohuto.

21

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Sama halnya dengan suatu kawasan industri, suatu sentra
industri kecil membutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai. Ini meliputi: (i) jaringan jalan lingkungan; (ii)
jaringan drainase; (iii) instalasi penyediaan air bersih dan
jaringan distribusinya; (iv) instalasi penyediaan listrik dan
jaringan distribusinya; (v) jaringan telekomunikasi; dan (vi)
instalasi pengelolaan air limbah dan jaringan pengumpulnya.
5. Potensi pengembangan kawasan pertambangan
Berdasarkan

hasil

Sumberdaya

Mineral

ditemukan

wilayah

penelitian
(2004)

indikasi

Departemen
di

Energi

Kabupaten

logam

emas

di

dan

Gorontalo
Kecamatan

Boliyohuto. Sedangkan wilayah dengan potensi mineral nonlogam tersebar diberbagai wilayah kecamatan :
 Granit, terbesar di Kecamatan Batudaa.
 Batu

Gamping,

yang

sangat

melimpah

yang

penyebarannya meliputi daerah perbukitan dengan bentuk
morfologi yang khas yaitu di Kecamatan Tibawa, Kecamaan
Batudaa.
 Lempung dengan penyebarannya di Kecamatan Tibawa
dan Kecamatan Limboto
 Sirtu dengan penyebarannya berada di Kecamatan Telaga,
Kecamatan Batudaa, dan Kecamatan Limboto.
c. Wilayah Rawan Bencana
Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah dengan kejadian
bencana cukup besar mulai dari bencana geologi, klimatologi,
dan lingkungan, akibatnya penggunaan ruang yang cenderung
semakin intensif menjadikan kondisi fisik kawasan terbangun dan
kawasan budidaya semakin rentan terhadap bencana banjir.
Selain kondisi fisik yang rentan, struktur bangunan rumah,
gedung,

22

maupun

infrastruktur

juga

memperparah keadaan

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

karena cenderung tidak tahan gempa dan tidak tahan gerakan
tanah, serta konstruksinya tidak ramah banjir.
Kondisi

daerah

yang

berbukit

sampai

pegunungan

mengkondisikan wilayah Kabupaten Gorontalo rawan terhadap
bencana gerakan tanah/batuan, Gempa di darat dapat dihasilkan
dari patahan geser yang berarah utara barat laut – tenggara dan
melewati Danau Limboto. Patahan ini merupakan patahan aktif
yang ditimbulkan oleh kedua pusat pergeseran kulit bumi
(gempa) di atas, Patahan yang melewati Danau Limboto adalah
patahan

akibat

pergeseran

kulit

bumi

yang

disebabkan

bergeraknya mikrokontinen Filipina ke selatan dan mikrokontinen
di sebelah timur Sulawesi ke arah relatif Barat.
Untuk Kabupaten Gorontalo pada khususnya dan Provinsi
Gorontalo pada umumnya, terdapat dua Kawasan Pusat Gempa
di laut dan satu di darat, Pada daerah laut terdapat pada
kawasan laut pantai selatan. Sedangkan di darat yaitu di sekitar
Danau Limboto, dengan demikian potensi Tsunami dapat terjadi
dari wilayah pantai utara dan pantai selatan.
Kawasan rawan banjir di Kabupaten Gorontalo umumnya
tersebut terdapat di beberapa lokasi sebagai berikut:
 Wilayah

sekitar

sungai-sungai

besar

yaitu

Asparaga,

Tolangohula, Mootilango.
 Wilayah sekitar danau yaitu Limboto Barat, Limboto, Telaga,
Telaga

Jaya,

Telaga

Biru,

Tilango,

Batudaa,

Tabango,

Bongomeme, dan Tibawa.
Pemanfaatan

ruang

pada

kawasan

rawan

bencana

perlu

diarahkan pada kegiatan masyarakat yang diperkirakan tidak
akan menimbulkan kerugian materi yang berarti atau korban jiwa
apabila bencana alam terjadi. Kawasan permukiman padat tidak
disarankan untuk berlokasi di kawasan ini. Kemudian, bangunan

23

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

yang mungkin dibangun adalah bangunan konstruksi semi
permanen dan temporer atau bangunan dengan konstruksi yang
dapat bertahan terhadap bencana yang mungkin timbul.
d. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2014
berjumlah 382,819 jiwa.Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
antara penduduk laki-laki dan perempuan dengan perbandingan
50,36%

penduduk

laki-laki

dan

49,64%

penduduk

perempuan.Penduduk Kabupaten Gorontalo tersebar di 19 Kecamatan
sebagaimana tabel 1.5berikut ini.

NO

Tabel 2.6
Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan
KK menurut Kecamatan Tahun 2014
KECAMATAN
LK
PR
JUMLAH

KK

1 Limboto

24.129

24.045

48.579

15.071

2 Telaga

10.876

10,987

21.863

6.672

3 Batudaa

7.098

7.082

14.018

4.360

4 Tibawa

20.563

20.035

40.913

12.839

5 Batudaa Pantai

6.151

5.838

111.989

3.660

6 Boliyohuto

8.282

8.078

16.360

5.218

7 Telaga Biru

14.188

14.129

28.317

8.691

8 Bongomeme

9.611

9.445

19.056

5.926

9 Tolangohula

11.683

11.181

22.864

7.112

9.558

9.195

18.753

5.617

11 Pulubala

12.349

12.058

24.407

7.811

12 Limboto Barat

12.340

12.459

24.799

8.022

13 Tilango

7.004

6.880

13.884

4.210

14 Tabongo

9.053

8.835

17.888

5.695

15 Biluhu

4.265

3.871

8.136

2.353

16 Asparaga

6.756

6.368

13.124

3.949

17 Talaga Jaya

5.652

5.743

11.395

3.414

18 Bilato

4.656

4.575

9.231

2.811

19 Dungaliyo

8.579

8.502

17.081

5.420

192.793

190.026

382.819

118.851

10 Mootilango

JUMLAH

Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31 Desember 2014

24

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

2.1.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang
perkembangan kesejahteraan Kabupaten Gorontalo, ditinjau dari
sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, dan kesejahteraan
sosial. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat
sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
2.1.2.1.Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB pertumbuhan
ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, dan pendapatan regional
perkapita.
a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Perkembangan perekonomian di Kabupaten Gorontalo dapat
ditunjukkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto Angka Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK).Gambaran
perkembangan PDRB ADHK dan PDRB ADHB selama kurun
waktu lima tahun sebagai berikut :
Tabel 2.7
Perkembangan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupaten
Gorontalo 2009-2013 (juta rupiah)
TAHUN
2009
2010
2011
2012*
2013**

PDRB ADHB
2.084.004,27
2.404.521,32
2.691.561,72
3.005.171,37
3.313.515,84

PDRB ADHK
800.681,42
861.724,92
927.904,15
999.221,90
1.076.261,36

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

b. PDRB Perkapita

25

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Adapun

PDRB

perkapita

Atas

Dasar

Harga

Berlaku

di

Kabupaten Gorontalo tahun 2013 sebesar Rp 9.058.742,37.
Sementara PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan sebesar
Rp 2.942.365,41.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
a.

Pendidikan

Penyelenggaraan urusan pendidikan merupakan salah satu
urusan wajib yang diprioritaskan dalam pembangunan daerah.
Secara pelayanan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut.
1.

Angka melek huruf

Jika dibandingkan tahun 2010, AMH Kabupaten Gorontalo tahun
2014

mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka melek

huruf sebesar 95,%, sedangkan untuk tahun 2014 sebesar
99,23%.
Grafik 2.1
Angka Melek Huruf Tahun 2009 – 2014

99.23

94.57

94.93

94.96

95

95.55

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Sumber: Diknas Kab.Gorontalo

2.

Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan

perkembangan yang positif walaupun tidak cukup signifikan.
Pada tahun 2013 rata-rata lama bersekolah penduduk Kabupaten
Gorontalo mencapai 6,90 tahun naik hanya 0,01 poin dari kondisi
tahun 2012 yang besarnya 6,89 tahun.
Grafik 2.2
Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gorontalo

26

Tahun 2014

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Tahun 2009-2013 (Persen)

Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gorontalo,

2014

3.

