S SEJ 1103311 Abstract
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PERKEMBANGAN KESENIAN GEMBYUNG DI
KABUPATEN CIREBON TAHUN 1960-2015. Penelitian ini bertolak dari kekhawatiran
penulis terhadap kesenian Gembyung yang hampir punah. Untuk itu diperlukan upaya
untuk mempertahankan seni tradisi tersebut agar tetap bertahan di tengah-tengah seni
modern yang berkembang dalam masyarakat. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi
ini mengenai keberadaan kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon mulai dari latar
belakang lahirnya kesenian Gembyung, perkembangannya, faktor penghambat
perkembangan kesenian Gembyung serta upaya seniman dan pemerintah dalam menjaga
dan melestarikan kesenian Gembyung. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode historis yang meliputi empat langkah yaitu heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi. Penulis juga menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu
dibantu dengan ilmu Sosiologi dan ilmu Antropologi dalam mengkaji permasalahan yang
diteliti. Selain itu, penulis bergantung pada penggunaan sejarah lisan (oral history)
melalui teknik wawancara. Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon merupakan
kesenian yang telah lama ada di Cirebon. Kesenian Gembyung digunakan sebagai media
dakwah penyebaran agama Islam. Kesenian Gembyung dalam perkembangannya
mengalami pergeseran fungsi. Kesenian Gembyung yang pada awalnya digunakan
sebagai media penyebaran agama Islam serta sebagai pengiring acara hari-hari besar
agama Islam seperti Muludan, Isra Mi’raj dan sebagainya kini bersifat hiburan yang
dalam hal ini erat kaitannya dengan nilai ekonomis. Dalam perkembangannya kesenian
Gembyung mengalami kemunduran. Hal tersebut tidak lepas dari berkurangnya
permintaan untuk melakukan pementasan. Sebagian masyarakat seleranya mulai beralih
pada seni modern. Sementara itu, kurangnya dukungan dari pemerintah setempat dalam
melestarikan kesenian Gembyung adalah faktor penghambat lain yang menyebabkan
mundurnya kesenian Gembyung. Upaya yang dilakukan oleh seniman dalam
melestarikan kesenian Gembyung yaitu dengan mengajarkan kesenian Gembyung pada
anggota keluarganya khususnya generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan terhadap
kesenian Gembyung, mengkombinasikan kesenian Gembyung dengan kesenian
tradisional lain seperti debus, genjring burok dan sebagainya, memasukan lagu-lagu
modern pada saat pertunjukan. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Cirebon dalam melestarikan kesenian Gembyung yaitu dengan cara
mengadakan pembinaan terhadap seniman Gembyung, serta memberikan bantuan berupa
alat-alat musik Gembyung.
Kata kunci : Gembyung, Kabupaten Cirebon, Kesenian Tradisional
Saiful Bachri, 2016
Perkembangan Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon Tahun 1960-2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study is entitled THE DEVELOPMENT OF GEMBYUNG ART IN
KABUPATEN CIREBON IN 1960-2015. The background of this study is from the
researcher’s awareness that Gembyung art is in danger of the extinction. Therefore, there
should be an effort to maintain the existence of the traditional art in order to survive
through the wave of modern art which is growing really fast in the society. The problem
that is discussed in this study is the existence of Gembyung art in kabupaten Cirebon,
started from the background of the birth of Gembyung art, its development, the growth
inhibitor factors and the efforts from the artist and government in maintaining and
conserving Gembyung art. In the making of this essay, the researcher used historical
method which covers four steps, those are: heuristic, critic, interpretation and
historiography. The researcher also used interdisciplinary approach which is helped by
sociology and anthropology in observing the problem of this study. Moreover, the
researcher depended to the use of oral history through interview. The Gembyung art in
kabupaten Cirebon is one of the long last art in Cirebon. The Gembyung art is used as a
media of religious proselytizing of Islam. The Gembyung art in its development,
experienced the functional movement. The Gembyung art was used as a media in
spreading Islam and as accompaniment of the event of Islamic big days, like Muludan,
Isra Mi’raj and etc. Now it became an entertainment media and has a strong relation with
economic value. In its development, the Gembyung art faced the decreasing phase. It is
because of the lack of performing demand. Some of the society chose to be more
confident with the modern art. While, the lack of local government’s support in
conserving the Gembyung art is also the inhibitor factor that causes the decreasing phase
of the Gembyung art. The effort that was given by the artist in conserving the Gembyung
art is through spreading the Gembyung art to their families, especially, a youth, in order
to grow their love to the Gembyung art, combining the Gembyung art with another
traditional art, such as: enjring Burok, Debus, and etc, then add a modern song when
performing is one of the solution. Meanwhile, the government’s efforts in conserving the
Gembyung art is through accommodating a training for the Gembyung artist, and give
helps in providing the instrument of Gembyung.
