Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB IV

BAB IV AKAR IDEOLOGIS GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN UKMKP
UNIMED

Bagian awal dari Tesis ini menyatakan tentang ideologi dalam gerakan sosial
sebagai rumusan permasalahan. Fokus penelitian yang menjadi arah penulisan tesis ini,
yaitu akar Ideologis dalam Gerakan Sosial Keagamaan UKMKP UNIMED. Kedua Variabel
ini telah dideskripsikan oleh penulis pada bab 3. Selanjutnya pada bagian ini penulis
akan menyajikan suatu pembahasan terhadap ideologi Perkantas dan pengaruhnya
dalam Gerakan sosial keagamaan berdasarkan landasan teori seperti yang dipaparkan
dalam bab dua.
Melalui analisis ini penulis mengeksplorasi serta menjelaskan secara sistematis
penelitian ini dengan pendekatan sosiologis. Penulis memulai bagian ini berdasarkan
fokus penelitian mulai dengan ideologi Perkantas dan selanjutnya mendeskripsikan
bagaimana Ideologi Perkantas menyebabkan perkembangan gerakan sosial keagamaan
di UKMKP UNIMED.
1. Ideologi Perkantas sebagai akar ideologis UKMKP UNIMED
Ideologi berdasarkan etimologisnya merupakan ilmu yang meliputi kajian tentang
asal-usul dan hakikat ide atau gagasan.1 Ideologi mengacu pada pengertian pada sistem
ide-ide tentang fenomena, terutama fenomena kehidupan sosial; cara berpikir khas suatu
kelas atau individu. Untuk melihat hakikat ide dan gagasan lahir, melalui pendekatan
1


Raymond Geuss. The Idea of A Critical Theory,… 4

58

sosiologi pengetahuan. Kita perlu beranjak pada pengetahuan sosial yang berkembang
pada konteks masa itu. Perlunya melakukan kajian sosio-historis dari tokoh pendiri,
masa-masa perkembangan Yayasan, serta mencoba menginterpretasikan vision
statement dari organisasi tersebut.
Untuk mengetahui Ideologi Perkantas, kita harus mencari ide-ide yang melatar
belakangi pendirian organisasi ini pada masa lampau. Konteks sosio-historis dari pendiri
Perkantas yang melahirkan Visi dan Misi Pelayanan Perkantas. Ide-ide dan sistem nilai
seperti apa yang mengkristal dalam pelayanan organisasi ini sehingga menjadi suatu
ideologi pelayanan Perkantas.
Kita akan melihat Ideologi melalui pendekatan sosiologi pengetahuan yang
merupakan teori cabang dari keilmuan yang berusaha, menganalisis kaitan antara
pengetahuan dan kehidupan masyarakat; teori ini bisa juga sebagai riset sosiologihistoris, yang berupaya menelusuri bentuk-bentuk yang diambil oleh kaitannya dengan
perkembangan intelektual manusia. Menurut Karl Mannheim dalam sosiologi
pengetahuan sebagai berikut:
… terdapat cara-cara bepikir yang tak dapat dipahami secara memadai bila asal-usul

sosialnya tidak jelas. Sosiologi pengetahuan lebih berusaha memahami pemikiran dalam latar

belakang kongkrit dari situasi sosial-historis tertentu yang memunculkan pikiran individual
yang berbeda-beda secara bertahap-tahap. Dengan demikian bukanlah manusia pada
umumnya yang berpikir, melainkan manusia dalam kelompok tertentu yang telah

59

mengembangkan suatu gaya pemikiran tertentu dalam rangka tanggapan terus menerus
terhadap situasi-situasi khusus tertentu yang mencirikan posisi umum mereka.2

Berdasarkan gambar 2.1, kita melihat proses dari sosiologi pengetahuan menurut
Mannheim. Gambar ini ketika kita melihat segala kondisi material dan sosial akan
melahirkan suatu perilaku baik individu maupun sosial. Ketika hal ini mengalami
internalisasi, perilaku ini menumbuhkan pengalaman personal dari perilaku seseorang.
Jika setiap individu berinteraksi dengan individu lain dan melakukan eksternalisasi dan
objektivikasi, maka pengalaman ini bukan hanya terjadi personal namun secara kolektif.
Hal ini yang menjadi landasan bagi Organisasi-organisasi dan Proses sosial mendasari
pembentukan ideologi. Pada tahap selanjutnya ideologi yang menyebabkan seseorang
maupun kolektif berusaha mengubah dan melestarikan kondisi material dan sosial itu

kembali.
Ideologi dalam kajian sosiologi pengetahuan merupakan hasil kristalisasi
pemikiran yang mencoba diterapkan pada konteks kekinian.3 Pengalaman sosio-historis
individu dalam kelompok ini yang melahirkan nilai-nilai penting, hal ini ketika
dituangkan dalam tujuan bersama. Visi dan Misi merupakan representasi pemikiran dari
para pendiri organisasi Perkantas. Melalui pernyataan visi ini kita bisa melihat tentang
kajian nilai-nilai dan konsep ide-ide tentang Perkantas.
Sejarah Perkantas lahir dari ide dan nilai dimana adanya suatu gerakan pelayanan
mahasiswa untuk melakukan perlawanan terhadap teologi liberal. Perlawanan terhadap

2
3

Karl Mannheim. Ideologi dan Utopia…, 2-3
Karl Mannheim.Ideologi dan Utopia…4-5

60

teologi yang tidak mengutamakan Firman sebagai hal yang penting lagi. Teologi ini
sangat dipengaruhi oleh masa-masa pencerahan dimana Rasionalisasi sangat

berkembang. Konteks sosio historis inilah yang melahirkan Pelayanan Perkantas dunia.
Tokoh-tokoh pendiri Perkantas memiliki cara pikir yang dipengaruhi oleh sejarah
gerakan pelayanan mahasiswa didunia. Berdasarkan buku Visi dan kontinuitas
dinyatakan bahwa:
Pada tahun 1963 tepatnya bulan Desember, Jonathan Parapak pada waktu itu merupakan
mahasiswa dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Hobart tingkat II, bertemu dengan Ir.
Soen Siregar seorang sarjana teknik sipil dan mesin lulusan Universitas Adelaide, Melbourne,
Australia. Pada masa itu menjadi awal permulaan terbentuknya ide dan gagasan dalam
mengerjakan pelayanan mahasiswa di Indonesia. Ia merasakan banyak sekali berkat yang
diterima melalui kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab dan Persekutuan Doa di kampus
masing-masing.4

Bentuk pemikiran yang mereka alami ketika di Australia mengalami suatu pertambahan
nilai. Pengalaman mereka bukan hanya perdebatan antara hal yang teologi liberal dan
injili, namun pemikiran mereka mengacu pada bentuk organisasi kemahasiswaan di OCF.
Berikut pembahasan tentang perilaku atau cara hidup yang menghasilkan nilai-nilai yang
mengkristal dan mendasari organisasi Perkantas serta mengubah dan melestarikan
kondisi material dan sosial kehidupan mahasiswa yang dilayani, yaitu:

4


Lih Tim Perkantas. Visi dan Kontinuitas,... 2-3

61

1.1.

Pelayanan dan persekutuan yang berpusat pada Kristus (Christ Centered)

Pelayanan ini merupakan pelayanan kekristenan, sehingga pusat dari tujuan dan Visinya
pun berorientasi pada Kristus. Pelayanan ini menyadari bahwa Kristus merupakan
kepala dan yang empunya pelayanan. Seperti tercantum dalam Visi Perkantas yaitu:
Visi pelayanan Perkantas adalah Mahasiswa bisa mengenal Kristus, bertumbuh
menjadi murid Tuhan yang setia, taat, dewasa, tangguh, dan menjadi teladan,
sehingga menjadi berkat yang nyata bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.5

Tujuan dari Yayasan ini adalah mahasiswa yang mengenal, bertumbuh dan menjadi
murid Kristus. Pelayanan ini berpusat pada Kristus sebagai pribadi yang menginspirasi
berdirinya pelayanan ini. Oleh sebab itu, gerakan ini bisa juga disebut sebagai gerakan
Yesus.6 Semua tindakan, perilaku, dan keseluruhan hidup Yesus menjadi sarana untuk

setiap orang bertindak.
Melalui wawancara dengan Jimmy Kuswadi,

)a

menyatakan bahwa proses

menerima Kristus melalui PA (Pemahaman Alkitab) merupakan cara yang saya alami
dan ini menjadi pola pelayanan Perkantas.

7

Hal ini juga terjadi dalam pengalaman dari

setiap tokoh dari pendiri Perkantas lainnya. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang
Kristus dan mengalaminya secara personal dalam dunia kampus dan melalui kegiatan
pemahaman Alkitab. Melalui Persekutuan yang mereka alami dan hidupi menyebabkan
para pendiri Perkantas mengalami suatu pemikiran, untuk setiap orang menjadi sebagai

Lih Perkantas Nasional. Annual Review Perkantas 2014

Gerd Theissen. Gerakan Yesus. (Maumere:Ledalero, 2005)
7
Hasil wawancara Jimmy Kuswadi dalam Buku Visi dan Kontinuitas: Pergerakan Perkantas Selama 30 Tahun di
Indonesia.

5

6

62

pengikut Kristus. Orang lain pun bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
tentang Kristus secara pribadi melalui pesan dari firman Tuhan dan teladan hidup setiap
orang yang hidup dalam Kristus.
1.2.

Persekutuan dan Persahabatan
Ir.Panusunan Siregar dan kawan-kawan merasakan besarnya pengaruh

komunitas mahasiswa Internasional OCF di Australia yang hangat. Kasih persaudaraan

yang tidak melihat latar belakang suku, ras, etnis dan denominasi memberikan inspirasi
ide tentang Yayasan yang akan dibentuknya. Semangat kekeluargaan dan kasih
persaudaraan menjadi landasan kuat berdirinya pelayanan Perkantas di Indonesia.
Kekeluargaan merupakan suatu nilai yang berakar dalam budaya semua
komunitas pembentuk negara Indonesia.8 Kehidupan untuk saling peduli seperti
layaknya satu keluarga menyebabkan nilai-nilai ini sangat penting untuk dimiliki
Organisasi di Indonesia. Perkantas membangun semangat persekutuan dalam dimensi
kekeluargaan. Hal ini terlihat dari strategi kelompok kecil merupakan bentuk-bentuk
membangun semangat kekeluargaan didalamnya.
Yayasan ini didesain sebagai bentuk persekutuan dan komunitas kecil dimana
setiap orang mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang nilai-nilai utama dari
Perkantas. Seperti yang selalu dinyatakan oleh Jonathan Parapak bahwa
Perkantas lebih menekankan pada fellowship dan kelompok kecil yang efektif. Kelompok-

kelompok ini bisa semakin berlipatganda, dan kelompok ini bisa mendapatkan pengalaman

8

Thobias Messakh. Konsep Keadilan Pancasila.(UKSW:Salatiga,2007),160


63

nilai fellowship. Ia juga mengkhawatirkan ketika kelompok terlalu terorganisir akan
kehilangan sisi fellowshipnya. Lembaga lain bisa menonjol namun fellowship dari organisasi
ini tidak boleh hilang

9

Cara hidup ini muncul dalam pendiri-pendiri Perkantas dikarenakan konteks
sosio-historis di Australia merupakan salah satu negara modern yang menganut
kebebasan individual, sehingga para pendiri mengganggap budaya komunal di Australia
sangatlah penting. Nuansa eksklusivitas dalam kelompok-kelompok kecil pelayanan OCF
membuat mereka bisa mengalami persekutuan yang hangat dan dalam. Kasih
persaudaraan yang mereka temukan dalam persekutuan ini membawa kepada sikap
inklusif, dimana mereka ingin supaya pengalaman mereka dalam persekutuan yang
hangat ini bisa terjadi di dalam persekutuan mahasiswa Kristen di Indonesia. Pada
perkembangan Pelayanan Perkantas empat puluh empat tahun, semangat ini tidak
pernah bisa dilepaskan. Cara hidup persekutuan ini merupakan strategi penting dimana
Perkantas bisa tersebar di seluruh Indonesia. Pendekatan Perkantas sebagai
persekutuan dibandingkan organisasi agama, sosial atau politik menyebabkan pelayanan

ini bisa masuk dalam mahasiswa sangat cepat. Bentuk persekutuan lebih dinamis untuk
melakukan gerakan-gerakan bersama dan bukan berdasarkan program.
Pola ini juga yang ditiru oleh Gerakan Pelayanan Mahasiswa di Medan yang
menjadi cikal bakal Perkantas Medan. Pelayanan Perkantas Medan kental dengan
konteks budaya Batak yang hidup dalam komunitas dan kekeluargaan oleh karena itu

Hasil Wawancara dengan Jonathan Parapak dalam buku Visi dan Kontinuitas: Pergerakan Perkantas Selama 30 Tahun
di Indonesia. (Jakarta: Perkantas Nasional,2001), 5

9

64

penerimaan Pelayanan terhadap pola Perkantas yang bernuansa persekutuan bisa
terjadi.
Perilaku ini

juga tercantum dalam bentuk nama Perkantas sebagai bentuk

Persekutuan yang bersifat dinamis dan organisme. Ini merupakan simbol dari Yayasan

Perkantas yang lebih mengutamakan komunitas atau persekutuan dibandingkan
organisasi atau bentuk struktural. Nuansa persekutuan dan persaudaraan menjadi
berdirinya Perkantas di Indonesia. Ide yang dibangun merupakan persekutuan yang
bukan hanya eksklusif namun akhirnya bersifat inklusif. Persekutuan bukan hanya orang
datang masuk kedalamnya tetapi juga orang yang didalamnya keluar dan masuk dalam
komunitas-komunitas lainnya serta menularkan semangat ide persekutuan yang mereka
alami serta bertransformasi.
1.3.

Pemahaman Alkitab (Bible Study)
Pemahaman Alkitab merupakan bentuk kegiatan dari belajar membahas kisah

alkitab dan merefleksikan dalam praksis kehidupan masa kini. Kegiatan ini
membutuhkan metode hermeneutik10 yang tepat. Melihat perkembangannya bahwa
metodenya menggunakan pendekatan pembacaan bagi kaum awam. Metode yang biasa
digunakan dalam pelayanan Perkantas adalah metode induktif. Suatu metode yang
menggunakan prinsip OIA (Observasi, Interpretasi dan Aplikasi). Bentuk metode ini
menolong setiap orang untuk melakukan cara membaca induktif. Selain itu kegiatankegiatan yang sering dilakukan dalam pelayanan Perkantas yaitu eksposisi Alkitab

10 Hermeneutis merupakan studi tentang prinsip-prinsip metodologi dari interpretasi (seperti interpretasi Alkitab).
Merriam Webster Dictionary. 2015

65

sebagai bagian dari pemahaman Alkitab. Hal ini seperti dinyatakan oleh Collin Chapman
dalam buku Our Heritage:
Kegiatan utama kita adalah Penyelidikan Alkitab, dan salah satu tujuan utama kita adalah

menolong setiap mahasiswa untuk mempelajari Alkitab secara mandiri dan kemudian
mengaplikasikan pengajaran yang diperoleh kedalam keseluruhan hidup mereka.

11

Metode pemahaman Alkitab begitu ditekankan dalam pelayanan Perkantas, secara
sosio-historis dikarenakan adanya perdebatan antara teologi liberal dengan teologi injili,
tidak terlalu nyata dalam persekutuan ini. Hal ini terjadi karena dalam ranah praktis
pengalaman tokoh-tokoh Perkantas bukan dalam perdebatan antara teologi tetapi
mempelajari Alkitab secara mendalam. Studi yang mereka lakukan biasanya bersifat
praksis untuk membangun etika dan moral. Suatu metode induktif yaitu berusaha
menggali apa yang dibaca dan menginterpretasikannya sesuai konteksnya. Selanjutnya
mencari pesan yang relevan praktis untuk dilakukan pada konteks mahasiswa.
Kehidupan reflektif dari pendiri Perkantas berdasarkan nilai-nilai yang Alkitabiah inilah
yang memicu pembentukan Perkantas di Indonesia. Perilaku dan pengalaman personal
ini membuat mereka mengorganisir suatu yayasan yang berpusat pada pemahamanpemahaman dalam makna dan pesan narasi Alkitab.
1.4.

Pelayanan yang mengutamakan Doa
Satu ide penekanan dari Lembaga ini menekankan pada doa. Kekuatan berdoa

merupakan hal yang mereka dapatkan ketika memikirkan pelayanan ini di Australia.

11 Collin Chapman, Ed.Tim Perkantas. Keunikan Gerakan Persekutuan Mahasiswa, dalam buku Our Heritage: Keunikan
dan Kekayaan Pelayanan Mahasiswa.(Jakarta:Perkantas Jakarta, 2006),93

66

Kekuatan tokoh pendiri Perkantas dalam mendirikan Pelayanan ini diawali dengan
gerakan berdoa. Berdasarkan buku 30 tahun Perkantas dinyatakan bahwa,
pada tahun 9 9 sepulangnya Jonathan Parapak kembali ke )ndonesia dan mereka mulai

merealisasikan apa yang sudah mereka rencanakan dan doakan bersama pada tahun
9



12

Pernyataan ini mengkonfirmasi bahwa pelayanan Perkantas didirikan dan diawal
dengan doa. Oleh karena pengalaman inilah yang mendasari organisasi dan proses
pelayanan Perkantas. Ide dan pengalaman ini membawa mereka masuk dalam konteks
materi dan sosial menyatakan kekuatan pelayanan hanya dikarenakan oleh doa semata.
Bukan hanya pada masa awal-awal perintisan saja namun ide tentang berdoa juga
mewarnai perkembangan pelayanan selama 44 tahun di Indonesia.
Persekutuan ini bisa tersebar di seluruh Indonesia bukan hanya karena kekuatan
struktur organisasi namun didasari oleh ide semangat berdoa. Perkembangan Perkantas
pada masa-masa awal dalam menjangkau 25 kota, dikarenakan seorang staf Perkantas
Iman Santosa menekankan pada kekuatan doa. Menurut Buku 30 tahun Perkatas
menyatakan bahwa
…Beliau merupakan orang yang melakukan perintisan-perintisan kota-kota diawali dengan

kekuatan doa, sehingga pada tahun 1983 sebelum beliau meninggalkan Perkantas untuk
melanjutkan studi di USA, Bpk. Iman sempat menyaksikan bahwa doa mereka bersama

rekan-rekan sepelayanan di Surabaya pada tahun 1973 di jawab oleh Tuhan. Doa mereka

12

Tim Perkantas. 30 tahun Perkantas: Visi dan Kontinuitas. (Jakarta:Perkantas,2001), 2

67

yaitu bahwa dalam waktu 10 tahun (1973-1983) pelayanan mahasiswa telah berkembang di
kota…

13

Melalui data sejarah ini menyatakan bahwa nilai penting dalam pendirian Yayasan
Perkantas adalah pengalaman berdoa yang terealisasi dalam kehidupan orang-orang di
Perkantas. Hal ini merupakan kemampuan reflektif manusia terhadap yang kuasa yang
Ilahi dan terimplikasi terhadap daya juang, komitmen dan karakter tokoh-tokoh perintis
dan perkembangan Perkantas.
1.5.

Kelompok Kecil (Small Group)
Ini merupakan perilaku atau cara hidup yang menjadi ciri khas pelayanan

Perkantas. Pola pelayanan yang selalu ditekankan bukan pada gerakan pelayanan massal
namun bentuk-bentuk kelompok diskusi dan grup yang lebih kecil, strategi ini menjadi
kekuatan pergerakan pelayanan ini. Melalui Kelompok kecil terjadinya konstruksikonstruksi sosial terhadap ide-ide yang sama seperti pemikiran dari para tokoh pendiri
Perkantas.
Pelayanan Perkantas muncul dari kelompok kecil, dimana tiga orang pendiri
sama-sama memikirkan ide tentang pendirian Yayasan Perkantas. Ada pergulatan untuk
bergabung dengan lembaga pelayanan Mahasiswa lainnya atau mendirikan sendiri
lembaga ini. Hasil diskusi dengan kelompok kecil inilah yang akhirnya membangun suatu
organisasi pelayanan rohani yang cukup besar.

13

Tim Perkantas. 0 tahun Perkantas:…,25

68

Tokoh Pendiri Perkantas menyatakan melalui pengalamannya Kelompok kecil di
OCF menyebabkan mereka mengalami visi bersama terhadap Pelayanan Mahasiswa di
Indonesia. Mereka pun sepulang dari Australia berusaha menerapkan strategi pelayanan
ini dengan membuat KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) bersama Ir. Panusunan Siregar
dan kawan-kawan. Melalui strategi kelompok kecil Perkantas memiliki nilai lebih dari
pelayan-pelayan lembaga mahasiswa lainnya.
Strategi dan bentuk penekanan pelayanan dalam kelompok kecil selama empat
dekade baru terlihat dampaknya. Pada awal era Perkantas hanyalah persekutuan yang
membuka pelayanan-pelayanan secara sederhana. Menggunakan pendekatan akar
rumput ini Perkantas mampu berdiri menjadi suatu organisasi yang cukup kuat karena
memiliki kekuatan akar rumput secara dalam. Pengaruhnya pun sudah mulai masuk
dalam seluruh ranah kehidupan. Mulai dari pendidikan, bisnis, politik, ekonomi, sosial,
kesehatan, dan lainnya. Kelompok kecil yang melakukan pembinaan terhadap para
mahasiswa merupakan nilai yang sangat penting dimiliki Pelayanan Perkantas.
Perkantas mengutamakan nilai ini dibandingkan suatu pergerakan-pergerakan
massa secara masif. Nilainya bahwa Mahasiswa diakomodir dalam kelompok-kelompok
siapa pun dan dari latar belakang apa pun. Melalui strategi inilah Perkantas berorientasi
pada setiap manusia dalam kelompok perlu mendapatkan pengetahuan moral, religius
dan tradisi.

69

1.6.