Angka Partisipasi Murni
Tabel 2.8
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Pendidikan s/d Tahun
2014
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
APK Pra Sekolah (%)
APM SD/MI (%)
APM SMP/MTS (%)
APM SMA/Sederajat (%)
Pendanaan pendidikan

Kondisi
Target

Awal

85,47%
100%
100%
50%
25

(2010)
53,07%
97,01%
53,98%
35,36%
< 25

Realisasi

Capaia

2011

2012

2013

2014

n (%)

34,66
98,17
55
40,3
36,2

39,96
98,73
59,05
46,57
37,2

57,94
98,73
68,63
52,39
45,57

58,45
99,36
72,45
61,03
43,11

68,37
99,36
72,45
122,06
172,44

minimal 25 % dari APBD

4.

Angka Partisipasi Kasar
Tabel 2.9
APK Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011-2014
No

Indikator-Indikator

.
1.

APK SD/MI/Paket A

2011
114,7

2.
3.

APK SMP/MTS/Paket B
APK

0
75,46
58,48

SMA/SMK/MA/Paket C

5.

27

Angka Pendidikan yang ditamatkan

Realisasi (%)
2012
2013
117,1
111,89

2014
111,94

1
77,40
60,13

101,83
75,85

88,41
69,81

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan angka
pendidikan yang ditamatkan sebagai berikut:
Tabel 2.10
Penduduk Menurut Pendidikan yang ditamatkan
No
1
2

Tingkat
Pendidikan
Belum Sekolah

3

Tidak Tamat
SD
Tamat SD

4

SLTP

5

SLTA

6

Dipl I-II

7

Dipl III

8

S1

9

S2

10

S3
Jumlah

Laki-laki

Perempu
an

Jumlah
Penduduk

32.576

67.393

47.204

99.452

62.672

125.752

17.556

34.007

22.904

44.670

1.371

1.873

1.224

1.842

4.313

7.269

200

526

34.81
7
52.24
8
63.08
0
16.45
1
21.76
6
50
2
61
8
2.95
6
32
6
2
9
192.79
3

6
190.02
6

35
382.819

Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo

b.

Kesehatan
Adapun perkembangan indikator kesehatan masyarakat

Kabupaten Gorontalo dapat diuraikan sebagai berikut
1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas
bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan
hidup bayi = (1-angka kematian bayi). AKB dihitung dengan
jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu
setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Kondisi AKHB Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun terakhir
adalah:
Tabel 2.11
AKHB Kabupaten Gorontalo Tahun 2010-2014

28

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Indikator
Kabupaten
Gorontalo
Angka kematian
bayi per 1.000
lahir hidup
Angka
Kelangsungan
Hidup Bayi (AKHB)

Target

Kondisi
Awal
2010

2011

2012

2013

2014

5/
1.000
LH

11/
1.000 LH

17/
1.000
LH

17/
1.000
LH

13/
1.000
LH

11/
1.000
LH

995

989

983

983

987

989

2. Angka Umur harapan hidup (UHH)

Angka usia harapan hidup Kabupaten Gorontalo dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan, untuk usia harapan hidup
pada tahun 2013 sebesar 71,45 tahun. Secara lebih lengkap
dapat dilihat pada Grafik berikut.

Grafik 2.3
Umur Harapan Hidup

Umur Harapan Hidup
71.12

71.5
71
70.5
70
69.5
69
68.5

71.45

70.63
70.07
69.55

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Umur Harapan Hidup

c.

Kemiskinan
Upaya dan kerja keras telah dilakukan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Gorontalo didukung Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat untuk menurunkan tingkat kemiskinan di
Kabupaten Gorontalo hingga tahun 2013 realisasi persentase
kemiskinan

sementara

berada

pada

angka

21,57

persen.

Meskipun cenderung mengalami fluktuatif selama empat tahun

29

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

terakhir,

Tingkat kemiskinan di Kabupaten gorontalo masih

tergolong

cukup

tinggi

jika

dibandingkan

dengan

tingkat

kemiskinan kab/kota se Provinsi Gorontalo dan Nasional. Berikut
gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Gorontalo
selama 4 tahun (2010 - 2014) :

Tabel 2.12
Persentase Penduduk Miskin
N

URAIAN

O
1

Penduduk

2

Miskin
Jumlah

SATUA
N
Persen

2010

2011

TAHUN
2012

2013

2014

18,87

21,31

20,78

21,57

00*

Jiwa

355.98

363.76

388.36

408.67

Penduduk
8
3
3
8
Sumber: 1.Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan(TNP2K) Prov.Gtlo (Data

2011).
2.BPS Kab.Gtlo (Data 2009,2010,2011,2012)
3. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2012 dan 2013
*Prediksi Tim RKPD

d.

Kriminalitas
Di Kabupaten Gorontalo jumlah angka

kejahatan dan

pelanggaran yang terjadi Tahun 2013 hanya sebesar 185 kasus,
menurun dibanding tahun 2012 yang sebesar 392 kasus. Secara
lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13
Jumlah Angka Kejahatan dan Pelanggaran
Tahun

2013
2012

Jumlah kejahatan dan

392

pelanggaran
Sumber: BPS Kab.Gtlo(DDA 2014)

2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
a.

30

Fokus Seni Budaya

185

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah
seni musik daerah, nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian
bernuansa islami dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya.

Tabel 2.14
Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2012 s.d 2013
Kabupaten Gorontalo
N

Capaian Pembangunan

O
1
2

Jumlah grup kesenian
Jumlah Gedung

2012

2013

2014

25
20

28
22

28
22

Kesenian
Sumber: Disparbud Kominfo

b.

Fokus Bidang Olahraga
Pembangunan olahraga memiliki peran penting dalam

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.Pembangunan
olahraga

di

Kabupaten

pembangunan

sarana

Goro

dan

terus

prasarana

didorong
olah

raga

melalui
maupun

pembinaan dan penyelenggaraan kejuaraan olah raga.Untuk
meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Gorontalo, maka
pemerintah

terus melakukan berbagai terobosan, antara lain

melalui : (1) peningkatan prasarana dan sarana olahraga (2)
pembibitan atlet unggulan; dan (3) peningkatan jumlah dan
kualitas tenaga dan pembina keolahragaan.
Tabel 2.15
Capaian Bidang Olahraga s/d Tahun 2014
Uraian

Jumlah sarana dan
prasarana serta fasilitas
olahraga yang
representative
Jumlah atlit-atlit yang
berprestasi ditingkat
nasional dan
internasional

2.1.3.

31

Target

Kondisi
Awal
(2010)

29
Buah

14

201
1
2

125
Atlit

97

47

Aspek Pelayanan Umum

Realisasi
201
201
2
3
10
2

71

5

201
4
6

11

Capaia
n

%

34

117,24

134

107,20

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
Tabel 2.16
Fokus Layanan Urusan Wajib Tahun 2013-2014
NO
.

URUSAN

TAHUN 2013

TAHUN 2014

Pendidikan
1

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

91,56%

77,81%

2

Penduduk yang berusia >15 tahun
melek huruf (tidak buta aksara)

99,37%

99,54%

3

Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A

93,90%

99,36%

4

Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B

71,02%

71,81%

5

Angka Partisipasi Murni (APM))
SMA/SMK/MA/Paket C

47,47%

61,03%

6

Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

0,39%

0,30%

7

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

0,80%

0,4%

8

Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA

0,64%

0,71%

9

Angka Kelulusan (AL) SD/MI

100,50%

97,74%

10

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

81,62%

96,91%

11

Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

84,84%

74,59%

12

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI
ke SMP/MTs

101,60%

66,45%

13

Angka Melanjutkan (AM) dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

98,42%

94,08%

14

Guru yang memenuhi kualifikasi
S1/D-IV

64,45%

62,90%

Kesehatan

32

15

Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani

81,28%

55,10%

16

Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan

89,55%

87,41%

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO
.

URUSAN

17

Cakupan Desa/kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)

18

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan

19

TAHUN 2013

TAHUN 2014

74%

83,90%

100%

100%

Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA

61,50%

78,78%

20

Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD

99,18%

38,18%

21

Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin

40,74%

33,59%

22

Cakupan kunjungan bayi

76,75%

67,64%

67,67%

61,90%

100%

100%

146,81

156,73

100%

100%

Lingkungan Hidup
23

Penanganan sampah

24

Kebersihan

25

Tempat pembuangan sampah (TPS)
per satuan penduduk

26

Penegakan hukum lingkungan

Pekerjaan Umum
27

Panjang jalan kabupaten dalam
kondisi baik

34,60%

39,34%

28

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi
baik

20,67%

30,97%

29

Rumah Tangga Per Sanitasi

64,39%

33,72%

30

Kawasan Kumuh

0,00%

1,11%

45,62%

42,14%

Tata Ruang
31

Ruang terbuka hijau per satuan luas
wilayah ber HPL/HGB

Perencanaan Pembangunan
32

33

Tersedianya dokumen perencanaan
RPJD pada yang telah ditetapkan dgn
PERDA

Ada

Ada

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO
.
33
34
35

URUSAN
Tersedianya Dokumen Perencanaan :
RPJMD yang telah ditetapkan dgn
PERDA/PERKADA
Tersedianya Dokumen Perencanaan :
RKPD yang telah ditetapkan dgn
PERKADA