Keywords : Gembyung, Kabupaten Cirebon, Traditional art
Saiful Bachri, 2016
Perkembangan Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon Tahun 1960-2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi ini berjudul PERKEMBANGAN KESENIAN GEMBYUNG DI
KABUPATEN CIREBON TAHUN 1960-2015. Penelitian ini bertolak dari kekhawatiran
penulis terhadap kesenian Gembyung yang hampir punah. Untuk itu diperlukan upaya
untuk mempertahankan seni tradisi tersebut agar tetap bertahan di tengah-tengah seni
modern yang berkembang dalam masyarakat. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi
ini mengenai keberadaan kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon mulai dari latar
belakang lahirnya kesenian Gembyung, perkembangannya, faktor penghambat
perkembangan kesenian Gembyung serta upaya seniman dan pemerintah dalam menjaga
dan melestarikan kesenian Gembyung. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode historis yang meliputi empat langkah yaitu heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi. Penulis juga menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu
dibantu dengan ilmu Sosiologi dan ilmu Antropologi dalam mengkaji permasalahan yang
diteliti. Selain itu, penulis bergantung pada penggunaan sejarah lisan (oral history)
melalui teknik wawancara. Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon merupakan
kesenian yang telah lama ada di Cirebon. Kesenian Gembyung digunakan sebagai media
dakwah penyebaran agama Islam. Kesenian Gembyung dalam perkembangannya
mengalami pergeseran fungsi. Kesenian Gembyung yang pada awalnya digunakan
sebagai media penyebaran agama Islam serta sebagai pengiring acara hari-hari besar
agama Islam seperti Muludan, Isra Mi’raj dan sebagainya kini bersifat hiburan yang
dalam hal ini erat kaitannya dengan nilai ekonomis. Dalam perkembangannya kesenian
Gembyung mengalami kemunduran. Hal tersebut tidak lepas dari berkurangnya
permintaan untuk melakukan pementasan. Sebagian masyarakat seleranya mulai beralih
pada seni modern. Sementara itu, kurangnya dukungan dari pemerintah setempat dalam
melestarikan kesenian Gembyung adalah faktor penghambat lain yang menyebabkan
mundurnya kesenian Gembyung. Upaya yang dilakukan oleh seniman dalam
melestarikan kesenian Gembyung yaitu dengan mengajarkan kesenian Gembyung pada
anggota keluarganya khususnya generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan terhadap
kesenian Gembyung, mengkombinasikan kesenian Gembyung dengan kesenian
tradisional lain seperti debus, genjring burok dan sebagainya, memasukan lagu-lagu
modern pada saat pertunjukan. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Cirebon dalam melestarikan kesenian Gembyung yaitu dengan cara
mengadakan pembinaan terhadap seniman Gembyung, serta memberikan bantuan berupa
alat-alat musik Gembyung.
Kata kunci : Gembyung, Kabupaten Cirebon, Kesenian Tradisional
Saiful Bachri, 2016
Perkembangan Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon Tahun 1960-2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study is entitled THE DEVELOPMENT OF GEMBYUNG ART IN
KABUPATEN CIREBON IN 1960-2015. The background of this study is from the
researcher’s awareness that Gembyung art is in danger of the extinction. Therefore, there
should be an effort to maintain the existence of the traditional art in order to survive
through the wave of modern art which is growing really fast in the society. The problem
that is discussed in this study is the existence of Gembyung art in kabupaten Cirebon,
started from the background of the birth of Gembyung art, its development, the growth
inhibitor factors and the efforts from the artist and government in maintaining and
conserving Gembyung art. In the making of this essay, the researcher used historical
method which covers four steps, those are: heuristic, critic, interpretation and
historiography. The researcher also used interdisciplinary approach which is helped by
sociology and anthropology in observing the problem of this study. Moreover, the
researcher depended to the use of oral history through interview. The Gembyung art in
kabupaten Cirebon is one of the long last art in Cirebon. The Gembyung art is used as a
media of religious proselytizing of Islam. The Gembyung art in its development,
experienced the functional movement. The Gembyung art was used as a media in
spreading Islam and as accompaniment of the event of Islamic big days, like Muludan,
Isra Mi’raj and etc. Now it became an entertainment media and has a strong relation with
economic value. In its development, the Gembyung art faced the decreasing phase. It is
because of the lack of performing demand. Some of the society chose to be more
confident with the modern art. While, the lack of local government’s support in
conserving the Gembyung art is also the inhibitor factor that causes the decreasing phase
of the Gembyung art. The effort that was given by the artist in conserving the Gembyung
art is through spreading the Gembyung art to their families, especially, a youth, in order
to grow their love to the Gembyung art, combining the Gembyung art with another
traditional art, such as: enjring Burok, Debus, and etc, then add a modern song when
performing is one of the solution. Meanwhile, the government’s efforts in conserving the
Gembyung art is through accommodating a training for the Gembyung artist, and give
helps in providing the instrument of Gembyung.
Keywords : Gembyung, Kabupaten Cirebon, Traditional art
Saiful Bachri, 2016
Perkembangan Kesenian Gembyung di Kabupaten Cirebon Tahun 1960-2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu