Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tugas Akhir
Indonesia merupakan negara yang sedang dalam tahap pengembangan
untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak
mudah memang menghadapi berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, tentu
pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian di
Indonesia. Kebijakan fiskal dan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang tepat akan membantu sebagai tulang punggung reformasi ekonomi
Indonesia. Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam postur
APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara sebesar Rp1.750,3 triliun.
Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun,
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan
hibah sebesar Rp1,4 triliun.
Tabel 1.1 Postur APBN 2017

Pendapatan Negara


1.750,3 T

-

Penerimaan Perpajakan

1.498,9 T

-

PNBP

250,0 T

-

Hibah

1,4 T


Belanja Negara

2.080,5 T

1

2

-

Belanja Pemerintah Pusat

1.315,5 T

-

Belanja K/L

763,6 T


-

Belanja Non K/L

552,0 T

-

Transfer ke Daerah & Dana Desa

764,9 T

-

Transfer ke Daerah

704,9 T

-


Dana Desa

60,0 T

Pembiayaan Anggaran

330,2 T

Sumber : http://www.kemenkeu.go.id/apbn2017
Adapun penerimaan negara dari pajak berasal dari pajak penghasilan
(PPh) sebesar 787,7 Triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 493,9
Triliun, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 17,3 Triliun, Cukai sebesar
157,2 Triliun, Bea Masuk sebesar 33,7 Triliun, Bea Keluar sebesar 0,3 Triliun dan
pajak lainnya sebesar 8,7 Triliun. Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 angka 1, “ Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.”

Adapun salah satu kegunaan APBN yaitu untuk belanja pemerintah. Untuk
meningkatkan belanja Pemerintah, diperlukan penerimaan dari pajak yang cukup
besar untuk membiayai anggaran belanja Pemerintah tersebut, khususnya untuk
pembangunan infrastruktur nasional. Tentu saja agar target pertumbuhan ekonomi
tersebut tercapai, diperlukan kebijakan Pemerintah yang akan mendorong

3

peningkatan

konsumsi,

belanja

Pemerintah, investasi,

dan

perdagangan


internasional. Untuk meningkatkan konsumsi atau daya beli masyarakat, peran
Pemerintah dalam hal ini adalah dengan menaikkan besaran Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP). Dengan dinaikkannya besaran PTKP tersebut maka jumlah
disposable income yang akan digunakan untuk konsumsi semakin besar.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan penghasilan tertentu yang
tidak dikenakan pajak . Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
wajib pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi jumlah
Penghasilan Tidak Kena Pajak (Siti Resmi, 2013:96).
Besarnya PTKP sejak tahun pajak 2016 naik sebesar 50% dibandingkan
dengan PTKP di tahun 2015. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016. Dalam ketentuan tersebut besarnya PTKP
per 2016 yaitu untuk Wajib Pajak (WP) sendiri sebesar Rp54 juta, untuk WP
dengan status kawin mendapatkan penambahan PTKP sebesar Rp4,5 juta, dan
untuk setiap tanggungan maksimum 3 orang akan mendapat penambahan PTKP
masing-masing sebesar Rp4,5 juta. Perubahan PTKP ini merupakan salah satu
cara pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak. Penyesuaian
PTKP ini akan berdampak baik pada sisi penerimaan pajak, maupun
perekonomian secara luas. Dari sisi penerimaan pajak, kenaikan besaran PTKP ini
berarti akan menurunkan nilai PPh orang pribadi dibandingkan proyeksi
penerimaan sebelum dilakukan penyesuaian. Saat PTKP meningkat, kemampuan

membeli masyarakat akan meningkat. Akibat dari bertambahnya besaran
penghasilan

bersih

setelah

pajak, masyarakat

akan

terpengaruh

untuk

meningkatkan porsi belanja. Namun, kenaikan pada besaran PTKP ini akan

4

mengurangi pendapatan berupa pajak kepada pemerintah yang biasa didapat dari

pajak penghasilan orang pribadi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat Laporan Tugas
Akhir dengan judul : “ Pengaruh Perubahan Besaran Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.“
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan penulisan proposal metode dan teknik penulisan laporan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah adanya perubahan
penyesuaian besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap
penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
b. Untuk mengetahui mekanisme perhitungan pajak terutang berdasarkan
perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak
Penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
c. Untuk mengetahui perbandingan jumlah wajib pajak orang pribadi
sebelum dan sesudah adanya perubahan besaran Penghasilan Tidak
kena Pajak (PTKP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh petugas pajak dalam
mensosialisasikan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak


5

(PTKP) kepada masyarakat untuk mencapai target penerimaan pajak
penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
2. Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam melaksanakan Tugas Akhir
ini kedepannya adalah :
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dan pengalaman untuk
belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
b. Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya
untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang
semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan dan pengalamanpengalaman dunia kerja dalam melaksanakan Tugas Akhir ini.
c. Menerapkan teori-teori yang di dapat selama perkuliahan ,
khususnya tentang perhitungan besaran pajak terutang sesuai
dengan penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib
pajak Orang Pribadi.
d. Mendorong mahasiswa menjadi tenaga ahli yang siap pakai

e. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
program studi Diploma DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6

f. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan sarana peningkatan
rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia kerja.
2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
a. Untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik USU dengan instansi pemerintah, khususnya Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai
b. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta
memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan ilmunya khususnya di bidang perpajakan
c. Sebagai pengenalan antara mahasiswa dengan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Binjai dalam memberikan uji nyata mengenai
pengetahuan yang diterima mahasiswa dalam peningkatan
kreatifitas pribadi mahasiswa

d. Meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkompeten dan
berintegritas
e. Sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia atau
mahasiswa/I program studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU
2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

7

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai
b. Bagi instansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sebagai
sarana masukan dalam pelaksanaan administrasi perpajakan
c. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pajak dengan
efektif dan efisien kepada wajib pajak ataupun masyarakat
sekitarnya melalui mahasiswa Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah melaksankan
Tugas Akhir.
2.3 Bagi Masyarakat
a. Sebagai sumber informasi yang ilmiah kepada masyarakat
mengenai perpajakan khususnya perubahan besaran Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) dalam hal untuk meningkatkan
kewajibannya di bidang perpajakan.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian
a. Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat
imbalan (kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

8

b. S.I. Djajadiningrat berpendapat bahwa : “Pajak adalah suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan
suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang
ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa
timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara negara
secara umum.” (Siti Resmi, 2014 : 1)
c. Prof. Dr. Rochmat Soemitro , S.H. berpendapat bahwa : “Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.” (Siti Resmi, 2014 : 1)
d. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
e. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi
kewajiban subjektif dan objektif. Kewajiban pajak subjektif dimulai
pada saat dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di
Indonesia dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya. Sedangkan kewajiban pajak objektif
dimulai pada saat menerima atau memperoleh penghasilan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
f. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurang terhadap
penghasilan bruto orang pribadi atau perseorangan sebagai Wajib Pajak
Dalam Negeri dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak yang

9

menjadi Objek Pajak Penghasilan yang harus dibayar Wajib Pajak di
Indonesia. ( Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan )
2. Prinsip –prinsip Pemungutan Pajak
Dalam buku Abdul Halim, dkk “Perpajakan : Konsep, Aplikasi, Contoh,
dan Studi Kasus” (2014 : 2), dalam sistem perpajakan modern ada tiga
prinsip utama perpajakan adalah :
a.

Efficiency
Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihannya,
sehingga hasil pemungutan pajak lebih besar dari biaya
pemungutannya.

b.

Equity
Pemungutan pajak harus adil di antara satu wajib pajak dengan
wajib pajak lainnya.Pajak dikenakan kepada wajib pajak harus
sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak tersebut
dan manfaat yang diterimanya.

c.

Economic effects must be considered
Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomis
wajib pajak, hal ini harus dipertimbangkan ketika merumuskan
kebijakan perpajakan. Pajak yang dikumpulkan jangan sampai
membuat seseorang melarat atau menggangu kelancaran produksi
perusahaan.

3. Subjek Pajak Penghasilan

10

Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi
untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan
Pajak Penghasilan. Undang-Undang Pajak Penghasilan di Indonesia
mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap Subjek Pajak berkenaan
dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak.
Subjek Pajak akan dikenakan Pajak Penghasilan apabila menerima atau
memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Subjek pajak penghasilan (PPh) terdiri atas :
a. Orang Pribadi
Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau
berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Misalnya Budi adalah
warga negara Indonesia yang bekerja sebagai seorang karyawan
tetap di PT X dan memperoleh penghasilan setiap bulanya dari PT X
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek
pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli
waris. Penunjukkan warisan yang belum terbagi sebagai subjek
pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan
yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
Misalnya Ny. Wanda Miranda semasa hidupnya merupakan pemilik
usaha salon “Cantik Mempesona” di Jakarta. Ny. Wanda Miranda
taat melakukan kewajiban perpajakannya atas penghasilan yang