Kepemimpinan Mahasiswa (Inisiatif dan tanggung Jawab Mahasiswa)
Pelayanan Perkantas bukanlah pelayanan yang dikendalikan oleh pendiri maupun

tokoh pendiri Perkantas. Pelayanan ini di inisiatifkan oleh mahasiswa dan mereka yang
bertanggung jawab dalam melakukannya. Peranan Pekerja penuh waktu maupun para
alumni adalah untuk memperlengkapi mereka dalam melakukan pekerjaan pelayanan,
dengan tujuan mahasiswa bisa menjadi pemimpin maupun pelayan yang kreatif.14
Para tokoh pendiri Perkantas berusaha untuk mengutamakan inisiatif dan
tanggung jawab berasal dari mahasiswa. Pola pelayanan dari mahasiswa oleh mahasiswa
merupakan hal yang selalu ditekankan oleh pendiri Perkantas. Hal ini dikarenakan pada
masa pelayanan di OCF mereka sangat dipercayakan untuk mengerjakan pelayanan dan
oleh karena inisiatif dan tanggung jawab ini membuat mereka melihat pentingnya nilai
dimana Pelayanan Perkantas harus digerakkan oleh kepemimpinan mahasiswa. Oleh
sebab itu melalui pelayanan ini penting perlunya ada regenerasi setiap angkatan ke
angkatan lain. Mahasiswa bukan hanya berinisiatif mengerjakan pelayanan namun juga
bertanggung jawab untuk setiap rencana dan inisiatifnya mengerjakan pelayanan.
Kepemimpinan kaum muda dalam Perkantas merupakan nilai yang ditemukan
oleh penulis dari sejarah pemikiran para pendiri. Hal ini juga terlihat dari implementasi
organisasi yang mengutamakan generasi muda yang selalu memimpin organisasi
Perkantas

maupun

pelayanan-pelayanan

kampus.

Adanya

regenerasi

yang

berkesinambungan merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam Yayasan ini.

14 C.Stacey Wood, ed.Tim Perkantas. Inisiatif & Tanggung Jawab Mahasiswa, dalam buku: Our Heritage: Keunikan dan
Kekayaan Pelayanan Mahasiswa.(Jakarta:Perkantas Jakarta, 2006),88-92

70

1.7.

Interdenominasi
Pelayanan yang bersifat antar aliran gereja merupakan pelayanan yang tidak

terkotak-kotak dalam denominasi, melainkan pelayanan yang bertujuan membangun
kesatuan orang percaya. Pelayanan bebas denominasi merupakan hal yang cukup rumit
diterapkan karena dengan demikian akan menciptakan denominasi baru. Oleh sebab itu
Perkantas mencoba melihat bahwa Perkantas merupakan persekutuan mahasiswa yang
bertujuan untuk melayani mahasiswa dalam orientasi pembinaan kerohaniaan dalam
belajar Firman melalui pelayanan kelompok kecil. Melalui bentuk konsep statement ini,
Perkantas membangun semangat interdenominasi yaitu in essential we unity, in nonessential we liberty,and in all things we charity.15
Para pendiri ketika ingin mendirikan pelayanan ini dicurigai sebagai pelayanan
mahasiswa yang sangat denominasional. Mereka melihat dan mengalami suatu
pelayanan yang berorientasi pada Visi dan Misi yang jelas dengan tidak memindahkan
mahasiswa dari gereja satu ke gereja lain, sehingga pelayanan ini bertujuan untuk orangorang yang bina untuk terlibat aktif di gereja masing-masing. Pelayanan ini pun tidak
melayani sakramen gereja. Jenis pelayanan inilah yang dialami oleh pendiri Perkantas
sewaktu mengalami pelayanan di Australia.
Perkembangan pelayanan Perkantas semakin besar dari masa ke masa. Pada
awalnya Perkantas sangat di tentang oleh gereja-gereja lokal. Salah satunya Penerimaan
Perkantas di kota Medan cukup sulit karena pelayanan ini diidentikkan dengan

15 Tadius Gunadi, ed.Tim Perkantas. Interdenominasi-dalam buku: Our Heritage: Keunikan dan Kekayaan Pelayanan
Mahasiswa.(Jakarta:Perkantas Jakarta, 2006),108

71

pelayanan denominasional. Seiring dengan perjalanan pelayanan Perkantas di daerahdaerah yang bekerjasama dengan gereja lokal. Penerimaan dari gereja-gereja semakin
lebih baik terhadap Perkantas. Yayasan ini tidak dianggap sebagai lembaga saingan
Gereja namun menjadi Parachurh.
Parachurch merupakan lembaga yang berfungsi sebagai mitra pendamping gereja untuk
menunjukkan naturnya sebagai pelayanan yang tidak terlepas dari institusi gereja, namun

hadir bersama gereja-gereja lokal untuk maksud khusus menjangkau, membina, dan
mempersiapkan mahasiswa untuk tugas mereka kelak sebagai para pemimpin awam di
tengah gereja dan masyarakat.

16

Para pendiri tidak ingin untuk mendirikan Gereja, STT, maupun Universitas. Mereka
hanya merindukan suatu yayasan yang mendorong pelayanan-pelayanan kampus dalam
bidang kerohanian kemahasiswaan Kristen, bisa memiliki pola pelayanan Perkantas.
Suatu pola yang menekankan delapan keunikan pelayanan mahasiswa ini. Bukan
menekankan pada ajaran, dogma maupun bentuk ibadah, melainkan suatu pelayanan
mahasiswa yang memiliki visi besar menghasilkan alumni-alumni yang menjadi murid
Kristus.
Mantan Rektor STT Jakarta, Robert Borrong menyatakan bahwa,

Saya

meyaksikan banyak gereja berhasil melakukan kerjasama dengan parachurch, di mana

pihak gereja secara terbuka merangkul orang-orang yang mau membantu, dan berhasil
membuat pemuda-pemuda di gereja itu aktif.
16
17

17

Tim Perkantas. Kisah Yang Belum Usai. (Jakarta:Literatur Perkantas, 2011),5
Tim Perkantas. Visi Kontinuitas…, 157-159

72

Melalui pernyataan ini kita bisa melihat Perkantas semakin bisa bekerjasama
dengan semua pihak baik Gereja-Gereja, Kampus-kampus Teologia, maupun Universitasuniversitas untuk bekerja sama membangun kehidupan kerohaniaan dari mahasiswa.
Pendidikan Agama Kristen yang bukan hanya secara formal namun bentuk pendidikan
yang holistik dan terintegrasi.
1.8.

Misi Integral
Misi adalah tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. )ntegral adalah

satu keseluruhan. Misi integral memandang manusia dalam keutuhannya, dalam

konteks sosial-historisnya. Misi seperti ini terlalu radikal bagi kaum liberal dan terlalu
komprehensif bagi kaum konservatif.18 Kaum injili sering menyederhanakan proses
pertobatan yang mungkin saja kelihatan cepat dan sederhana dari luar, namun
sesungguhnya bukan proses yang mudah.19
Menurut pertemuan Misi dalam Micah Declaration on Integral Mission, suatu
menyatakan statement tentang Misi Integral yaitu:
Misi integral atau transformasi holistik adalah proklamasi dan demonstrasi )njil. Penginjilan

dan keterlibatan sosial bukan hanya harus dikerjakan berdampingan satu dengan yang lain.

Melainkan dalam misi integral proklamasi kita memiliki konsekuensi sosial saat kita
memanggil orang untuk mengasihi dan bertobat dalam semua area kehidupan. Dan
keterlibatan sosial kita memiliki konsekuensi penginjilan saat kita menjadi saksi akan
anugerah Yesus Kristus yang mengubahkan. Jika kita mengabaikan dunia kita mengkhianati

18Walter

Brueggemann, Biblical Perspective on Evangelism: Living in a Three-Storied Universe (Nashville: Abingdon,
1993) 38.
19Ibid , 42.