TAHUN 2013

TAHUN 2014

Ada

Ada

Ada

Ada

Penjabaran Program RPJMD kedalam
RKPD

100%

100%

68,83%

56,07%

0%

1%

57,23%

72,45%

Perumahan
36

Rumah tangga pengguna air bersih

37

Lingkungan pemukiman kumuh

38

Rumah layak huni

Kepemudaan & Olahraga
39

Gelanggang / balai remaja (selain
milik swasta)

0,10 per 1000
penduduk

0,10 per 1000
penduduk

40

Lapangan olahraga

8,98 per 1.000
penduduk

12,47 per 1.000
penduduk

Penanaman Modal
41

Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi
PMDN (milyar rupiah)

2,36%

161,92%

Koperasi & UKM
42

Koperasi aktif

78,95%

59,16%

43

Usaha Mikro dan Kecil

99,78%

99,85%

39,14%

40,34%

150,98

228,28

Kependudukan & Catatan Sipil
44

Kepemilikan KTP

45

Kepemilikan akta kelahiran per 1000
penduduk

46

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

Ketenagakerjaan

34

Sudah

Sudah

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO
.

URUSAN

47

Pelayanan kepersertaan jaminan
sosial

48

Pencari kerja yang ditempatkan

TAHUN 2013

TAHUN 2014

71,72%

43,02%

2,91%

4,43%

Ketahanan Pangan
49

Regulasi ketahanan pangan

50

Ketersediaan pangan utama

Ada

Ada
0,618

1,451

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
51

Partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah

45,83%

32,70%

52

Angka melek huruf perempuan usia
15th keatas

99,25%

98,16%

53

Partisipasi angkatan kerja
perempuan

69,19%

74,76%

77,28%

84,99%

KB & KS
54

Prevalensi peserta KB aktif

55

Rasio Petugas Lapangan KB/Penyuluh
KB (PLKB/PKB) di setiap desa /
kelurahan

1 Petugas per
5
desa/kelurahan

1 Petugas per 5
desa/kelurahan

Perhubungan
56

Angkutan darat

0,01

0,08

Komunikasi & Informatika
57

Web site milik pemerintah daerah

Ada
www.gorontalok
ab.go.id

Ada
www.gorontaloka
b.go.id

58

Pameran/expo

3 Kali

3 kali

Pertanahan

35

59

Luas lahan bersertifikat

60

Penyelesaian Kasus Tanah Negara

0

12,33%

100%

100%

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO
.
61

URUSAN

TAHUN 2013

Penyelesian Ijin Lokasi

TAHUN 2014

100%

100%

Kesbang & Politik
62

Kegiatan pembinaan politik daerah

4 Kali

5 Kali

63

Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP

7 Kali

6 Kali

Otonomi Daerah
64

Sistim Informasi Manajemen Pemda

13 Buah

13 Buah

65

Indeks Kepuasan Layanan
Masyarakat

Ada 6

Ada 10

Pemberdayaan Masyarakat Desa
66

PKK aktif

100%

100%

67

Posyandu

100%

100%

Sosial
68

Sarana sosial seperti panti asuhan,
panti jompo dan panti rehabilitasi

69

Persentase penyandang cacat baik
fisik dan mental, serta lanjut usia
yang tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial

64,09%

56,03%

70

PMKS yang memperoleh bantuan
sosial

87,84%

87,75%

14 buah

14 buah

Budaya
71

Penyelenggaraan festival seni dan
budaya

41 Kali

13 kali

72

Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya

7 Buah

11 buah

73

Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya yang dilestarikan

Statistik

36

100%

42%

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO
.