11

diperoleh dari usaha salonnya tersebut serta selalu melakukan
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran usaha salonnya. Pada
awal Januari 2016, Wanda Miranda meninggal dunia karena sakit
dan meninggalkan 2 orang anak sebagai ahli warisnya. Pada Januari
2017, seluruh harta warisan Ny. Wanda Miranda baru akan
dibagikan kepada ahli waris. Usaha salon “Cantik Mempesona”
tersebut tetap berjalan dengan pengawasan oleh salah satu putri Ny.
Wanda Miranda, yaitu Nn. Winda Marina. Pada Tahun 2016, Ahli
waris harus tetap melaporkan penghasilan yang diterima salon
“Cantik Mempesona”

dengan menggunakan NPWP milik

Almarhumah Ny. Wanda Miranda. Pajak Penghasilan tersebut di
atas juga harus disetorkan dan dilaporkan oleh ahli waris Ny. Wanda
Miranda dengan menggunakan NPWP milik Almarhumah Ny.
Wanda Miranda karena belum terjadi pembagian warisan. Pada
Januari 2017 ketika warisan tersebut sudah dibagikan, maka berakhir
pula

kedudukan

warisan

tersebut

sebagai

Subjek

Pajak

menggantikan Ny. Wanda Miranda. Ahli waris dapat mengajukan
permohonan penghapusan NPWP milik Almarhumah Ny. Wanda
Miranda. Penghapusan NPWP tersebut dilakukan secara jabatan
yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan UndangUndang Perpajakan
c. Badan
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan

12

usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana
pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi social politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk
Usaha Tetap. Misalnya PT Perkebunan Nusantara , Inalum , PT
Angkasa Pura , dan lain sebagainya.
d. Bentuk Usaha Tetap
Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia. Misalnya KFC, Texas , Mc Donald
( Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 )
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak telah beberapa kali diubah
sebagaimana diubah terakhir dalam Peraturan Menteri Republik Indonesia
Nomor 101/PMK.010/2016. Untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak dari Wajib Pajak (WP) orang pribadi dalam negeri,
penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Disamping untuk dirinya, kepada WP yang sudah kawin
diberikan tambahan PTKP. Bagi WP yang isterinya menerima atau

13

memperoleh penghasilan yang digabung dengan penghasilannya, maka
WP tersebut mendapat tambahan PTKP untuk isteri dengan besaran yang
sama dengan PTKP wajib pajak. Wajib Pajak yang mempunyai anggota
keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua, mertua, anak kandung, anak
angkat, diberikan tambahan PTKP untuk paling banyak 3 (tiga) orang.
Anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota
keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya
ditanggung oleh wajib pajak.
Jumlah PTKP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
101/PMK.010/2016.
Tabel 1.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016
Uraian

Sebulan

Setahun

WP sendiri
Rp 4.500.000,Status Kawin
Rp 375.000,Istri penghasilan digabung Rp 4.500.000 ,(istri bekerja)

Rp 54.000.000 ,Rp 4.500.000 ,Rp 54.000.000,-

Tanggungan
orang), @

Rp 4.500.000,-

(max.

3 Rp 375.000 ,-

Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan
PTKP Nomor 101/PMK.010/2016

Tabel 1.3 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016
No.
1.
2.
3.
4.

Status WP
TK/0
TK/1
TK/2
TK/3

PTKP (Rupiah)
Sebulan
Setahun
Rp 4.500.000,Rp 54.000.000,Rp 4.875.000,Rp 58.500.000,Rp 5.250.000,Rp 63.000.000,Rp 5.625.000,Rp 67.500.000,-

14

Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan
PTKP Nomor 101/PMK.010/2016

Table 1.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016
No.

Status WP

PTKP (Rupiah)
Sebulan

Setahun

1.

K/0

Rp 4.875.000,-

Rp 58.500.000 ,-

2.

K/1

Rp 5.250.000,-

Rp 63.000.000 ,-

3.

K/2

Rp 5.625.000,-

Rp 67.500.000 ,-

4.

K/3

Rp 6.000.000,-

Rp 72.000.000 ,-

Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan
PTKP Nomor 101/PMK.010/2016

Tabel 1.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016
No.

Status WP

PTKP (Rupiah)
Sebulan
setahun
1.
K/I/0
Rp 9.375.000 ,Rp 112.500.000 ,2.
K/I/1
Rp 9.750.000 ,Rp 117.000.000 ,3.
K/I/2
Rp 10.125.000 ,Rp 121.500.000 ,4.
K/I/3
Rp 10.500.000 ,Rp 126.000.000 ,Sumber : Olah Data Penulis berdasarkan Peraturan Pelaksanaan Perubahan
PTKP Nomor 101/PMK.010/2016

D. Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup Penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Mengetahui

pengaruh

sebelum

dan sesudah

adanya

perubahan

penyesuaian besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap
penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