73

firman Allah yang mengutus kita untuk melayani dunia. Jika kita mengabaikan firman Allah
kita tidak memiliki apa pun untuk dibawa kepada dunia. 20

Melalui kajian ini lah kita bisa melihat pengertian suatu misi merupakan misi yang bukan
hanya suatu gerakan penginjilan, namun melihat suatu pergerakan yang lebih utuh.
Keterlibatan Perkantas dalam dunia sosial, politik dan sector yang lebih umum menjadi
sarana untuk Perkantas menjadi berkat bagi banyak bangsa.
Gagasan ini terkandung dalam pemikiran dari para pendiri ketika mereka ingin
melakukan perintisan Pelayanan mahasiswa di Indonesia. Pernyataan Panusunan
Siregar yang menyatakan bahwa kami ingin membangun pelayanan mahasiswa yang

didasarkan pada pemahaman Firman tuhan, dan ini ingin ditransformasikan kepada
lembaga-lembaga pelayanan mahasiswa yang ada

21

Adanya suatu gerakan misi yang

terintegrasi dalam pendirian Perkantas. Bukan melakukan misi sesuai dengan ide dan
pemikiran namun dengan melakukan transformasi.
1.9.

Pemuridan : Ide Utama dari Pelayanan Perkantas
Kedelapan nilai ini ingin mencapai suatu tujuan yaitu Alumni yang menjadi

murid Kristus , yang tercantum dalam Visi dan Misi Perkantas. Dalam pencapaian visi ini

kita bisa melihat suatu Ide besar dan nilai paling penting dari hasil rumusan dari MP3
tahun 2006 yaitu pemuridan menjadi ide utama dari Yayasan Perkantas.

Konsep

The Micah Declaration on )ntegral Mission dalam buku Tim Chester ed. , Justice, Mercy and Humility: Integral
Mission and the Poor (Carlisle, UK: Paternoster, 2002), hal. 19.
21 Hasil wawancara dengan Panusunan Siregar, dalam buku Visi dan Kontinuitas: Pergerakan Perkantas Selama 30
Tahun di Indonesia. (Jakarta: Juli 2001)

20

74

menjadi murid biasa dikenal dengan pemuridan. inilah yang menjadi ide besar dari
pemikiran pendiri dan organisasi Perkantas.
Pemuridan adalah suatu proses hubungan antara seorang pengikut yang lebih
dewasa serta berpengalaman dengan orang-orang yang baru, dengan cara melakukan
transfer hidup (baik prinsip-prinsip, nilai-nilai, keyakinan, komitmen, disiplin, waktu,
tenaga, perhatian serta hal lain yang diperlukan) yang bertujuan untuk menology orang
tersebut menjadi dewasa sehingga suatu waktu mereka bisa melakukan hal yang sama
kepada orang lain.22
Pemuridan menurut Herdy bisa dikategorikan sebagai mentoring. Jika dalam
dunia religius maka mentoring yang dilakukan berdasarkan pada kepercayaankepercayaan keagamaan seperti melakukan mentoring untuk seseorang untuk hidup
seperti Kristus. Banyak aspek yang dilakukan dalam proses mentoring ini, sehingga
tindakan pemuridan mencakup hal yang cukup luas.
Perkantas mencoba merumuskan arti pemuridan yaitu pemuridan adalah suatu
proses belajar berjalan mengikut

Yesus, yang menuntut ketaatan total

dan

penyangkalan diri, sehingga dibutuhkan kesadaran penuh untuk melakukannya. 23 Jadi
Pemuridan merupakan suatu proses dari seseorang yang membagikan hidupnya bagi
orang lain yang lebih dewasa atau berpengalaman, untuk menolong mereka untuk lebih
dewasa dan mereka akhirnya mampu menolong orang lain.

22
23

Herdy, Hutabarat. Mentoring dan Pemuridan. (Bandung:Kalam Hidup,2011), 75
Tim Staf Perkantas. Pemuridan Dinamis Membangun Bangsa. (Jakarta:Literatur Perkantas, 2013),24

75

Delapan nilai keunikan Perkantas ini penulis kategorikan sebagai bentuk proses
pemuridan. Pola keunikan Perkantas ini masuk dalam proses pemuridan Perkantas
untuuk mencapai visi dan misi Perkantas. Pola ini jika dalam bahasa sekular biasa
disebut sebagai pola pendidikan mentoring untuk menolong orang-orang yang terlibat.
Oleh sebab itu penulis melihat Perkantas memiliki bentuk ide utama dari pelayanannya
yang sama di hampir semua pergerakan pelayanan di Indonesia. Fokus utama dan
ideologi dari Perkantas adalah Pemuridan. seluruh kegiatan berorientasi untuk
mencapai tindakan dan menerapkan semua aktifitas kegiatannya berorientasi pada
pemuridan.
Nilai utama yang mengkristal ini lahir dari pemikiran para pendiri Perkantas dan
proses kristalisasi dalam organisasi. Lalu dikembangkan oleh pelayanan di setiap daerah
dan proses ini terus berlangsung hampir 44 tahun . Yayasan yang sebenarnya bukan
lembaga berkekuatan ideologi politik namun pada nilai-nilai yang tertanam sepanjang
perjalanan 44 tahun, Perkantas menjadi suatu Yayasan yang memiliki ideologi organisasi
. Hal ini disepakati pada diseluruh pelayanan Perkantas Nasional pada tahun 2006,
dalam membahas fokus pelayanan Perkantas yaitu Pemuridan.24 Pada tahun 2009
diadakan konsultasi pemuridan membahas konsep pemuridan, kurikulum, bahan dan hal
yang berkaitan tentang pemuridan, yang dilakukan selama 4 tahun untuk mencari
benang merah konsep pemuridan di seluruh Indonesia.25 Pada tahun 2011 diadakan
sosialisasi kurikulum pemuridan.

24
25

Berdasarkan MP3 Perkantas tahun 2006,inisiatif strategis pelayanan Perkantas yaitu pemuridan
Lih Perkantas Nasional. Annual Review Pelayanan Perkantas 2014

76

Melalui proses kristalisasi tentang konsep dan ide utama pelayanan Perkantas ini,
maka penulis bisa menyimpulkan bahwa ideologi Perkantas merupakan Pemuridan.
Konsep pemuridan bukan merupakan ideologi politik namun lebih mengacu kepada
ideologi pendidikan, karena hal yang diutamakan bukan pertarungan kekuasaan dalam
pemerintah atau negara, namun lebih merupakan bentuk politik pendidikan yang
dilakukan oleh Pelayanan Perkantas untuk mengetahui posisi bentuk pembinaan
kerohanian.
1.10. Nilai-Nilai yang terkandung di Perkantas
Pada bagian ini kita akan membahas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
delapan cara hidup atau perilaku dan ideologi Perkantas. Melalui pembahasan ini penulis
mencoba menginterpretasi berdasarkan delapan cara hidup Perkantas dan perilakunya
yaitu membagi menjadi tiga nilai yang terdapat dalam Pelayanan Perkantas. Hal ini
tergambar dari delapan cara hidup dan perilaku pendahulu Perkantas.
1. Kekeluargaan.
Hal ini ditemukan dalam cara-cara hidup pada cara hidup dalam komunitas
kelompok kecil yang tergambar dari tujuan cara hidup yang disampaikan oleh
para pendiri Perkantas. Selain itu persekutuan yang menjadi kegiatan dalam
Perkantas menjadi sarana untuk setiap orang menghargai anggota sebagai
keluargannya. Cara hidup yang Interdenominasi didasari oleh karena kasih
kekeluargaan yang muncul di Perkantas.
2. Kekudusan dan Kesalehan