URUSAN

TAHUN 2013

TAHUN 2014

74

Buku ”kabupaten dalam angka”

Ada

Ada

75

Buku ”PDRB kabupaten”

Ada

Ada

Kearsipan
76

Penerapan pengelolaan arsip secara
baku

77

Kegiatan peningkatan SDM pengelola
kearsipan

56,90%
3 Kali

57,7%
2 Kali

Perpustakaan
78

Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah

79

Pengunjung perpustakaan

58,83%

58%

3,75%

19,89%

2.1.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan
Tabel 2.17
Fokus Layanan Urusan Pilihan Tahun 2013-2014
NO.

URUSAN

TAHUN 2013

TAHUN 2014

Kelautan dan Perikanan
1

Produksi perikanan

89,87%

112,04%

2

Konsumsi ikan

94,05%

103%

5,26

5,029

25,20%

25,12%

12,87%

17,97%

Pertanian
3

Produktivitas padi atau bahan
pangan utama lokal lainnya per
hektar

4

Kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB Tahun 2011

Kehutanan
5

37

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

NO.
6

URUSAN

TAHUN 2013

Kerusakan Kawasan Hutan

TAHUN 2014

79,93%

79,93%

32,51%

87,15%

0,98%

1,04%

Energi dan SDM
7

Pertambangan tanpa ijin

8

Kontribusi sektor pertambangan
terhadap PDRB Tahun 2014

Pariwisata
9
10

Kunjungan wisata

117262 orang

Kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB Tahun 2014

110,27 orang

2,56%

1,39%

industri
11

Kontribusi sektor Industri terhadap
PDRB Tahun 2014

4,90%

5,69%

12

Pertumbuhan Industri

-0,99%

7,56%

6,71%

Perdagangan
13

Kontribusi sektor Perdagangan
terhadap PDRB Tahun 2014

6,59%

14

Ekspor Bersih Perdagangan

Tidak Ada

$
5.583.115,00

Transmigrasi
15

Transmigran swakarsa

2.1.4.

0

0

Aspek Daya Saing Daerah

Pada aspek daya saing daerah, indikator diukur berkaitan
dengan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan

tingkat

kesejahteraan

yang

tinggi

dan

berkelanjutan. Daya saing daerah dilihat dari capaian indikator
kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur,
iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

38

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan

ekonomi

Kabupaten

Gorontalo

yang

ditunjukkan dengan PDRB atas dasar harga konstan 2000
mengalami

peningkatan

jika

dibandingkan

dengan

tahun

sebelumnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Gorontalo sebesar 7,71 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun
2012 dimana nilai pertumbuhannya adalah 7,69 persen.
Kondisi

Pertumbuhan

ekonomi

Kabupaten

Gorontalo

dapat

digambarkan seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.18
Perkembangana PDRB & Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Gorontalo 2008-2013
Tahun

PDRB ADHB
(juta rupiah)

PDRB ADHK
(juta rupiah)

2008
1.560.531,26
2009
2.084.004,27
2010
2.404.521,32
2011
2.691.562,72
2012
3.005.171,00
2013
3.313.156,00
Sumber : BPS Kab. Gorontalo

744.968,52
800.681,42
861.724,65
927.904,15
999.222,00
1.076.261,00

Pertumbuha
n
Konstan (%)
7,63
7,48
7,62
7,68
7,69
7,71

Grafik2.4
Kontribusi Sektor terhadap Perekonomian
Kab. Gorontalo

39

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

KONTRIBUSI PDRB
Sektor Primer
Sektor Sekunder
Sektor Tersier

26.16
60.99

12.85

Sumber : BPS kab. Gorontalo
Tabel 2.19
Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Lapangan Usaha Kab.
Gorontalo 2008-2013
LAPANGAN USAHA

2009

201
0

2011

201
2

2013

11.67

3.50

9.69

3.17

3.75

6.39

1

Pertanian

2

Pertambangan &
Penggalian

7.15

17.74

8.78

4.43

4.85

5.51

i.

Sektor Primer

11.5
1

3.99

9.65

3.22

3.79

6.35

3

Industri

4.43

2.94

6.68

7.38

7.09

8.29

4

LGA

-1.58

5.51

12.9
5

7.83

2.17

4.03

13.96

20.96

6.86

3.4

13.6
7

12.83

7.49

9.59

6.95

5.79

9.51

10.0
0

5
ii.

Bangunan/Konstru
ksi
Sektor
Sekunder

6

Perdagangan,
Hotel & Restoran

4.19

11.86

8.20

3.53

4.34

6.43

7.

Pengangkutan &
Komunikasi

2.96

10.30

9.30

6.28

11.0
8

8.99

Keuangan,
Persewaan & Js.
Perusahaan

8.03

6.27

5.24

3.70

6.42

6.11

Jasa-Jasa

6.56

8.33

5.51

19.23

11.1
9

8.43

Sektor Tersier

5.68

8.87

6.74

10.4
9

9.20

7.83

7.63

7.48

7.62

7.68

7.69

7.71

8
9.
iii.

TOTAL

40

2008

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Jika pertumbuhan ekonomi suatu daerah diikuti pula
oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka secara
matematis

rata-rata

PDRB

perkapita

dan

pendapatan

perkapitanya akan lebih rendah jika dibanding dengan
daerah yang pertumbuhan penduduknya tidak terlalu tinggi.

Tabel 2.20
PDRB Perkapita Kab. Gorontalo 2008-2013
INDIKATO
R

1

2

PDRB
Perkapita
Atas
Dasar
Harga
Berlaku
PDRB
Perkapita
Atas
Dasar
Harga
Konstan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

4.492.922,
47

5.348.864,
01

6.200.252,
29

7.399.2
21

8.165.050,
60

9.058.742,
37

2.144.837,
38

2.275.658,
71

2.420.656,
45

2.550.8
48

2.714.885,
90

2.942.365,
41

Sumber : BPS Kab. Gorontalo
2.1.4.2 Fokus Iklim Berinvestasi
Capaian indikator iklim berinvestasi dilihat dari proses
perijinan dan kondisi keamanan daerah (angka kriminalitas)
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses Perijinan
Dalam hal proses perijinan di kabupaten Gorontalo telah
diterbitkan Perda nomor 23 tahun 2003 dan Keputusan Bupati
Gorontalo nomor 902 tahun 2003.Secara umum di tahun 2014
pencapaian kinerja dibidang pelayanan perizinan mengalami
peningkatan dan mengindikasikan bahwa penerapan standar
kualitas layanan publik telah mampu dimaksimalkan, konsep
layanan prima telah menjadi model yang diterapkan dalam

41

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

mewujudkan kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna
layanan.
a. Angka Kriminalitas
Berdasarkan hasil evaluasi dan pelaporan situasi ketentraman,
keamanan

dan

ketertiban

di

Lingkungan

Pemerintah

Kabupaten Gorontalo tahun 2014 terindentifikasi telah berjalan
dengan

lancar

dan

lanjuti/penyelesaian

kondusif,
sampai

dan

pada

telah
setiap

ditindak
kecamatan.

Penanggulangan ketenteraman dan ketertiban dalam tahun
2014 dilaksanakan melalui kegiatan antara lain :
 Pelaksanaan pemeliharaan keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat serta pencegahan tindak kriminal,
penegakkan Perda, Perbup dan Keputusan kepala daerah.
 Pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan Polisi
Pamong Praja.
2.1.4.3 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur
Infrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka
isolasi wilayah. Ketersediaan pengairan dan irigasi merupakan
prasyarat kesuksesan pembangunan pertanian dan sektor-sektor
lainnya, sedangkan infrastruktur penyedia air bersih sangat
terkait dengan upaya peningkatan sanitasi dan kesejahteraan
masyarakat. Sehingga pada tahun 2014 Kabupaten Gorontalo
menitikberatkan pembangunan infrastruktur pada :


Jalan dan Jembatan



Sungai



Irigas



Air Bersih

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo adalah 365.781
jiwa(sumber: BPS Kab.Gorontalo) dan pertumbuhan penduduk

42

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2013 sejumlah
408.678 jiwa (sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Gorontalo), dengan laju pertumbuhan penduduk
sampai akhir bulan Desember Kabupaten Gorontalo sebesar 1,78
persen.Adapun

komposisi

jumlah

penduduk

menurut

jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Grafik 2.5
Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

184,000
183,000
Laki-laki
Perempuan

182,000
181,000
180,000

182,714
1183,067

Sumber : BPS Kab. Gorontalo, DDA 2013

2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI
RPJMD
Tahun 2014 merupakan tahun ketiga pada pelaksanaan
RPJMD periode 2011-2015. Bila dilihat secara bidang maka
terdapat 2 (dua) bidang urusan yakni bidang urusan wajib dan
bidang urusan pilihan. Urusan kewenangan terdiri atas 21 (dua
puluh satu satu) bidang dan urusan pilihan terdapat 8 (delapan)
bidang.

43

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun
2014 untuk bidang urusan kewenangan adalah sebagai berikut:
1. Urusan Wajib
a. Bidang Pendidikan
Sesuai RPJMD 2011-2015 Kabupaten Gorontalo, maka
target program dan kegiatan yang direncanakan pada
bidang pendidikan ada 14 program dan 125

kegiatan.

Semua program dan kegiatan tersebut tercover pada 4
(empat) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yakni
Dinas Pendidikan Nasional, Kantor Perpustakaan Arsip
Dokumentasi dan Pengolahan Data, UPT Cabang Dinas
Diknas, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).Dalam rangka
pelaksanaan Urusan Wajib Bidang Pendidikan, pada tahun
2014 (n-2) telah dilaksanakan sejumlah 52 program dan
223

kegiatan,

dengan

total

anggaran

sebesar

Rp.

37.942.499.860, dan realisasi Rp. 28.631.122.253, atau
sebesar 75,46%.
Untuk Perkiraan Realisasi Capaian Target RPJMD
Sampai Dengan Tahun 2015 (tahun berjalan/n-1) bidang
pendidikan, yang merupakan Tahun Kelima Pelaksanaan
RPJMD adalah Sejumlah 60 program dan 275 kegiatan.

GRAFIK 2.6
PENCAPAIAN TARGET RPJMD SAMPAI TAHUN 2015 (TAHUN
BERJALAN/n-1)BIDANG PENDIDIKAN

44

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Sampai dengan Tahun 2014, capaian kinerja Urusan
Wajib Bidang Pendidikan berdasarkan Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Pendidikan s/d Tahun 2014
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
APK Pra Sekolah (%)
APM SD/MI (%)
APM SMP/MTS (%)
APM SMA/Sederajat (%)
Pendanaan pendidikan
minimal 25 % dari APBD

Kondisi
Target

Awal

85,47%
100%
100%
50%
25

(2010)
53,07%
97,01%
53,98%
35,36%
< 25

Realisasi

Capaia

2011

2012

2013

2014

n (%)

34,66
98,17
55
40,3
36,2

39,96
98,73
59,05
46,57
37,2

57,94
98,73
68,63
52,39
45,57

58,45
99,36
72,45
61,03
43,11

68,37
99,36
72,45
122,06
172,44

Pencapaian APK Pra Sekolah / PAUD,pada tahun 2014
sebesar 58,45%, dimana capaian tersebut masih dibawah
target yang ditetapkan sebesar 85,47 sehingga capaian
kinerja sebesar 2011 sebesar 68,38%. Untuk mewujudkan
pencapaian tersebut

Pemerintah Kabupaten Gorontalo

melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Gorontalo melaksanakan berbagai upaya untuk dapat
meningkatkan jumlah layanan PAUD baik formal maupun
non formal, dengan memperluas akses layanan PAUD
melalui beberapa bantuan bagi lembaga-lembaga PAUD,
sosialisasi ke masyarakat serta menggalakkan PAUD di
masyarakat luas dalam bentuk gerakan masif. Peningkatan

45

RKPD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

capaian

APK

PAUD

berkembangnya

ditandai

dengan

tumbuh

lembaga-lembaga

diselenggarakan

oleh

masyarakat,

dan

PAUD
berupa

yang

:

Tempat

Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman
Kanak-kanak (TK), dan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).
Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A, pada tahun
2011 sebesar 98,17% dan tahun 2014 meningkat menjadi
99,36%, sehingga capaian kinerja sebesar 99,36% dari
target

yang

menunjukkan

ditetapkan
bahwa

sebesar

semakin

100

banyak

%.

Hal

anak

ini
yang

bersekolah di jenjang pendidikan dasar sudah tepat usia.
Prosentasi Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B
pada Tahun 2014 sebesar 72,45%, dari target yang
ditetapkan
sebesar

sebesar 100

72,45

% sehingga

%.Sementara

itu

capaian kinerja

pencapaian

Angka

Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C, pada Tahun 2014
sebesar 61,03% dan angka tersebut melampaui targe