15

2. Mengetahui

mekanisme

perhitungan

pajak

terutang

berdasarkan

perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak
Penghasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
3. Mengetahui perbandingan jumlah wajib pajak orang pribadi sebelum dan
sesudah adanya perubahan besaran Penghasilan Tidak kena Pajak
(PTKP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
4. Mengetahui

upaya

yang dilakukan oleh

petugas

pajak

dalam

mensosialisasikan perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) kepada masyarakat untuk mencapai target penerimaan pajak
penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

E. Metode Penulisan
Dalam mengerjakan dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis
menggunakan metode :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh penulis sebelum

melakukan penelitian ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti
pemilihan objek dan lokasi penelitian , pengajuan judul, penentuan judul,
penyusunan proposal, penentuan dosen pembimbing, diskusi dan
konsultasi dengan dosen pembimbing, dan pengajuan surat ijin ke lokasi
penelitian dari pihak Fakultas atau Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.

16

2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan studi mencari data serta
informasi-informasi dengan

melakukan studi kepustakaan seperti

membaca dan mengumpulkan landasan teori-teori , internet , Peraturan
Perundang-undangan di bidang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, catatancatatan, maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan dengan pengaruh
perubahan PTKP orang pribadi terhadap penerimaan pajak.
3. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai Pengaruh Perubahan
PTKP orang pribadi terhadap penerimaan pajak melalui :
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari pihak-pihak yang telah mengetahui dan
memahami tentang objek kajian Tugas Akhir.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari referensi ilmiah mengenai Pengaruh
Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak dan
dokumentasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
4. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan keterangan mengenai
Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak

17

F. Metode Pengumpulan Data
Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam metode dan
teknik penulisan laporan tugas akhir ini, maka penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Daftar Pertanyaan
Kegiatan

mengumpulkan,

mencari

data

dan

informasi

dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pegawai yang dianggap
mampu memberikan informasi. Pertanyaan yang diajukan berhubungan
dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap Penerimaan
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
2. Observasi Lapangan
Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai, mengenai Pengaruh Perubahan PTKP
Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak, dalam hal ini penulis
memberikan suatu pengantar untuk melaksanakan data yang akan
diminta pada Kantor Pelayan Pajak Pratama Binjai
3. Daftar Dokumentasi
Pada

bagian

penulis

mengumpulkan

dokumen-dokumen

yang

berhubungan dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang Pribadi terhadap
Penerimaan Pajak baik dokumen primer maupun dokumen sekunder dan
data lain yang diperlukan melalu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

18

G. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis menyajikan
pembahasan ke dalam 5 bab yang terdiri dari :
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan
penulis melakukan penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, uraian teoritis, ruang lingkup penelitian,
metode penelitian, metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan

BAB II

:

GAMBARAN

UMUM

KANTOR

PELAYANAN

PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor
Pelayan Pajak (KPP) Pratama Binjai,Visi dan Misi,
Letak Geografis Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama
Binjai, Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Binjai, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi,
Struktur Organisasi, serta Jumlah pegawai Kantor
Pelayan Pajak (KPP) Pratama Binjai
BAB III

:

GAMBARAN DATA PENGARUH PERUBAHAN
PTKP

ORANG

PENERIMAAN PAJAK

PRIBADI

TERHADAP

19

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai
pengertian Pajak Penghasilan pasal 21, Subjek Pajak
Penghasilan pasal 21 , Objek Pajak Penghasilan pasal 21,
Dasar Hukum Pajak Penghasilan pasal 21, Pemotong
Pajak Penghasilan pasal 21,Penghasilan yang dipotong
Pajak Penghasilan Pasal 21, Penghasilan yang tidak
dipotong Pajak Penghasilan pasal 21,

Mekanisme

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, Tarif Pajak
Pajak Penghasilan pasal 21 Orang Pribadi, Bukti
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, Perubahan
PTKP dari tahun ke tahun, Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP)

bagi

Wajib Pajak Tidak Kawin,

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi Wajib Pajak
Kawin, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi
Wajib Pajak kawin dan isteri bekerja, Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) wanita kawin yang melakukan
perjanjian

pemisahan

harta

(PH)

atau

memilih

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara
terpisah dari suami (MT),

Penghasilan Tidak Kena

Pajak wanita kawin dengan status hidup berpisah (HB) ,
Penghasilan Tidak Kena Pajak atas Warisan.
BAB IV

: ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan dan menganalisis
data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang

20

diterima selama proses riset di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Binjai
BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada

bab

sebelumnya

ini

merupakan

yang

berisi

penutup dari
kesimpulan

dan

bab-bab
saran

sehubungan dengan Pengaruh Perubahan PTKP Orang
Pribadi terhadap Penerimaan Pajak khususnya pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perusahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

3 113 105

Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Setelah Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

2 74 70

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 2 3

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 3 12

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 2 9

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 2

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 12

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 16

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 11

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA SETELAH ADANYA PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

0 0 16