77

Nilai tentang kekudusan dan kesalehan muncul dari perilaku dan cara hidup
hidup berpusatkan pada Kristus. Melalui proses pemuridan dalam kelompok
kecil, hal yang diharapkan setiap orang dalam pelayanan Perkantas memiliki
hidup kudus dan saleh sesuai dengan nilai-nilai alkitabiah yang perlu di
tafsirkan sesuai dengan konteks. Oleh sebab itu melalui gerakan studi alkitab
setiap anggota kelompok bisa mencari nilai-nilai kekudusan dan kesalehan.
Selain itu perilaku hidup yang memiliki relasi dengan Tuhan, menolong setiap
orang untuk membangun spiritualitas yang saleh dan kudus.
3. Integritas
Nilai terakhir yang penulis temukan dari delapan perilaku atau cara hidup
dalam Perkantas yaitu Integritas. Kerinduan dari para pendiri Perkantas yaitu
suatu kehidupan alumni-alumni yang utuh. Apa yang dikatakan sesuai dengan
apa yang diperbuat. suatu nilai yang muncul dari perilaku hidup yang lahir
dari pembinaan dalam kelompok kecil, kepemimpinan mahasiswa dan hidup
berpusat pada Kristus. Melalui cara hidup ini kehidupan diharapkan setiap
anggota yang menghayati visi dan misi Perkantas bisa memiliki sistem nilai
ini.
2. Pemuridan sebagai Ideologi Pendidikan
Setelah melihat nilai-nilai yang terkandung dalam pelayanan Perkantas dan juga
melihat nilai utama pelayanan Perkantas merupakan pemuridan. Selanjutnya, kita
melihat ideologi pemuridan ini dalam perspektif Ideologi pendidikan. Suatu bentuk

78

ideologi yang ditemukan penulis dalam melihat bentuk-bentuk nilai dan keutamaan
dalam mengerjakan pelayanan pembinaan kerohanian ini.
)deologi Pendidikan menurut William O Neil berkaitan dengan sistem-sistem

filosofis, namun mereka berbeda dari sistem-sistem filosofis yang biasanya dalam empat
hal berikut ini: Ideologi ini lebih merupakan sistem-sistem gagasan yang umum atau luas
ketimbang kebanyakan filosofi. Selain itu idenya mengakar pada etika sosial (yakni,
dalam filosofi moral serta politik), dan hanya memiliki akar yang tidak besar di dalam

sistem-sistem filosofi yang lebih abstrak, seperti misalnya realisme, idealisme, dan
pragmatisme. Sistem yang diniatkan terutama untuk mengarahkan tindakan sosial dan
bukan sekedar menjernihkan ataupun menata pengetahuan. Ideologi ini merupakan
sebab sekaligus akibat dari perubahan sosial yang mendasar.26
Melalui konsep ini penulis membandingkan dengan hasil penelitian terhadap
Perkantas tercakup dalam konsep Pemuridan Perkantas. Konsep dimana pemuridan
merupakan suatu sistem gagasan umum dan luas ketimbang pandangan filosofis.
Penggunaan pemuridan merupakan bentuk tindakan untuk menjadikan seorang murid.
Proses untuk menjadi murid Kristus merupakan bentuk filosofi keagamaan. Melalui
konsep nilai ini melahirkan sistem-sistem filosofi yang lebih abstrak dan hal ini diniatkan
untuk mengarahkan sebagai tindakan sosial buku sekedar hanya mencoba melakukan
penataan pengetahuan.

26

Lih William O Neil. Ideologi-Ideologi Pendidikan…100-109

79

Perkantas merupakan organisasi sosial keagamaan yang bergerak melayani
Alumni, Mahasiswa dan Siswa. Pelayanan ini melayani unit-unit kegiatan mahasiswa di
kampus-kampus. Pergerakan pelayanan ini menolong kegiatan ekstrakulikuler di
Sekolah dan Universitas. Kegiatan ekstrakulikulernya bergerak di bidang sosial
keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Perkantas merupakan lembaga yang menawarkan
Pendidikan Agama Kristen secara non-formal. Bentuknya bukan Gereja namun
Parachurch.
Pendidikan Agama Kristen secara non-formal ini yang menyebabkan Perkantas
memiliki suatu pandangan ideologi tentang pendidikan. Metode PAK non-formal ini
bertujuan untuk melakukan pembinaan karakter secara kontinu yang berbeda dengan
bentuk pendidikan agama pada kampus-kampus. Penekanan dari PAK ini bertujuan
untuk memahami iman Kristen secara dasar dan bagaimana membangun perilaku setiap
siswa dan mahasiswa untuk memiliki karakter murid Kristus. Mengalami perubahan
pengetahuan tentang Yesus dan mengalami perubahan karakter seperti Kristus ini yang
menjadi Visi dari Perkantas.
Bentuk PAK ini memiliki struktur kurikulum, materi dan pola pembinaannya. Hal
ini disusun berdasarkan profil yang ingin dihasilkan oleh Perkantas. Bentuk ini tetap
mempertahankan tradisi yang menjadi pola dari masa lalu dan tetap terbuka untuk
disesuaikan dengan konteks. Kajian kurikulum, materi atau bahan tidak bersifat mutlak
namun menjadi kerangka acuan dalam proses pendidikan anggota kelompok.

80

Tujuan pendidikan ini adalah pembinaan karakter. Bukan pembinaaan doktrinal
atau ajaran-ajaran gereja namun melakukan pembinaan kerohanian. Hal yang
diutamakan membangun etika dan moral anggota. Dengan menggunakan tradisi
kekristenan yang relevan sesuai konteks masa kini dan juga pola bentuk terstruktur,
agar mengalami proses keteraturan. Pendidikan ini juga menekankan pada profil
mahasiswa yang memiliki karakter seperti komitmen, ketekunan, rela berkorban,
bertanggung jawab, berintegritas dan mengucap syukur, dan lainnya. Bentuk trainingnya
melalui diskusi-diskusi melalui kelompok kecil yang menjadi strategi pelayanan ini.
Dalam menghadapi suatu perubahan sosial

yang perlu mempertimbangkan

tradisi ini, membuat Perkantas bisa dikategorikan dalam jenis ideologi pendidikan yang
bersifat konservatif. Suatu pendidikan agama Kristen non-formal yang dilakukan dalam
unit-unit pelayanan mahasiswa dengan kegiatan ekstrakulikuler dalam bentuk
pembinaan kerohaniaan Kristen. Perkantas memberikan bentuk pembinaan dengan
terstruktur dengan memperhatikan tradisi –tradisi dan kedelapan nilai-nilai pelayanan
Mahasiswa. Mulai dari materi pembinaan sampai dengan kurikulum pembinaan di
tawarkan untuk melakukan suatu pemuridan yang bisa dilakukan dari generasi ke
generasi.
2.1.

Pemuridan sebagai Ideologi Konservatisme pendidikan
Pemuridan merupakan pandangan Perkantas tentang bagaimana cara melakukan

pendidikan Agama Kristen secara non-formal melalui kegiatan pembinaan rohaniah.

81

Harapannya melalui konsep ide ini Perkantas bisa mencapai visi dan misi organisasi
yaitu Alumni yang Takut Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Penulis melalui kajian teori dan membandingkan dengan data lapangan yang
diperoleh. Penulis Mencoba untuk menginterpretasikan mengapa Ideologi ini
merupakan termasuk dalam kategori ideologi pendidikan yang bersifat konservatisme
pendidikan.
Dalam konservatisme pendidikan religius, lebih menekankan peran sentral pelatihan

rohaniah sebagai landasan pembangunan karakter moral yang tepat. Konservatisme
pendidikan sekular yang memusatkan perhatiannya pada perlunya melestarikan dan

meneruskan keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik yang sudah ada, sebagai cara untuk
menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi
pendidikan yang bersifat lebih Alkitabiah dan Penginjilan, yang secara teologis jelas-jelas
kurang liberal dari berbagai aliran utama Kristen Protestan. Konservatisme sekular
cenderung terwakili oleh para kritisi yang tajam dari kalangan pendukung progresifisme dan
permisifisme pendidikan.

27

Penulis membandingkan melalui pernyataan dalam buku William O Neil maka IVCF

(Intervarsity Christian Fellowship) menurutnya termasuk dalam kelompok dalam

Ideologi Konservatifisme Pendidikan.28 Suatu ideologi yang mempertahankan tradisi
namun paling terbuka diantara Ideologi konservatif. Perkantas memiliki akar kesamaan
dengan IVCF di dunia, yang mengutamakan nilai-nilai yang paling fundamental namun

27
28

William O Neil. Ideologi-Ideologi Pendidikan…,
Ibid.109

-107

82

tidak

reaktif.

Pendekatan

PAK–nya

mengutamakan

konteks

kekinian

namun

mendialogkannya dengan tradisi yang dimiliki.
Ada prinsip-prinsip nilai tentang budaya alkitabiah merupakan salah satu ciri dari
ideologi konservatisme pendidikan. Melalui pembinaan kerohaniaan ada keyakinan
bahwa Perkantas akan melakukan perubahan karakter dari setiap orang-orang yang
mengalami pembinaan di kampus-kampus. Keyakinan ini tergambar dari vision
statement dan gagasan dari tokoh pendiri Perkantas. Selain itu respon terhadap
perubahan sosial lebih bersifat lambat dan tidak reaktif. Perkantas lebih melihat
perubahan sosial yang terjadi secara akar rumput pelayanan ini.
3. Ideologi Pemuridan Dalam Gerakan Sosial Keagamaan UKMKP UNIMED
Jika melihat pendekatan teori gerakan sosial keagamaan yang diungkapkan oleh
Smelser yaitu Gerakan sosial keagamaan adalah suatu fenomena perilaku kolektif yang
berorientasi nilai yang berupaya untuk melakukan suatu perubahan, merestorasi,
memproteksi dan memodifikasi sistem nilai untuk suatu keyakinan yang digeneralisir.29
Perubahan yang dilakukan oleh perilaku kolektif ini lebih cenderung berorientasi nilai.
Ada nilai yang menyebabkan suatu gerakan melakukan tindakan kolektif bersama. Nilai
utama itu biasa di kategorikan oleh penulis sebagai ideologi, suatu ide yang
terkristalisasi dalam pengalaman sejarah dan organisasi.
UKMKP UNIMED merupakan lembaga kemahasiswaan yang lahir dari akar
sejarah dari gerakan kelompok kecil. Sebelumnya organisasi kemahasiswaan di naungi

29

Lih Smelser, Theory of Collective Behaviour…, 325

83

oleh GMKI namun pada tahun 1964, organisasi stagnan. Pada tahun 1967-1968 ada
suatu gerakan doa untuk memulai lagi pelayanan di kampus ini. Pada tahun 1972 melalui
pelayanan Viktor Tobing ada suatu gerakan kelompok kecil yang melakukan suatu
gerakan pemahaman Alkitab dan Doa, pelayanan ini pun melakukan suatu gerakan. Hal
ini dipengaruhi oleh konsep pelayanan Viktor Tobing yang berasal dari kampus DTC
(Discipleship Training College), dimana pola pelayanan sama dengan Iman Santoso. Salah
seorang staf perkantas nasional yang sangat punya peran signifikan. Namun, pada tahun
1975 sampai dengan 1985 gerakan kelompok kecil mengalami kevakuman. Pada tahun
1986 dilakukan perintisan ulang oleh Perkantas. Pada waktu itu Perkantas melakukan
gerakan kelompok kecil yang berorientasi pada pemuridan. Melalui gerakan kelompok
pemuridan ini, terjadi suatu gerakan yang cukup masif. Ada ribuan anggota yang bisa
direkrut pertahunnya.
Pada tahun 2014 terakhir ada sekitar 1012 anggota kelompok kecil.30 Gerakan
Kelompok kecil ini pertahunnya mengalami pertambahan cukup signifikan dan sudah
mengalami banyak kontribusi bagi pelayanan organisasi UKMKP UNIMED. Gerakan
kelompok kecil yang bermultiplikasi ini menjadikan gerakan kemahasiswaan di UKMKP
menjadi besar.31 Perilaku kolektif yang dipengaruhi oleh suatu ideologi pemuridan inilah
yang menyebabkan pelayanan ini berkembang menjadi suatu gerakan sosial keagamaan.
Orientasi pergerakan ini yaitu membangun kehidupan spiritual mahasiswa, penginjilan
dan misi ke kampus-kampus lain.
30 Lih Laporan Pertanggung Jawaban Kepengurusan UKMKP UNIMED, Semester II Periode 2014, pada bulan
Desember 2014
31 Hasil wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED, Robin Pangaribuan, pada tanggal 28 April 2015.

84

Gerakan Kelompok kecil yang berorientasi pada pemuridan merupakan suatu
gerakan yang yang melakukan pembinaan karakter menjadi tujuan dari gerakan
kelompok kecil UKMKP UNIMED. Selain itu gerakan yang melatar belakangi kelahiran
dari UKMKP adalah penginjilan. Suatu tindakan untuk menjangkau orang-orang dengan
menggunakan pendekatan konsep revival, yaitu konsep hidup baru. Melalui perilaku
kolektif ini seluruh anggota kelompok kecil melakukan tindakan penjangkauan kepada
mahasiswa-mahasiswa baru untuk bisa ikut dalam kelompok kecil.
Kegiatan-kegiatan dari kelompok kecil, seminar, dan kebaktian-kebaktian mampu
menjadi sarana efektif untuk melakukan perilaku kolektif bersama yaitu setiap anggota
kelompok kecil akhirnya melakukan suatu gerakan baca Alkitab dan Saat Teduh.
Beberapa gerakan yang muncul dari pergerakan kelompok kecil melahirkan gerakangerakan seperti gerakan Pemahaman Alkitab dengan metode induktif, gerakan
penginjilan, gerakan doa dan puasa, sampai dengan gerakan melakukan aksi nyata baik
sosial maupun politik.
Perilaku-perilaku kolektif yang tadinya suatu gerakan sudah mengalami
degradasi karena perilaku kolektif itu sudah menjadi pola pelayanan secara terstruktur
dan yang coba di terjemahkan menjadi kegiatan rutin, namun konsep dan perilaku
kolektif itu tidak menjadi suatu dorongan dari pemikiran yang melihat nilai penting
didalamnya.
Kondisi ini yang membuat Gerakan yang dahulu begitu kuat di masa-masa
pendirian organisasi ini, coba dirumuskan dalam bentuk suatu kegiatan rutin untuk

85

sarana perilaku kolektif bisa dilakukan, namun problemnya hal ini terjadi bukan secara
dinamis namun bernuasa otoritatif dan ada unsur kekuasaan. Hal ini menjadi problem
dalam gerakan yang murni hasil kerinduan perilaku kolektif berubah menjadi suatu
kegiatan struktural yang kehilangan semangatnya.
3.1.

Kajian Sosio-historis Ideologi Perkantas sebagai akar Ideologis UKMKP

UNIMED
Aspek kesejarahan keterlibatan Perkantas sangat berperan dalam memberikan
pengaruh dalam akar ideologis gerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Adanya
perintisan ulang dikampus ini pada tahun 1986 melalui gerakan kelompok kecil
menyebabkan organisisasi UKMKP mulai muncul lagi yang bernama RAP (Rubrik Akhir
Pekan). Suatu gerakan pelayanan yang berorientasi pada Pemuridan semakin besar.
Alumni-alumni yang menjadi murid Kristus berdasarkan tujuan dari Visi dan Misi
UKMKP UNIMED.
Ideologi pemuridan menjadi begitu berakar dalam UKMKP, apalagi aspek sosial
mahasiswa UKMKP yang merupakan Universitas yang menghasilkan para pendidik
menjadi hal ini penting. Suatu bentuk pemuridan yang mempertahankan tradisi dan
pendekatan struktur pendidikan, membuat konsep dan penerimaan tentang ideologi
pemuridan menjadi ruang bagi organisasi ini sangat berelasi dengan kuat. Adanya
kurikulum Pemuridan dan bahan-bahan dari perkantas menolong pembinaan di UKMKP
bisa dilakukan secara nyata.

86

3.2.

Relasi Ide-ide dari tokoh perintis dan orang kunci UKMKP UNIMED
Adanya relasi tokoh-tokoh pendiri pelayanan UKMKP UNIMED menyebabkan

ideologi ini bisa terjadi. Perintisan ulang yang dilakukan oleh Almen Pasaribu dengan
memimpin Sarihot Malau yang menjadi ketua UKMKP pada periode 1987-1990 memiliki
nilai strategis. Sarihot yang dipimpin ini menangkap konsep tentang pemuridan yang
terus dimultiplikasikan diUKMKP UNIMED.32 Hal ini menjadi suatu strategi pelayanan
yaitu mendorong setiap orang untuk ikut dalam kelompok kecil pemuridan. Hal ini
difasilitasi dengan Staf perkantas pada waktu itu dan didorong pola pelayanan kelompok
kecil bisa dilakukan secara masif.
Sejarah pemikiran para pendiri UKMKP UNIMED tidak pernah bisa dilepaskan
dengan ideologi pemuridan Perkantas. Orang-orang yang mendapatkan pengalaman
kelompok kecil berorientasi pemuridan ini selalu ada generasi ke generasi. Adanya
keharusan setiap pengurus UKMKP harus mengikuti kelompok kecil, menyebabkan
perkembangan ideologi pemuridan terjadi sangat besar. Gerakan kelompok kecil yang
mendasarkan pemuridan ini menjadi sarana yang efektif untuk gerakan ini bisa terjadi
antar generasi. Hal ini pun menjadi tradisi yang ditekankan dalam pelayanan UKMKP
UNIMED sehingga gerakan ini menjadi suatu hal penting untuk dikerjakan dalam
pelayanan ini.
Peran agen sangat mempengaruhi nilai-nilai bisa tertanam untuk suatu gerakan
sosial keagamaan. Adanya Staf Perkantas (pekerja penuh waktu) yang melakukan

32

Lih Hasil wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED, Robin Pangaribuan, pada tanggal 28 April 2015.

87

pendampingan khusus melalui kelompok kecil secara rutin dan pendampingan terhadap
pengurus UKMKP menyebabkan, ide dan gagasan pemuridan bisa terus bertahan. Salah
satu yang menyebabkan ideologi bisa terus tertanam selama beberapa waktu. Adanya
peran orang-orang kunci yang memiliki otoritas dan kharisma sangat menentukan
bagaimana nilai-nilai dari keunikan pelayanan Perkantas bertransformasi menjadi nillainilai dari UKMKP UNIMED. Oleh sebab itu ide atau gagasan penekanan utama dalam
pelayanan UKMKP pun sama seperti yang ditekankan oleh Perkantas yaitu Pemuridan.
Ideologi pemuridan dalam UKMKP UNIMED membuat kelompok kecil menjadi
suatu perilaku kolektif. Mahasiswa baru yang tergabung dalam pelayanan ini
terpengaruh dengan dinamika situasi ini, sehingga perilaku kolektif ini mendorong para
mahasiswa UNIMED pun berlomba-lomba untuk menjadi anggota kelompok kecil setiap
tahunnya. Perilaku kolektif ini terjadi karena besarnya penjangkauan yang dilakukan
organisasi ini dan peran penting anggota UKMKP dalam kehidupan kampus UNIMED.
Nilai-nilai Perkantas dalam UKMKP UNIMED bisa mengalami multiplikasi secara
besar terhadap orang-orang yang mengikuti kelompok kecil. Sampai pada tahun 2015
gerakan kelompok kecil ini terus dilakukan dan berdampak besar bagi pergerakan
kelompok kecil. Banyak alumni-alumni yang akhirnya melakukan gerakan ini bukan
hanya di kampus namun sudah sampai pada pelayanan didaerah-daerah. Banyak alumni
pelayanan UKMKP menjadi guru disekolah-sekolah di daerah-daerah Sumatera Utara.
Mereka melakukan suatu pelayanan disekolah-sekolah dengan kelompok kecil.

88

3.3.

Ideologi Pemuridan dalam Visi dan Misi UKMKP UNIMED
Visi merupakan proyeksi tentang masa depan atau merupakan tujuan pencapaian

organisasi. Visi merupakan harapan masa depan yang belum terjadi dan hal ini
merupakan gagasan atau ide yang bersifat deskriptif tentang masa depan. yang coba
dibuat untuk Gerakan pelayanan Mahasiswa bisa mengerti apa yang akan dikerjakan.
Melalui analisis Visi UKMKP, penulis melihat ada suatu gambaran dimana tujuan
bersama itu terlihat.
Visi merupakan suatu gambaran dan tujuan pada masa depan yang kita inginkan
bersama. Bennis dan Nanus mendefinisikan visi sebagai: something that articulates a
view of a realistic, credible, attractive future for the organization, a condition that is better
in some important ways than what now exists.

33

Kita bisa melihat bahwa visi lahir dari

cara pandang pemikiran yang realistis, dapat dipercaya, masa depan yang menarik bagi
organisasi dibandingkan dengan kondisi nyata pada saat ini. Oleh sebab itu sebenarnya
Visi bisa dikatakan sebagai suatu ideologi. Suatu ide-ide yang bersifat masa depan.
Locke mengatakan bahwa kendati visi sangat bervariasi, pernyataan visi yang
membangkitkan inspirasi dan memotivasi mempunyai persamaan karakteristik yaitu:34
Ringkas, Kejelasan, Abstraksi, Tantangan, Orientasi Masa depan, Stabilitas dan Disukai.

Bennis,W & Nannus,B. Leaders: The Strategies for Taking Charge.(New York: HarperCollins,1997), 19
Edwin Locke & Assosiates. Essensi Kepemimipinan: Empat Kunci untuk Memimpin dengan Penuh Keberhasilan.
(Jakarta:Spektrum,1997), 73

33

34

89

Visi mengandung unsur basic values, mission dan objectives. Mulyadi mencoba
menggambarkan hubungan visi, misi dan nilai sebagaimana tertuang dalam gambar 2.1
berikut.

Gambar 4.1 Hubungan Visi, Misi, Core Beliefs, dan Core Value35
Tuj

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Institusi Intermediary dalam Gerakan Sosial Baru: Studi tentang OTL Lidah Tani di Randublatung T1 352008001 BAB IV

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Institusi Intermediary dalam Gerakan Sosial Baru: Studi tentang OTL Lidah Tani di Randublatung

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED

0 0 10

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Media Sosial dalam Membentuk dan Menggerakan Gerakan Sosial: Studi Kasus pada Akun @ketimbang.ngemis.soloo di Instagram dalam Membentuk dan Menggerakan Gerakan Sosial Anti Meng

0 1 37

MAKALAH GERAKAN KEAGAMAAN DI INDONESIA D

0 0 9

Gerakan Gerakan Keagamaan Baru Dalam Per

0 2 6